Kaskus

Story

dimasukipliAvatar border
TS
dimasukipli
MY smile MY handsome
hallo kaskuser ijinkan gue berdindang tentang cerita sekaligus pengalaman dari gue di pesantren waktu SMP istilahnya Mts yang hidup apa adanya sampe sekarang yang hidup gue yang serba adanya alhamdulilah.
terserah kalian mau percaya apa nggak gue nulis ini dr tangan turun ke hati nggak turun lagi. sebelumnya gue minta maaf kalo bahasa tulisan disini nggak enak, gue bukan penulis atau orang yang bisa nulis komik hahaha..
Quote:

CERITA GUE UNTUK LOE LOE YANG BERUMUR 18 TAHUN KEATAS
pantengin aja guys..
MY smile MY handsome


INDEX

PART 1
PART 2
PART 3Lanjutan
PART 4 Lanjutan
PART 5
Suka cita di pesantren
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
KANAYA
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Diubah oleh dimasukipli 09-09-2018 21:09
0
15.4K
131
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
dimasukipliAvatar border
TS
dimasukipli
#78
Kanaya
Happy smile reader numpang nulis nih..
Kenalin nama aku Kanaya nur lestari.
Aku adalah tokoh dalam cerita nya Dimas A**
Mungkin kalian bingung aku berasal dari mana, kenapa Dimas nggak nyerita'in juga asal usul ku.

Sebel sih rasanya udah di kasih ijin nulis kok nggak lengkap. Udah di suruh nulis nama lengkap nya malah dikasih tanda bintang.

Kalian nggak perlu tau aku siapanya Dimas sekarang .. aku cuman mau sedikit berbagi cerita sekaligus perkenalan.
Di cerita selanjutnya mungkin namaku banyak di sebut.. jadi biar tambah asik aku akan memperkenalkan sedikit tentang diriku dan kisahku.
Aku berasal dari dataran tinggi di daerah pedesaan di Jawa tengah.
Secara fisik aku bisa di bilang cantik, kulit putih , mata agak lebar, tinggiku 160 cm. Untuk ukuran wanita aku bisa dibilang lumayan tinggi.

Aku masuk ke pesantren karena ayah ku dulunya lulusan pesantren tersebut. Atau bisa juga dikatakan beliau alumni pondok Al..

Kehidupan ku di pesantren tak ubah nya seperti kehidupan Dimas, yahh aku juga sering mendapat surat. Entah itu dari kakak kelas atau temanku sendiri.

Itu semua tak begitu ku tanggapi, nggak ada yang menarik dari mereka. Bahasa mereka kaku. Hanya beberapa yang ku balas dengan permintaan maaf yang halus.

Di pondok pesantren Putri aku merasa sempurna. Aku merasakan kebersamaan yang indah. Mereka menyayangiku dengan tulus, mereka mengajarkanku arti kekeluargaan.
Aku akui paras menjadi daya tarik lawan jenis. Tapi itu tak mengubah mereka untuk tetap menjadi sosok. temanku,sahabatku,bahkan ibuku.

Bersama kak Lia yang berasal dari Jawa barat. Aku mengikuti latihan rebana yang di adakan di pondok pesantren putra. Aku benar benar merasakan kebahagiaan dimana bakatku tersalurkan.

Bersama anggota rebana Al.. banyak prestasi yang bisa dikatakan membanggakan dapat kuraih.
Bersama anggota rebana Al.. juga, aku tau apa itu kerja keras. Di setiap kita tampil/diundang di acara pengajian umum, pengajian qataman di pondok lain. Kita mendapatkan hasil dari tampil tersebut.
Hasil dari tampil tersebut di gunakan untuk membeli alat alat rebana, merenovasi alat alat yang rusak dan membuat seragam.

Dari sering nya aku bertemu dia, Fadil r**. Aku mulai menaruh hati pada dia.
Aku kagum melihat cara dia memainkan berbagai alat rebana.
Dan sepertinya dia tau kalau aku sering curi curi pandang kepadanya.

Surat darinya membuatku melepaskan status jomblowatiku. Aku seneng sekaligus bangga waktu itu. Karena tak sedikit juga para santriwati yang suka sama Fadil.

Hubunganku bersama Fadil tak ubahnya seperti hubungan para pasangan santri lain yang hanya bermesra'an dalam secarik kertas yang tertulis, dan hanya saling melempar senyum tanda aku lah milikmu.

