- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#264
Tabir Terungkap
"Jun... jun.. Bangun" bahu saya terasa di dorong2
"emmmhh" ucap saya sembari mengucek2 mata yang lansung terperanjat kaget karena nisa ada disamping saya dengan mengenakan jilbab merah tua dan baju kemeja putih berlengan longgar,"eh kamu ngapain?!! kalau diliat orang bagaimana?"
"kan aku ini adik kamu, heheheh" ucapnya sambil tersenyum,"aku kesini sama annchi kok, dia mau ketemu putra katanya"
"lah kok berani?" ucap saya yang masih mencoba mengumpulkan nyawa-nyawa yang masih berserakan.
"aku udah denger, dia curhat semalaman, cerita masalahnya sama putra, dan ternyata kamu pendengar yang baik ya?" ucap nisa sambil tersenyum.
"ah enggak kok,"
"tapi kenapa kalau sama aku kamu kayanya terkesan cuek ya?"
"kamu aja yang merasa kurang aku perhatiin, aku padahal sudah berusaha memberikan perhatian yang terbaik buat kamu"
"iya ya? aku yang berlebihan minta di perhatiin ya?" ucapnya sambil menunduk.
"kayanya iya aku yang memang kurang perhatian" batin saya dalam hati. aku menatapnya dia tampak manis sekali, dengan sesekali dia membalas tatapanku dengan senyuman kecil.
"jun...."
"iya..."
"ada yang belum kamu ceritain ke aku tentang felisiana ya?"
"DEGGG" tiba-tiba jantung berdegup keras, detakannya semakin cepat sampai terasa di pelipis dan ujung jemari tangan. "masalah apa memangnya?"
"sudah sejauh mana kamu sama felisiana?" tanyanya pelan.
Jantung semakin berdegup keras dan cepat, apa annchi cerita semuanya ya? bukannya saya udah suruh merahasiakan semuanya? aduh gimana sih annci, kok lemes banget mulutnya,:"sejauh mana makud kamu apa?"
"kamu udah pacaran sama dia ya?"
"Ooooh" saya menghela nafas panjang,"enggak, aku jujur, aku memang dekat sama dia, cuma ga ada hubungan apa-apa"
"sama kaya kamu deket ke aku?" tanyanya balik.
"eh, engga lah, beda"
"memang kita ini apa sih?"
siiinggg... suara kedipan mata tiba-tiba terdengar karena suasana mendadak hening. angin berhembus menerabas jendela kamar membawa kesejukan pagi dan suasana hening mencekam. oh angin pagii... bawa daku.... pergi....
"nis,?" panggil annci tiba-tiba dari balik pintu
"iya ci?"
"aku udah, kamu mau ikut aku pulang atau gimana?" tanya annci yang sudah bergegas pulang dengan wajah memendam kesal dan seperti ingin menangis.
"oh ayuk.."
"kok buru-buru ci?" tanya saya.
Annchi langsung menarik tangan annisa dan segera pergi tanpa menjawab pertanyaan yang saya ajukan. tampaknya ada sesuatu yang tidak beres yang membuat raut wajahnya berubah yang biasanya menampakan keceriaan, namun tadi wajahnya kelam seperti gotham city yang sedang dilanda pertemburan geng antara don maroni dan don falcone.
saya segera beranjak bangun mengambil handuk menuju kamar mandi didekat tangga. di depan TV saya melihat putra sedang duduk menatap acara TV dengan tatapan kosong. wah jangan-jangan ini penyebabnya.
