Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#440
Part 53
"Abisnya dari tadi dianggurin mulu"

"Ya maaf" ucapnya menundukkan kepala

Gw berdiri di depan pintu kamarnya yang hanya terbuka sedikit. "Boleh masuk ga?" Tanya gw

"Ya masuk lah, ngapain disitu" jawabnya

Gw langsung masuk menyusul Okta. Ia duduk di pinggir tempat tidur dengan pakaian yang sangat minim. "Pintunya tutup aja, AC nya nanti ga kerasa" ucapnya dengan mengkibas - kibaskan telapak tangan di depan leher.

Dan.. yang terjadi biarlah terjadi

Dalam lamunan, gw berpikir. "Kita itu beda agama, udah pasti ga mungkin. Tapi kita masih melanjutkan hubungan ini. Gw kacau, tapi gw sayang sama lo. Gw harus gimana?"

Entah Okta mikir sampe segitu atau engga, gw juga ga pernah tanya tentang hal tersebut. Tapi ia keliatan enjoy aja. Kesalahan gw juga karena membiarkan dia masuk dalam kehidupan gw.

"Ngelamunin siapa hayoo?" Ditowel hidung mancung gw

Gw hanya tersenyum kecil, lalu sebuah kecupan manis mendarat di keningnya.

"Aku laper.. kamu laper ga?" Tanya Okta.

Gw menggelengkan kepala. "Kalo kamu laper makan aja, aku temenin"

Okta beranjak dari tempat tidur, berjalan menuju pintu. "Eh, aku minum aja ya. Yang manis kek kamu, dingin juga kek kamu"

"Sikapmu itu yang sok dingin" balasnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah gw

*cekrek suara pintu tertutup. Gw berjalan menuju meja yang berada di dekat jendela. Di luar sana, nampak matahari perlahan mulai turun, warna langitpun mulai sedikit berubah menjadi kuning.

Di meja yang ada di depan gw, terpajang rapi dua bingkai foto Okta saat SD dan SMP. "Ternyata kamu dari kecil udah cantik ya" ucap gw dalam hati, sambil tersenyum kecil. Lalu, gw menemukan sebuah foto yang diselipkan dibawah kaca meja. Seorang bocah beseragam SMP yang sedang memainkan drum. "Kok Okta bisa dapet foto ini?" Tanya gw dalam hati

*cekrek suara pintu terbuka, dibarengi dengan datangya Okta

"Kamu dapet foto ini dari mana?" Tanya gw menunjuk foto yang ada di mejanya

"Dari fb mu hehe" jawabnya cengengesan. Wah, stalker ini. Niat banget scroll sampai dasar.

"Kok ga pernah cerita?" Tanya gw

"Kamu juga ga pernah cerita kalo kamu itu drumer" balasnya. Dulu waktu kelas 1 SMP, gw sempet bikin band dengan 4 personil yang semuanya adalah teman sekelas gw. Waktu itu ya cuma iseng - iseng aja main band. Lagunya juga cuma coverin lagu orang, tapi alirannya diubah menjadi sedikit keras. Pas naik kelas 2, kita berempat udah ga sekelas, jadi sedikit renggang. Akhirnya, udah ga pernah ngeband bareng lagi. Tapi kita berempat masih berhubungan baik kok sampai detik ini.

*tok tok tok "Ini makannya taruh mana Mbak?" Tanya ART nya Okta dari depan pintu

"Taruh meja situ aja bu" Okta menunjuk meja yang berada di sudut dekat pintu kamar

"Mas Raja engga makan?" Tanya ART nya ke gw

"Masih kenyang bu, nanti aja" jawab gw

ART nya pun meninggalkan kami berdua. Okta melahap makanannya, sesekali gw disuapi olehnya.

"Kamu katanya laper, kok malah aku mulu yang di cekokin" protes gw

"Ini porsinya kebanyakan" balasnya

*drttt *drrttt getaran berulang - ulang dari HP gw. "Mamah" nama yang tertera pada panggilan tersebut

"Halo?" Suara wanita dari seberang sana

"Iya?" Gw sedikit bingung karena suara itu bukan dari Mamah

"Dek, ibu kamu jatuh pingsan waktu di kampus. Sekarang ada di RS *sensor*" ucap seseorang wanita di seberang sana

Terkejut? Pasti, karena tadi pagi Mamah masih terlihat sehat

"Kenapa?" Tanya Okta?

"Mamah masuk rumah sakit" dengan terburu - buru gw memakai jaket dan bergegas menuju salah satu rumah sakit swasta di kota gw

"Hati - hati ih" Okta mencubit pinggang gw karena pengguna mobil membunyikan klakson panjang ke gw. Ucapannya tak gw perdulikan, motor tetap gw pacu kencang meskipun kondisi lalu lintas cukup padat. Sesampainya disana, gw bingung harus kemana, gw juga lupa menanyakan ruangannya.

"Ditelepon aja nomernya Mamahmu" ucap Okta. Gw merogoh saku celana, shit HP gw ketinggalan di kamar okta.

*BRAK Suara tangan gw yang beradu dengan pilar bangunan rumah sakit

"Raja?" Tanya seorang wanita yang gw taksir adalah rekan Mamah. Gw mengangguk. Gestur tubuhnya mengisyaratkan gw untuk mengikutinya. Gw dan Okta berjalan mengikuti, menyusuri lorong - lorong rumah sakit.

"Mamahmu tadi pingsan. Tapi engga apa - apa kok, cuma kecapekan aja. Ini udah dipindah ke ruang inap" kata wanita itu

Kemudian, ia berhenti dan membuka sebuah pintu ruangan. "Oh iya, dalam waktu dekat kamu bakal punya adek" lanjutnya

Gw melangkah masuk ke ruangan tersebut, nampak Mamah terbaring di tempat tidur dengan cover bed dan sarung bantal berwarna putih. Tak lupa sebuah infus menancap di punggung tangannya. Sebuah senyum bahagia terukir di wajah beliau, gw membalas senyumannya, DENGAN TERPAKSA. Karena sebuah alasan, gw khawatir dengan kehamilan Mamah. Bukan karena umurnya, namun gw khawatir jika nanti bayi tersebut lahir, kasih sayang Mamah akan berubah, kasih sayangnya akan pindah ke ANAK KANDUNGNYA. Gw khawatir kejadian seperti saat dahulu gw mempunyai adik akan terulang, lagi.
delet3
japraha47
mirzazmee
mirzazmee dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.