- Beranda
- Stories from the Heart
YANG HIDUP BERCERITA (Dwilogi 100 Tahun Setelah Aku Mati)
...
TS
kulon.kali
YANG HIDUP BERCERITA (Dwilogi 100 Tahun Setelah Aku Mati)
YANG HIDUP BERCERITA
(DWILOGI 100 TAHUN SETELAH AKU MATI)
Jika cerita lalu tentang kematian, maka ini cerita tentang hidup
MUKADIMAH
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sudah cukup lama sejak pertama kali akun kulon.kali memposting 100 Tahun Setelah Aku Mati pada 2016 yang lalu. Tidak terasa dua tahun sudah terlewati, dan ternyata benar bahwa perpisahan itu menyisakan rindu.
Kali ini perkenankanlah saya (WN) mewakili Mas Rizal untuk berterimakasih sebesar-besarnya kepada Mimin, Momod, dan semua agan dan agan wati jagad KASKUS yang sudah membaca 100 Tahun Setelah Aku Mati. Berkat dukungan dan doa dari semua agan dan aganwati di sini, 100TSAM sudah menjelma menjadi sebuah Novel yang bisa di terima dengan baik oleh pembaca tanah air, pernah juga di pentaskan dalam sebuah pertunjukan teater di Jogja, dan tak lama lagi akan di angkat sebagai film layar lebar.
Spoiler for Novel:
Spoiler for Teater:
Semoga cerita tersebut dapat menginspirasi dan di ambil hikmahnya oleh seluruh mata dan hati agan serta aganwati.
Dalam cerita ini saya berusaha memperbaiki cara penulisan yang begitu acakadutdi 100TSAM, semoga lebih nyaman untuk di baca.
Saya juga menulis cerita dengan judul CERMIN di SFTH , namun mohon maaf belum mampu saya lanjutkan karena beberapa sebab. Doakan nanti bisa kembali saya lanjutkan.
Oke, kembali ke topik.
Kali ini sesuai permintaan si empu cerita, saya akan kembali membahasakan kisah mereka yang sudah kalian kenal pada cerita lalu. Kisah ini merupakan jawaban atas pertanyaan kalian yang mungkin sudah ada sejak setahun lalu.
untukmu yang belum membaca kisah sebelum ini, silahkan klik
100 Tahun Setelah Aku Mati
untuk informasi Novel dan Film via ig @wn_naufal
“Cerita kemarin mengenai romantika maut, tapi sungguh jangan kalian sesali. Karena sejatinya perpisahan dan kematian merupakan akibat dari pertemuan dan kelahiran. Akan kuajak kalian bertualang, ke kehidupan mereka, dan kisahnya di mulai!”
--------------------
SEBUAH PROLOG
Aku akan menceritakan padamu sebuah cerita, kugunakan bahasa dan tutur kata yang tertulis dalam aksara. Aku adalah orang baru yang tidak tercantum dalam cerita sebelum ini. Namun demikian, namaku tersirat oleh suamiku yang menyebut nama lainku beberapa kali.
Aku akan menceritakan padamu sebuah cerita, kugunakan bahasa dan tutur kata yang tertulis dalam aksara. Aku adalah orang baru yang tidak tercantum dalam cerita sebelum ini. Namun demikian, namaku tersirat oleh suamiku yang menyebut nama lainku beberapa kali.
Seperti yang kalian duga aku adalah istri dari orang yang kalian kenal bernama Rizal, nama tengahnya adalah Markus, MUNGKIN namanya adalah Markus Horizon, atau Markus Fadillah, bisa juga dengan nama Markus Notonegoro, atau juga Markus-Markus lain, pokoknya banyak. Emmm tapi aku membayangkan sebuah nama “Rizal Markus Hartono”Terdengar keren kan? Nama belakanya seperti nama Almarhum Bapaknya.
Tapi sebenarnya Hartono bukanlah nama belakangnya, ataupun nama Bapaknya. Aku juga tidak menjamin nama Markus adalah nama tengahnya yang asli, dan nama Rizal tentunya hanya bisa kamu gunakan di dalam tulisan ini, tapi sebaiknya kita pakai nama terakhir tadi. Yaa walaupun nama itu hanya berlaku sampai lembar terakhir cerita.
Oke oke, aku minta maaf karena aku benar-benar tidak bisa memberitahumu, karena sssstttt ini adalah cerita rahasia, dan kalian sudah diperbolehkan menyimak sebuah rahasia. Makanya jangan tanyakan lagi, setuju?
Ahhh Great... Kalian memang sahabatku, baiklah kita lanjutkan perkenalan kita.
