Kaskus

Story

nengsrAvatar border
TS
nengsr
I Love You More Than You Think
I Love You More Than You Think

Thanks for the amazing cover Om quatzlcoatl


I Love You More Than You Think

(Ssstt.. this is the real picture of us)


Aku sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang paling berperan di kehidupan ini? cintaatau uang?
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.



Panggil saja aku Hani, itu nama kecilku. Aku asli orang Surabaya jadi ga pake 'gue-elo'. Maklum orang jawa, ketika ada yang pake sebutan 'gue' pasti pada nyeletuk "mangan tahu tempe ae gue gue" emoticon-Big Grin

Mau ijin pada para pecinta SFTH buat nulis sebagian kisahku. Ya hanya sekedar untuk mengabadikan emoticon-Smilie
Maaf jika tulisanku jelek, memang bukan penulis emoticon-Big Grin
Apabila ada yang mengenalku, aku mohon dengan sangat jangan bocor ya gan emoticon-Smilie PM aja kalo mau. Oke?

Selamat menikmati...

Spoiler for Index:


Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh nengsr 21-09-2020 23:10
protradersignalAvatar border
a9r7aAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
113.9K
847
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
nengsrAvatar border
TS
nengsr
#736
Tiada Kepastian
Sebenarnya aku ga tahu harus bersikap seperti apa terhadap hubungan ini, bersyukur atau malah prihatin. Banyak dari mereka (temanku atau teman Dani) suka komen di updatean kita kalo kita lagi bareng. Yang suka menyadarkanku pada kenyataan. Terutama Ajeng, dia mah paling utama kalo komen. Contohnya,

Quote:


Kalo sudah rusuh gitu aku pasti ga bales. Mau bales apa juga bingung. Jadi biarin lah mereka yang heboh sendiri.

Tapi bener apa kata Ajeng. Sedih sih, kita udah putus masih sering jalan tanpa status yang jelas. Tapi aku juga seneng karena kita masih bisa sering ketemu. Repot ya? Ahsudahlah, kalian gausah mikirin. Ini berat, biar aku saja.

...

16 Januari 2015

Selepas maghrib aku di jemput Dani mau pergi nonton. Beberapa hari yang lalu dia menang giveaway instagram dari resto baru yang sering dia kunjungi dengan teman-temannya. Hadiahnya 2 tiket nonton. Dan dari sekian banyak orang yang dia kenal, akulah yang diajak. Padahal aku aja ga pernah ke resto itu, apalagi sama dia. Boleh mikir kalo aku masih istimewa buat dia ga sih? emoticon-Malu

Ga perlu dibahas lah ya aku senengnya kayak gimana. Karena ini beda. Gimana rasanya diajak pergi sama mantan yang masih kamu sayang? Ya kayak gitu lah rasanya...

Kita nonton film Taken 3. Film yang dibintangi oleh Papa Liam Neeson itu. Sebenernya aku ga ngikutin film itu sih. Tapi aku tertarik setelah liat trailernya, sepertinya bagus. Makanya pilihan kita jatuh di film itu. Sebelum film main aku sempat lihat hp dan buka recent update, seperti biasa ada Dani update..

Quote:


Dulu sewaktu pacaran liat updatean dia kayak gini sih udah biasa, nah sekarang kan kita udah putus. Menimbulkan kehebohan netizen pasti ini mah emoticon-Embarrassment

Setelah film selesai karena ga ada tujuan kita langsung keluar menuju parkiran. Padahal sebenarnya aku masih ingin berlama lama dengan dia. Jalan kaki sambil ngobrolin tentang film tadi yang bagus banget, menikmati sisa waktu. Sedang aku juga lagi asik mainan tab. Balesin komenan di path.

Dan tanpa diduga yang terjadi selanjutnya seperti ada sengatan listrik, ketika dia merangkulku agar aku menepi, karena aku ga sadar ada mobil yang melaju dari lawan arah.

Sebenarnya kaget tapi aku menunduk aja berpura pura konsen pada tab. Menutupi keterkejutan karena adanya kontak fisik lagi sejak putus. Sebenernya tadi yang ngerangkul itu Dani apa Pikachu kok tersengat listrik? emoticon-Maluemoticon-Ngacir

"Loh, hujan Neng.." ucap Dani sambil menatap area luar parkir saat kita udah menemukan motornya.

