- Beranda
- Stories from the Heart
Gunung Hutan Dan Puisi
...
TS
arga.mahendraa
Gunung Hutan Dan Puisi
Pada pekat kabut yang menjalar di hamparan tanahtanah tinggi
Kulantunkan katakata sebagai penggalan doa
Untukmu yang kini telah sempurna hadir..
Pada peluh yang telah mengalir
Ketika kita ayunkan langkahlangkah
Menuju tempattempat teduh
Untuk menyemayamkan rasamu dan rasaku
Kini telah menyatu sudah
dan beku udara ini akan semakin kuat mengikatnya
Kita memang sering berbeda dalam banyak Hal
Namun Gunung, Hutan Dan Puisi selalu mampu menyatukannya..
***
Kulantunkan katakata sebagai penggalan doa
Untukmu yang kini telah sempurna hadir..
Pada peluh yang telah mengalir
Ketika kita ayunkan langkahlangkah
Menuju tempattempat teduh
Untuk menyemayamkan rasamu dan rasaku
Kini telah menyatu sudah
dan beku udara ini akan semakin kuat mengikatnya
Kita memang sering berbeda dalam banyak Hal
Namun Gunung, Hutan Dan Puisi selalu mampu menyatukannya..
***

Sebelumnya ijinkan saya untuk ikut berbagi cerita di forum ini. Forum yang sudah lumayan lama saya ikuti sebagai SR.. Salam kenal, saya Arga..
Cerita saya mungkin tidak terlalu menarik dan membahana seperti cerita-cerita fenomenal di SFTH ini. Hanya cerita biasa dari bagian kisah hidup saya. Semoga masih bisa dibaca dan dinikmati.
Seperti biasa, seluruh nama tokoh, dan tempat kejadian disamarkan demi kebaikan semuanya. Boleh kepo, tapi seperlunya saja ya.. seperti juga akan seperlunya pula saya menanggapinya..
Update cerita tidak akan saya jadwalkan karena saya juga punya banyak kesibukan. Tapi akan selalu saya usakan update sesering mungkin sampai cerita inI tamat, jadi jangan ditagih-tagih updetannya yaa..
Baiklah, tidak perlu terlalu berpanjang lebar, kita mulai saja...
****
Medio 2005...
Hari itu sore hari di sela kegiatan pendidikan untuk para calon anggota baru organisasi pencinta alam dan penempuh rimba gunung yang aku rintis tujuh tahun yang lalu sekaligus sekarang aku bina. Aku sedang santai sambil merokok ketika salah satu partnerku mendatangiku.
"Ga, tuh ada salah satu peserta cewek yg ikut pendidikan cuma karena Ada pacarnya yang ikut, kayaknya dia ga beneran mau ikut organisasi deh, tapi cuma ngikut pacarnya"
"Masak sih? Yang mana? Kok aku ga perhatiin ya" jawabku
"Kamu terlalu serius mikirin gimana nanti teknis di lapangan sih Ga, malah jadi ga merhatiin pesertamu sendiri" lanjutnya
"Coba deh nanti kamu panggil aja trus tanyain bener apa ga, namanya Ganis.. aku ke bagian logistik dulu" Kata temanku sambil meninggalkanku
"OK, nanti coba aku tanya" jawabku
"Pulangin aja kalo emang bener Ga.. ga bener itu ikut organisasi cuma buat pacaran" sahutnya lagi dari kejauhan sambil teriak
Dan aku pun cuma menjawab dengan acungan jempol saja
***
Pada malam harinya aku mengumpulkan seluruh peserta pendidikan di lapangan. Malam itu ada sesi pengecekan logistik peserta sekaligus persiapan untuk perjalanan ke gunung besok pagi untuk pendidikan lapangan.
Kurang lebih 2 jam selesai juga pengecekan logistik seluruh peserta pendidikan. Dan aku pun memulai aksiku.
"Yang merasa bernama Ganis keluar dari barisan dan maju menghadap saya sekarang..!!!" Teriakku di depan mereka
Tak lama keluarlah seorang cewek dari barisan dan menghadapku. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya, entah cantik atau biasa saja aku tak terlalu peduli karena aku sudah sedikit emosi sejak sore tadi temanku mengatakan kalau dia ikut kegiatan ini cuma karena pacarnya ikut.
"Benar kamu yang bernama Ganis?"
"Ya benar, Kak"
"Kamu ngapain ikut kegiatan ini!?"
"Karena saya ingin jadi anggota Kak"
"Dasar pembohong..!!!" Bentakku seketika
Dan dia pun langsung menunduk
"Hey, siapa suruh nunduk?? Kalau ada yang ngomong dilihat!! Kamu tidak menghargai seniormu!!"
"Siap, maaf Kak" jawabnya sambil langsung melihatku
"Saya dengar kamu ikut kegiatan ini karena pacar kamu ikut juga!! Benar begitu? Jawab!!"
"Siap, tidak Kak, saya ikut karena saya sendiri ingin ikut, tidak ada hubungannya dengan pacar!" Jawabnya tegas
"Tapi pacar kamu juga ikut kan!?"
"Siap benar"
"Siapa namanya!?"
