- Beranda
- Stories from the Heart
Ketika Sahabat mu Jatuh Cinta Padamu : Untuk Kedua Kalinya
...
TS
pecelezat
Ketika Sahabat mu Jatuh Cinta Padamu : Untuk Kedua Kalinya
Quote:
Aku dan Ara
.
Aku dan Ara adalah mahasiswa semester akhir jurusan Bisnis Manajemen di tempat kami kuliah.
Kami selalu sekelas semenjak hari pertama kuliah, hanya saja mulai dekat ketika masuk semester kedua tahun kedua.
Sesama mahasiswa rantau menjadikan kami memiliki perasaan yang sama ketika berkuliah.
Jauh dari orang tua membuat kami lebih sering menghabiskan waktu berdua, daripada dengan teman se gank kami yg lain.
Seiring berjalannya waktu, aku merasakan adanya perubahan yg ku alami.
Ya, semakin lama aku semakin tak bisa menepis rasa kecanduan ku akan hadirnya Ara.
Sehari tak bertatap muka, menyimpan berjuta rindu yg kusimpan untuknya.
Dan kisah ku, untuk sementara ini belum tersampaikan dan ku simpan rapat rapat darinya.
Diubah oleh pecelezat 18-05-2019 09:38
2
6.6K
57
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadā¢52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pecelezat
#45
Part XVII
XVII
.
Ditengah kesibukan ku menyelesaikan revisi aku dikejutkan oleh kabar bahwa Minggu depan Ara melakukan sidang akhir.
"Ara kapan sidangnya?" tanya Gigi di group.
"Minggu depan" jawab Ara.
Kampret diduluin lagi aku sama dia.
Sempro dulu udah.
Semhas udah.
Sekarang sidang men.
Kampret pikirku.
"Putra ayok kapan. Ara udah sidang nih mingdep" balas Nico.
"Elaah si kampret tau aja aku gw pernah mau kalah sama Ara." batinku.
"Iya put buruan. Keburu lulus semua kita " timpal Gigi.
"Iyaa sabar. Aku juga lagi berjuang ini " jawabku singkat.
Lalu tiba tiba ada pesan pribadi yg masuk.
"Kamu kurang apa?" tulis chat masuk barusan.
"Iya biasa bunda. Kalo sekarang bukan ke konten. Tapi jadwal orang e lagi sibuk" balasku.
"Ealah yaudah deh semangat pokoke" balasnya.
Aku pun larut kembali ke revisi.
Setiap hari aku ke kampus mencari jadwal yg tepat untuk ketemu sama dosen pembimbing.
Sebenarnya yg agak susah ini pembimbing ku.
Disaat yg lain penguji yg susah, justru aku pembimbing.
Dua orang penguji justru udah CS sama aku.
Sebenarnya semua udah CS tapi mungkin beliau memang minta aku kerja lebih baik.
"Udah kelar siap ini" beliau bilang saat itu.
"Udah buk?" tanyaku.
"Lah mau kerja lagi?" jawab beliau.
"Ya jangan buk ampun itu aja hehe" candaku.
"Yawis cari tanggal sidang sana" himbau pembimbing.
"Baik Bu" jawabku singkat.
Hari itu aku langsung mengurus berkas berkas untuk sidang akhir.
Sehari itu aku bolak balik ke kampus untuk melengkapi semua berkas yg diperlukan.
Aku sudah tak ingat jam berapa.
Aku juga sudah tak perduli besok akan terjadi apa yg penting urusanku hari ini selesai.
Yang penting aku harus segera menyusul ujian dia.
Saingan terberat ku.
Saingan ku selama kuliah yaitu satu satunya orang yang aku tidak akan pernah mau kalah darinya.
Dia siapa?
Tentu the one and only, Ara.
š
.
Ditengah kesibukan ku menyelesaikan revisi aku dikejutkan oleh kabar bahwa Minggu depan Ara melakukan sidang akhir.
"Ara kapan sidangnya?" tanya Gigi di group.
"Minggu depan" jawab Ara.
Kampret diduluin lagi aku sama dia.
Sempro dulu udah.
Semhas udah.
Sekarang sidang men.
Kampret pikirku.
"Putra ayok kapan. Ara udah sidang nih mingdep" balas Nico.
"Elaah si kampret tau aja aku gw pernah mau kalah sama Ara." batinku.
"Iya put buruan. Keburu lulus semua kita " timpal Gigi.
"Iyaa sabar. Aku juga lagi berjuang ini " jawabku singkat.
Lalu tiba tiba ada pesan pribadi yg masuk.
"Kamu kurang apa?" tulis chat masuk barusan.
"Iya biasa bunda. Kalo sekarang bukan ke konten. Tapi jadwal orang e lagi sibuk" balasku.
"Ealah yaudah deh semangat pokoke" balasnya.
Aku pun larut kembali ke revisi.
Setiap hari aku ke kampus mencari jadwal yg tepat untuk ketemu sama dosen pembimbing.
Sebenarnya yg agak susah ini pembimbing ku.
Disaat yg lain penguji yg susah, justru aku pembimbing.
Dua orang penguji justru udah CS sama aku.
Sebenarnya semua udah CS tapi mungkin beliau memang minta aku kerja lebih baik.
"Udah kelar siap ini" beliau bilang saat itu.
"Udah buk?" tanyaku.
"Lah mau kerja lagi?" jawab beliau.
"Ya jangan buk ampun itu aja hehe" candaku.
"Yawis cari tanggal sidang sana" himbau pembimbing.
"Baik Bu" jawabku singkat.
Hari itu aku langsung mengurus berkas berkas untuk sidang akhir.
Sehari itu aku bolak balik ke kampus untuk melengkapi semua berkas yg diperlukan.
Aku sudah tak ingat jam berapa.
Aku juga sudah tak perduli besok akan terjadi apa yg penting urusanku hari ini selesai.
Yang penting aku harus segera menyusul ujian dia.
Saingan terberat ku.
Saingan ku selama kuliah yaitu satu satunya orang yang aku tidak akan pernah mau kalah darinya.
Dia siapa?
Tentu the one and only, Ara.
š
0
