- Beranda
- Stories from the Heart
MY smile MY handsome
...
TS
dimasukipli
MY smile MY handsome
hallo kaskuser ijinkan gue berdindang tentang cerita sekaligus pengalaman dari gue di pesantren waktu SMP istilahnya Mts yang hidup apa adanya sampe sekarang yang hidup gue yang serba adanya alhamdulilah.
terserah kalian mau percaya apa nggak gue nulis ini dr tangan turun ke hati nggak turun lagi. sebelumnya gue minta maaf kalo bahasa tulisan disini nggak enak, gue bukan penulis atau orang yang bisa nulis komik hahaha..
CERITA GUE UNTUK LOE LOE YANG BERUMUR 18 TAHUN KEATAS
pantengin aja guys..

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3Lanjutan
PART 4 Lanjutan
PART 5
Suka cita di pesantren
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
KANAYA
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
terserah kalian mau percaya apa nggak gue nulis ini dr tangan turun ke hati nggak turun lagi. sebelumnya gue minta maaf kalo bahasa tulisan disini nggak enak, gue bukan penulis atau orang yang bisa nulis komik hahaha..
Quote:
CERITA GUE UNTUK LOE LOE YANG BERUMUR 18 TAHUN KEATAS
pantengin aja guys..

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3Lanjutan
PART 4 Lanjutan
PART 5
Suka cita di pesantren
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
KANAYA
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Diubah oleh dimasukipli 09-09-2018 21:09
0
15.4K
131
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadā¢52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dimasukipli
#65
Part 16
A'udzubillahiminasyaithonirrojim bismillahirrahmanirrahim iqro bismirobbkalladzi..
Sampai akhir..
Alhamdulillah 5 bulan gue di pesantren, gue udah sampai surat Al alaq
Wahyu pertama kali yang diturunkan sang pencipta kepada sang nabinya lewat perantara Jibril sang pemberi Wahyu..
5 bulan gue di pesantren banyak hal yang sudah gue lalui, banyak suka yang gue rasakan, sedikit duka yang kadang datang..
Mulai dari senengnya temen gue si Budi yang di kunjungi orang tuanya dari daratan Sumatra sana, mereka bawa buah coklat, dan itu juga menjadi pengalaman baru kita ngicipin buah coklat, dan mereka juga bawa oleh oleh lain khas sana.
Dan semua temen temen gue yang berasal dari berbagai daerah, bahkan tak jarang juga kita juga kebagian oleh oleh dari kamar lain,
Nggak perlu sampai jauh jauh buat beli oleh oleh nya, karena disini di pesantren. Gue merasakan INDONESIA hahaha, bener bener Indonesia. Kuliner,bahasa,cara penyampaian,dan tingkah laku semua ada di sini,
Eeeittt tapi ada sedikit sedihnya juga,
Ada beberapaĀ temen gue yang memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, ada yang nggak kuat harus nyuci sendiri, ada yang tiap hari nangis keingat orang tuanya, ada yang memang bener bener keturunan ningrat yang konon katanya si anak pengen belajar mandiri, eee nyatanya kalah duluan sebelum perang ,
Nggak bisa di pungkiri juga sih gue sama temen temen gue sekamar juga kadang mikir seperti itu. TapiiĀ Alhamdulillah gue sama temen temen gue dapat berpikir positif walau itu bener bener sulit, itu semua tak luput dari nasihat nasihat yang di beri kang Umam,
Sosok kang Umam menjadi panutan gue sama temen temen sekamar, dia yang ngajarin kita segala hal, tapii dia juga nggak pernah memaksa kita harus ini itu. Lu tau sendiri kan gimana repotnya ngurus bocah yang baru lulus SD, adaaa aja tingkahnya, apalagi ini dari berbagai daerah, ada yang nada bahasanya tinggi, kalau lu gampang sakit hati mungkin lu ngira di bentak bentak padahal emang nada bahasa dia begitu,
Sekali lagi gue bersyukur punya ayah yang punya jiwa berpetualang, sebelum berangkat ke pesantren, beliau menceritakan pengalaman nya bertemu orang orang dari daerah lain, dan beliau juga selalu menasihati gue supaya gue gampang tersenyum menghadapi karakter orang yang berbeda beda..
dan itu membuat gue paham.