"Alan Kak"
"Yang merasa bernama Alan, maju ke depan" teriakku di depan peserta lainnya
Kemudian datanglah cowok bernama Alan itu di depanku
"Benar kamu yang bernama Alan?" Tanyaku pada cowok itu
"Siap, benar Kak" jawabnya
"Benar kamu pacarnya Ganis?"
"Siap benar Kak"
"Kamu ikut kegiatan ini cuma buat ajang pacaran!!?? Kamu cuma mau cari tempat buat pacaran??"
"Tidak Kak"
"Kalian berdua masih mau jadi anggota organisasi ga!!?"
"Siap, masih mau Kak" jawab mereka berdua
"Baik, saya berikan pilihan, kalian berdua saat ini juga putus dan lanjut ikut pendidikan, atau tetap pacaran tapi sekarang juga pulang tidak usah lanjut ikut pendidikan dan jadi anggota organisasi.. silahkan tentukan pilihan sekarang!!"
***
Spoiler for INDEX:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 10 suara
Siapakah yang bakal jadi istri TS?
Rika
30%
Winda
20%
Dita
0%
Ganis
40%
Tokoh Yang Belum Muncul
10%
Diubah oleh arga.mahendraa 20-10-2018 13:37
kimpoijahat dan anasabila memberi reputasi
3
31.4K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
arga.mahendraa
#71
18. Diksarjut & Pelantikan #7
Pagi harinya cuaca berubah sedikit bersahabat. Hanya sedikit sih, karena hujan masih tetap turun meski tak sederas hari sebelumnya. Angin sedikit lebih tenang tapi kabut masih tetap tebal. Para peserta yang sudah dibangunkan sejak subuh lantas diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah. Selesai ibadah mereka dikumpulkan di lapangan untuk senam pagi supaya badan tidak kaku dan terasa lebih hangat. Usai senam mereka diberikan sarapan sehat racikan tangan chef Arga. Huahahahaha... Sarapan kali ini aku beri nama bubur komando. Isinya adalah bubur beras dicampur susu kental manis, biskuit yang dihaluskan, roti yang di suwir-suwir, energen, bubuk wedang jahe, kuning telur ayam kampung mentah, buah pir dan apel cincang, gula jawa yang sudah dicairkan, tolak angin cair, ubi rebus yang sudah dihaluskan, kol dan wortel cincang yang sudah direbus, garam dan air panas. Semuanya dicampur jadi satu dan diaduk. Bergizi tinggi lengkap nutrisi baik karbohidrat, vitamin maupun protein dan tentunya memiliki kalori yang tinggi, cuma mungkin rasanya yang amazing tak bisa diungkapkan dengan kata-kata saking lezatnya. Terlihat berbagai macam ekspresi dari wajah para peserta, ada yang kaget, ada yang jijik, ada yang biasa saja, ada juga yang mupeng (mungkin lapar). Sebagai sikap sportif, sebelum aku memaksa mereka memakan hidangan bubur komando ini, aku pun memakan beberapa suap di hadapan mereka untuk memastikan bahwa makanan ini aman. Jadi tidak ada alasan mereka menolak makanan yang disajikan. Hal ini juga bertujuan mendidik mereka untuk menghargai makanan apapun bentuknya selama masih layak di makan, bernutrisi dan tentunya halal. Karena menghargai makanan adalah salah satu sikap dasar untuk bisa bertahan hidup dalam kondisi paling buruk sekalipun. Aku membagikan makanan ini kepada seluruh peserta dengan porsi yang cukup besar dan mereka wajib menghabiskannya. Tidak ada yang boleh menyisakan makanan apalagi membuangnya. Sanksinya sangat berat jika mereka melakukannya. Jika ada yang tidak kuat karena sudah kekenyangan (biasanya cewek, karena cewek umumnya makan porsi kecil) maka yang lainnya wajib menghabiskan sisa makanan itu. Yang jelas, entah bagaimana caranya, seluruh makanan yang sudah disajikan wajib habis di makan tanpa sisa sedikitpun.
Usai acara sarapan yang sedikit diwarnai drama, mereka dikumpulkan dalam barisan. Kali ini aku yang memegang kendali secara langsung.
"Bagaimana makanannya?" Tanyaku pada peserta
"Siap... Enak Kak!!!" Jawab beberapa peserta, sementara yang lain diam.
"Kenapa hanya sedikit yang jawab? Yang lain?"
"Siap Kak.. makanannya enak" jawab mereka semua hampir serempak
"Ingat... Apapun bentuknya, hargailah makananmu karena itu salah satu sumber kehidupanmu"
"Bersyukurlah kalian masih bisa makan... Mulai sekarang jangan pernah menyia-nyiakan makanan lagi, apalagi membuangnya. Paham!!!??" Sambungku
"Siap.. paham" jawab mereka
"Saya dan beberapa senior kalian juga ikut memakan makanan yang kalian makan. Jadi tidak ada alasan kalian tidak suka apalagi tidak doyan makanan itu!!!"
"Kalian siap untuk kegiatan selanjutnya!!??"
"SIAAAAPPPP" Jawab mereka kompak dan tegas.
"Sebagai penyemangat, semuanya ambil posisi push up.. satu set dulu..." Ucapku dan mereka segera melakukan yang aku perintahkan.