"put..elu gapapa kan?" tanya saya sambil melintasi putra. putra tidak bergeming sedikit pun, tidak ada reaksi apapun yang nampak dari wajahnya.
sesaat, viki dan mas peri kemudian keluar dari kamarnya masing-masing dan sudah membawa handuk dipundaknya. saya mereka berdua tajam. mereka berdua pun menatap saya dengan tajam. tatapan kami pun mengarah ke pintu kamar mandi. posisi saya paling dekat saya akan mencapainya lebih awal."diem, gw duluan" ucap saya menatap mereka dengan menyipitkan mata. mereka berdua seperti akan bergerak lari mendahului saya.
tetiba, putra berdiri."saya duluan boleh ya mandinya," ucap putra datar.
kami bertiga langsung lemas, menandakan kami mengalah kepada putra. entah kenapa, saya rasa putra butuh mandi untuk menyegarkan pikiran lebih dulu. kalau mas peri dan viki saya yakin mereka berdua pasti mencuri dengar apa yang dibicarakan annci dan putra tadi.
setelah putra memasuki kamar mandi, kami bertiga langsung mengerubung membuat lingkaran kecil,"putra ada apa sih?" tanya saya.
"gue dengernya cuma sebagian," ucap viki perlahan.
"gue denger jelas kok"
"apaan mas per?" tanya saya.
"kayanya putra udah ga mau ngelanjutin lagi hubungannya sama annci.."
Cekrek, pintu kamar mandi tetiba terbuka. kami bertiga yang kaget langsung ambil posisi sejajar menonton tv dengan wajah aneh seperti menyimpan dosa, ya dosa ghibah hehehe.
putra jalan perlahan menunduk ke kamarnya dan kemudian keluar lagi,"sabunnya ketinggalan" ucapnya datar,"ghibah dosa lo,"ucapnya.
ups...
****
"cerita aja put, kita semua siap bantu kok" ucap mas peri.
"iya, seharian ini lo diem aja, udah malem lo masih diem juga" timpal viki.
"makasih ya fren, tapi gue gapapa, lagian ga usah pura-pura nanya, kalian juga udah tau kan?"
"eh gue belom tau beneran put, kalo mas peri ama viki mah emang nguping" jawab saya menyangkal.
"woy elu kok jadi nyalahin gue sih" ucap mas peri dan viki kompak
"gpp jun, gue minta maaf deh gue seharian ini diem aja, sekarang udah engga kok"
"beneran luh put?"
"iya, eh ngomong-ngomong tadi ada perempuan lagi nyariin kamu jun, tadi siang"
"hmm.. banyak banget perempuan yang nyariin kamu jun" keluh mas peri.
"siapa put? felisiana?"
"bukan, felisiana mah gw kenal, mahasiswa baru kok, siapa ya namanya, emm dhanin kalau ga salah"
"eh?" saya agak sedikit terkejut,"ngapain dia?"
"engga tau, emang dhanin itu siapa jun?"
"dia adik gue put"
"semuanya aja adik lo jun ahahahaha" viki tertawa lebar.
****
Disebuah lorong dengan tembok tembok batu dan daun merayap dicelah-celahnya, seorang perempuan muda berjalan dengan riang berlari menghampiri saya. tatapannya dari jauh menunjukan kesenangan yang amat sangat dengan kehadiran saya yang memang tidak pernah menginjakkan kaki di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik ini.
"kakak..." ucapnya sambil meraih tangan saya," ngapain kesini tumben" tanyanya sambil tersenyum yang langsung membuat kami menjadi perhatian sekitar karena teriakan antusiasnya begitu keras.
"ssttt...pelan pelan apa"ucap saya mendelisik,"diliatin orang tuh"
"abis aku seneng, tumben kakak dateng nyamperin aku, kan jarang-jarang ga pernah malah"
"aduh kakak jadi ga enak"
"ayo kak ngobrolnya di kantin aja kak," ucapnya dengan antusian dan langsung menggandeng saya menuju kantin.
diperjalanan menuju kantin, saya serasa menjadi pusat perhatian karena dhanin menggandeng saya begitu erat. mungkin karena ini jogja ya? tidak lazim pemandangan seperti ini, apalagi di lingkungan kampus dan saat bulan puasa. hmm... kebetulan memang sepertinya dhanin merupakan maba yang paling cantik dan "bersih" ya taulah tampilan orang kaya dan banyak uang itu seperti apa, beda euy.