Nggak semuanya harus sesuai apa yang di inginkan, tapi sedikit pahami, dan usahakan berikan senyuman.
Dan tak jarang juga, orang tua kita sekamar setiap kunjungan memberi sedikit tanda terimakasih ke kang Umam,
Hubungan gue sama Lala di surat menyurat dan ngobrol tanpa lain lain, bisa di katakan mesra. 2 buku hampir penuh, dan gue merasakan tulisan gue semakin bagus nggak awut awutan, karena di dunia pondok pesantren nggak seperti di dunia anak geol di kota kota yang nulisnya pakai SMS di jamannya. tulisanya sama, di pondok pesantren pakai kertas coyy dan kalo tulisan lu jelek apa nggak malu, gue sih dulu nulisnya biasa eee lama kelama'an seperti ada hasrat untuk memperbaiki tulisan gue, dan itu membuat gue berpikir "ada hikmahnya juga ya pacaran model ginian"
Bukan cuman gue yang merasakan seperti itu, tapi juga temen temen gue lain di kamar yang rata rata sudah menemukan puja an hatinya ada yang dari beda kelas, ada yang sekelas , bahkan kakak kelas, lu tau sendiri lah yang kakak kelas kan gue haha.
Lala Lala Lala, dia bilang ke gue dengan bahasanya di surat suratan " abii" hahaha Ojo ngguyu tak teroske sek, "abiiii" hahaha
ā¢abii, umi nggak mau kelihatan sedih, umi nggak mau kelihatan cemburu, umi nggak mau maksain Abi ini itu, karena umi tau, Abi bakal njaga perasa'an umi. Beberapa surat dari santriwati yang Abi selipkan di buku membuat umi percaya kalau Abi emang pilihan tepat buat umiā¢
Hahahaha.
Gue emang selalu nyelipin surat surat yang mampir ke gue, gue selipin di buku tempat gue sama Lala bermesraan, tujuan gue supaya dia nggak curiga dan gue selalu kasih tulisan di bawah sendiri dalam bahasa Jawa yang haluss
"Ati Iki Mong nggo slirahmu"
Dan ketika gue cerita ke kak Naya yang notabene kakak kakaan gue, tanpa pernah surat suratan.
Kak Naya iri dengan model gue berpacaran yang kadang meluangkan waktu istirahat buat ngobrol berdua, surat suratan beda dari santri lain. Kalau santri lain hampir semua model model nya sama cara penyampaian tulisanya. tapi untuk gue, gue selalu selipkan kata di bawah "ati Iki Mong nggo slirahmu"
Kak Naya selalu curhat tentang model pacaran nya sama Fadil, yang membosankan, bahkan belakangan ini mereka jarang surat suratan, apakah ini karena kedatangan gue ketika gue bertanya, dan kak Naya selalu mengelak.
Gue sih nggak terlalu mikirin karena gue udah punya lala, dan gue juga udah bilang kak fadil kalau gue nggak ada perasaan apa apa sama kak Naya, gue jelasin ke kak fadil supaya nggak ada kecuriga'an, dan gue juga bilang kalo gue udah pacaran sama Lala..
Dan gue bersyukur kak fadil mengerti, dan dia curhat ke gue kalau memang hubungan nya sama Naya akhir akhir ini bermasalah,Ā kak Naya bilang sama kak Fadil kalau kak Naya mulai bosan, kak Naya pengen model pacaran kayak gue, tapi karena kak Fadil dari pertama masuk rebana udah menjadi publik figur di pesantren karena kepintarannya dalam bermain alat rebana. Kak Fadil merasa gengsi sekaligus malu jika harus ngobrol serius masalah cinta sama kak Naya, dan hanya di surat kak Fadil mau berkata kata, serasa nggak gentel memang.