Pagi ini kegiatannya adalah penggemblengan mental dan ideologi yang dilakukan di dalam goa di dekat lokasi Diksarjut ini. Sekilas tentang lokasi kegiatan, goa ini merupakan goa buatan yang menembus satu sisi bukit ke sisi lainnya. Berdasarkan cerita dari penduduk sekitar, goa ini merupakan peninggalan tentara Jepang pada masa penjajahan Jepang dulu. Dulu goa ini digunakan sebagai lokasi persembunyian tentara Jepang dari kejaran pasukan gerilnya kemerdekaan Indonesia, sekaligus sebagai pangkalan militer mereka. Di sekitar lokasi ini dulu juga merupakan lokasi pertempuran. Konon katanya dulu banyak korban berjatuhan di sini, baik dari tentara Jepang maupun tentara gerilya. Oleh karenanya sekarang lokasi ini dikenal cukup angker. Banyak cerita, baik dari para pendaki maupun penduduk, yang melihat penampakan barisan tentara Jepang, juga penampakan-penampakan lainnya seperti tentara yang bersimbah darah, tentara yang berwajah rusak, kuntilanak, dan berbagai jenis mahluk gaib lainnya. Tetapi aku tidak ambil pusing dengan hal itu, aku sudah terbiasa berada di tempat ini, meskipun aku terkadang merasakan kehadiran mereka, tetapi selama berada di sini aku tidak pernah mendapatkan gangguan berarti. Oleh karenanya aku yakin akan aman kegiatan di lokasi ini. Selain tentunya kami sudah melakukan doa khusus supaya kami dijauhkan dari berbagai godaan dan gangguan.
Teknis kegiatan kali ini adalah setiap peserta harus masuk ke dalam goa satu per satu, di setiap titik terntentu di dalam goa terdapat pos, tepatnya ada lima pos yang masing-masing berisi materi tertentu yang akan diberikan kepada peserta. Ada materi penggemblengan mental, materi ideologi dan lain-lain. Jika aku jabarkan secara detail seluruh isi materi, akan sangat panjang, jadi intinya saja. Setiap peserta akan memasuki pos tersebut secara berurutan dan masing-masing akan di gembleng di dalam pos tersebut oleh para senior yang bertugas di sana. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk kepribadian para peserta menjadi anggota organisasi yang berkualitas sesuai dengan target dari organisasi ini. Outputnya nantinya adalah setiap individu peserta akan menjadi orang yang lebih baik. Baik secara ideologi (loyal terhadap organisasi dan visi misi organisasi), secara mental (menjadi orang yang bermental kuat, tidak manja, tidak cengeng, tahan banting, dan lain-lain), secara intelejensi, secara kepribadian (menjadi orang yang memiliki jiwa sosial tinggi, cinta terhadap alam dan lingkungan, serta memiliki ikatan kuat terhadap sesama anggota organisasi), dan tujuan-tujuan lainnya.
Tidak semua senior dan alumni terlibat di kegiatan ini. Sebagian tetap standby di posko untuk hal-hal yang lainnya terutama tim medis dan tim logistik.
Kegiatan sudah di mulai. Beberapa peserta sudah memasuki goa secara bergantian. Aku dan Sandi ditemani beberapa senior lainnya bertugas di salah satu pos yang berisi materi ideologi. Satu per satu peserta sudah mendapatkan materi dari kami dan semuanya berakhir dengan tangisan mereka karena selama ini merasa belum menjadi orang yang diharapkan. Oleh karenanya, saat ini menjadi tugasku memberikan motivasi kepada mereka supaya Setelah selesai kegiatan ini mereka harus berubah dan harus terus berusaha menjadi orang yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hingga tiba giliran peserta berikutnya. Kali ini Ganis yang masuk ke dalam posku. Seperti peserta yang sebelumnya, aku pun menggembleng dia. Hingga belum sampai selesai, dia sudah menangis sesenggukan. Semakin lama dia terus menangis semakin kejer hingga pada akhirnya jatuh pingsan lagi. Sandi pun segera bertindak menolongnya.
Peserta yang berikutnya masuk ke dalam pos. Kali ini cewek lagi, tapi aku belum hafal namanya. Sejak Ganis pingsan tadi, aku merasakan hawa yang berbeda di dalam posku ini. Entah apa, yang jelas aku merasa tidak nyaman. Seperti panas tapi tidak panas, dingin tapi tidak dingin. Susah untuk diungkapkan. Tak lama setelah aku memulai penggemblengan, peserta di depanku terjatuh tak sadarkan diri. Aku dan beberapa senior lainnya segera menolongnya. Ketika aku menyentuh anak ini, tiba-tiba dia terbangun dengan mata melotot dan mulut menyerigai. "Wah gak beres nih" batinku. Aku segera tersadar dengan apa yang terjadi. Aku memerintahkan beberapa senior untuk membawanya keluar goa dan langsung menuju ke posko. Sepertinya Ada 'penghuni' goa ini yang menyukai anak ini hingga masuk kedalam tubuhnya. Empat orang senior membawa anak yang kesurupan tadi. Tubuh anak in dimasukkan ke dalam sleeping bag kemudian diangkat oleh empat orang. Ketika dibawa keluar goa, anak ini terus saja meronta dan melawan hendak melepaskan diri tetapi tidak berhasil karena tubuhnya seolah terikat sleeping bag. Kami pun berhasil membawanya keluar goa, tantangan berikutnya adalah membawa turun menuju ke posko. Bibir goa ini berada di tengah-tengah sisi bukit yang lokasinya di atas posko. Jadi untuk membawa ke posko kami harus menuruni bukit. Bukan hal mudah membawa orang kesurupan turun bukit, apalagi kondisi hujan dan tanah yang licin. Beberapa kali mereka terpeleset tapi masih bisa menguasai diri.
