fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
Bukan Dia Tapi Kamu

Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh fallen.sakura 07-05-2021 02:58
SupermanBalap
yusuffajar123
nyamuk.kebon
nyamuk.kebon dan 17 lainnya memberi reputasi
16
38.3K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
#42
Part 7
Sikap Tiara yang cuma diem dan terus menatap gue dengan tajam membuat gue makin grogi. Ini bisa dibilang pertama kalinya gue grogi di depan orang, cewek lagi. Tapi gue sekuatnya menguasai diri dan mencoba bersikap normal di depannya.

“Ra ? Boleh aku jenguk bapak kamu ? “ tanya gue, tapi Tiara masih aja gak menjawab.

“Tapi kalau beliau lagi tidur atau kamu keberatan, yah ga papa. “ sambung gue.

“Silahkan masuk mas. “ kata Tiara pelan lalu membuka pintu agak lebar.

“Bapak gak tidur kok. “

Gue lalu masuk ke dalam rumah lalu menuju kamar mengikuti Tiara yang berjalan di depan gue. Sepertinya bapaknya Tiara emang gak tidur karena samar-samar gue dengar suara orang batuk-batuk. Udah lama banget gue gak kesini, dan rumah ini gak banyak atau sama sekali gak berubah. Saat sampai kamar, gue lihat sesosok lelaki tua tiduran diatas ranjang. Wajahnya kelihatan pucat dan nafasnya terdengar berat. Melihat gue datang, beliau juga kelihatan agak terkejut.

“Pak, ada tamu. “ kata Tiara singkat.

"Lho, mas ini kan... ? " tanya Pak Rahmat dengan suara parau.

"Ini saya pak, Ferdy. " jawab gue lalu buru-buru menyalami beliau.

"Yang dulu ngurusi angsuran motor bapak. "

"Oh iya iya Mas Ferdy. " jawab Pak Rahmad mengangguk.

"Tadi saya ketemu Tiara di.. "

"Mas. " potong Tiara sambil mencolek lengan gue, dan gue mengangguk tanda mengerti kodenya.

"Tadi saya ketemu Tiara di minimarket, dan dia bilang kalo bapak sakit. Jadi saya putuskan jenguk bapak. " jawab gue lalu duduk di tepi ranjang.

Pak Rahmad lalu bangkit duduk dan disusul batuk beberapa kali yang cukup keras, yang menandakan sakitnya udah berat. Buru-buru Tiara mengambil segelas air putih lalu duduk di tepi ranjang dan memberikan air tersebut ke bapaknya.

"Bapak sakit apa ya ? " tanya gue.

"Saya juga ndak tau mas. Badan saya lemes dan dada saya sakit banget, pengennya batuk terus. Mau ke dokter tapi kami ndak ada biaya. " jawab Pak Rahmat.

"Semenjak motor bapak mas ambil, bapak kerja jadi sopir angkot. Beliau sering narik sampai malem jadinya... "

"Ra, kamu ngapain bahas soal motor lagi ? Kamu masih nyalahin Mas Ferdy ? " tanya Pak Rahmat ke Tiara.

"Aku gak nyalahin sapa-sapa pak, tapi itu kenyataan kan ? Emang Mas Ferdy udah ngambil motor bapak. " jawab Tiara agak emosi.

"Kamu ini harus berapa kali bapak bilang masih ndak ngerti juga ?! " tanya Pak Rahmat yang sepertinya ikut terbawa emosi juga.

"Udah udah, gak papa pak. " timpal gue berusaha menengahi.

"Saya emang salah pak, harusnya waktu itu saya nggak ngambil motor bapak... "

"Iya mas !! Kamu itu gak beda sama tukang tagih kebanyakan !! Gak berperikemanusiaan !! Kamu itu kejam mas, kejam !! " kata Tiara penuh emosi sambil menuding gue.

"Kamu pikir dengan dateng kesini terus baik-baikin kami, aku bisa maafin kamu gitu ?! Gak akan pernah mas !! "

"Cukup Tiara !! Kamu keterlaluan... " belum sempat Pak Rahmat selesai bicara beliau terbatuk-batuk kembali dan disusul kejang hebat yang spontan membuat gue dan Tiara langsung panik.

"Pak ?! Bapak kenapa ?! " teriak Tiara sembari memegangi tubuh Pak Rahmat yang masih kejang-kejang dengan mata terbelalak.

"Mas !! Kamu jangan diem aja !! Tolongin bapak !! " kata Tiara ke gue yang juga bingung harus berbuat apa.

Untunglah kejang hebat yang dialami Pak Rahmat nggak lama dan beliau akhirnya tenang kembali. Meski begitu nafas beliau terlihat tersengal-sengal dan sepertinya beliau menahan sakit yang amat sangat di dadanya.

"Maafin sikap Tiara ya pak... " kata Tiara dengan nada menyesal, lalu memeluk lengan bapaknya itu. Nggak lama terdengar dia mulai terisak. Sedangkan gue hanya bisa terpaku menyaksikan Pak Rahmat membelai kepala putri semata wayangnya itu.

"Maaf pak, kalo boleh saya kasih saran, lebih baik bapak sekarang diperiksakan ke rumah sakit. Sakit bapak sepertinya udah kronis. " kata gue dengan nada pelan.

"Uang dari mana mas ? Ke dokter aja kami gak mampu apalagi ke rumah sakit ? Aneh-aneh aja kamu ini. " jawab Tiara sesenggukan sembari menyeka air matanya.

"Iya mas, bener kata Tiara, kalo ada biaya udah kemaren-kemaren saya ke rumah sakit. " kata Pak Rahmat.

"Masalah itu biar saya yang tanggung pak, daripada sakit bapak makin parah ntar akibatnya bisa fatal. " jawab gue.

"Ndak usah mas, ntar malah ngerepotin Mas Ferdy. " kata Pak Rahmat sambil menggelengkan kepala.

"Tapi pak, sakit bapak ini udah parah banget. Kalo gak cepet-cepet diperiksakan ke rumah sakit takutnya bapak kenapa napa. " kata Tiara berusaha membujuk bapaknya, tapi lagi-lagi bapaknya cuma menggeleng sambil tersenyum.

"Atau gini aja pak, sementara ini saya tanggung dulu biaya rumah sakitnya. Nanti kalau bapak udah ada uang, bapak bisa kembaliin uang saya. " kata gue, karena bagaimanapun caranya, Pak Rahmat harus secepatnya dibawa ke rumah sakit.

"Iya pak, gitu ya pak ? " tanya Tiara yang terus berusaha membujuk bapaknya.

"Aduh Ra, kamu kan tau utang bapak udah banyak... "

"Tolong lah pak !! Bapak jangan keras kepala kayak gini !! Ini mumpung ada Mas Ferdy yang mau bantu kita !! "

"Pikirin Tiara juga pak !! Kalo ada apa-apa sama bapak, terus Tiara sama siapa ?! " tanya Tiara dengan air mata berlinang di pipinya.

"Ya udah Ra, bapak nurut. " jawab Pak Rahmat mengangguk pelan.

"Tapi Mas Ferdy, mungkin saya belum bisa mengembalikan uang mas dalam waktu dekat. " kata Pak Rahmat ke gue.

"Oh gak masalah pak. " jawab gue.

"Kalo gitu saya cari taksi dulu yah. Sekarang bapak sama Tiara lebih baik bersiap-siap. " kata gue lagi lalu bangkit berdiri.

"Iya. Makasih banyak mas. " jawab Tiara.
Diubah oleh fallen.sakura 09-05-2021 14:26
bonita71
andrian0509
iamzero
iamzero dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.