- Beranda
- Stories from the Heart
Cinta atau Keyakinan [TAMAT]
...
TS
zpy
Cinta atau Keyakinan [TAMAT]
Cinta atau Keyakinan
Cerita dibawah adalah cerita khayalan penulis, jika ada kesamaan nama, tempat ataupun adegan biarlah hanya menjadi cerita dan tanpa maksud menyinggung pihak tertentu, tapi jika dipercaya kebenarannya ya silahkan saya gak melarang, karena dari khayalan bisa menjadi kenyataan kan?
Spoiler for Pendahuluan:
Side Story
Diubah oleh zpy 05-12-2018 19:18
bukhorigan dan 14 lainnya memberi reputasi
13
30K
198
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
zpy
#32
Halaman 11
Pagi keesokan harinya saya terbangun dengan sendirinya, masih sambil mengumpulkan ketujuh nyawa saya yang semalam jalan-jalan entah kemana saya mengawali pagi dengan membuka hp saya. disana sudah ada messege dari indira
gak langsung saya balas, saya butuh beberapa detik untuk benar-benar mengumpulkan kesadaran saya sambil mengingat-ingat soal kejadian semalam
saya pun pergi mandi dan siap-siap untuk menjalani rutinitas harian saya.
sore itu saya penasaran tentang apa yang dikatakan indira soal dia minta putus ke putra, bukannya saya kepo ya, tapi saya shock aja, baru sekali saya belain di kepala dia langsung minta putus ke putra -_-.
tertegun cukup lama saya membaca chat indira, saya yakin kalian tau alasannya, ya saya atheis(panteism)
disini saya mulai menyadari bahwa bukan cuma putra yang berdiri diantara saya dan indira, tapi ada sebuah tembok yang besar bernama KEYAKINAN, saya rasa dengan prilaku dan status-status saya setiap hari, pinkan adiknya indira harusnya sudah tau bagaimana sudut pandang saya terhadap yang namanya tuhan dan agama. tapi kalau indira saya gak tau dia sudah tau atau gak.
kenapa saya bilang tembok besar? karena mungkin belum saya sebut halaman-halaman sebelumnya, ayahnya indira pinkan dan tari itu Pendeta yang mengepalai 1 gereja di Lango***. saya gak bisa membayangkan bagaimana jika nanti saya harus berhadapan dengan ayahnya, eh mari kita pikirkan nanti, karena jadian sama anaknya saja saya belum hahaha
Mungkin ada hampir 3 minggu sejak indira putus dengan putra, kenapa saya bilang saya tau? bukan saja karena indira yang bilang, tapi putra kini jadi aktif kembali di komunitas seperti dulu, saya dan indira? ya masih sama saja, hanya chatingan dan teleponan kami makin intens, hubungan putra dengan pinkan dan tari pun seperti biasa, mereka tetap dekat, saya akui ke profesionalitasan pinkan dan tari hahaha.
sore itu seperti biasa malam minggu kami nongkrong di cafe diatas tempat futsal yang dekat dengan kost windi dan ana. ngomong-ngomong soal ana saya masih mengaggumi kecantikannya, tapi kalo soal perasaan, sepertinya sudah hilang, tapi gak ada kekakuan diantara kami, semua berjalan seperti biasa.
seperti biasa, selalu saya yang duluan muncul kalau nongkrong hahaha
saya memarkirkan motor dan langsung naik ke lantai 2,
ci lanny ini umurnya masih cukup muda, mungkin antara 35-40 tahun, orangnya gaul, ada tatto di kaki kanan, lengan kirinya dan 1 tatto lagi yang gak enak kalau saya bilang dimana
. ci lanny orang manado, tapi sepertinya lama di jakarta, jadi kadang saya ngobrol dengan dia pake logat-logat lo gw.
meski sudah agak berumur, ci lanny ini masih tetap cantik bahkan sering jadi bahan imajinasi anak-anak komunitas hahaha, karena kami sering main futsal dibawah, jadilah cafe ci lanny ini tempat nongkrong kami. btw sekedar info ci lanny ini masih sah sebagai istri suaminya yang baisa kami panggil ko' robby, kami juga dekat dengan ko' robby yang sering ada di cafe itu juga
tak berapa lama hendra pun muncul dari arah tangga, saat sudah dekat dengan meja kami hendra pun seperti biasa, mengkomplain tingginya tangga.
hendra pun menaruh jaket dan helmnya lalu duduk
selang berapa lama, putra dan chen datang, dan kamipun mulai ngobrol mulai dari soal sepakbola sampai ke hal-hal yang gak bermanfaat
tapi gak ada obrolan soal putra yang putus dengan indira.