Aku adalah istri keduanya, kalian tau? Aku adalah bunga kertas miliknya, milik mas Rizal dan juga milik Abima. Dalam cerita ini akan kuceritakan padamu mengenai sebuah mimpi miliku yang kebanyakan dari kalian sudah raih begitu mata kalian terbuka.
Akan kuceritakan lagi sebuah kisah bagaimana aku menemukan dan ditemukan olehnya, atau bisa juga ini kisah tentang bagaimana kami saling dipertemukan. Kepada dua orang itu, Risa dan Rizal, orang yang bahkan tidak kuduga akan mengukir sebuah takdir yang tidak bisa kutolak.
Satu hal yang kudapati dari kisah yang kulakukan sendiri ini adalah betapa aku dan mungkin kita semua, hidup dalam sebuah garis yang dibuat sang pencipta, kadang garis itu lurus, namun juga kadang berkelok, beberapa kali kualami garis yang kulalui harus saling bersimpang siur seperti benang kusut yang harus kuurai sendiri, jangan sombong dan mengatakan bahwa “aku menggambar sendiri garisku” karena kalian sebenarnya tidak menggambar garis, kalian hanya mewarnainya. Membuat semburat berona agar garis yang kalian lalui itu bercorak, kadang gelap seperti hitam, kadang terang seperti putih dan kuning, kadang dalam seperti biru, kadang juga sejuk seperti hijau, kadang berkobar seperti merah, atau bahkan sendu seperti abu-abu. Seperti hidup ini, kita hanya bisa merubah nasib, namun tidak bisa kita melawan Takdir.
Satu saranku kepadamu sebelum melanjutkan lembar demi lembar tulisan ini adalah, jangan menebak endingnya. Karena sama seperti cerita 100 Tahun Setelah Aku Mati, cerita ini adalah tentang proses, dari peristiwa satu ke peristiwa lain yang berkaitan, endingnya ada di kepala dan hati kalian. Tentang bagaimana cara kalian menerjemahkan isi tulisan ini...
Cerita ini kami persembahkan untuk semua tokoh dalam cerita, dan semua mata hati para pembaca...
Teramat khusus untuk Risa..
-Asterina Afet Nebia
-----------------------------------
SEBUAH PROLOG LAGI
Sebenarnya kalian sudah tidak asing denganku….. bukan, aku bukan Sari. Saat cerita ini ditulis Sari sudah tidak disini lagi, maksudku tidak berada di dunia dimana aku dan kalian hidup.Lalu siapa aku? tentunya aku adalah Rizal, teman dari Sari, suami dari Risa dan Asterina, dan juga Ayah dari Abima. Yaa memang benar sih, hampir dari kesemua nama itu telah kurubah susunan huruf baik vokal dan konsonannya serta bunyi pelafalnya tapi setidaknya kalian jadi mengenal kami dari nama-nama itu.
Nama Istri keduaku adalah Asterina Afet Nebia, hhmmm, nama yang unik, nama itu memang bukan berasal dari kosakata endemik daerah sini. Itu aku sadur dari bahasa tanah leluhurnya, dan lagi nama itu hanya nama yang kusematkan padanya dalam cerita ini, nama aslinya sungguh tak bisa kusebutkan.Yaa karena seperti kata dia tadi, ini adalah cerita rahasiaaa.
Sssstttt... sebaiknya kupelankan suaraku. Dan kita harus kongkalikong untuk menjaga rahasia ini tetap terjaga. Kalian setuju? Naahhh kalian memang benar temanku, sekarang aku tidak akan ragu membagi kisah dwilogi ini.
Dalam cerita kali ini kalian akan bertemu denganku lagi, mengenal lebih dalam tentang kami, bahkan jauh lebih dalam dari pada cerita sebelumnya. Kali ini akan dibagikan sebuah judul tentang perpisahan, dan sebuah pertemuan. Kisah mengenai derita dan bahagia yang saling bersanding berbatas sekat setipis lidi. Kisah mengenai janji tak tertagih, kepada hati yang tak terganti.
Tak akan aku bersapa lama dengan kalian di halaman awal ini, tentunya kalian sudah mengenalku sangat baik lewat 740 halaman cerita sebelumnya, kali ini kugunakan nama yang lebih lengkap.. sesuai yang sudah diberikan istriku pada prolog pertama.
Cerita ini kami persembahkan untuk semua tokoh dalam cerita, dan semua mata hati para pembaca...
Jika cerita pertama untuk Sari, maka cerita ini untukmu Nduk.