Singkat cerita, kami pun sampai di posko. Anak yang kesurupan tadi langsung di rebahkan di dipan dalam posko. Empat orang yang membawa dari goa tadi masih memegangi kedua tangan dan kakinya karena dia terus meronta. Aku pun segera duduk di depannya. Ketika dia melihatku, dia langsung memasang ekspresi marah dan semakin meronta tak karuan. Jika dia tidak dipegangi, mungkin saat ini sudah menyerangku. Tanpa rasa takut sedikitpun, aku segera memegang kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke mataku. Aku terus menatapnya dengan tajam tanpa berbicara sedikitpun. Mulanya dia melawan menatapku dengan tatapan benci. Tapi lama kelamaan dia seperti kalah beradu pandang denganku dan mulai menggerak-gerakkan bola matanya menghindari tatapan mataku. Aku tersenyum dan membatin "sebentar lagi selesai". Dan benar juga, tak lama kemudian dia menutup matanya dan kembali tak sadarkan diri.
"Rik, sadarkan.. dia udah gak pa-pa.." ucapku pada Rika.
"Oh iya dia namanya siapa ya" sambungku lagi sambil menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal.
"Hadeeeh.. ini Citra namanya Men" Kali ini Sandi yang menjawab.
"Hehehe.. Kan aku emang belum hafal semua, sama anak-anak baru" ucapku
"Yang dihafalin si itu doang sih" sahut Rika sambil berusaha menyadarkan Citra
"Itu siapa?"
"Adaaa deeeehhh"
"Oh iya siapin air putih anget. Nanti kalo dia udah bangun kasih minum. Jangan lupa suruh baca Bismillah dulu" ucapku
Tak lama kemudian, Citra pun sadar. Ya, dia sudah sepenuhnya sadar karena ketika aku bertanya siapa namanya, dia bisa menjawab dengan benar. Setelah dia meminum air putih tadi, dia pun beristirahat seperti yang aku perintahkan. Soal cerita bagaimana dia bisa kemasukan tadi, nanti saja aku tanyakan, atau lain waktu saja kalau sudah selesai semuanya.
Setelah situasinya kondusif aku pun kembali ke goa untuk melanjutkan kegiatan. Sedangkan Sandi tetap di posko memijit Ganis. Biarkan sajalah. Usai sedikit kericuhan tadi, kegiatan kembali dilanjutkan dan kali ini tanpa ada gangguan sedikitpun hingga semua kegiatan selesai. Usai pengambilan atribut organisasi, para peserta disuruh kembali ke posko mereka. Siang ini mereka diberikan kesempatan istirahat sebentar untuk beribadah dan makan siang. Untuk urusan makan siang, mereka diwajibkan untuk memasak sendiri menggunakan jatah logistik mereka.
Setelah sesi ishoma selesai, kegiatan kembali dilanjutkan. Kali ini adalah sesi terakhir sebelum pelantikan sekaligus sesi yang paling krusial. Jika sesi ini gagal, bisa dipastikan pelantikan menjadi tidak berkesan dan para peserta akan kurang menjiwai makna dari pelantikan dan lebih jauh, mereka akan kurang memberikan penghargaan pada atribut dan status keanggotaannya.
Sesi terakhir adalah penggemblengan mental akhir sekaligus yang paling keras. Diawali dengan pencabutan atribut yang sudah mereka kenakan dengan skenario bahwa mereka belum layak karena belum menjalani pendidikan secara benar. Secara otomatis mereka pun syok. Sebelumnya mereka sudah ceria karena merasa sudah selesai kegiatan ini ditandai dengan sudah dikenakannya atribut organisasi, ternyata mereka harus memulainya lagi dari awal. Berbagai gemblengan harus mereka terima secara bertubi-tubi dari para senior hingga mereka semua lemas. Selama beberapa jam mereka ditempa dibawah guyuran hujan tanpa menggunakan rain coat. Basah, belepotan lumpur dari rambut, muka hingga kaki, kelelahan dan lain sebagainya. Semua harus mereka rasakan. Penggemblengan ini sebetulnya memiliki tujuan yang sederhana. Kami hanya melakukan pengetesan sampai sejauh mana keteguhan hati mereka untuk menjadi anggota. Mereka diberikan pilihan, mundur sekarang juga dan tidak perlu susah menjalani penggemblengan tetapi tidak menjadi anggota, atau siap menjalani segala tantangannya dan pada akhirnya nanti akan dilantik. Para senior terus menekan mental mereka supaya drop hingga menyerah. Tetapi sampai saat ini mereka masih teguh menjalani penggemblengan ini. Dua orang peserta sudah tak sadarkan diri, pingsan karena kelelahan. Salah satunya lagi-lagi Ganis dan mereka sudah diberikan pertolongan. Tetapi penggemblengan masih terus berlanjut hingga aku mengatakan cukup nantinya. Jika sekedar drop secara fisik aku masih memaklumi dan memberikan toleransi karena aku pun sadar setiap orang memiliki kemampuan fisik yang berbeda. Tapi jika drop secara mental dan menyerah, maka aku akan langsung mencoretnya dan aku nyatakan tidak layak menjadi anggota. Hingga pada akhirnya aku melihat sepertinya sudah cukup, akupun mengakhiri sesi ini.
