fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
Bukan Dia Tapi Kamu

Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh fallen.sakura 07-05-2021 02:58
SupermanBalap
yusuffajar123
nyamuk.kebon
nyamuk.kebon dan 17 lainnya memberi reputasi
16
38.3K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
#36
Part 6
Akhirnya gue mengantar Riska menuju halte bis terdekat. Gak papa toh lokasinya emang searah sama rute gue pulang. Ini sih bukan pertama kalinya gue boncengin cewek terutama rekan kantor, cuma si Riska ini boncengnya agak dempet nempel ke punggung gue, jadinya gue agak gimana gitu.

Bukan apa-apa, gue juga suka ada cewek cakep yang nglendotin, cuma takutnya ntar jadi masalah, misalnya ketahuan pacarnya Riska. Apalagi pas kami keluar halaman, banyak staff kantor lain yang melihat.

"Rumah kamu dimana Fer ? " tanya Riska.

"Saya ngontrak mbak, di daerah ******** " jawab gue.

"Ngontrak ? Sendirian ? "

"Nggak mbak, berdua sama adik saya. " jawab gue lagi.

"Adik kamu cewek, Fer ? " tanya Riska lagi.

"Lho ? Mbak kok tahu ? " tanya gue agak kaget.

"Ya tau lah. Aku liat berkas data kamu di HRD. Adik kamu namanya Yuliana kan ? "

"Iya mbak. " jawab gue mengangguk sambil terus memacu motor.

"Sekolah atau udah kuliah ? "

"Sekolah mbak, kelas dua SMA. " jawab gue. Astaga, ini cewek keponya kebangetan yah, pake liat data gue lagi.

"Makasih ya Fer. " ucap Riska sambil turun saat kami udah sampai di halte terdekat.

"Sama-sama mbak. " jawab gue mengangguk.

"Besok anterin lagi yah. " pinta Riska.

"Siap mbak. " jawab gue sambil mengoper gigi satu, lalu memacu motor meninggalkan halte tersebut.

Sampai rumah kontrakan gue, jam udah menunjukkan pukul empat kurang seperempat. Gue lihat sebuah motor matic pink terparkir di halaman depan teras. Setelah memarkir motor, gue bergegas masuk rumah yang pintunya gak dikunci.

"Yuuul ? " panggil gue saat melihat di ruang tamu gak ada orang.

"Yuli !! " panggil gue lagi.

"Apa sih kak panggil-panggil ?! Aku lagi mandi !! " tiba-tiba terdengar suara cewek dari arah kamar mandi yang berdekatan dengan dapur.

"Kamu ngapain mandi jam segini ? " tanya gue.

"Mau pergi lah kak. " jawab Yuli.

Tiba-tiba dari arah luar rumah terdengar suara mobil. Saat gue melongok dari jendela, terlihat sebuah mobil hatchback biru berhenti di depan rumah gue, dan dari dalam mobil keluar seorang remaja cowok yang berjalan masuk ke halaman. Gue pun langsung berjalan ke teras untuk menyambut tamu tak dikenal itu.

"Sore mas. " sapa cowok itu tersenyum ramah sambil mengulurkan tangan.

"Sore, kamu ini siapa ? " tanya gue sambil balas menjabat tangannya.

"Saya mau ketemu Yuli mas. " jawab cowok itu dengan grogi.

"Aku gak nanya itu, aku nanya kamu itu siapa ?! " tanya gue agak ketus.

"Maaf, saya Reno mas. Saya temennya Yuli. " jawab cowok itu makin grogi.

"Temen ? Temen apa pacar ? " tanya gue terus menatap tajam.

"Temen sekelas mas, belum jadi pacar. " jawabnya tersenyum dan makin salah tingkah.

"Bentar ya Ren aku ganti baju dulu. " tiba-tiba terdengar suara Yuli dari ruang tamu, dan saat gue lihat, astagaaa... dia keluar cuma berbalut handuk.

"Eh eh eh apa-apaan kamu keluar ga pake baju ?! " tanya gue dengan nada tinggi ke Yuli.

"Apaan sih kak aku kan gak telanjang. " jawab Yuli cuek lalu berjalan menuju kamarnya.

"Apa yang lucu heh ?! " hardik gue ke Reno yang keliatan senyum-senyum sendiri.

"Nggak kok mas. " jawab Reno menggeleng.

"Kamu mau ajak Yuli kemana ? " tanya gue lagi.