-Rizal Markus Hartono
INDEKS:
1. PART 1 RINDU!
2. PART 2 PENUNGGU MAKAM
3. PART 3 AWAL MULA
4. PART 4 GADIS BIJAK
5. PART 5 BERTEMU BAPAK
6. PART 6 WANITA SELAIN RISA? (Bagian 1 )
7. PART 7 WANITA SELAIN RISA? (Bagian 2 )
8. PART 8 WANITA SELAIN RISA? (Bagian 3 )
9. PART 9 APAKAH AKU MEMBUNUHNYA?
ATTENTION PLEASE !
Diubah oleh kulon.kali 16-05-2022 15:20
indrag057 dan 193 lainnya memberi reputasi
178
208.6K
782
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kulon.kali
#15
PENUNGGU MAKAM

Kulepas jas putih yang menjadi ciri khas profesiku, dan berjalan dengan enggan menuju tempat parkir. Teman-temanku di rumah sakit ini sering memperhatikanku, menanyakan apakah aku baik-baik saja. Sungguh sebuah hal konyol jika menganggap pertanyaan itu bisa membuatku merasa lebih baik, sudah jelas aku sedang tidak merasa baik.mungkin memang lebih tepatnya aku harus jadi pasien dari pada dokter yang magang disini.
Aku sudah masuk kedalam mobil sedan berwarna krem itu, kusam dan berdebu aku sudah malas sekali mencucinya, satu-satunya hal rutin yang kulakukan di dalam mobil tua ini adalah mengganti pewangi ruangannya jika aromanya mulai tidak terasa .
] Kuganti pewangi lama itu dengan yang baru, sengaja kuselipkan stok pewangi ruangan ini,karena yaa sedikit banyak akan mengingatkanku kepada momentku bersamanya, ini adalah aroma kesukaan Risa. Mawar, aroma mawar yang lembut.
Kujalankan mobilku menuju rumah, abima pasti sudah sangat bosan seharian hanya bersama simbok. Tapi entah ada angin apa tanpa pikir panjang kuputar kemudiku dan menuju suatu tempat.. yaa, seperti dugaanmu aku akan mengunjungi istriku.
Kuparkirkan kendaraanku di pelataran depan kompleks pemakaman yang luas itu.
Aku berjalan memasuki lingkungan dimana ratusan mayat bersemayam disini, termasuk Risa istriku yang beristirahat untuk selamanya disini, kupandan sekeliling makhluk-mahluk gaib penghuni pemakaman ini mendesis-desis seperti ular saat melihatku.
“Haaaaaaaaaaa...... haaaaaaaaaaaaaaaa” sesosok kuntilakan yang tengah bertengger diatas pohon kamboja berteriak histeris.
“Kenapa kalian berisik sekali?. Aku tidak akan mengganggu kalian!” kataku ke kuntilanak itu sambil berlalu.
Makam risa berada di pinggiran, aku harus berjalan beberapa puluh meter untuk sampai kesana. Dan begitu sudah dekat dengan lokasinya aku melihat sesuatu, sosok bebrbalut pakaian hitam.
“Kamu?” kataku sedikit kaget saat tau siapa sosok yang duduk di sebel ah batu nisan Risa itu.
“Selamat sore mas Rizal,” kata gadis berkerudung gelap itu.
“Kamu ngapain disini?” tanyaku dengan heran kenapa gadis ini bisa disini.
“Sama seperti alasan mas rizal kesini” jawabnya dengan kalem..
Tampak dia bersimpuh sambil menaburkan bunga-bunga berwarna warni diatas pusara. Sedikit senyum tipis dia layangkan padaku saat bicara.
“Kamu sama siapa kesini?” tanyaku
“Sendirian mas, ya sampai mas Rizal tiba-tiba dateng barusan,”
“Serius sendiri? Jasmine dimana?”
“Ya di rumah, kan aku bilang kesini sendiri”
“Rin, kamu jauh-jauh dari Magelang ke Jogja sendiri?” Gadis yang usianya lebih muda 4 tahun dariku itu mengangguk kecil.
“Mas Rizal gak usah kuatir, mbak Risa dulu ngajarin banyak hal, aku gak mungkin kesasar. Mas Rizal kesini mau ngintrogasi aku apa nengokin mbak Risa sih?” jawabnya sambil bergeser untuk memberiku ruang duduk.
Aku berjongkok di sebelahnya, dan melafalkan alfatihah untuk almarhumah istriku ini, kupandangi pusara berlapis keramik berwarna putih itu, diatasnya nampak bunga-bunga yang sudah kering sisa pemberian pelayat sebulan lalu. diantaranya masih segar karena baru saja ditaburkan oleh Rina, nama gadis disebelahku.