Tapi gue ngerti kog, setiap orang berbeda beda, nggak bisa dipaksakan.
Dan gue bilang sama Fadil
Hari menjelang semester awal. semua santri yang bersekolah mulai belajar lebih giat dari biasanya, di sekolah gue sistim ranking menjadi tolak ukur kepintaran seseorang, dan bagi mereka yang sedang jatuh cinta, kalau mereka dapat ranking bagus, mereka akan memamerkan kepada pasangannya masing masing, berbeda dengan gue yang nggak begitu mikirin rangking, asal pelajaran utama b indo, IPA , b Inggris , sama matematika cukup bagi gue, gue udah bersyukur,
Gue tau otak ada batasan dalam menyerap ilmu, dan lu tau? Di pesantren pelajaran seperti °bahasa Arab, Qur'an hadist, fiqih , shorof , nahwu ° juga di ujikan, nggak kebayang kan kalau ada orang tua yang menuntut anaknya di pesantren supaya bisa semua pelajaran, memang semua pelajaran agama yang gue sebutin itu penting, tapi gue selalu ingat bunda bunda dan bunda,
Gue bersyukur bunda selalu jadi orang yang realistis tanpa menuntut anaknya ini itu, bunda cuman menyuruh gue untuk tekun ngajinya, tanpa ada paksa an
"Dimas kamu harus bisa bahasa Arab"
"Dimas kamu harus bisa shorof"
"Dimas sekolah sore kamu kudu pinter"
Bisa njeblug otak gue, kalo bunda nyuruh gue bisa semua mata pelajaran.
Gue bilang ke orang tua gue kalau di pondok yang gue utamakan
1. Ngaji , 2 pelajaran tajwid yang di pelajari di sekolah sore 3. Fiqih
NGAJI tujuan utama gue di pesantren
TAJWIDĀ pelajaran tentang hukum hukum baca'an dan pelafalan huruf dalam Al Qur an secara benar,
FIQIH pelajaran tentang kehidupan sehari hari, bagaimana kita tayamum, sholat, sholat gerhana, menyembelih hewan qurban, dan lain lain di kehidupan kita..
Itu yang gue jelasin ke orang tua gue mengenai tujuan gue di pesantren, dan alhamdulilah bunda sama ayah seneng dengan pola pikir gue selama satu semester ini,
Pagi hari sebelum diadakan nya tes semester 1 gue berangkat pagi jam 6, menggunakan kendara'an setia sehidup semacti "mersikil"
Sampai di tangga gue ketemu sama kaka gue tercinta
Sampai di depan kelasnya yang masih sepi kita ambilĀ 2 kursi di dalam kelas,
Sampai suatu ketika gue coba jelasin ke kak Fadil tentang apa yang gue omongin sama kak Naya. Tapi kak Fadil malah udah nggak mikirin lagi toh dia udah nyuratin.
Gue yang waktu itu udah berusaha malah merasa jengkel, tapi balik lagi. Itu bukan Urusan gue, karena niat gue cuman membantu.
Dan gue juga bilang ke kak Naya tentang jawaban kak Fadil setelah gue coba selesai'in masalah mereka, dan jawaban kak Naya nggak jauh beda sama percakapan diatas gue sama kak Naya..
Menjelang liburan semester 1 gue mendapat surat dari kak Naya dan Lala, yang intinya mereka ngajak gue jalan, di surat tersebut terdapat alamat rumah, ntah kapan gue mau njumpain kak Naya. yang jelas gue pengen bedua'an sama Lala, gue sering sms-an sama temen temen gue yang berada di kota, gue tanya sama mereka cara berpacaran ala anak anak kota. Dan berbagai jawaban rusuh gue terima,Ā
Liburan semester
4 hari gue dirumah gue merasakan bosan.
Mungkin ini saatnya gue ketemu Lala,
Setelah mengantar bunda ke tempat bunda mengajar, gue siap siap dandan semaksimal mungkin, tarik nafas dalam dalam. Siapkan roda 2 dengan merek cenat cenut berlogo Suzuki. Gue meluncur ke daerah gunung pati.
