Otak dibalik munculnya Big Mac adalah Jim Delligatti, pemilik McDonald’s cabang Uniontown ketika membuka franchise McDonald’s nya  di kota tersebut. Di tahun 60an, banyak pelanggannya yaitu para buruh pabrik sepulang mereka bekerja dari pabrik baja, mereka langsung menyerbu McDonald’s karena sangat lapar, dan Delligatti langsung menyadari bahwa cheeseburger dengan hanya satu patty daging saja tidak akan cukup untuk membuat mereka kenyang.
Dan ia pun mulai bereksperimen dengan menaruh dua patty daging di setumpuk roti bun dengan saus specialnya serta menambahkan keju, acar dan bawang bombay di tengahnya.

Jim Delligatti

Pada dasarnya yang membedakan burger Big Mac dengan burger McDonald’s lainnya selain tumpukan double patty daging dan roti bun nya adalah sausnya. Jika pada umumnya burger yg lain hanya berisikan saus tomat, mustard ataupun mayonaise, beda dengan Big Mac yang menambahkan Saus Spesialnya. Dan sebenarnya nama saus big mac sendiri di awal kemunculannya pada tahun 1968 adalah “secret sauce”  (Saus Rahasia), akan tetapi di tahun 1974 nama saus tersebut berubah ketika iklan debut Big Mac muncul di televisi dengan jinglenya yang berbunyi “Two all-beef patties, special sauce…” .

Berbeda dengan roti bun burger McDonald’s lainnya yang polos, khusus roti bun Big Mac maupun Big Mac versi lainnya seperti  McChicken  dan McSpicy  mereka memiliki taburan wijen di atas rotinya. Dan untuk taburan wijen tersebut McDonald’s sudah memiliki standar takarannya yaitu sekitar 385-400 butir.

Bagaimana jadinya jika burger khas McDonald’s ini dijual dengan nama The Aristocrat ?. Pasalnya burger tersebut pertama kali dijual oleh Delligatti dengan nama The Aristocrat, hanya saja para pelanggannya merasa nama tersebut terlalu rumit dimengerti dan susah diucapkan. Hingga pada akhirnya Esther Glickstein Rose  seorang wanita berusia 21 tahun yang pada saat itu berprofesi sebagai sekretaris periklanan yang bekerja untuk perusahaan McDonald’s, secara tidak sengaja menyarankan untuk menamakannya Big Mac.

Donald A. Gorske,  pria asal Wisconsin yang berusia 64 tahun ini telah memegang rekor sebagai orang yang telah banyak dan sering memakan Big Mac di dunia. Gorske yang sudah mulai memakan Big Mac hampir setiap hari dari tanggal 17 Mei 1972 hingga 4 Mei 2018 kemarin dengan total Big Mac yang telah ia makan sebanyak 30.000  Big Mac. Dan hingga saat ini ia pun masih melanjutkan kebiasaannya tersebut.

Berada di urutan kedua sebagai menu terlaris yang pernah dijual sepanjang masa, sedangkan di urutan pertama adalah French fries sebagai menu paling populer di McDonald’s.

Jika dibandingka dengan harga Big Mac di negara asalnya Amerika Serikat yang dijual dengan harga $3.99  atau di Indonesia sekalipun ( harga disini yang A La Carte kurang lebih Rp 30.000  ), di Swiss justru harga Big Mac dibanderol sebesar $6.89.

Di North Huntingdon, tepatnya di pinggiran kota Pittsburgh, para Big Mac enthusiasts  bisa mengunjungi Big Mac Museum. Di tahun 2007, Jim Delligatti sang pembuat Big Mac dan anaknya Mike Delligatti membuat museum Big Mac. Dan didalam sana terdapat patung Big Mac setinggi lebih dari 4 Meter,  barang-barang memorabilia bersejarah yang terkait dengan perjalanan Big Mac di McDonald’s dan tentunya sebuah restoran McDonald’s.