- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#284
Gone
Mungkin aku pernah juga..
Merasakan cinta..
Tapi tak pernah..seindah ini..
Mungkin aku juga pernah
Merasakan rindu.. Tapi tak pernah… Sedalam ini
Mungkin kamu takkan pernah..percaya..
Bahwa sesungguhnya..aku telah terjatuh…
Ku akui aku telah larut
Larut.. Kedalam..
Kamu.. Yang Kucintai...
Mungkin kamu takkan pernah..percaya..
Bahwa sesungguhnya ..aku telah terjatuh…
Ku akui aku telah larut
Larut.. Kedalam..
Kamu.. Yang Kucintai...
*****
"ya terus kamu lebih percaya siapa?"
"entahlah chi, lama-lama aku pusing juga"
"bagaimana kata hatimu?"
saya tiba tiba tersenyak diam mendegar pertanyaan yang dilontarkan annchi, iya, bagaimana memang dengan kata hati saya. sesaat membayangkan kalimat kata hati, saya teringat bangunan yang indah yang sudah lama saya tidak kunjungi, masjid. hari ini bahkan saya tidak puasa, karena entah kenapa iman menjauh dan malas melakukan ibadah.
"makasih ya chi"
"makasih untuk apa?"
saya langsung memeluk annchi dengan erat, hal itu saya lakukan reflek dan tiba-tiba. saya merasakan kehangatan seorang sahabat wanita. entah mengapa, saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya. perasaan hangat saat memeluk wanita yang tidak memiliki rasa apapun terhadap saya. saya sangat nyaman memeluknya. diapun langsung membalas pelukan dan mengusap punggung saya, "sabar ah jun, jadi laki-laki kok lembek, cengeng" ucapnya sambil mengusap dan menoyor kepala saya.
air saya menetes, saya tersenyum kecut. saat sadar, saya langsung melepaskan pelukan saya, karena merasa menjadi pusat perhatian di lorong rumah sakit.
"yaudah ayo pulang, aku antar kamu" ajak annchi,
"bawa aku ke maskam (masjid kampus) aja chi, kayanya aku ada kegiatan disana yang udah lama aku tinggalin,"
"oke..."
kami pun melangkah meninggalkan rumah sakit menggunakan sepeda motor dan melesat kencang ke arah masjid kampus. sepanjang perjalanan, annchi selalu memijat pundak saya supaya saya rileks saat bahu saya terlihat tegang ketika mengendarai motor melewati sela-sela kerapatan lalulintas jogja.
****
"aku kira kamu mundur jun, engga ada kabar, tiba-tiba seminggu ngilang gitu aja" ungkap mas syahril di depan meja bertuliskan ketua jamaah shalahudin.
"maaf mas, saya kurang bisa berfikir jernih"
"kami pun, sekeluarga minta maaf jun, sudah membicarakan kamu di belakang" ucap mas syahril dan seketika pintu terbuka dan semua anggota jama'ah shalahudin ternyata sudah berdiri di balik pintu dan memasuki ruang mas syahril satu-persatu dalam keadaan tertunduk.
"ada apa ini mas?"
"kami merasa bersalah jun, kami semua, termasuk saya, kehadiran kamu sudah kami tunggu-tunggu untuk kami meminta maaf, kami sudah berusaha menghubungi rumah kos kamu, namun tidak pernah ada ditempat kamunya"
semua orang anggota jamaah shalahudin menyalami dan memeluk saya dengan erat. hati saya terenyuh dan bergetar, saya ikhlas kok memaafkannya, memeaafkan mereka semua, malah sebetulnya, saya lah yang harus meminta maaf. harusnya saya sadar, merekalah yang mencoba mengingatkan saya dengan cara yang menurut saya tidak saya sukai. memang, jika sudah mentok dan menemui jalan buntu dalam masalah dan kehidupan, agama adalah tangan terbuka yang akan menerima siapapun kembali dengan ikhlas sekotor apapun itu.
setelah haru tangis pecah di ruangan mas syahril bergemuruh, semua jamaah meninggalkan ruangan satu persatu meninggalkan saya dan valerie yang menatap saya tajam.
"sudah siap kan jun? main even nya besok loh, di piyungan, dan kamu masih ketua ramadhan dikampus"
"astagfirullah," saya terkejut mendengarnya, saya tidak menyiapkan apa-apa dan semua saya tidak kontrol mengenai kronologis dan runutan acara. semua saya serahkan ke valerie, dan ternyata, roda masih bergerak, gerigi masih dapat berputar walau tanpa kemudi. dan. saya sadar kenapa valerie menatap saya tajam, karena dia mungkin lelah mengurusi segala sesuatu yang berkenaan dengan bakti sosial ini sendiri. hehehe maaf ya ri.