Sesampainya gue di depan rumah sesuai alamat yang tertera, gue ketok pintu.
Tok tok tok...
Setelah semua siap Lala di belakang, bawa'an ibu nya Lala taroh di cantolan depan, gue sama Lala meluncur ke daerah t**.
Di perjalanan ini lah gue merasakan apa yang di SMS ini temen temen gue, Lala memeluk gue dari belakang tanpa rasa sungkan huahahaha edan. Gue waktu itu ndredeg, gemetar hahaha.
Di perjalanan Lala banyak cerita kehidupan nya di pesantren Putri, dan kehidupan nya di rumah sambil terus memeluk gue,
Sesampainya di daerah yang di tuju
Tok tok tok
Assalamualaikum
"Waalaikum salam"
"Lhohhhh?..
Sampai akhir..
Alhamdulillah 5 bulan gue di pesantren, gue udah sampai surat Al alaq
Wahyu pertama kali yang diturunkan sang pencipta kepada sang nabinya lewat perantara Jibril sang pemberi Wahyu..
5 bulan gue di pesantren banyak hal yang sudah gue lalui, banyak suka yang gue rasakan, sedikit duka yang kadang datang..
Mulai dari senengnya temen gue si Budi yang di kunjungi orang tuanya dari daratan Sumatra sana, mereka bawa buah coklat, dan itu juga menjadi pengalaman baru kita ngicipin buah coklat, dan mereka juga bawa oleh oleh lain khas sana.
Dan semua temen temen gue yang berasal dari berbagai daerah, bahkan tak jarang juga kita juga kebagian oleh oleh dari kamar lain,
Nggak perlu sampai jauh jauh buat beli oleh oleh nya, karena disini di pesantren. Gue merasakan INDONESIA hahaha, bener bener Indonesia. Kuliner,bahasa,cara penyampaian,dan tingkah laku semua ada di sini,
Eeeittt tapi ada sedikit sedihnya juga,
Ada beberapaĀ temen gue yang memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, ada yang nggak kuat harus nyuci sendiri, ada yang tiap hari nangis keingat orang tuanya, ada yang memang bener bener keturunan ningrat yang konon katanya si anak pengen belajar mandiri, eee nyatanya kalah duluan sebelum perang ,
Nggak bisa di pungkiri juga sih gue sama temen temen gue sekamar juga kadang mikir seperti itu. TapiiĀ Alhamdulillah gue sama temen temen gue dapat berpikir positif walau itu bener bener sulit, itu semua tak luput dari nasihat nasihat yang di beri kang Umam,
Sosok kang Umam menjadi panutan gue sama temen temen sekamar, dia yang ngajarin kita segala hal, tapii dia juga nggak pernah memaksa kita harus ini itu. Lu tau sendiri kan gimana repotnya ngurus bocah yang baru lulus SD, adaaa aja tingkahnya, apalagi ini dari berbagai daerah, ada yang nada bahasanya tinggi, kalau lu gampang sakit hati mungkin lu ngira di bentak bentak padahal emang nada bahasa dia begitu,
Sekali lagi gue bersyukur punya ayah yang punya jiwa berpetualang, sebelum berangkat ke pesantren, beliau menceritakan pengalaman nya bertemu orang orang dari daerah lain, dan beliau juga selalu menasihati gue supaya gue gampang tersenyum menghadapi karakter orang yang berbeda beda..
dan itu membuat gue paham.
Nggak semuanya harus sesuai apa yang di inginkan, tapi sedikit pahami, dan usahakan berikan senyuman.