2 tahun aku di pesantren semenjak aku lulus MI (madrasah ibtidaiyah).
1 tahun lebih hubunganku dengan Fadil berjalan dan selama itu pula aku belom pernah berbicara 4 mata sama dia. Kita berbicara di saat latihan rebana dan acara sekolah.
Bagiku nggak masalah sih, emang itu resiko nya cinta antara santri dan santriwati.

Dia dia dia...

Entah kenapa aku merasa kurang bersyukur ketika melihatnya.
Entah kenapa sifat manja ku keluar ketika aku bersamanya.

Aku pertama melihat nya ketika aku sedang latihan rebana di pondok pesantren putra. Saat aku melantunkan sholawat ada 2 santri yang berisik, suara mereka keras hingga kami merasa terganggu.
Sampai kak Lia bersuara menggunakan pengeras suara. Agar mereka sedikit mengecil kan suara mereka.

Kulihat dia, dia yang baru baru ini menjadi bahan gosip para santriwati, dia dan sahabatnya yang selalu membuat kak Laily tertawa karena tingkah konyol mereka, hingga kak Laily tak kuasa menceritakan kebahagiaan nya mendapat murid yang  menggemaskan.

kak Laily : eh nay kamu tau nggak aku dapat murid dari semarang yang adaa aja tingkahnya, usil aja tingkahnya. Satunya maju ke aku, satunya nganggu. Haha

Aku : kak Laily curhat kesel atau seneng sih?

Kak Laily : tiga tiga nya nay, kadang kesel kalau liat mereka berdua sulit baca surat (surat di ngaji), di ajarin tapi malah banyak bercanda nya.
Seneng juga sih nay kalau lihat mereka saling membantu pas cara baca nya salah, itu pun masih bercanda lho nay.

Aku : siapa sih kak 2 orang yang dimaksut kak Laily?

Kak Laily : yang satu Dimas, yang satu Ahmad.

Rasa penasaran datang menghampiri ku.
Aku tanya ke Fadil yang mana yang namanya Dimas, dan Ahmad.

Dan ketika aku melihatnya, seketika aku tersenyum.
Benar apa yang dikatakan kak Laily kalau mereka memang menggemaskan.
Gimana enggak coba, kita yang sedang latihan malah digosipin. Di depan orang yang di gosipin pula. Kan gila.
Itu namanya sih bukan nggosip tapi terus terang

Aku juga melihat wajah kak Lia yang pura pura jengkel ketika berbicara kepada mereka untuk mengecilkan suara mereka, padahal ketika  sampai di pesantren kak Lia juga ikut membicarakan 2 sahabat tersebut.

Pagi hari aku berangkat sendiri, sampai tangga aku bertemu dengan nya.
Dia tiba tiba mengenaliku tanpa mengajak kenalan.
Nggak kaget juga sih, aku memang jadi bahan pembicaraan di pondok putra, pasti dia tau dari mulut ke mulut.

Baru ketemu dia udah ngledek, kan sebel,
Tapi ntah kenapa aku nyaman, walaupun kita baru ketemu.
Ku lihat senyum nya, kulihat ekspresi wajah nya
Nggak salah apa kata kak Laily. Dia emang beda, cara dia menatap seseorang, cara dia tersenyum tanpa beban, cara dia mengucap tanpa malu ataupun jaim..

Dan pagi hari setelah nya entah kenapa aku ingin berangkat sepagi mungkin. Ku siapkan semuanya. Tak lupa aku membawa novel untuk mengisi waktu pagi ku.

Aku senang ketika dia datang. dengan pede nya aku berpikir. "tak ku sangka perasaan ini terhubung"
Dan kalian juga tau kan kalau dia juga berkata seperti yang ada dalam batinku.

Nyebelin nyebelin nyebelin

Kenapa baru sekarang sih, kenapa nggak dari dulu, kenapa musti nunggu 2 tahun sih baru ada santri seperti kamu.

Setiap hari setelah bertemu dengan dia aku seperti orang gila,
Kadang senyum senyum sendiri
Tapi di balik itu semua aku merasa sedih.
Kayla bergerak lebih cepat, nggak heran juga sih kalau dia banyak yang suka termasuk Kayla.