"SEMUANYA BERDIRI..!!!"
"KALIAN SEMUA CEROBOH.. SEMUANYA BODOH.. KALIAN PIKIR KEGIATAN SUDAH SELESAI?? TERUS KALIAN SANTAI-SANTAI SEOLAH TAK ADA BEBAN??"
"KALIAN SEMUA TELEDOR.. TEMAN-TEMAN KALIAN ADA YANG SAKIT, ADA YANG PINGSAN TAPI KALIAN TIDAK ADA YANG PEDULI SEDIKITPUN..!!!"
Mereka pun hanya saling pandang. Beberapa saling bantu berdiri karena sudah sangat keletihan.
"SEKARANG CARI ITU TEMANMU YANG SAKIT TADI..!! BAWA KESINI.. CEPAAAAT..!!!"
Mereka pun langsung berhamburan ke arah posko panitia untuk menjemput yang pingsan tadi yang aku tau sudah sadar semua.
Tak berapa lama mereka sudah kembali semua di barisan. Dan peserta yang pingsan tadi juga sudah bergabung meskipun masih harus ditopang ketika berdiri.
"SAYA TIDAK MAU TAU..!!! MULAI SAAT INI KALAU ADA LAGI YANG SAKIT DAN YANG LAINNYA TIDAK PEDULI, KALIAN SEMUA TIDAK AKAN SAYA TERIMA MENJADI ANGGOTA..!!!"
"MENGERTI KALIAN!!??"
"Siap.. mengerti Kak" jawab mereka semua.
"KALIAN SIAP MELANJUTKAN KEGIATAN!!???"
"Siaaaaaappppp"
"KALIAN SIAP MENANGGUNG SEGALA RESIKONYA!!!???"
"Siaaaaaappppp"
"KALIAN SIAP SALING BANTU, SALING SAJA, SALING MENYAYANGI SATU SAMA LAIN!!???"
"Siaaaaaappppp"
"KALIAN SIAP MENJADI SAUDARA DALAM SUKA MAUPUN SUSAH!!!??"
"Siaapppppppp"
"BAIKLAH.. MARI KITA SELESAIKAN... DENGAN INI SAYA NYATAKAN KEGIATAN DIKSARJUT TELAH SELESAI DAN KALIAN SEMUA TELAH LULUS DENGAN SANGAT MEMBANGGAKAN...!!!!!"
Seketika mereka semua langsung bersujud syukur dan menangis haru karena telah usai menjalani masa berat proses menjadi anggota organisasi.
Usai sesi tangis tangisan haru, aku pun menginstruksikan kepada panitia untuk melaksanakan upacara pelantikan anggota sekaligus menutup kegiatan kali ini. Usai upacara pelantikan, kami pun segera bersiap untuk turun dan pulang. Uniknya, lebih tepat anehnya, ketika upacara pelantikan telah selesai, secara berangsur cuaca berubah semakin bersahabat. Perlahan hujan semakin tipis hingga pada akhirnya benar-benar reda. Angin yang sejak kami datang berhembus kencang kini menjadi lebih tenang. Kabut pun perlahan menipis hingga pada akhirnya benar-benar bersih dan matahari mulai menampakkan sinarnya. Meskipun sulit dipercaya, nyatanya hal itu benar-benar terjadi.
Waktu sudah menunjukkan jam 5 sore ketika aku dan rombongan anak-anak organisasiku hendak memulai perjalanan turun. Berarti nanti bisa malam hari sampai di basecamp bawah. Artinya kami harus ekstra hati-hati karena perjalanan turun malam hari jauh lebih berbahaya. Ditambah tanah becek dan licin sisa hujan beberapa hari ini. Aku membagi para senior untuk mendampingi setiap peserta yang sekarang sudah resmi menjadi anggota organisasi. Aku instruksikan untuk terus menjaga mereka sepanjang perjalanan turun karena kondisi mereka yang sudah sangat kelelahan. Sedangkan aku, Sandi, Rika, Supri dan beberapa alumni lainnya jalan di rombongan paling belakang. Ganis ikut di rombonganku dijaga oleh Sandi sepanjang perjalanan.
*Diksarjut selesai
Usai acara sarapan yang sedikit diwarnai drama, mereka dikumpulkan dalam barisan. Kali ini aku yang memegang kendali secara langsung.
"Bagaimana makanannya?" Tanyaku pada peserta
"Siap... Enak Kak!!!" Jawab beberapa peserta, sementara yang lain diam.
"Kenapa hanya sedikit yang jawab? Yang lain?"
"Siap Kak.. makanannya enak" jawab mereka semua hampir serempak
"Ingat... Apapun bentuknya, hargailah makananmu karena itu salah satu sumber kehidupanmu"
"Bersyukurlah kalian masih bisa makan... Mulai sekarang jangan pernah menyia-nyiakan makanan lagi, apalagi membuangnya. Paham!!!??" Sambungku
"Siap.. paham" jawab mereka
"Saya dan beberapa senior kalian juga ikut memakan makanan yang kalian makan. Jadi tidak ada alasan kalian tidak suka apalagi tidak doyan makanan itu!!!"
