Mas Abenk itu sangat pendiam, dia buka mulut kalo hanya ada hal yang dirasa penting. Bukan perkara mudah untuk bisa ngobrol dengan mas Abenk. Usaha Ika untuk membantu ku pdkt dengan mas Abenk ternyata membuahkan hasil, kalian bisa baca sendiri di part awal dongeng ini. Hingga akhirnya kami jadian di pantai itu. Kalian tahu yang aku rasakan? Itu salah satu hari paling bahagia di hidupku, hal yang belum pernah kurasakan bersama mantan ku yang lain, akhirnya aku bisa jadi pacar si pelindung masa kecilku itu. Mas Abenk yang pendiam itu ternyata sangat romantis, kata-katanya selalu menyejukkan hati ku.

Setelah jadian dia sudah gak jadi orang pendiam lagi. Dengan kata-katanya saja sudah bisa membuat ku melayang. Hari-hari ku terasa indah, aku selalu tidak sabar untuk menunggu pagi, aku selalu kangen dengan mas Abenk. Entah apa yang ada dalam dirinya hingga bisa membuatku merasa seperti ini. Aku memang masih terlalu kecil untuk bilang dia itu jodoh ku, tapi aku sudah merasa yakin kalo mas Abenk itu memang jodohku. Hingga siang itu di hari ulang tahunku, terjadi sesuatu yang belum pantas kami lakukan. Tapi jujur aku ikhlas melakukan itu, aku rela memberikan apapun untuk mas Abenk, termasuk mahkota paling berharga dari seorang wanita. Iya mahkota ku sudah aku serahkan ke mas Abenk, begitu juga dengan mas Abenk, kami baru sama-sama pertama kali melakukannya.

Setelah hari itu, kami sering melakukannya (maaf). Perhatian mas begitu besar sama aku, seolah di mata mas Abenk wanita di dunia ini cuma ada aku. Aku sangat menikmati semua perhatian dari dia. Aku gak mau jauh dari mas abenk. Suatu siang sepulang sekolah,mantanku datang ke sekolah, dia mau minta maaf, memperbaiki semuanya dan minta balikan. Iya aku masih ada rasa sama dia. Aku mengajaknya ke rumah Dewi, aku sama mantan ku bicara di rumah Dewi, aku hampir saja bilang 'iya' sebelum mas Abenk tiba-tiba datang. Aku sangat terkejut bagaimana mas Abenk bisa ada disini, aku langsung melepaskan tangan mantanku dan menyesali apa yang sudah aku lakukan barusan. Mas Abenk marah sekali, tapi akhirnya dia mau memaafkan aku. Mas Abenk emang baik.

Mantan ku gak menyerah, dia selalu berusaha ngajak aku balikkan, tapi aku selalu menolak. Kalian tau kan kalo orang tua mas Abenk tidak suka dengan ku? Aku sedih banget, aku minta sama mas Abenk untuk 'istirahat' sejenak, aku butuh waktu untuk merenungkan kembali hubungan ku dengan mas Abenk, aku mencintainya tapi restu orang tua itu juga penting, aku gak mau egois. Selama masa 'istirahat' itu, mantanku masih berusaha mendekati ku. Karena perasaan ku sedang kacau dengan mas Abenk, akhirnya aku menerima dia lagi, iya kami balikkan di belakang mas Abenk. Dewi tau, awalnya dia marah dan kecewa sama aku. Tapi hubungan persahabatan kami tetap baik-baik saja.

Masa istirahat ku dengan mas Abenk akhirnya berakhir, aku kembali sama mas Abenk dan ibunya mas Abenk juga sudah bisa menerima ku, bahkan aku sudah di anggap anak sendiri, aku bahagia sekali saat itu, tapi di sisi lain aku merasa bersalah sama mas Abenk. Aku masih berhubungan dengan mantanku itu, eh bukan mantan,orang sudah balikan hehe. Aku punya dua pacar, dan mas Abenk gak tau itu, sedang dia tau kalo aku pacaran dengan mas Abenk. Dia tau diri kalo aku sama mas Abenk,dia gak akan menggangu ku.

Waktu berlalu begitu cepat, mas Abenk sudah lulus sekolah. Mas Abenk mau ke Jakarta untuk bekerja dan kuliah. Jujur aku gak bisa di tinggal jauh sama mas Abenk, walaupun di bibir aku bilang tidak apa-apa, tapi dalam hatiku aku gak rela. Iya aku masih ada dia, tapi rasa ku lebih besar ke mas abenk. Selama mas Abenk di Jakarta hubunganku dengan dia makin dekat. Kami juga sudah melakukan hal yang belum pantas di lakukan orang pacaran. Aku merasa sangat bersalah pada mas abenk, aku sudah mengkhianatinya. Dewi tau, dan hubungan persahabatan kami mulai renggang. Dia juga cerita kalo sudah pernah melakukan itu dengan mas Abenk, jujur aku sakit banget mendengar nya, tapi aku bisa apa ? Aku juga sudah melakukan itu dengan dia. Jadi kami sama-sama salah.