"Jalan-jalan ke mall mas, habis itu nonton. " jawab Reno.

"Berapa umur kamu ? "

"Delapan belas mas. "

"Yang bener ?! Tampangmu aja seperti udah tiga puluh. Ayo jujur berapa umur kamu ?! " tanya gue dengan nada ketus.

"Bener delapan belas mas. " jawab si Reno yang kayaknya ngomong jujur.

"Oke... aku percaya sama kamu, tapi inget yah, jam sepuluh tepat Yuli harus sudah sampai rumah, atau... "

"... kamu aku hajar. Paham ? " tanya gue sembari menatap tajam si Reno.

"Si... siaap mas. " jawabnya manggut-manggut.

Setelah puas menginterogasi si Reno, gue lalu masuk ke dalam dan kebetulan si Yuli keluar kamar dan udah berpakaian rapi. Dia pakai kaos dan celana jeans agak ketat.

"Siapa tuh, pacar kamu ya ? " tanya gue ke Yuli.

"Temen. " jawab Yuli singkat.

"Dah ya kak aku berangkat dulu. " pamit Yuli lalu bergegas menuju teras.

"Yul Yul !! "

"Napa lagi kaaak ? " tanya Yuli gak sabar.

"Kamu jangan pulang malem-malem ya, inget jam sepuluh kamu harus udah sampai rumah. " kataku ke Yuli.

"Iiih ngapa sih kakak sok ngatur-ngatur. Ya terserah aku lah !! " jawab Yuli sewot.

"Eh aku ini wali kamu disini jadi udah kewajibanku ngatur-ngatur kamu !! "

"Iya aku ngerti kak, tapi ada kewajiban kakak yang lain yang harus kakak lakuin. " jawab Yuli tersenyum penuh arti.

"Kewajiban apaan ? " tanya gue bingung.

"Cari pacar, biar kakak gak iri liat aku kencan sama pacar aku. " jawab Yuli ketawa mengejek, lalu berjalan keluar.

"Aku gak iri Yul... " tapi si Yuli gak menggubris dan berjalan keluar pagar diikuti Reno, dan gak lama kemudian terdengar deru mobil yang berjalan menjauh.

Mungkin Yuli bener, hari ini ada sebuah kewajiban yang harus gue lakuin, tapi yang jelas bukan cari pacar, tapi menyelesaikan masalah yang udah bertahun-tahun mengganggu gue. Apalagi, kalo bukan mengunjungi rumahnya Tiara, sesuai saran Riska tadi siang.

Pukul lima kurang, setelah mandi dan ganti baju, gue memacu motor meninggalkan rumah. Sepanjang jalan gue terus-terusan menghela nafas panjang, karena semakin deket jarak ke rumah Tiara, dada gue makin deg-degan. Selama gue jadi debt collector, gue udah berkali-kali ketemu konsumen maupun orang yang menjengkelkan, tapi sama sekali nggak membuat gue segelisah ini.

Akhirnya gue sampai di sebuah perkampungan dimana rumah Tiara berada. Sebuah tempat yang terus-terusan mengganggu hidup gue gak mungkin bisa gue lupakan begitu aja, apalagi gue udah beberapa kali kesini untuk menagih angsuran.

Saat gue sampai di halaman rumah Tiara yang sepi, jantung gue semakin berdegub kencang. Oke, tenangkan diri, ketuk pintu, saat ketemu Tiara atau ayahnya, say hello, tanya kabar dan jangan lupa berikan satu tas kresek buah apel yang tadi gue beli, oh ya... ngobrol bentar, pamit dan pulang. Baiklah, bikin semuanya simpel, tekad gue dalam hati sambil berjalan menuju teras.

Gue ketuk pintu berkali-kali dan terdengar suara pintu dibuka, dan di depan gue muncul seorang cewek cantik yang sejak tadi ada di pikiran gue. Dia tampak terkejut melihat kedatangan gue, dan gue hanya tersenyum sembari menyapanya.

"Hai... Tiara. " sapa gue ke Tiara yang masih kelihatan bingung.

"Mas Fer ? "

"Kamu tadi bilang kalo bapak kamu sakit jadi... kalo boleh aku jenguk beliau... " jawab gue dengan perasaan grogi setengah mati.

Tapi Tiara nggak menjawab, dan hanya diam membisu sambil menatap gue.
Diubah oleh fallen.sakura 09-05-2021 14:25
bonita71
andrian0509
iamzero
iamzero dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.