****
Seminggu sudah berlalu, kelelahan bakti sosial di kawasan TPST piyungan masih terasa beserta semerbak aroma sampah yang masih menempel di hidung. saat itu, kurasakan betapa hangatnya kekeluargaan antara panitia dan warga piyungan penuh canda dan tawa. bahkan, saat itu tak tercium aroma menyengat karena terhalang oleh wangi kebahagiaan yang menyertai acara hingga acara berakhir saat adzan magrib.
Mulai dari training membuat bahan kerajinan dari barang bekas, pengolahan sampah terpadu, pembuatan sim gratis, pelatihan komputer dasar, kajian ilmu agama dan ilmiah, semua terkoodinir menjadi satu dalam 3 hari berturut-turut. semua warga dari anak-anak hingga dewasa antusias mengikuti kegiatan yang memang tidak pernah diadakan di tempat yang jarang tersentuh oleh keramaian tersebut. tempat yang terisolasi oleh bukit dan keramaian, ternyata masih menyimpan kehangatan surga yang mungkin saya tidak pernah rasakan sebelumnya.
"makasih ya pak juna" senyumnya manis dengan hidung mancungnya karena memang dia keturunan arab sih sepertinya,
"sama-sama ri, aku yang makasih banyak, kalau ga ada kamu, gak akan seberhasil ini acaranya"
"ini berkat kalian berdua" ungkap mas syahril yang langsung merangkul saya dari belakang.
di penghujung hari, ketika matahari sudah mulai memendarkan cahaya merah, kami semua berangkulan menatap tumpukan sampah dari atas bukit, memandang senyum dan lelah, melihat sekelompok orang mulai berjalan beriringan menuju satu-satunya masjid disana, untuk merayakan buka bersama terakhir, sekaligus acara pamitan dari kami panitia karena sudah di beri waktu untuk menanamkan amal jariyah yang mungkin akan membantu kami di akhirat kelak.
adzan pun berkumandang, kami menuruni bukit dan memasuki masjid bergantian sambil menyantap hidangan ringan dan tertawa lepas bersama. beberapa anak berlarian sambil saling melempar sandal dengan tawa riang. saya gigit sepotong kurma sambil meneguk air mineral dalam gelas plastik dan menarik nafas dalam-dalam. "nikmat mana lagi yang kamu dustakan?"
****
"kemana ya felisiana cup?"
"ga tau jun,"
"besok sudah libur panjang lebaran, tapi dia belum masuk juga"
"terakhir aku kerumah sakit, dia sudah pulang, ga ada kabar,"
"kamu mau temani aku kekosnya?"
"yaudah selesai jam ini, kita kosnya"
jam menunjukan pukul empat sore, pak suyoto tersenyum dengan gigi tengahnya yang sudah tidak tersisa. dia menutup diklat dan mematikan proyektor, pertanda jam kuliah telah genap 2 sks, adapun yang membuat kami lemas adalah, pengumumannya yang menyatakan setelah libur lebaran akan diadakan UTS dan tidak ada kisi kisi soal yang diberikan.
saya dan ucup merapikan barang dan bergegas menuju parkiran motor dan langsung tancap gas ke kos felisiana. namun, setelah tiba di kos, kami tak mendapatinya, hanya seseorang yang tinggal di kos memberitahu bahwa felisiana telah pergi.
karena merasa tak percaya, saya menerobos masuk menuju kamarnya dan membukanya dengan paksa. kamarnya pun telah bersih, hanya tersisa bayangan-bayangan kehangatan yang saya sering lewatkan dikamar ini. serasa kejadian itu masih terjadi, saya melihat bayangan-bayangan itu terus menerus.
ucup menepuk-nepuk pundak saya menvoba menenangkan saya yang masih tidak bisa terima kenyataan bahwa felisiana sudah pergi tanpa kabar. tanpa ada pemberitahuan apapan, hanya satu kata terakhir yang saya ingat, "pergi kamu" dengan tatapan tajam.
"kita kerumahnya aja cup, kalau kamu penasaran, kita ke sragen, sekalian aku pulang kampung"
saya yang masih lemas langsung menganggukkan kepala sambil terus berfikir kenapa dan kemana ia pergi.