Dan tak jarang juga, orang tua kita sekamar setiap kunjungan memberi sedikit tanda terimakasih ke kang Umam,
Hubungan gue sama Lala di surat menyurat dan ngobrol tanpa lain lain, bisa di katakan mesra. 2 buku hampir penuh, dan gue merasakan tulisan gue semakin bagus nggak awut awutan, karena di dunia pondok pesantren nggak seperti di dunia anak geol di kota kota yang nulisnya pakai SMS di jamannya. tulisanya sama, di pondok pesantren pakai kertas coyy dan kalo tulisan lu jelek apa nggak malu, gue sih dulu nulisnya biasa eee lama kelama'an seperti ada hasrat untuk memperbaiki tulisan gue, dan itu membuat gue berpikir "ada hikmahnya juga ya pacaran model ginian"
Bukan cuman gue yang merasakan seperti itu, tapi juga temen temen gue lain di kamar yang rata rata sudah menemukan puja an hatinya ada yang dari beda kelas, ada yang sekelas , bahkan kakak kelas, lu tau sendiri lah yang kakak kelas kan gue haha.
Lala Lala Lala, dia bilang ke gue dengan bahasanya di surat suratan " abii" hahaha Ojo ngguyu tak teroske sek, "abiiii" hahaha
ā¢abii, umi nggak mau kelihatan sedih, umi nggak mau kelihatan cemburu, umi nggak mau maksain Abi ini itu, karena umi tau, Abi bakal njaga perasa'an umi. Beberapa surat dari santriwati yang Abi selipkan di buku membuat umi percaya kalau Abi emang pilihan tepat buat umiā¢
Hahahaha.
Gue emang selalu nyelipin surat surat yang mampir ke gue, gue selipin di buku tempat gue sama Lala bermesraan, tujuan gue supaya dia nggak curiga dan gue selalu kasih tulisan di bawah sendiri dalam bahasa Jawa yang haluss
"Ati Iki Mong nggo slirahmu"
Dan ketika gue cerita ke kak Naya yang notabene kakak kakaan gue, tanpa pernah surat suratan.
Kak Naya iri dengan model gue berpacaran yang kadang meluangkan waktu istirahat buat ngobrol berdua, surat suratan beda dari santri lain. Kalau santri lain hampir semua model model nya sama cara penyampaian tulisanya. tapi untuk gue, gue selalu selipkan kata di bawah "ati Iki Mong nggo slirahmu"
Kak Naya selalu curhat tentang model pacaran nya sama Fadil, yang membosankan, bahkan belakangan ini mereka jarang surat suratan, apakah ini karena kedatangan gue ketika gue bertanya, dan kak Naya selalu mengelak.
Gue sih nggak terlalu mikirin karena gue udah punya lala, dan gue juga udah bilang kak fadil kalau gue nggak ada perasaan apa apa sama kak Naya, gue jelasin ke kak fadil supaya nggak ada kecuriga'an, dan gue juga bilang kalo gue udah pacaran sama Lala..
Dan gue bersyukur kak fadil mengerti, dan dia curhat ke gue kalau memang hubungan nya sama Naya akhir akhir ini bermasalah,Ā kak Naya bilang sama kak Fadil kalau kak Naya mulai bosan, kak Naya pengen model pacaran kayak gue, tapi karena kak Fadil dari pertama masuk rebana udah menjadi publik figur di pesantren karena kepintarannya dalam bermain alat rebana. Kak Fadil merasa gengsi sekaligus malu jika harus ngobrol serius masalah cinta sama kak Naya, dan hanya di surat kak Fadil mau berkata kata, serasa nggak gentel memang.
Tapi gue ngerti kog, setiap orang berbeda beda, nggak bisa dipaksakan.
Dan gue bilang sama Fadil
Quote:
Hari menjelang semester awal. semua santri yang bersekolah mulai belajar lebih giat dari biasanya, di sekolah gue sistim ranking menjadi tolak ukur kepintaran seseorang, dan bagi mereka yang sedang jatuh cinta, kalau mereka dapat ranking bagus, mereka akan memamerkan kepada pasangannya masing masing, berbeda dengan gue yang nggak begitu mikirin rangking, asal pelajaran utama b indo, IPA , b Inggris , sama matematika cukup bagi gue, gue udah bersyukur,
Gue tau otak ada batasan dalam menyerap ilmu, dan lu tau? Di pesantren pelajaran seperti °bahasa Arab, Qur'an hadist, fiqih , shorof , nahwu ° juga di ujikan, nggak kebayang kan kalau ada orang tua yang menuntut anaknya di pesantren supaya bisa semua pelajaran, memang semua pelajaran agama yang gue sebutin itu penting, tapi gue selalu ingat bunda bunda dan bunda,
Gue bersyukur bunda selalu jadi orang yang realistis tanpa menuntut anaknya ini itu, bunda cuman menyuruh gue untuk tekun ngajinya, tanpa ada paksa an
"Dimas kamu harus bisa bahasa Arab"
"Dimas kamu harus bisa shorof"
"Dimas sekolah sore kamu kudu pinter"
Bisa njeblug otak gue, kalo bunda nyuruh gue bisa semua mata pelajaran.