“Banyak orang menyayangkan, jelas diantaranya adalah aku dan mas Rizal. Kenapa orang baik seperti mbak Risa begitu cepat diambil oleh Tuhan” ucapnya sambil membetulkan letak kerudungnya. Kujawab dengan sekali anggukan dan desahan nafas panjang, sudah habis rasanya kalimatku untuk menggambarkan bagaimana rasa sedihku.
“Yaa. Terlalu baik untuk ditimbun tanah dan kutinggalkan disini” akhirnya aku menjawab dengan kelu.
“Mas Rizal, bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“Em boleh, Rin. Tanya aja”
“Apa ada pesan terakhir dari mbak Risa sebelum meninggal?” tanyanya
Aku menggeleng pelan, dan berusaha mengingat malam terakhir aku tidur mendekapnya.
“Nggak ada Rin, sama sekali... sama sekali risa nggak berkata tentang apapun.hanya percakapan biasa, dan paginya Risa sudah ......”
“Sudah tenang” ujarnya memotong perkataanku.
“Mbak Risa tidak meninggalkan sebuah keinginan apapun mas, maksudku tidak ada angan yang tertinggal. Sudah dia miliki semuanya, kehidupannya... kamu dan Abima Mas”
“Lalu dia memilih pergi meninggalkan semuanya?” jawabku dengan sedikit ketus.
“Apakah mbak Risa punya pilihan? Saat Tuhan memintanya untuk kembali di sisi-Nya?” jawabnya dengan cepat, yang membuatku menelan ludah karena tidak berani menjawab lagi
“Awalnya aku juga tidak habis pikir mas, tapi akhirnya aku sadar bahwa memang seperti inilah hidup, kita nggak pernah tau kan? Kadang aku mikir gini, kalau kita semua, hidup dalam sebuah garis yang dibuat sang pencipta, kadang garis itu lurus, namun juga kadang berkelok, beberapa kali aku alami garis yang aku lalui harus saling bersimpang siur seperti benang kusut yang harus kita urai sendiri, dan mungkin mbak Risa sudah berada pada pucuk terakhir dari helai kehidupan yang dipintal oleh Tuhan”
“Yaa kamu ada benernya juga Rin” kataku sambil memandang dengan lembut kepada gadis itu, dia memalingkan wajahnya dan menatap nama yang tertera ada batu nisan Risa.
“Risa Ayuningtyas, kamu tau mas. Kadanng Tuhan itu memberi 2 pilihan saat ada orang datang dihidup kita” katanya sambil berdiri dan merapihkan roknya.
“Apa itu Rin?”
“ Yaa ada yang dikirim untuk jadi pengalaman hidup, dan ada juga yang jadi teman hidup. Beruntunglah kamu mas, saaat Tuhan mengirim mbak Risa untuk menjadi keduanya” katanya sambil melangkah meninggalkanku.
Aku termangu,menatap pusara Risa, gadis lugu itu benar.. betapa beruntungnya aku saat Tuhan mengirimkan dia Risa, sebagai teman dan pengalaman untuk hidupku.
“Rin” panggilku kepada Rina yang berjalan.
“iya mas?”
“mau kemana?”
“sudah hampir jam 5 mas, aku harus pulang. Ayah sama Ibuku nanti khawatir. Assalamualaikum mas Rizal, tolong sampaikan salamku buat si Ganteng Abima”
“Walaikumusallam Rin, aku anter ya” seruku sambil berdiri.
“Terimakasih tawarannya mas, tapi aku udah mesen taksi. Dan inget mas, Abima udah nunggu dirumah” katanya seraya tersenyum. Aku mengangguk kulempar senyum kepada Gadis asal Jawa Tengah itu.
“Terimakasih Rin sudah jauh-jauh Cuma untuk ngirim doa buat Risa”
“Apa lagi yang bisa aku lakuin mas? Untuk salah satu orang paling berjasa buat hidupku. Tanpa mbak Risa, entah aku bakal gimana. Aku gak akan bisa seperti ini, bye mas” katanya untuk terakhir kali dan dia berlalu tanpa menoleh lagi.
Aku berjongkok lagi didepan makam Risa.
“Lihat itu nduk? Dia Gadis penjual bunga yang kamu tolong dulu, kayaknya bener katamu dulu. Rina akan banyak bertemu dengan kita”.
Diubah oleh kulon.kali 20-09-2018 01:59
percyjackson321 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup

