fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
Bukan Dia Tapi Kamu

Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh fallen.sakura 07-05-2021 02:58
SupermanBalap
yusuffajar123
nyamuk.kebon
nyamuk.kebon dan 17 lainnya memberi reputasi
16
38.3K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
#47
Part 8
Gue segera menuju ke jalan raya dan untungnya gak pake lama gue cepet dapet taksi. Kami lalu segera membawa Pak Rahmat ke rumah sakit, dan karena sakit beliau yang udah agak parah, gue putuskan langsung ke UGD. Sampai di sana, Pak Rahmat langsung disambut oleh beberapa petugas berseragam putih.

Kata dokter yang melakukan cek awal, Pak Rahmat kena semacam radang paru-paru, dan beliau harus di terapi yang namanya terapi uap. Pak Rahmat lalu dibawa ke sebuah ruangan dan ditidurkan di ranjang lengkap dengan half mask respirator uap dihidung dan mulutnya. Sedangkan Tiara dengan wajah cemas menunggui di samping beliau.

Sembari menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut, gue putuskan duduk-duduk di kursi tunggu yang ada di dekat pintu masuk. Sembari melamun, gue masih terbayang kata-kata Tiara tadi. Ternyata dia masih belum bisa memaafkan tindakan gue dulu. Ya, udahlah, yang penting gue udah berusaha berbuat yang terbaik buat mereka berdua.

Saat gue masih asyik menatap kendaraan yang lalu lalang, tiba-tiba gue ngerasa ada yang duduk di sebelah gue, dan ternyata Tiara. Dan seperti tadi, dia cuma diam membisu dengan wajah muram. Hanya saja, dia udah kelihatan agak tenang.

“Bapak kamu gimana ? “ tanya gue.

“Nunggu hasil diagnosa mas. “ jawab Tiara pelan.

Dengan adanya Tiara yang duduk di samping gue, gue tiba-tiba ngerasa gerah, padahal ini udah hampir jam setengah tujuh malam dan cuaca juga agak dingin. Menit demi menit kami lalui tanpa saling bicara sepatah katapun dan gue masih merasa gerah dan gak hanya gerah gue juga ngerasa grogi banget. Sebenarnya biar ga grogi, gue pengen ngajak ngobrol Tiara, tapi gue takut dia masih marah sama gue. Lagian gue juga bingung mau ngobrol apaan.

Tiba-tiba terdengar suara kresek-kresek dan saat gue menoleh ternyata Tiara mengambil sebuah apel dan sebilah pisau dapur kecil dari tas kresek yang tadi gue bawa. Dia lalu membuka tutup pisau itu dan mulai mengupas apel. Diam-diam gue mengamati Tiara mengupas apel, dan astaga... dia benar-benar cantik.

Mungkin karena ngerasa gue perhatiin, tiba-tiba Tiara menoleh ke arah gue dan gue yang kaget, buru-buru memalingkan muka ke arah jalanan. Sial, ternyata cewek ini tajem banget nalurinya.

"Ngapain mas, kok ngeliatin aku ? " tanya Tiara.

"Ah nggak... aku.. sejak tadi ngeliatin jalan. " jawab gue berkilah. Tapi Tiara nggak menjawab lalu memotong apel yang udah dikupas.

"Mau ? " tanya Tiara sambil menyodorkan sepotong apel.

"Kok malah bengong sih ? Mau nggak ? " tanya Tiara lagi setelah ngeliat gue diem aja.

"Oh, iya iya. sorry. " jawab gue lalu mengambil potongan apel dari tangan Tiara.

"Apelnya manis, kamu pinter milih mas. " kata Tiara sambil mengunyah sepotong apel.

"Tadi yang milihin mbak-mbak bakulnya. " jawab gue sekenanya.

Meski udah sempet bercakap-cakap beberapa kata, toh tetep gak bisa ngilangin rasa canggung gue terhadap Tiara. Gue gak tau apa dia ngerasa canggung juga karena sikapnya yang terlihat dingin. Tapi yang jelas, ini adalah kesempatan gue untuk menyelesaikan permasalahan gue sama Tiara. Tentu saja hal yang harus gue lakukan adalah minta maaf. Gue sadar kalo kecil kemungkinan dia bakal memaafkan gue, tapi setidaknya gue udah mencoba.

"Ra... " panggil gue dengan nada pelan.

"Apa mas ? " jawab Tiara sembari menoleh.

"Aku minta maaf ya atas apa yang aku lakuin dulu. " kata gue pelan, dan mendengar permintaan maaf gue, lagi-lagi Tiara gak menjawab.

"Oke aku sadar kalo kesalahanku udah sangat fatal ke kamu dan bapak kamu, tapi aku cuma pengen kamu tau kalo aku sangat nyesel atas apa yang udah aku lakuin... " sambung gue tapi Tiara kembali diem membisu dan hanya menatap gue lalu memalingkan muka ke arah jalanan.

"Aku ke dalam dulu ya mas. " kata Tiara lalu bangkit berdiri dan menaruh potongan apel dan pisau yang sejak tadi dia genggam ke bangku di samping gue.

Gue menatap Tiara berjalan cepat menuju lobby UGD dengan perasaan nggak karuan. Gue udah berusaha minta maaf tapi ternyata dia masih belum bisa memaafkan kesalahan gue. Semoga aja dengan berjalannya waktu, Tiara bisa menerima permintaan maaf gue.

Karena gue juga penasaran dengan kondisi Pak Rahmat, gue juga bergegas masuk ke UGD dan gue liat Tiara lagi di ruangan dimana bapaknya dirawat bersama seorang dokter, yang sepertinya lagi ngejelasin sesuatu. Sayangnya saat gue masuk ruangan dokter tersebut buru-buru keluar karena ada seorang suster yang memanggilnya.

"Gimana Ra, kondisi bapak ? " tanya gue ke Tiara yang duduk di sebelah ranjang bapaknya.

"Sudah stabil mas, dan tinggal nunggu perkembangan aja, tapi kata dokter tadi bapak disarankan mondok beberapa hari. " jawab Tiara sambil terus menatap Pak Rahmat yang tiduran dengan mask respirator di hidungnya.

"Ya udah kalo emang harus mondok ya mondok aja Ra, daripada rawat jalan malah gak sembuh-sembuh. " jawab gue, dan Tiara cuma mengangguk.

"Aku tunggu di luar ya. " kata gue.

"Iya mas. " jawab Tiara.

Gue lalu kembali duduk di teras depan UGD dan saat gue lihat jam di HP, ternyata udah jam tujuh lebih. Karena perut gue yang laper, gue makan aja potongan apel yang dikupas Tiara tadi. Belum juga selesai mengunyah tiba-tiba Tiara muncul.

"Mas, aku mau minta tolong, kamu bisa gak ? " tanya Tiara.

"Apa Ra ? " tanya gue.

"Anterin aku pulang ya, aku mau ambil baju ganti. " pinta Tiara.

"Oke, gak masalah. " jawab gue.

"Makasih mas. " jawab Tiara.

"Oh iya, kamu laper gak, kita makan dulu yuk ? " ajak gue dengan nada pelan.

"Nggak mas, makasih, aku masih kenyang. " jawab Tiara menggeleng.
Diubah oleh fallen.sakura 09-05-2021 14:26
alverno.10
andrian0509
iamzero
iamzero dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.