"Kalian siap untuk kegiatan selanjutnya!!??"
"SIAAAAPPPP" Jawab mereka kompak dan tegas.
"Sebagai penyemangat, semuanya ambil posisi push up.. satu set dulu..." Ucapku dan mereka segera melakukan yang aku perintahkan.
Pagi ini kegiatannya adalah penggemblengan mental dan ideologi yang dilakukan di dalam goa di dekat lokasi Diksarjut ini. Sekilas tentang lokasi kegiatan, goa ini merupakan goa buatan yang menembus satu sisi bukit ke sisi lainnya. Berdasarkan cerita dari penduduk sekitar, goa ini merupakan peninggalan tentara Jepang pada masa penjajahan Jepang dulu. Dulu goa ini digunakan sebagai lokasi persembunyian tentara Jepang dari kejaran pasukan gerilnya kemerdekaan Indonesia, sekaligus sebagai pangkalan militer mereka. Di sekitar lokasi ini dulu juga merupakan lokasi pertempuran. Konon katanya dulu banyak korban berjatuhan di sini, baik dari tentara Jepang maupun tentara gerilya. Oleh karenanya sekarang lokasi ini dikenal cukup angker. Banyak cerita, baik dari para pendaki maupun penduduk, yang melihat penampakan barisan tentara Jepang, juga penampakan-penampakan lainnya seperti tentara yang bersimbah darah, tentara yang berwajah rusak, kuntilanak, dan berbagai jenis mahluk gaib lainnya. Tetapi aku tidak ambil pusing dengan hal itu, aku sudah terbiasa berada di tempat ini, meskipun aku terkadang merasakan kehadiran mereka, tetapi selama berada di sini aku tidak pernah mendapatkan gangguan berarti. Oleh karenanya aku yakin akan aman kegiatan di lokasi ini. Selain tentunya kami sudah melakukan doa khusus supaya kami dijauhkan dari berbagai godaan dan gangguan.
Teknis kegiatan kali ini adalah setiap peserta harus masuk ke dalam goa satu per satu, di setiap titik terntentu di dalam goa terdapat pos, tepatnya ada lima pos yang masing-masing berisi materi tertentu yang akan diberikan kepada peserta. Ada materi penggemblengan mental, materi ideologi dan lain-lain. Jika aku jabarkan secara detail seluruh isi materi, akan sangat panjang, jadi intinya saja. Setiap peserta akan memasuki pos tersebut secara berurutan dan masing-masing akan di gembleng di dalam pos tersebut oleh para senior yang bertugas di sana. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk kepribadian para peserta menjadi anggota organisasi yang berkualitas sesuai dengan target dari organisasi ini. Outputnya nantinya adalah setiap individu peserta akan menjadi orang yang lebih baik. Baik secara ideologi (loyal terhadap organisasi dan visi misi organisasi), secara mental (menjadi orang yang bermental kuat, tidak manja, tidak cengeng, tahan banting, dan lain-lain), secara intelejensi, secara kepribadian (menjadi orang yang memiliki jiwa sosial tinggi, cinta terhadap alam dan lingkungan, serta memiliki ikatan kuat terhadap sesama anggota organisasi), dan tujuan-tujuan lainnya.
Tidak semua senior dan alumni terlibat di kegiatan ini. Sebagian tetap standby di posko untuk hal-hal yang lainnya terutama tim medis dan tim logistik.
Kegiatan sudah di mulai. Beberapa peserta sudah memasuki goa secara bergantian. Aku dan Sandi ditemani beberapa senior lainnya bertugas di salah satu pos yang berisi materi ideologi. Satu per satu peserta sudah mendapatkan materi dari kami dan semuanya berakhir dengan tangisan mereka karena selama ini merasa belum menjadi orang yang diharapkan. Oleh karenanya, saat ini menjadi tugasku memberikan motivasi kepada mereka supaya Setelah selesai kegiatan ini mereka harus berubah dan harus terus berusaha menjadi orang yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hingga tiba giliran peserta berikutnya. Kali ini Ganis yang masuk ke dalam posku. Seperti peserta yang sebelumnya, aku pun menggembleng dia. Hingga belum sampai selesai, dia sudah menangis sesenggukan. Semakin lama dia terus menangis semakin kejer hingga pada akhirnya jatuh pingsan lagi. Sandi pun segera bertindak menolongnya.