Benar memang hujan tapi tinggal gerimisnya aja. Seakan semesta mendukung dan berpihak padaku. Karena yang dilakukan Dani selanjutnya mampu membuatku merona.

"Neng aja yang pake jas hujannya ya." Perintahnya sambil buka jok motor untuk ambil jas hujannya.

"Lha trus kamu?" Tanyaku heran. Karena jas hujannya kan kelelawar.

"Gausah. Kan jaketku anti air. Lagian ga deres. Ga bakal basah. Nih pake." Dia sodorin jas hujannya.

"Hehe sorry kalo bau apek ya. Waktu itu ga sempet di jemur." Katanya lagi.

Aku tak menjawab karena sedang berusaha menampakkan ekspresi biasa2 saja dan langsung memakai jas hujannya. Ga peduli sama baunya. Tapi perlakuannya ini sungguh manis. Jas hujannya dikasih ke aku dianya hujan2an. Uh emoticon-Malu

BBM
Quote:


Tadi dia langsung pulang sehabis mengantarku. Jadinya aku kirim chat aja buat ngomong terima kasih, sekalipun tadi sudah sih sewaktu dia pamit. Jas hujannya akhirnya dia pake juga walopun katanya jaketnya udah anti air. Lha wong masih hujan, jaketnya juga udah basah emoticon-Big Grin

BBM
Quote:


As always jawabannya seperti itu. Tapi ternyata dia ada upload di instagram. Foto tiket tadi dengan caption.

Quote:


Gemes ga sih! emoticon-Big Grin

.....

Sabtu malam minggu ini kita mau karaoke traktiran ultahnya Sita. Dani jemput aku lebih awal karena dia mau bayar pajak motornya. Karena Samsat dan tempat karaokenya deketan jadi lebih enak. Setiba di tempat karaoke ternyata sudah ada Esty.

"Dari tadi, Es?" Tanyaku ke Esty yang sudah duduk anteng sambil mainan hp. Aku juga menghempaskan badan di sofa sebelahan dengan dia.

"Hey! Engga. Barusan aja kok. Aku baru duduk trus kalian datang."

"Oh. Lha anak2 mana?"

"Ini Sita sama Aldi katanya otw."

Aku hanya mengangguk terus beranjak dari duduk jalan menghampiri Dani yang sedang berdiri di depan kasir memperhatikan harga tarif room karaoke. Aku jadi ikutan ngelihatin. Tapi rasanya kok naik ya...

"Baby, lihat deh..." suaraku berubah lirih ketika menyadari apa yang barusan ku ucapkan untuk memanggil Dani.

Dani menoleh dengar wajah datar. Duh, semoga dia ga denger deh. Tapi justru aku yang ga yakin dengan raut wajahku sendiri karena harap2 cemas.

"Ini harganya naik ya.." cicitku setelah yakin kalo Dani biasa saja.

"Iya, makanya aku juga liatin tadi." Jawabnya santai.

Huft... malu tau!

Setelah yang lain pada datang kita langsung reservasi roomnya dan naik ke atas. Karaoke kelar kita lanjut ke pujasera sebelah Taman Flora buat makan. Kalo aku bawa motor sendiri pasti aku lebih milih pulang. Tapi karena dijemput apalagi sama Dani, jadi aman. Ibu ga bakal marah. Benar aja kita baru pulang jam 23.30.

...

Esok harinya di hari minggu, tiba2 Fika ngechat di grup ngajak kita kulineran. Katanya dia lagi pengen makan bakso yang di belakang sekolah juga pengen serabi kuah. Terus yang bisa cuma kita berempat. Aku, Fika, Alfin dan Reza. Tuh dua cowo emang easy going (mudah pergi) sama kayak aku.

Pertama kita makan bakso, yang kedua baru serabi kuah.

"Ya kan bener disini ada." Ucap Alfin sewaktu kita sudah di warung serabi pinggir jalan yang dekat dengan sekolahan kita.

"Aku juga tau disini ada." Sahutku.

"Iya. Aku juga. Makanya ngajak kalian, kan deket." Timpal Fika.

Fika pesan serabi karena emang ini yang sebenernya dia pengen banget. Alfin sama Reza pesan es pisang ijo. Aku engga, udah kenyang makan bakso tadi.

