Kementerian Perencana Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) membidik jumlah orang miskin hanya 5-5,7 persen dari total populasi masyarakat Indonesia pada 2024 mendatang. Angka itu lebih rendah dari posisi tahun ini yang berada di kisaran 9,82 persen atau 25,95 juta orang.

Menteri PPN sekaligus Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro menyebutkan target itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Teknokratik 2020-2024.

"Menurut kami sangat bisa (mencapai target), kan tahun ini sudah 9,82 persen, lalu 2024 jadi tinggal 5 persen, jadi masih mungkin untuk turun dalam periode ke depan," ujar Bambang, Selasa (25/9).

Bambang bilang, target itu masih bisa dicapai asalkan kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah pada periode 2019-2023 dan 2023-2027 tepat sasaran. Salah satunya, kata Bambang, dengan tetap menjalankan program jaminan sosial bagi masyarakat.

Mulai dari pemberian bantuan sosial (bansos), hingga upaya-upaya menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. "Harus ada kombinasi dari situ, itu formula untuk mengatasi kemiskinan," katanya.

Kendati demikian, menurutnya, formula jitu itu tak bisa berdiri sendiri, melainkan harus disertai penyediaan lapangan kerja.

"Tapi tidak bisa bansos sendirian, meski diperlukam untuk masyarakat yang di bawah garis kemiskinan agar bisa naik. Supaya naiknya terus-menerus, maka perlu jaminan sosial dan kesempatan kerja," jelasnya.

Indikator lain, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di angka 5,4-6,0 persen dengan angka moderat di 5,7 persen sampai 2024. Lalu, tingkat pengangguran 4,0-4,6 persen dan tingkat ketimpangan (gini ratio) di 0,371-0,373.

Sampai semester I 2018, pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,17 persen, tingkat pengangguran 5,13 persen, dan gini ratio 0,389.

https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20180925175138-532-333109/bappenas-bidik-jumlah-orang-miskin-hanya-5-persen-pada-2024