Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unicorn.phenexAvatar border
TS
unicorn.phenex
Polda Jabar pastikan tak ada kalimat Tauhid dalam video pengeroyokan Haringga
Merdeka.com - Polda Jabar memastikan dalam video penganiayaan terhadap Haringga Sirila (23) tidak ada teriakan lafad tauhid. Masyarakat diminta untuk tidak terpancing dan mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.

Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat dihubungi, Selasa (25/9).

Dia menjelaskan, polisi mempunyai video yang menjadi alat bukti. Hal itu berbeda dengan video lain yang saat ini beredar di media sosial.

Polda Jabar pastikan tak ada kalimat Tauhid dalam video pengeroyokan Haringga

"Kami memiliki (videonya) persis tidak ada kalimat tauhid. yang jelas alat bukti yang kami miliki tidak seperti itu. Dapat dipastikan itu tidak benar," tegasnya.

Polisi menduga ada pihak yang melakukan pengeditan video. Pihak kepolisian mengaku akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dia mengimbau masyarakat tetap berkepala dingin dan tidak terprovokasi dan tidak menyebarkan kembali video yang beredar.

"Kami akan melakukan penyelidikan melibatkan dirkrimsus melalui tim cyber. Kalau masalah dubbing akan diuji digital forensik," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, insiden pengeroyokan mewarnai laga Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018). Dalam peristiwa itu, satu orang dikabarkan meninggal dunia.

Aksi pemukulan tersebut tersebar dalam rekaman video berdurasi 29 detik di media sosial dan aplikasi pesan whatsapp. Dari Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu terjadi di sekitar stadion menjelang pertandingan.

Satu orang pria terlihat korban dipukuli oleh tangan kosong. Pada akhir video terlihat pria lain memukulinya menggunakan benda tumpul. Korban diketahui bernama Haringga Sirila (23), warga Bangunusa RT 13/RW 03, Kel. Cengkareng Timur, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat.

kok bisa?

Video yg menurut polda jabar hasil editan berdurasi 29 detik emoticon-Big Grin

Dan masih belum diuji digital forensic masalah dubbingnya

Disitu cluenya

emoticon-2 Jempol emoticon-2 Jempol emoticon-2 Jempol
Diubah oleh unicorn.phenex 25-09-2018 13:13
-1
10.8K
170
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
mony372anAvatar border
mony372an
#44
Gw udah liat videonya, ada banyak video durasi pendek dan tiap video memang menampilkan kejadian dari berbagai titik waktu kejadian. Ada video yang menampilkan saat korban masih hidup, saat masih dekat dengan gerobak bakso. di situ ada satu orang yang nampak mau gorok dia sambil megang semacam besi sedangkan korban dalam kondisi terduduk. Di situ juga ada orang yang nampaknya berusaha melerai (dari bahasa tubuhnya demikian, tapi gak kedengeran suaranya dia bilang apa). Ada juga video saat awal pemukulan, tengah pemukulan, saat digotong, dan saat diseret. Pokoknya sadis lah.

Dari semua video yang gw lihat itu, 2 video memang ada kalimat tauhidnya. Satu dalam video yang terlihat bocah memukul pakai balok dan ada bocah lain yang melakukan lompatan lalu menginjak kepala korban yang sudah tidak bergerak. Dalam video ini ada sorak sorai nyanyian "..dibunuh saja!" (kurang jelas bagian depannya, sekilas terdengar seperti "the jak dibunuh saja") dan tahlil. Kemudian video satunya lagi yang ada tahlilnya adalah saat korban digotong ramai-ramai dan si perekam video kemudian mengikuti penggotong korban dari belakang. Dalam video dimana perekam mengikuti di belakang gerombolan penggotong korban ini juga terdengar tahlil juga nyanyian "..dibunuh saja". Berdasar dari 2 video itu, dalam kejadian pembantaian ini memang ada kalimat tauhid ramai-ramai dilantunkan. Gak mungkin ditambahin itu, terlalu rapih. the timing is just too perfect berikut dengan suara latar dan noisenya. waktunya juga terlampau cepat. Berjam-jam sebelum si denny ngangkat itu di FB-nya udah ada itu beragam videonya di FB dan Youtube. Jadi menuduh ini editan (apalagi editan si Denny) buat gw itu tolol sih. Gak punya pengalaman ngedit video itu pastinya yang nuduh gitu.