Pagi keesokan harinya saya terbangun dengan sendirinya, masih sambil mengumpulkan ketujuh nyawa saya yang semalam jalan-jalan entah kemana saya mengawali pagi dengan membuka hp saya. disana sudah ada messege dari indira
Quote:
gak langsung saya balas, saya butuh beberapa detik untuk benar-benar mengumpulkan kesadaran saya sambil mengingat-ingat soal kejadian semalam
Quote:
saya pun pergi mandi dan siap-siap untuk menjalani rutinitas harian saya.
sore itu saya penasaran tentang apa yang dikatakan indira soal dia minta putus ke putra, bukannya saya kepo ya, tapi saya shock aja, baru sekali saya belain di kepala dia langsung minta putus ke putra -_-.
Quote:
tertegun cukup lama saya membaca chat indira, saya yakin kalian tau alasannya, ya saya atheis(panteism)
Quote:
disini saya mulai menyadari bahwa bukan cuma putra yang berdiri diantara saya dan indira, tapi ada sebuah tembok yang besar bernama KEYAKINAN, saya rasa dengan prilaku dan status-status saya setiap hari, pinkan adiknya indira harusnya sudah tau bagaimana sudut pandang saya terhadap yang namanya tuhan dan agama. tapi kalau indira saya gak tau dia sudah tau atau gak.
kenapa saya bilang tembok besar? karena mungkin belum saya sebut halaman-halaman sebelumnya, ayahnya indira pinkan dan tari itu Pendeta yang mengepalai 1 gereja di Lango***. saya gak bisa membayangkan bagaimana jika nanti saya harus berhadapan dengan ayahnya, eh mari kita pikirkan nanti, karena jadian sama anaknya saja saya belum hahaha
Mungkin ada hampir 3 minggu sejak indira putus dengan putra, kenapa saya bilang saya tau? bukan saja karena indira yang bilang, tapi putra kini jadi aktif kembali di komunitas seperti dulu, saya dan indira? ya masih sama saja, hanya chatingan dan teleponan kami makin intens, hubungan putra dengan pinkan dan tari pun seperti biasa, mereka tetap dekat, saya akui ke profesionalitasan pinkan dan tari hahaha.
sore itu seperti biasa malam minggu kami nongkrong di cafe diatas tempat futsal yang dekat dengan kost windi dan ana. ngomong-ngomong soal ana saya masih mengaggumi kecantikannya, tapi kalo soal perasaan, sepertinya sudah hilang, tapi gak ada kekakuan diantara kami, semua berjalan seperti biasa.
seperti biasa, selalu saya yang duluan muncul kalau nongkrong hahaha
saya memarkirkan motor dan langsung naik ke lantai 2,
Quote:
ci lanny ini umurnya masih cukup muda, mungkin antara 35-40 tahun, orangnya gaul, ada tatto di kaki kanan, lengan kirinya dan 1 tatto lagi yang gak enak kalau saya bilang dimana
. ci lanny orang manado, tapi sepertinya lama di jakarta, jadi kadang saya ngobrol dengan dia pake logat-logat lo gw.meski sudah agak berumur, ci lanny ini masih tetap cantik bahkan sering jadi bahan imajinasi anak-anak komunitas hahaha, karena kami sering main futsal dibawah, jadilah cafe ci lanny ini tempat nongkrong kami. btw sekedar info ci lanny ini masih sah sebagai istri suaminya yang baisa kami panggil ko' robby, kami juga dekat dengan ko' robby yang sering ada di cafe itu juga
Quote:
tak berapa lama hendra pun muncul dari arah tangga, saat sudah dekat dengan meja kami hendra pun seperti biasa, mengkomplain tingginya tangga.
Quote:
hendra pun menaruh jaket dan helmnya lalu duduk
Quote:
selang berapa lama, putra dan chen datang, dan kamipun mulai ngobrol mulai dari soal sepakbola sampai ke hal-hal yang gak bermanfaat
tapi gak ada obrolan soal putra yang putus dengan indira.
Diubah oleh zpy 03-09-2018 20:31
dany.agus memberi reputasi
3
foto ilustrasinya nanti aja ya
"