TEKA -TEKI TERJAWAB
Quote:
AKU membuang nafas dengan berat, sedikit tersengal. Dada ku tiba –tiba terasa berat dan tidak enak.
“ Jadi.......kau sudah tahu sedari awal Dann? “
“ Kau tahu perihal desas – desus mengenai anjing jadi – jadian itu?”
Danny tersenyum pahit. Lalu ia menyahut seperti mengalihkan pembicaraan kita.
“ Kau tahu kita dimana?”
Aku menggelengkan kepala.
“ Di seberang kita ada sebuah desa benama Glagah Sari. Belasan kilometer dari Telaga Muncar dan aku kagum dengan kekuatanmu. Tadinya aku kira orang kota sepertimu akan pingsan di tengah jalan “
“ Jangan menghina kau. Tapi yang lebih penting lagi, tepati janjimu Dann”
Danny memandangku seraya tertawa terbahak –bahak.
“ Rupanya kau masih ingat juga soal itu “
“ Baiklah aku akan menceritakannya kepada mu, tapi ingat kau simpan rapat –rapat cerita ini. Kalau tidak....kau tahu sendiri akibatnya “.
Danny menarik nafas panjang. Tatapan matanya berubah sendu dan menatap jauh ke depan seperti ingin menembus kegelapan malam yang sudah mulai turun menyelimuti bumi.
“ Dahulu leluhur ku bersekutu dengan siluman untuk menyelamatkan hidupnya. Leluhurku konon seorang pejuang dari bumi Mataram semasa pemerintahan Amangkurat III. Raja lalim dalam sejarah Mataram tidak menghargai jerih payah kakeknya yaitu Sultan Agung yang dengan gagah perkasa berperang melawan kompeni di Batavia. Amangkurat III malahan bekerja sama dengan kompeni. Menindas bangsa sendiri"
" Leluhurku yang bernama Randu Alas berontak bersama seorang adipati dari Madura bernama Trunojoyo. Pemberontakan itu bisa dipukul oleh bala tentara Mataram dibantu oleh para kompeni. Kakek ku luka parah, nyawanya di ujung tanduk. Pada saat itulah kegelapan merasuki jiwanya. Ia bersekutu dengan siluman ajag dengan perjanjian selama bulan purnama penuh kakekku harus menyerahkan tumbal nyawa kepada siluman itu ”
Danny menghentikan ceritanya. Lalu ia bangkit dari tempat duduknya setelah sebelumnya ia mengambil sebongkah batu seukuran telur. Batu itu kemudian dilemparkannya jauh ke bawah lereng perbukitan.
Quote:
“ Manusia selalu khilaf dan melakukan kesalahan. Baik kesalahan yang kecil atau besar. Akan tetapi, suatu saat hatinya pasti akan terbuka dan pasti akan berubah. Begitupun juga kakek ku suatu saat ia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu salah dan sangat kejam. Nyawa manusia dikorban kan untuk memenuhi hawa nafsu iblis. Terlebih lagi saat kakek ku itu menikah dengan seorang gadis keturunan dari Nederland. Keinginan untuk berontak dan kembali ke jalan benar semakin kuat. Hingga pada akhirnya, siluman itu berhasil dibinasakan “
Aku hanya tertegun mendengar penuturan Danny. Ada rasa sedikit tidak percaya di benakku. Seperti cerita dongeng yang sering aku dengar ataupun buku – buku novel yang sering aku baca di loakan.
“ Berarti siluman itu berhasil dibunuh?”
“ Iya, berhasil dibunuh. Tapi itu ternyata awal dari penderitaan yang akan kami alami selama ratusan tahun. Sebelum menemui ajalnya ia mengutuk kakek ku dan segenap keturunannya. Bahwa, kami akan mati juga sebagai anjing yang hina. Ya... kutukan laknat itu terbukti setelah beberapa tahun kemudian. Bayi pertama kakek Randu Alas, pada saat umur tujuh belas tahun remaja itu berubah menjadi ajag jejadian “
Bulu tengkukku meremang. Ak bisa membayangkan seperti apa penampakan ajag itu. Seekor anjing besar sebesar sapi dengan bulu kelabu kehitaman dan mata mencorong merah menggidikkan.
“ Apakah anak pertama dari Randu Alas itu Tuan Dargo?!”
Aku memberanikan diri untuk bertanya.