"kakak gapapa kan liatin aku makan? aku belum sarapan tadi ga sempet" ucapnya sambil duduk disebuah bangku panjang dan memesan nasi gudeg yang memang terkenal di kantin isipol dan satu-satunya yang tetap buka di siang hari saat bulan puasa. itu sebabnya kantin isipol selalu ramai didatangi mahasiswa non islam dari berbagai fakultas untuk sekedar nongkrong dan mengisi perut, karena, memang susah mencari makanan saat bulan puasa di UGM ini, kecuali mau melangkah sedikit kearah kotabaru atau malioboro sekalian. ya paling KFC di depan mirota kampus.
"gapapa kamu makan sana, nanti kamu sakit"
"oh iya ngomong-ngomong kakak ngapain?"
"kamu kemarin kekos kakak?"
"iya, aku kemarin ke kos kakak, mau ngomong sesuatu" jawabnya dengan nada berubah.
"kok ga telepon aja,?" tanya saya.
"Takut kakak ga percaya..." ucapnya pelan.
"emang kenapa kakak harus ga percaya?"
"sebelumnya, dhanin mau tanya, sejauh apa hubungan kakak sama felisiana?"
hmm.. kenapa semua orang nanya itu belakangan ini. mumet deh,"emang ada apa sih?"
"Gini kak, kemarin aku main ke tempat temen aku, ternyata temen aku itu sepupu dari kak felisiana"
"hah terus?" jawab saya heran seperti ada bau-bau apa gitu. saya mencium bau sesautu, mungkin saya mandinya ga bersih. iya juga ya..
"kakak, maaf, sama felisiana udah pernah.." tanyanya ragu-ragu sepertinya saya tau maksud pembicaraan dhanin arahnya kemana, saya langsung menggelengkan kepala.
"hufftt... lega deh," ucapnya mengelus dada.
"kenapa lega?"
"aku denger, ga sengaja sih, kak felisiana katanya hamil,, dia curhat sama sepupunya"
DEGG.. waduh, kok felisiana cerita sama orang lain ya "terus?"
"dia sepertinya bingung hamilnya sama siapa, katanya antara kakak dan siapa ya satunya di sebut, ga jelas sih saya dengernya"
"hah?? maksud kamu?"
"Jun... jun.. Bangun" bahu saya terasa di dorong2
"emmmhh" ucap saya sembari mengucek2 mata yang lansung terperanjat kaget karena nisa ada disamping saya dengan mengenakan jilbab merah tua dan baju kemeja putih berlengan longgar,"eh kamu ngapain?!! kalau diliat orang bagaimana?"
"kan aku ini adik kamu, heheheh" ucapnya sambil tersenyum,"aku kesini sama annchi kok, dia mau ketemu putra katanya"
"lah kok berani?" ucap saya yang masih mencoba mengumpulkan nyawa-nyawa yang masih berserakan.
"aku udah denger, dia curhat semalaman, cerita masalahnya sama putra, dan ternyata kamu pendengar yang baik ya?" ucap nisa sambil tersenyum.
"ah enggak kok,"
"tapi kenapa kalau sama aku kamu kayanya terkesan cuek ya?"
"kamu aja yang merasa kurang aku perhatiin, aku padahal sudah berusaha memberikan perhatian yang terbaik buat kamu"
"iya ya? aku yang berlebihan minta di perhatiin ya?" ucapnya sambil menunduk.
"kayanya iya aku yang memang kurang perhatian" batin saya dalam hati. aku menatapnya dia tampak manis sekali, dengan sesekali dia membalas tatapanku dengan senyuman kecil.
"jun...."
"iya..."
"ada yang belum kamu ceritain ke aku tentang felisiana ya?"
"DEGGG" tiba-tiba jantung berdegup keras, detakannya semakin cepat sampai terasa di pelipis dan ujung jemari tangan. "masalah apa memangnya?"
"sudah sejauh mana kamu sama felisiana?" tanyanya pelan.
Jantung semakin berdegup keras dan cepat, apa annchi cerita semuanya ya? bukannya saya udah suruh merahasiakan semuanya? aduh gimana sih annci, kok lemes banget mulutnya,:"sejauh mana makud kamu apa?"
"kamu udah pacaran sama dia ya?"