Aku berusaha menduakan mas Abenk dengan serapi mungkin biar mas Abenk gak curiga, tapi namanya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga. Mas Abenk tiba-tiba ada di depan kamarku saat aku berduaan dengan dia. Aku sangat terkejut, aku sampai gak tau harus berbuat apa, hingga akhirnya dia di hajar mas abenk , tulang rusuknya sampai patah,wajahnya bengkak, pipinya robek. Mengerikan sekali melihat orang pendiam dan orang paling sabar yang aku kenal seperti mas Abenk mengamuk. Tembok pemisah antara kamarku dan kamar mandi sampai hancur. Darah dimana mana. Mungkin dia bisa mati kalo aku tidak menghentikan mas Abenk. Aku memeluknya sambil menangis, tubuhnya bergetar hebat, berdiri tegak bagaikan tiang listrik. Mas abenk pergi begitu saja di tarik mbak Dita. Aku dan teman-teman kos membawa dia ke rumah sakit. Oh iya ,aku ingatkan sekali lagi, jangan pernah membuat orang pendiam marah, kalo sampai ngamuk ,raja iblis pun bisa di sikat habis, bahkan singgasana Tuhan bisa runtuh jika orang pendiam dan sabar sampai mengamuk. Percaya sama aku, aku lihat sendiri.

Hari berikutnya orang tuanya datang menjenguk dan ingin melaporkan mas Abenk ke polisi. Aku sangat mencintai mas Abenk, aku gak ingin mas Abenk masuk penjara, jadi aku memohon sama dia agar tidak melaporkan mas Abenk.

Suatu hari aku di ajak dia ke solo dan memperkenalkan aku sama keluarganya. Dia di Jogja itu tinggal di rumah neneknya, jadi orang tuanya ada di solo. Dan waktu itu juga dia memintaku jadi istrinya. Aku terkejut, aku belum siap ,aku juga mencintai mas Abenk, di sudut hatiku jika di suruh memilih,aku lebih memilih mas Abenk. Aku menolaknya saat itu. Aku masih terlalu muda untuk menikah. Dia marah besar, dia mengancam ku akan melaporkan mas Abenk ke polisi jika aku tak mau menikah dengannya. Dengan pertimbangan yang sangat berat akhirnya aku mau menikah dengan dia. Tapi aku minta waktu untuk bertemu dengan mas Abenk dulu. Dia pun menyanggupi.

Aku menyusul mas Abenk ke Jakarta untuk membicarakan masalah ini. Tapi begitu sampai Jakarta, bibirku terkunci, aku gak bisa mengatakannya. Aku benar-benar gak sanggup. Mas Abenk sudah begitu baik banget sama aku. Hingga pulang dari Jakarta pun aku masih gak sanggup.

Dan akhirnya akupun menikah dengan dia. Mas Abenk pasti sakit banget, aku tau itu. Karena aku juga merasakan sakit yang sama, bahkan mungkin aku jauh lebih sakit. Tapi aku rela menahan sakit ini demi mas Abenk, aku rela di benci orang-orang di sekitar ku demi mas Abenk. Aku sangat mencintaimu mas , sampai kapanpun. Kamu selalu ada di hatiku meski ragamu tidak. Kamu juga kan mas? Iya ,kamu pernah bilang, aku selalu ada di hatimu meski akhirnya kita tidak bersama.

Dan sekarang aku berusaha untuk mencintai dia seperti aku mencintai mas abenk, aku harus bisa, dia adalah suamiku sekarang. Aku berdoa semoga mas Abenk bertemu dengan wanita yang jauh lebih baik dariku. Dan wanita itu, iya wanita itu memang yang terbaik buatmu mas, aku yakin, mas pasti bahagia bersama wanita itu.

Aku berhenti kuliah semenjak aku hamil hingga anakku umur setahun, setelah itu aku lanjut kuliah lagi. Dan puji Tuhan, aku bisa sampai sarjana meskipun cuma sampai S1, masih kalah sih di banding istrinya mas Abenk. Aku masih merasa gak enak sama mas Abenk, dia memutuskan untuk berhenti kuliah. Aku sedih, tapi mau gimana lagi, semua sudah terjadi. Menyesal boleh, karena kita juga harus belajar dari masalalu. Tapi hidup terus berjalan ke depan, pelajaran dari penyesalan masalalu kita gunakan untuk menghadapi masa depan yang kita tidak tau akan seperti apa, kita hanya berusaha yang terbaik dan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.

Salam dariku, Theresia Novi Damayanti. Kalian tau, itu nama baptis ku asli lho.