“ Ya, dialah kakek Dargo. Kutukan ini membuat kami memiliki hidup abadi. Tapi perlu kau ketahui, hidup abadi tidak bisa mati itu sangat menderita. Kami bisa tua tapi tidak bisa mati. Ada satu yang bisa membuat kami mati yaitu tusuk tepat di jantung atau dipenggal kepala. Tapi itu tidak bisa kami lakukan sendiri. Sungguh konyol kalau kami sampai bunuh diri sebelum akar dari masalah ini bisa selesai “
“ Entah kami yang akan tertumpas atau mereka semua yang akan binasa. Lebih penting dari itu kami harus melindungi desa Telaga Muncar “
Jantungku berhenti berdetak. Danny melanjutkan penuturannya.
“ Lalu kakekku diikuti oleh keluarga kecilnya datang ke desa Telaga Muncar mengasingkan diri dari keramaian. Para pembantu –pembantu setianya turut serta. Mereka membangun desa itu yang tadinya masih berupa hutan menjadi sebuah desa yang subur. Anak keturunan para abdi kakekku itu lah mereka para penduduk Telaga Muncar “
Aku menarik nafas panjang. Bulan tanggal empat belas mulai menyembul dari balik awan tipis. Cahayanya yang terang menyapu permukaan puncak bukit sehingga menghadirkan bayangan tinggi yang menjulang seperti hendak mencakar langit.
"Kau juga bisa berubah Dann? “
Danny terdiam. Sejurus kemudian anak muda yang rada urakan itu berkata.
“ Aku tidak tahu, saat usia ku menginjak tujuh belas tahun tidak ada gejala –gejala itu”
“ Orang tua mu dimana?”
Aku bertanya dengan bibir sedikit bergetar. Ada duka yang tiba –tiba terlihat di sudut mata Danny. Lama sekali pemuda ini tidak juga membuka mulutnya.
“ Aku tidak memaksa kalau kau tidak mau bercerita “
Aku berusaha mencairkan suasana yang sedikit kaku itu.
“ Kakek Dargo setelah mengetahui perihal kutukan itu telah bersumpah dalam hati tidak akan menikah. Karna beliau tidak mau keturunannya mengalami hal yang serupa. Penderitaan yang tidak ada ujung pangkalnya. Namun, manusia tidak akan bisa mengingkari kodratnya. Suatu saat ia bertemu dengan seorang wanita. Dan kau tahu apa yang terjadi? “
Aku mengangguk dan menjawab pendek.
“ Mereka menikah “
“ Tepat Zul, mereka menikah. Dari pernikahan itu lahir ayah ku “
“ Ibu ku meninggal saat melahirkan ku, ayah ku terbunuh saat siluman –siluman itu datang menyerang dua puluh tahun yang lalu. Jasadnya ditemukan tergantung di hutan Wonogalih dengan posisi terbalik dan tidak memiliki kepala lagi. Ini perang abadi sebelum titisan sejati siluman ajag itu terlahir ke bumi dan itu pertanda kiamat bagi trah Randu Alas “
“ Tadi kau bilang kalian abadi, berarti kakek leluhurmu yang bernama Randu Alas itu masih hidup sampai sekarang ?”
Danny terdiam lamanya.
“ Soal itu aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu Zul. Hanya itu saja yang bisa kuceritakan kepadamu “
Aku menghela nafas. Berat dan sesak. Ternyata kejadian ini terlalu rumit dan sukar dipahami oleh nalar.
“ Malam semakin larut, kita tidak mungkin pulang ke Telaga Muncar sekarang. Kecuali kalau kau punya nyali menembus hutan yang ada di belakang kita itu “
Aku menyeringai.
“ Ayo kita pulang malam ini juga, soal mudah menembus hutan itu. Malam ini cukup terang bulan bersinar dengan sempurna. Kita tidak perlu membawa obor untuk penerang jalan “
“ Aku suka anak kota yang pemberani semacam kau Zul “
Danny menyeringai. Lalu ia mengambil busur yang tergeletak di sampingnya dengan cepat memasang anak panah pada tali gandewa.
Dan....
“ Jangan bergerak Zul, diam di tempat ! “
Aku terkejut. Tubuhku bergetar hebat.
“ Sekali lagi, aku peringatkan kepadamu jangan bergerak atau kau akan mati di ujung panah ku ini!”
Busur telah terentang siap meluncurkan anak panah. Jarak terlalu dekat. Tidak mungkin aku bisa menghindar. Aku terpaku melihat ke depan. Ternyata dia hendak membunuhku. Ataukah dia tidak ingin informasi rahasia keluarganya tidak sampai menyebar keluar? Dan haruskah aku mati di ujung anak panah bocah urakan di depanku ini?!