Untuk orang yang di twitter itu, Effendi, dia mungkin saja berada di tkp tapi tidak pada saat kalimat tauhid dilantunkan, itu bisa saja terjadi kalau melihat video-videonya. Gw udah pantengin video yang dia upload di twitternya, itu jauh sekali situasinya dengan yang dalam video yang gw lihat yang close-up itu. Dia cuma posting video dari jauh, menyorot ke arah stadion. Sama sekali gak terlihat korban di video itu selain adanya teriakan lalu beberapa pendukung persib berlari menjauh dari stadion dan ada yang berkelompok melihat ke satu arah, tidak terlihat apa yang orang-orang itu lihat di kejauhan. Si perekam kejadian berada sekitar 5 meter lebih dari gerombolan yang melihat ke kejauhan dan hanya menyoroti punggung mereka. pendek saja videonya.

Di FB juga gw temukan pembahasan yang sama, twitter si Effendi ini juga bahan obrolannya, yang dibantah oleh salah satu pendukung persib sendiri (malah dia pengurusnya kalau gw cek info FB-nya). Nama FB-nya Eko Julian Al Banjari, dia mengkonfirm hal itu dalam komentarnya di akun FB Iftah Deh. Dia juga mengaku saat itu ada di TKP dan berada cukup dekat dengan posisi kejadian. Dia juga menyebutkan waktu kejadian ini sekitar jam 1 atau jam 2 siang sebelum laga dan berlangsung sekitar 30 menit lebih (Ini menjelaskan banyaknya video dengan kondisi yang beda-beda, mulai dari posisi korban masih hidup dan berada dekat gerobak bakso sampai akhirnya korban dalam posisi tengkurap dengan anus ditusuk semacam besi dengan papan kayu dan batu berserakan di sekitarnya setelah dibantai). Mas Eko Julian Al Banjari ini bahkan mengklaim punya videonya lengkap saat kejadian dan siap memberi penjelasan jika diminta. Berdasarkan ini saja, gw lebih yakin pada pernyataan si mas Eko yang gak neko-neko dalam penjelasannya di FB. Tapi gw cek FB dia belum ada video seputar kejadian yang dia upload. posting FB terbarunya malah berisi foto-foto dia dan teman bobotohnya merayakan kemenangan persib dengan bangga.
Polisi menyatakan tidak ada kalimat tauhid cuma bermodal video 29 detik ini buat gw konyol. Videonya banyak, sudut pandangnya banyak dan dari titik waktu yang berbeda-beda serta durasinya juga beda-beda, lebih dari 30 detik juga ada. Sepertinya polisi ini cuma ingin agar kasus ini tidak melebar kemana-mana mengingat bagaimana liarnya masyarakat kita terutama yang muslim ini kalau agamanya kesenggol.

Di luar kasus ini, lantunan tahlil itu sebenarnya sering banget dilantunkan di stadion bola oleh suporter, biasanya kalau ada pemain lawan terkapar entah karena ketekel atau gimana lah, pokoknya pemain lawan yang kena apes. sering tuh tahlil pas kejadian itu. Ini sepertinya udah jadi kebiasaan, seumpama ingin menyumpahi lawan karena perilaku serupa juga gw temui saat nonton tanding basket di Bandung dulu saat masih rajin nonton Garuda bandung. Bahkan di tanding basket antar kampus juga ada kok perilaku serupa. Jadi tahlil itu udah jadi semacam latahnya mereka gitu untuk nyumpahi lawan. Seperti ingin bilang "biar mati aja lo" ke lawan.
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.