"Ooooh" saya menghela nafas panjang,"enggak, aku jujur, aku memang dekat sama dia, cuma ga ada hubungan apa-apa"
"sama kaya kamu deket ke aku?" tanyanya balik.
"eh, engga lah, beda"
"memang kita ini apa sih?"
siiinggg... suara kedipan mata tiba-tiba terdengar karena suasana mendadak hening. angin berhembus menerabas jendela kamar membawa kesejukan pagi dan suasana hening mencekam. oh angin pagii... bawa daku.... pergi....
"nis,?" panggil annci tiba-tiba dari balik pintu
"iya ci?"
"aku udah, kamu mau ikut aku pulang atau gimana?" tanya annci yang sudah bergegas pulang dengan wajah memendam kesal dan seperti ingin menangis.
"oh ayuk.."
"kok buru-buru ci?" tanya saya.
Annchi langsung menarik tangan annisa dan segera pergi tanpa menjawab pertanyaan yang saya ajukan. tampaknya ada sesuatu yang tidak beres yang membuat raut wajahnya berubah yang biasanya menampakan keceriaan, namun tadi wajahnya kelam seperti gotham city yang sedang dilanda pertemburan geng antara don maroni dan don falcone.
saya segera beranjak bangun mengambil handuk menuju kamar mandi didekat tangga. di depan TV saya melihat putra sedang duduk menatap acara TV dengan tatapan kosong. wah jangan-jangan ini penyebabnya.
"put..elu gapapa kan?" tanya saya sambil melintasi putra. putra tidak bergeming sedikit pun, tidak ada reaksi apapun yang nampak dari wajahnya.
sesaat, viki dan mas peri kemudian keluar dari kamarnya masing-masing dan sudah membawa handuk dipundaknya. saya mereka berdua tajam. mereka berdua pun menatap saya dengan tajam. tatapan kami pun mengarah ke pintu kamar mandi. posisi saya paling dekat saya akan mencapainya lebih awal."diem, gw duluan" ucap saya menatap mereka dengan menyipitkan mata. mereka berdua seperti akan bergerak lari mendahului saya.
tetiba, putra berdiri."saya duluan boleh ya mandinya," ucap putra datar.
kami bertiga langsung lemas, menandakan kami mengalah kepada putra. entah kenapa, saya rasa putra butuh mandi untuk menyegarkan pikiran lebih dulu. kalau mas peri dan viki saya yakin mereka berdua pasti mencuri dengar apa yang dibicarakan annci dan putra tadi.
setelah putra memasuki kamar mandi, kami bertiga langsung mengerubung membuat lingkaran kecil,"putra ada apa sih?" tanya saya.
"gue dengernya cuma sebagian," ucap viki perlahan.
"gue denger jelas kok"
"apaan mas per?" tanya saya.
"kayanya putra udah ga mau ngelanjutin lagi hubungannya sama annci.."
Cekrek, pintu kamar mandi tetiba terbuka. kami bertiga yang kaget langsung ambil posisi sejajar menonton tv dengan wajah aneh seperti menyimpan dosa, ya dosa ghibah hehehe.
putra jalan perlahan menunduk ke kamarnya dan kemudian keluar lagi,"sabunnya ketinggalan" ucapnya datar,"ghibah dosa lo,"ucapnya.
ups...
****
"cerita aja put, kita semua siap bantu kok" ucap mas peri.
"iya, seharian ini lo diem aja, udah malem lo masih diem juga" timpal viki.
"makasih ya fren, tapi gue gapapa, lagian ga usah pura-pura nanya, kalian juga udah tau kan?"
"eh gue belom tau beneran put, kalo mas peri ama viki mah emang nguping" jawab saya menyangkal.
"woy elu kok jadi nyalahin gue sih" ucap mas peri dan viki kompak
"gpp jun, gue minta maaf deh gue seharian ini diem aja, sekarang udah engga kok"
"beneran luh put?"
"iya, eh ngomong-ngomong tadi ada perempuan lagi nyariin kamu jun, tadi siang"
"hmm.. banyak banget perempuan yang nyariin kamu jun" keluh mas peri.