"mas juna ya?" panggil seseorang dari belakang saya
"iya saya"
"ini ada titipan dari felisiana" dia menyerahkan sebuah kertas berwarna merah muda yang ternyata sebuah surat yang bisa saya artikan "surat perpisahan" dari felisiana.
saya hanya termangu ketika selesai membaca surat itu. ada rasa sesal dan perasaan kesal mendalam pada diri saya. tidak ada yang bisa saya lakukan sepertinya untuk mencegahnya pergi dan mengubah pikirannya. sayapun menyadari, semua kesalahan saya, dan, saya berusaha menerimanya.
walau terasa mendadak, saya rasa inilah akhir hubungan saya dengan felisiana, tanpa kata, tanpa nada, tanpa salam perpisahan, hanya secarik kertas yang membuat saya ingin merobek isi kepala saya dan mengulang kembali ke masa saat ia tersenyum di kedai kopi dengan antusias saat bertemu saya.
saat dimana, dia memeluk saya dari belakang, diatas sepeda motor setiap sore saat jam kuliah selesai, dan kemudian berlanjut dengan ciuman dan candaan mesra. kenangan itu perlahan menjauh, hanya meninggalkan secarik surat ini, surat yang ditulis dengan tekanan dan emosi kemarahan yang menampar pipi saya, dengan seolah-olah menyatakan, kamu akan terasa kehilangan setelah orang itu pergi dan sudah terlambat untuk berkata menyesal.\
sore yang berbeda, pernah kurasakan, dua sore yang berbeda jauh, dua sore yang penuh kehangatan, namun sepi di lain sisi. sama-sama menatap cahaya matahari yang merah dan kosong, seakan hangat keramahan dan hangat kemaharan bertemu jadi satu, menjadi titik nol. titik dimana ada suatu pembelajaran yang mungkin tidak akan pernah didapatkan oleh siapapun.
disaat orang yang kita sayang, pergi, disitulah, akan terasa kehilangan yang amat mendalam.
"kamu brengsek juna!!" bentak seseorang dari belakang yang suaranya sudah lama tidak saya dengar
"zizi?" sentak saya terkejut,
"kamu akan menerima balasan atas apa yang kamu sudah perbuat ke felisiana, kamu dan orang-orang sekitarmu!!" ungkapnya dengan nada tajam
****
Mungkin aku pernah juga..
Merasakan cinta..
Tapi tak pernah..seindah ini..
Mungkin aku juga pernah
Merasakan rindu.. Tapi tak pernah… Sedalam ini
Mungkin kamu takkan pernah..percaya..
Bahwa sesungguhnya..aku telah terjatuh…
Ku akui aku telah larut
Larut.. Kedalam..
Kamu.. Yang Kucintai...
Mungkin kamu takkan pernah..percaya..
Bahwa sesungguhnya ..aku telah terjatuh…
Ku akui aku telah larut
Larut.. Kedalam..
Kamu.. Yang Kucintai...
*****
"ya terus kamu lebih percaya siapa?"
"entahlah chi, lama-lama aku pusing juga"
"bagaimana kata hatimu?"
saya tiba tiba tersenyak diam mendegar pertanyaan yang dilontarkan annchi, iya, bagaimana memang dengan kata hati saya. sesaat membayangkan kalimat kata hati, saya teringat bangunan yang indah yang sudah lama saya tidak kunjungi, masjid. hari ini bahkan saya tidak puasa, karena entah kenapa iman menjauh dan malas melakukan ibadah.
"makasih ya chi"
"makasih untuk apa?"
saya langsung memeluk annchi dengan erat, hal itu saya lakukan reflek dan tiba-tiba. saya merasakan kehangatan seorang sahabat wanita. entah mengapa, saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya. perasaan hangat saat memeluk wanita yang tidak memiliki rasa apapun terhadap saya. saya sangat nyaman memeluknya. diapun langsung membalas pelukan dan mengusap punggung saya, "sabar ah jun, jadi laki-laki kok lembek, cengeng" ucapnya sambil mengusap dan menoyor kepala saya.
air saya menetes, saya tersenyum kecut. saat sadar, saya langsung melepaskan pelukan saya, karena merasa menjadi pusat perhatian di lorong rumah sakit.
"yaudah ayo pulang, aku antar kamu" ajak annchi,
"bawa aku ke maskam (masjid kampus) aja chi, kayanya aku ada kegiatan disana yang udah lama aku tinggalin,"
"oke..."
kami pun melangkah meninggalkan rumah sakit menggunakan sepeda motor dan melesat kencang ke arah masjid kampus. sepanjang perjalanan, annchi selalu memijat pundak saya supaya saya rileks saat bahu saya terlihat tegang ketika mengendarai motor melewati sela-sela kerapatan lalulintas jogja.