Lala berhasil membuat Dimas jatuh hati,
Sedangkan aku, karena aku yang masih punya status sebagai pacarnya Fadil, aku harus menahan diri, mungkin dimas bisa jadi adikku. Entah kenapa aku benar benar gila di buat nya, hingga cara lain aku tempuh.

Dan kalian juga tau kan kalau suara dia itu bagus. sayang, dia terlalu baik.
Dia selalu memikirkan teman nya,
Aku senang ketika dia bersholawat.
Suara yang dia keluarkan terasa dalam banget,
Apa lagi ketika dia duet bareng kak Lia, perpaduan yang sempurna.
Aku sendiri mengakui kalau kak Lia emang bener bener cantik, suara nya bagus.

Kesempatan duet ku akhir nya datang di panggung terakhir ku di Mts. Sambutan dari nya yang asal asalan.  membuat semua yang ada di tempat, tertawa. Aku juga merasa demikian.

Aku duet dengan nya.
Itu mungkin momen terbaik yang ku rasakan di pesantren, aku belum pernah merasa sebahagia ini.

Hari hari ku di pesantren semakin berwarna, semakin menyenangkan
Dia mau menjadi adik ku.
Dan hampir setiap pagi aku selalu bercanda dengan dia.
Tanpa ada rasa cemburu ataupun khawatir.
Adaaa saja yang kita bicarakan
Dan adaaa saja cara dia menghiburku.

Umurnya padahal masih kecil, tapi pemikiran nya dewasa.
Dia selalu menanggapi apa yang kurasakan. dengan sikap dewasa nya.
Dan selalu terselip nama bunda ketika aku merasa sedih dan bercerita tentang semua yang kurasakan..
Karena bagi nya bunda nya adalah contoh wanita yang sempurna di matanya.

Aku yang dulu nya setelah lulus mts, akan melanjutkan pendidikan SMA di kampung halamanku. Mendadak ku batalkan.

Dia dia dia dan dia

Dia yang merubah cara berpikirku kepada santri.
Dia sering berkata, dia nggak pernah takut akan hukuman, yang penting apa yang ada dalam pikiran nya tersampaikan. Untuk ukuran santri bagiku dia memang beda.

Sampai akhirnya aku lulus mts.
Dan apa yang di katakan Dimas memang benar.
Ketika sesuatu dalam pikiran kita tersampaikan dengan baik, maka hasil nya jau lebih baik daripada sesuatu yang di khawatirkan tapi belum tentu terjadi dan hanya di pendam dalam hati..

Aku kembali ke pesantren dengan rasa bangga, aku siap bersaing dengan Kayla,

Dan bergabung nya dia di grup rebana membuat ku merasa ,dia lah mimpiku,
Dan aku tidak takut kalau harus bersaing dengan Lala yang notabene sudah sangat bahagia menjadi pacar Dimas.

Iri itu pasti. Dan rasa jengkel, sedih, cemburu itu pun pasti.
Tapi aku yakin. Seiring berjalan nya waktu kita bersama, rasa suka dalam dirinya kepadaku pasti muncul.
Dan aku akan sangat menantikan itu.
Dan saat itu juga aku akan mantap dan berkata
   KAMULAH IMAMKU
Entah itu kapan, terjadi atau tidak, aku harus yakini itu.

Fadil melanjutkan sekolah di kampung halaman nya, posisi Fadil diisi oleh Ahmad sahabat Dimas, itu sebabnya Dimas mau bergabung dengan kami,

Dan pesaingku bertambah ketika kak Lia juga mengaguminya secara diam. itu yang ku tahu dari ekspresi wajah kak Lia yang sangat bahagia ketika Dimas memutuskan untuk bergabung.

Suasana di dalam latihan rebana terasa berbeda, ketika Dimas dan Ahmad bergabung,
Tiada lagi kata audisi, tiada lagi kata ambisi,
Karena mereka tidak akan mau ikut kalau kita hanya memikirkan kesempurnaan dan materi yang ingin di dapat.

Dan mungkin kalian akan setuju dengan apa yang Dimas katakan.

    Orang kaya adalah mereka yang mampu membuat mereka tersenyum.
   Pemenang adalah mereka yang mampu membuat semangat mereka bangkit.
  Dan menikmati suatu proses adalah Kebahagiaan sesungguhnya..
   ~karena hasil adalah bonus dari nikmatnya sebuah proses~
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.