"siapa put? felisiana?"
"bukan, felisiana mah gw kenal, mahasiswa baru kok, siapa ya namanya, emm dhanin kalau ga salah"
"eh?" saya agak sedikit terkejut,"ngapain dia?"
"engga tau, emang dhanin itu siapa jun?"
"dia adik gue put"
"semuanya aja adik lo jun ahahahaha" viki tertawa lebar.
****
Disebuah lorong dengan tembok tembok batu dan daun merayap dicelah-celahnya, seorang perempuan muda berjalan dengan riang berlari menghampiri saya. tatapannya dari jauh menunjukan kesenangan yang amat sangat dengan kehadiran saya yang memang tidak pernah menginjakkan kaki di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik ini.
"kakak..." ucapnya sambil meraih tangan saya," ngapain kesini tumben" tanyanya sambil tersenyum yang langsung membuat kami menjadi perhatian sekitar karena teriakan antusiasnya begitu keras.
"ssttt...pelan pelan apa"ucap saya mendelisik,"diliatin orang tuh"
"abis aku seneng, tumben kakak dateng nyamperin aku, kan jarang-jarang ga pernah malah"
"aduh kakak jadi ga enak"
"ayo kak ngobrolnya di kantin aja kak," ucapnya dengan antusian dan langsung menggandeng saya menuju kantin.
diperjalanan menuju kantin, saya serasa menjadi pusat perhatian karena dhanin menggandeng saya begitu erat. mungkin karena ini jogja ya? tidak lazim pemandangan seperti ini, apalagi di lingkungan kampus dan saat bulan puasa. hmm... kebetulan memang sepertinya dhanin merupakan maba yang paling cantik dan "bersih" ya taulah tampilan orang kaya dan banyak uang itu seperti apa, beda euy.
"kakak gapapa kan liatin aku makan? aku belum sarapan tadi ga sempet" ucapnya sambil duduk disebuah bangku panjang dan memesan nasi gudeg yang memang terkenal di kantin isipol dan satu-satunya yang tetap buka di siang hari saat bulan puasa. itu sebabnya kantin isipol selalu ramai didatangi mahasiswa non islam dari berbagai fakultas untuk sekedar nongkrong dan mengisi perut, karena, memang susah mencari makanan saat bulan puasa di UGM ini, kecuali mau melangkah sedikit kearah kotabaru atau malioboro sekalian. ya paling KFC di depan mirota kampus.
"gapapa kamu makan sana, nanti kamu sakit"
"oh iya ngomong-ngomong kakak ngapain?"
"kamu kemarin kekos kakak?"
"iya, aku kemarin ke kos kakak, mau ngomong sesuatu" jawabnya dengan nada berubah.
"kok ga telepon aja,?" tanya saya.
"Takut kakak ga percaya..." ucapnya pelan.
"emang kenapa kakak harus ga percaya?"
"sebelumnya, dhanin mau tanya, sejauh apa hubungan kakak sama felisiana?"
hmm.. kenapa semua orang nanya itu belakangan ini. mumet deh,"emang ada apa sih?"
"Gini kak, kemarin aku main ke tempat temen aku, ternyata temen aku itu sepupu dari kak felisiana"
"hah terus?" jawab saya heran seperti ada bau-bau apa gitu. saya mencium bau sesautu, mungkin saya mandinya ga bersih. iya juga ya..
"kakak, maaf, sama felisiana udah pernah.." tanyanya ragu-ragu sepertinya saya tau maksud pembicaraan dhanin arahnya kemana, saya langsung menggelengkan kepala.
"hufftt... lega deh," ucapnya mengelus dada.
"kenapa lega?"
"aku denger, ga sengaja sih, kak felisiana katanya hamil,, dia curhat sama sepupunya"
DEGG.. waduh, kok felisiana cerita sama orang lain ya "terus?"
"dia sepertinya bingung hamilnya sama siapa, katanya antara kakak dan siapa ya satunya di sebut, ga jelas sih saya dengernya"
"hah?? maksud kamu?"
Diubah oleh natgeas2 07-09-2018 08:46
0