Gue bilang ke orang tua gue kalau di pondok yang gue utamakan
1. Ngaji , 2 pelajaran tajwid yang di pelajari di sekolah sore 3. Fiqih
NGAJI tujuan utama gue di pesantren
TAJWIDĀ pelajaran tentang hukum hukum baca'an dan pelafalan huruf dalam Al Qur an secara benar,
FIQIH pelajaran tentang kehidupan sehari hari, bagaimana kita tayamum, sholat, sholat gerhana, menyembelih hewan qurban, dan lain lain di kehidupan kita..
Itu yang gue jelasin ke orang tua gue mengenai tujuan gue di pesantren, dan alhamdulilah bunda sama ayah seneng dengan pola pikir gue selama satu semester ini,
Pagi hari sebelum diadakan nya tes semester 1 gue berangkat pagi jam 6, menggunakan kendara'an setia sehidup semacti "mersikil"
Sampai di tangga gue ketemu sama kaka gue tercinta
Quote:
Sampai di depan kelasnya yang masih sepi kita ambilĀ 2 kursi di dalam kelas,
Quote:
Sampai suatu ketika gue coba jelasin ke kak Fadil tentang apa yang gue omongin sama kak Naya. Tapi kak Fadil malah udah nggak mikirin lagi toh dia udah nyuratin.
Gue yang waktu itu udah berusaha malah merasa jengkel, tapi balik lagi. Itu bukan Urusan gue, karena niat gue cuman membantu.
Dan gue juga bilang ke kak Naya tentang jawaban kak Fadil setelah gue coba selesai'in masalah mereka, dan jawaban kak Naya nggak jauh beda sama percakapan diatas gue sama kak Naya..
Menjelang liburan semester 1 gue mendapat surat dari kak Naya dan Lala, yang intinya mereka ngajak gue jalan, di surat tersebut terdapat alamat rumah, ntah kapan gue mau njumpain kak Naya. yang jelas gue pengen bedua'an sama Lala, gue sering sms-an sama temen temen gue yang berada di kota, gue tanya sama mereka cara berpacaran ala anak anak kota. Dan berbagai jawaban rusuh gue terima,Ā
Liburan semester
4 hari gue dirumah gue merasakan bosan.
Mungkin ini saatnya gue ketemu Lala,
Setelah mengantar bunda ke tempat bunda mengajar, gue siap siap dandan semaksimal mungkin, tarik nafas dalam dalam. Siapkan roda 2 dengan merek cenat cenut berlogo Suzuki. Gue meluncur ke daerah gunung pati.
Sesampainya gue di depan rumah sesuai alamat yang tertera, gue ketok pintu.
Tok tok tok...
Quote:
Setelah semua siap Lala di belakang, bawa'an ibu nya Lala taroh di cantolan depan, gue sama Lala meluncur ke daerah t**.
Di perjalanan ini lah gue merasakan apa yang di SMS ini temen temen gue, Lala memeluk gue dari belakang tanpa rasa sungkan huahahaha edan. Gue waktu itu ndredeg, gemetar hahaha.
Di perjalanan Lala banyak cerita kehidupan nya di pesantren Putri, dan kehidupan nya di rumah sambil terus memeluk gue,
Sesampainya di daerah yang di tuju
Tok tok tok
Assalamualaikum
"Waalaikum salam"
"Lhohhhh?..
1