Peserta yang berikutnya masuk ke dalam pos. Kali ini cewek lagi, tapi aku belum hafal namanya. Sejak Ganis pingsan tadi, aku merasakan hawa yang berbeda di dalam posku ini. Entah apa, yang jelas aku merasa tidak nyaman. Seperti panas tapi tidak panas, dingin tapi tidak dingin. Susah untuk diungkapkan. Tak lama setelah aku memulai penggemblengan, peserta di depanku terjatuh tak sadarkan diri. Aku dan beberapa senior lainnya segera menolongnya. Ketika aku menyentuh anak ini, tiba-tiba dia terbangun dengan mata melotot dan mulut menyerigai. "Wah gak beres nih" batinku. Aku segera tersadar dengan apa yang terjadi. Aku memerintahkan beberapa senior untuk membawanya keluar goa dan langsung menuju ke posko. Sepertinya Ada 'penghuni' goa ini yang menyukai anak ini hingga masuk kedalam tubuhnya. Empat orang senior membawa anak yang kesurupan tadi. Tubuh anak in dimasukkan ke dalam sleeping bag kemudian diangkat oleh empat orang. Ketika dibawa keluar goa, anak ini terus saja meronta dan melawan hendak melepaskan diri tetapi tidak berhasil karena tubuhnya seolah terikat sleeping bag. Kami pun berhasil membawanya keluar goa, tantangan berikutnya adalah membawa turun menuju ke posko. Bibir goa ini berada di tengah-tengah sisi bukit yang lokasinya di atas posko. Jadi untuk membawa ke posko kami harus menuruni bukit. Bukan hal mudah membawa orang kesurupan turun bukit, apalagi kondisi hujan dan tanah yang licin. Beberapa kali mereka terpeleset tapi masih bisa menguasai diri.
Singkat cerita, kami pun sampai di posko. Anak yang kesurupan tadi langsung di rebahkan di dipan dalam posko. Empat orang yang membawa dari goa tadi masih memegangi kedua tangan dan kakinya karena dia terus meronta. Aku pun segera duduk di depannya. Ketika dia melihatku, dia langsung memasang ekspresi marah dan semakin meronta tak karuan. Jika dia tidak dipegangi, mungkin saat ini sudah menyerangku. Tanpa rasa takut sedikitpun, aku segera memegang kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke mataku. Aku terus menatapnya dengan tajam tanpa berbicara sedikitpun. Mulanya dia melawan menatapku dengan tatapan benci. Tapi lama kelamaan dia seperti kalah beradu pandang denganku dan mulai menggerak-gerakkan bola matanya menghindari tatapan mataku. Aku tersenyum dan membatin "sebentar lagi selesai". Dan benar juga, tak lama kemudian dia menutup matanya dan kembali tak sadarkan diri.
"Rik, sadarkan.. dia udah gak pa-pa.." ucapku pada Rika.
"Oh iya dia namanya siapa ya" sambungku lagi sambil menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal.
"Hadeeeh.. ini Citra namanya Men" Kali ini Sandi yang menjawab.
"Hehehe.. Kan aku emang belum hafal semua, sama anak-anak baru" ucapku
"Yang dihafalin si itu doang sih" sahut Rika sambil berusaha menyadarkan Citra
"Itu siapa?"
"Adaaa deeeehhh"
"Oh iya siapin air putih anget. Nanti kalo dia udah bangun kasih minum. Jangan lupa suruh baca Bismillah dulu" ucapku
Tak lama kemudian, Citra pun sadar. Ya, dia sudah sepenuhnya sadar karena ketika aku bertanya siapa namanya, dia bisa menjawab dengan benar. Setelah dia meminum air putih tadi, dia pun beristirahat seperti yang aku perintahkan. Soal cerita bagaimana dia bisa kemasukan tadi, nanti saja aku tanyakan, atau lain waktu saja kalau sudah selesai semuanya.
Setelah situasinya kondusif aku pun kembali ke goa untuk melanjutkan kegiatan. Sedangkan Sandi tetap di posko memijit Ganis. Biarkan sajalah. Usai sedikit kericuhan tadi, kegiatan kembali dilanjutkan dan kali ini tanpa ada gangguan sedikitpun hingga semua kegiatan selesai. Usai pengambilan atribut organisasi, para peserta disuruh kembali ke posko mereka. Siang ini mereka diberikan kesempatan istirahat sebentar untuk beribadah dan makan siang. Untuk urusan makan siang, mereka diwajibkan untuk memasak sendiri menggunakan jatah logistik mereka.
Setelah sesi ishoma selesai, kegiatan kembali dilanjutkan. Kali ini adalah sesi terakhir sebelum pelantikan sekaligus sesi yang paling krusial. Jika sesi ini gagal, bisa dipastikan pelantikan menjadi tidak berkesan dan para peserta akan kurang menjiwai makna dari pelantikan dan lebih jauh, mereka akan kurang memberikan penghargaan pada atribut dan status keanggotaannya.
