Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andreww111Avatar border
TS
andreww111
Si Bolang. (Story Of Anak Kampung).
SIBOLANG



Si Bolang. (Story Of Anak Kampung).


Hay semuanya. Ketemu lagi nih ama ane ANDIKA SAPUTERA . yups. Mungkin diantara kalian sudah ada yang mengenal ane dari cerita sebelumnya .

Disini gw mau nyeritain gimana masa kecil gw. Sebagai seorang anak kampung yang bahagia pada masanya.

Gw kadang berfikir. Mending jadi anak kecil karena saat gw terjatuh yang sakit kaki gw bukan hati gw.

Mari kita simak sama2.

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
Diubah oleh andreww111 22-11-2018 07:55
anasabila
anasabila memberi reputasi
4
16.8K
155
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
andreww111Avatar border
TS
andreww111
#76
Part 9 - Awal Mula Petualang.
Aku sudah mendekati kenaikan kelas 4 . Hari itu aku amin dan ridwan pergi ke hutan untuk mencari sarang burung.

Ya aku untuk pertama kalinya pergi kehutan sesangkan amin dan ridwan sudah beberapakali.

Kami berjalan menyusuri jalan setapak yang terdapat pada persawahan . Dengan semangat 45 kami terus berjalan.

Sekitar 5 km kami berjalan . Akhirnya hutan yang kami tuju telah terlihat.

"Eh itu diatas ada satang tekukur". Ucap amin sang pemimpin petualangan .
"Panjat kek". Ucap amin yang menunjuk ridwan . Ya kami sering memanggil ridwan dengan sebutan tokek.

Lalu ridwanpun naik keatas .

"Baru ada telur 2". Ucapnya diatas sana .

"Yaudah biarin aja dulu. Ntar kita lihat lagi". Ucap amin .

Lalu tokekpun turun dan kami melanjutkan mencari .

"Aku kemarin udah lihat ada sarang pentet disana . Kemarin sih masih telur. Coba lihat yuu". Ajak amin.

Lalu kamipun menuju kesebuah pohon mahoni yang terdapat sarangnya.

Benar . Diatas sana ada sebuah sarang pentet.

"Dik panjat giih". Ucap amin .

Lalu aku memanjatnya . Lumayan tinggi juga menurutku . Sekitar 3 meter dari permukaan tanah .

"Dik lo liat dulu ya . Gw sama tokek lihat yang satunya disana". Ucap amin.

Lalu akupun telah sampai diatas . Tapi aku kecewa . Ternyata sarangnya kosong . Mungkin sudah diambil orang.

Memang waktu aku kecil kami anak2 sebaya sering berebut sarang burung. siapa cepat dia dapat meskipun orang lain yang lihat pertamakali .

Karena kecewa aku turun. dengan berhati2 akhirnya aku telah sampai dipermukaan tanah.

Aku mencari kedua teman2ku . Tapi mereka tiada menyauti panggilanku . Aku putus asa untuk mencari mereka hingga aku putuskan mencoba mengingat jalan pulang .

Aku berjalan mengikuti instingku. Aku yang masih belum tau seluk beluk hutan ini pun kesasar.

Jalanku terhalang tanaman jagung yang tingginya melebihi tinggi badanku . tapi aku tak patah arang . Aku menerobos kedalam jejagungan . Walau jarak pandang yang minim . Aku tetap memaksakam instingku . Hingga aku menemukan tepian jagung.

Aku masih berjalan entah kemana . Aku yakin aku berangkat tak melewati jalan ini .

"Hoiii. Lo nyolong jagung ya". Suara pemilik ladang yang jagungnya aku lewati .

Karena beliau mengacung kan parangnya . Aku spontan berlari . Ya aku berlari entah kemana. Hingga aku jatuh tersandung pembatas sawah .

Bukan hanya tersandung . Ternyata aku menghantam sarang tawon madu. . Aku hanya biasa berdiam dan menangis saat ratusan tawon menyerangku .

Akhirnya aku mencoba bangkit dan jalan perlahan . Meski aku masih merasakan tawon2 menyerangku tapi aku sudah tak peduli .

"Kamu kenapa lee ?". Tanya seorang nenek yang sedang mencari rumput.

Akupun menghampirinya dengan masih menangis.

"Sini nenek obatin". Ucapnya.

Lalu nenek itu nampak mengambil kembang . Entah kembang aoa dan lalu ia mengusapkannya kewajah serta badanku yang penuh dengan sengatan tawon.

"Kamu anaknya siapa ?". Tanya nenek itu . Mungkin aku yang asing dimatanya.

"Aku anaknya ibu yuli mbah . Orang xxxxx". Ucapku seraya mengucap desaku.

"Owalah . Kalo desamu nenek tau tapi kalo ibumu nenek ga tau". Ucapnya.
"Yaudah ikut nenek aja . Nanti biar dianter anak nenek". Tambahnya .

Tanpa curiga aku mengikuti nenek . Kali ini aku sudah tenang hingga sampailah dirumah nenek itu.

Aku melihat langit sudah senja . Nenekku pasti khawatir karena aku belum pulang .

"Di..... kamu lagi ngapain ?". Tanya nenek tadi kepada seorang laki2 yang mungkin berusai 25th nan.

"Kenapa bu ? Aku mau mandi". Ucap sang anak .

"Jangan mandi dulu . Anterin dulu ini anak kesasar di sawah tadi". Ujar sang nenek.

"Emang kamu anaknya siapa ?". Pertanyaan yang terulang lagi .

Aku berinisiatif . Mereka mungkin gak kenal dengan ibuku karena bunda lebih banyak dijakarta sejak lulus sekolah.

Akhirnya aku menjawab.

"Aku cucunya xxxxx (nama nenekku).". Ucapku.

"Owalah.... kalo itu nenek tau ". Ucap nenek tadi.

Ya . Simbahku memang seorang pengepul hasil pertanian didaerahku . Simbah juga sering keluar desa untuk membeli hasil pertanian .

Memang simbahku cukuplah terkenal . Sebelum alm.simbah kakung meninggal . Mereka adalah satu2nya pengepul yang berjaya . Bahkan orang pertama yang memiliki mobil bak terbuka didaerahku.

Akhirnya sesuai permintaan nenek tadi . Sang anakpun mengantarkanku pulang .
Ditengah perjalanan aku mendengar kumandang adzan maghrib .

"Udah saya antar sampe sini aja ya . Nih buat kamu". Ucapnya.

Ya. Pak paidi mengantarkanku sampai didesaku . Tak jauh dari rumah dan lalu beliau memberikanku uang 1rb rupiah.

Aku lalu berjalan untuk pulang.
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.