****
"aku kira kamu mundur jun, engga ada kabar, tiba-tiba seminggu ngilang gitu aja" ungkap mas syahril di depan meja bertuliskan ketua jamaah shalahudin.
"maaf mas, saya kurang bisa berfikir jernih"
"kami pun, sekeluarga minta maaf jun, sudah membicarakan kamu di belakang" ucap mas syahril dan seketika pintu terbuka dan semua anggota jama'ah shalahudin ternyata sudah berdiri di balik pintu dan memasuki ruang mas syahril satu-persatu dalam keadaan tertunduk.
"ada apa ini mas?"
"kami merasa bersalah jun, kami semua, termasuk saya, kehadiran kamu sudah kami tunggu-tunggu untuk kami meminta maaf, kami sudah berusaha menghubungi rumah kos kamu, namun tidak pernah ada ditempat kamunya"
semua orang anggota jamaah shalahudin menyalami dan memeluk saya dengan erat. hati saya terenyuh dan bergetar, saya ikhlas kok memaafkannya, memeaafkan mereka semua, malah sebetulnya, saya lah yang harus meminta maaf. harusnya saya sadar, merekalah yang mencoba mengingatkan saya dengan cara yang menurut saya tidak saya sukai. memang, jika sudah mentok dan menemui jalan buntu dalam masalah dan kehidupan, agama adalah tangan terbuka yang akan menerima siapapun kembali dengan ikhlas sekotor apapun itu.
setelah haru tangis pecah di ruangan mas syahril bergemuruh, semua jamaah meninggalkan ruangan satu persatu meninggalkan saya dan valerie yang menatap saya tajam.
"sudah siap kan jun? main even nya besok loh, di piyungan, dan kamu masih ketua ramadhan dikampus"
"astagfirullah," saya terkejut mendengarnya, saya tidak menyiapkan apa-apa dan semua saya tidak kontrol mengenai kronologis dan runutan acara. semua saya serahkan ke valerie, dan ternyata, roda masih bergerak, gerigi masih dapat berputar walau tanpa kemudi. dan. saya sadar kenapa valerie menatap saya tajam, karena dia mungkin lelah mengurusi segala sesuatu yang berkenaan dengan bakti sosial ini sendiri. hehehe maaf ya ri.
****
Seminggu sudah berlalu, kelelahan bakti sosial di kawasan TPST piyungan masih terasa beserta semerbak aroma sampah yang masih menempel di hidung. saat itu, kurasakan betapa hangatnya kekeluargaan antara panitia dan warga piyungan penuh canda dan tawa. bahkan, saat itu tak tercium aroma menyengat karena terhalang oleh wangi kebahagiaan yang menyertai acara hingga acara berakhir saat adzan magrib.
Mulai dari training membuat bahan kerajinan dari barang bekas, pengolahan sampah terpadu, pembuatan sim gratis, pelatihan komputer dasar, kajian ilmu agama dan ilmiah, semua terkoodinir menjadi satu dalam 3 hari berturut-turut. semua warga dari anak-anak hingga dewasa antusias mengikuti kegiatan yang memang tidak pernah diadakan di tempat yang jarang tersentuh oleh keramaian tersebut. tempat yang terisolasi oleh bukit dan keramaian, ternyata masih menyimpan kehangatan surga yang mungkin saya tidak pernah rasakan sebelumnya.
"makasih ya pak juna" senyumnya manis dengan hidung mancungnya karena memang dia keturunan arab sih sepertinya,
"sama-sama ri, aku yang makasih banyak, kalau ga ada kamu, gak akan seberhasil ini acaranya"
"ini berkat kalian berdua" ungkap mas syahril yang langsung merangkul saya dari belakang.
di penghujung hari, ketika matahari sudah mulai memendarkan cahaya merah, kami semua berangkulan menatap tumpukan sampah dari atas bukit, memandang senyum dan lelah, melihat sekelompok orang mulai berjalan beriringan menuju satu-satunya masjid disana, untuk merayakan buka bersama terakhir, sekaligus acara pamitan dari kami panitia karena sudah di beri waktu untuk menanamkan amal jariyah yang mungkin akan membantu kami di akhirat kelak.
adzan pun berkumandang, kami menuruni bukit dan memasuki masjid bergantian sambil menyantap hidangan ringan dan tertawa lepas bersama. beberapa anak berlarian sambil saling melempar sandal dengan tawa riang. saya gigit sepotong kurma sambil meneguk air mineral dalam gelas plastik dan menarik nafas dalam-dalam. "nikmat mana lagi yang kamu dustakan?"