Sesi terakhir adalah penggemblengan mental akhir sekaligus yang paling keras. Diawali dengan pencabutan atribut yang sudah mereka kenakan dengan skenario bahwa mereka belum layak karena belum menjalani pendidikan secara benar. Secara otomatis mereka pun syok. Sebelumnya mereka sudah ceria karena merasa sudah selesai kegiatan ini ditandai dengan sudah dikenakannya atribut organisasi, ternyata mereka harus memulainya lagi dari awal. Berbagai gemblengan harus mereka terima secara bertubi-tubi dari para senior hingga mereka semua lemas. Selama beberapa jam mereka ditempa dibawah guyuran hujan tanpa menggunakan rain coat. Basah, belepotan lumpur dari rambut, muka hingga kaki, kelelahan dan lain sebagainya. Semua harus mereka rasakan. Penggemblengan ini sebetulnya memiliki tujuan yang sederhana. Kami hanya melakukan pengetesan sampai sejauh mana keteguhan hati mereka untuk menjadi anggota. Mereka diberikan pilihan, mundur sekarang juga dan tidak perlu susah menjalani penggemblengan tetapi tidak menjadi anggota, atau siap menjalani segala tantangannya dan pada akhirnya nanti akan dilantik. Para senior terus menekan mental mereka supaya drop hingga menyerah. Tetapi sampai saat ini mereka masih teguh menjalani penggemblengan ini. Dua orang peserta sudah tak sadarkan diri, pingsan karena kelelahan. Salah satunya lagi-lagi Ganis dan mereka sudah diberikan pertolongan. Tetapi penggemblengan masih terus berlanjut hingga aku mengatakan cukup nantinya. Jika sekedar drop secara fisik aku masih memaklumi dan memberikan toleransi karena aku pun sadar setiap orang memiliki kemampuan fisik yang berbeda. Tapi jika drop secara mental dan menyerah, maka aku akan langsung mencoretnya dan aku nyatakan tidak layak menjadi anggota. Hingga pada akhirnya aku melihat sepertinya sudah cukup, akupun mengakhiri sesi ini.
"SEMUANYA BERDIRI..!!!"
"KALIAN SEMUA CEROBOH.. SEMUANYA BODOH.. KALIAN PIKIR KEGIATAN SUDAH SELESAI?? TERUS KALIAN SANTAI-SANTAI SEOLAH TAK ADA BEBAN??"
"KALIAN SEMUA TELEDOR.. TEMAN-TEMAN KALIAN ADA YANG SAKIT, ADA YANG PINGSAN TAPI KALIAN TIDAK ADA YANG PEDULI SEDIKITPUN..!!!"
Mereka pun hanya saling pandang. Beberapa saling bantu berdiri karena sudah sangat keletihan.
"SEKARANG CARI ITU TEMANMU YANG SAKIT TADI..!! BAWA KESINI.. CEPAAAAT..!!!"
Mereka pun langsung berhamburan ke arah posko panitia untuk menjemput yang pingsan tadi yang aku tau sudah sadar semua.
Tak berapa lama mereka sudah kembali semua di barisan. Dan peserta yang pingsan tadi juga sudah bergabung meskipun masih harus ditopang ketika berdiri.
"SAYA TIDAK MAU TAU..!!! MULAI SAAT INI KALAU ADA LAGI YANG SAKIT DAN YANG LAINNYA TIDAK PEDULI, KALIAN SEMUA TIDAK AKAN SAYA TERIMA MENJADI ANGGOTA..!!!"
"MENGERTI KALIAN!!??"
"Siap.. mengerti Kak" jawab mereka semua.
"KALIAN SIAP MELANJUTKAN KEGIATAN!!???"
"Siaaaaaappppp"
"KALIAN SIAP MENANGGUNG SEGALA RESIKONYA!!!???"
"Siaaaaaappppp"
"KALIAN SIAP SALING BANTU, SALING SAJA, SALING MENYAYANGI SATU SAMA LAIN!!???"
"Siaaaaaappppp"
"KALIAN SIAP MENJADI SAUDARA DALAM SUKA MAUPUN SUSAH!!!??"
"Siaapppppppp"
"BAIKLAH.. MARI KITA SELESAIKAN... DENGAN INI SAYA NYATAKAN KEGIATAN DIKSARJUT TELAH SELESAI DAN KALIAN SEMUA TELAH LULUS DENGAN SANGAT MEMBANGGAKAN...!!!!!"
Seketika mereka semua langsung bersujud syukur dan menangis haru karena telah usai menjalani masa berat proses menjadi anggota organisasi.
Usai sesi tangis tangisan haru, aku pun menginstruksikan kepada panitia untuk melaksanakan upacara pelantikan anggota sekaligus menutup kegiatan kali ini. Usai upacara pelantikan, kami pun segera bersiap untuk turun dan pulang. Uniknya, lebih tepat anehnya, ketika upacara pelantikan telah selesai, secara berangsur cuaca berubah semakin bersahabat. Perlahan hujan semakin tipis hingga pada akhirnya benar-benar reda. Angin yang sejak kami datang berhembus kencang kini menjadi lebih tenang. Kabut pun perlahan menipis hingga pada akhirnya benar-benar bersih dan matahari mulai menampakkan sinarnya. Meskipun sulit dipercaya, nyatanya hal itu benar-benar terjadi.
Waktu sudah menunjukkan jam 5 sore ketika aku dan rombongan anak-anak organisasiku hendak memulai perjalanan turun. Berarti nanti bisa malam hari sampai di basecamp bawah. Artinya kami harus ekstra hati-hati karena perjalanan turun malam hari jauh lebih berbahaya. Ditambah tanah becek dan licin sisa hujan beberapa hari ini. Aku membagi para senior untuk mendampingi setiap peserta yang sekarang sudah resmi menjadi anggota organisasi. Aku instruksikan untuk terus menjaga mereka sepanjang perjalanan turun karena kondisi mereka yang sudah sangat kelelahan. Sedangkan aku, Sandi, Rika, Supri dan beberapa alumni lainnya jalan di rombongan paling belakang. Ganis ikut di rombonganku dijaga oleh Sandi sepanjang perjalanan.
*Diksarjut selesai
0