****
"kemana ya felisiana cup?"
"ga tau jun,"
"besok sudah libur panjang lebaran, tapi dia belum masuk juga"
"terakhir aku kerumah sakit, dia sudah pulang, ga ada kabar,"
"kamu mau temani aku kekosnya?"
"yaudah selesai jam ini, kita kosnya"
jam menunjukan pukul empat sore, pak suyoto tersenyum dengan gigi tengahnya yang sudah tidak tersisa. dia menutup diklat dan mematikan proyektor, pertanda jam kuliah telah genap 2 sks, adapun yang membuat kami lemas adalah, pengumumannya yang menyatakan setelah libur lebaran akan diadakan UTS dan tidak ada kisi kisi soal yang diberikan.
saya dan ucup merapikan barang dan bergegas menuju parkiran motor dan langsung tancap gas ke kos felisiana. namun, setelah tiba di kos, kami tak mendapatinya, hanya seseorang yang tinggal di kos memberitahu bahwa felisiana telah pergi.
karena merasa tak percaya, saya menerobos masuk menuju kamarnya dan membukanya dengan paksa. kamarnya pun telah bersih, hanya tersisa bayangan-bayangan kehangatan yang saya sering lewatkan dikamar ini. serasa kejadian itu masih terjadi, saya melihat bayangan-bayangan itu terus menerus.
ucup menepuk-nepuk pundak saya menvoba menenangkan saya yang masih tidak bisa terima kenyataan bahwa felisiana sudah pergi tanpa kabar. tanpa ada pemberitahuan apapan, hanya satu kata terakhir yang saya ingat, "pergi kamu" dengan tatapan tajam.
"kita kerumahnya aja cup, kalau kamu penasaran, kita ke sragen, sekalian aku pulang kampung"
saya yang masih lemas langsung menganggukkan kepala sambil terus berfikir kenapa dan kemana ia pergi.
"mas juna ya?" panggil seseorang dari belakang saya
"iya saya"
"ini ada titipan dari felisiana" dia menyerahkan sebuah kertas berwarna merah muda yang ternyata sebuah surat yang bisa saya artikan "surat perpisahan" dari felisiana.
saya hanya termangu ketika selesai membaca surat itu. ada rasa sesal dan perasaan kesal mendalam pada diri saya. tidak ada yang bisa saya lakukan sepertinya untuk mencegahnya pergi dan mengubah pikirannya. sayapun menyadari, semua kesalahan saya, dan, saya berusaha menerimanya.
walau terasa mendadak, saya rasa inilah akhir hubungan saya dengan felisiana, tanpa kata, tanpa nada, tanpa salam perpisahan, hanya secarik kertas yang membuat saya ingin merobek isi kepala saya dan mengulang kembali ke masa saat ia tersenyum di kedai kopi dengan antusias saat bertemu saya.
saat dimana, dia memeluk saya dari belakang, diatas sepeda motor setiap sore saat jam kuliah selesai, dan kemudian berlanjut dengan ciuman dan candaan mesra. kenangan itu perlahan menjauh, hanya meninggalkan secarik surat ini, surat yang ditulis dengan tekanan dan emosi kemarahan yang menampar pipi saya, dengan seolah-olah menyatakan, kamu akan terasa kehilangan setelah orang itu pergi dan sudah terlambat untuk berkata menyesal.\
sore yang berbeda, pernah kurasakan, dua sore yang berbeda jauh, dua sore yang penuh kehangatan, namun sepi di lain sisi. sama-sama menatap cahaya matahari yang merah dan kosong, seakan hangat keramahan dan hangat kemaharan bertemu jadi satu, menjadi titik nol. titik dimana ada suatu pembelajaran yang mungkin tidak akan pernah didapatkan oleh siapapun.
disaat orang yang kita sayang, pergi, disitulah, akan terasa kehilangan yang amat mendalam.
"kamu brengsek juna!!" bentak seseorang dari belakang yang suaranya sudah lama tidak saya dengar
"zizi?" sentak saya terkejut,
"kamu akan menerima balasan atas apa yang kamu sudah perbuat ke felisiana, kamu dan orang-orang sekitarmu!!" ungkapnya dengan nada tajam
****
Diubah oleh natgeas2 17-09-2018 15:48
1