"Udah lega ngidamnya terpenuhi?" Tanyaku menggoda Fika.

"Hahaha udah!" Jawabnya cengar cengir.

"Mau kemana lagi sekarang?" Tanya Alfin.

"Gatau.." jawab Fika.

"Loh, kali aja masih ada ngidam2 yang lain.."

"Hahaha enggaaa.. udah kenyang Fin.."

"Kalian ga ada acara kan?"

"Ga ada." Jawab kita bertiga.

"Nonton yuk!" Usul Alfin.

"Ada film apa emang?" Tanyaku.

"Gatau. Liat aja dulu di cineplex."

Aku buka cineplex, lihat jadwal film yang ada di bioskop sekarang. Setelah menyebutkan beberapa film yang ada, Alfin milih The Woman in Black.

Sebenernya Fika ga mau nonton film horror, dia penakut parah soalnya. Tapi kita maksa aja sampe dia mau. Baru pertama ini kita jalan bareng ke mall. Sama mereka berempat maksudnya. Kalo sama Alfin sendiri sih pernah, sama Reza juga pernah.

Sambil nunggu pintu theater dibuka kita duduk di lobby sambil selfie2. Lain rasanya ya, biasanya kita bebas bergaya karena lagi liburan di alam bebas. Nah sekarang di mall, jadi ga bebas. Tapi aku merasa kedekatan kita lebih terjalin. Entahlah, ada rasa asing yang merayapi.

"Jangan tegang dong Ka.." godaku ke Fika

"Ga mau aku ga mau liat.." cicitnya dengan menutupi matanya tapi masih bisa ngintip.

"Hahaha ga ada setannya ga.."

"Iya tapi abis gini..."

Dia mah kalo setting waktu filmnya udah malem pasti matanya ditutupin. Waswas ada setan muncul. Kalo beneran ada setannya muncul pasti dia udah heboh. Dia duduk di sebelah kiriku jadi aku lebih sering mengusili dia. Di kananku ada Reza. Alfin di sebelah kiri Fika.

Ada kesengajaan dalam pemilihan tempat duduk ini. Dan lagi lagi seakan semesta mendukung akan tindakanku. Aku emang berharap Reza di sebelahku. Dan sesuai keinginan kan.

Asal kalian tahu, Fika ada rasa sama Alfin. Dia baper karena mereka sering berpasangan kalo lagi touring. Apalagi waktu sepulang dari Jogja itu. Waktu kita berhenti di Taman Pelangi, Fika kedinginan karena angin malam. Disitu Alfin bermaksud menghangatkan tubuh Fika dengan memeluk Fika dari belakang, yang tanpa Alfin duga ternyata itu menimbulkan kebaperan pada Fika.

Tapi tadi sewaktu kita antri kebab sebelum nonton, aku sama Fika duduk berdua sedang dua cowo itu berdiri di depan stand kebab.

"Gimana kamu sama Alfin?" Tanyaku yang bermaksud untuk kepo.

"Udah selesai kok." Jawabnya sambil senyum.

"Maksudnya selesai?"

"Ya dia udah tau. Aku ngomong ke dia pas kita ngumpul buat minta foto itu."

"Oh yang kamu dijemput dia?"

"Iya."

"Trus dia gimana?"

"Ya... dia minta maaf karena gatau kalo efeknya bakal seperti itu buat aku. Aku juga kepikiran terus gara2 kejadian itu sampe ga bisa tidur. Jadi ya aku ngomong aja biar lega."

"Weh, gilaaa hahaha. Yaudahlah kalo gitu. Yang penting ga ada yang berubah dari kalian."

Aku cukup salut sama Fika. Ternyata dia berani juga. Tapi menurutku sih dia bapernya terlalu emoticon-Big Grin

...

Makin kesini aku makin dekat sama Reza. Apalagi kita mau ke Singapore bareng. Waktu lalu kita bertiga (aku-Rama-Reza) meet up buat ngobrolin Singapore itu. Kebalikan sama Dani, kedekatan kita makin berkurang. Ini akhirnya aku mau menuntaskan rencanaku.

Aku sengaja whatsapp dia tengah malam di hari minggu seperti ini karena tahu banget kebiasaan Dani yang ga pernah tidur terlalu larut apalagi besok dia harus bangun subuh buat berangkat kerja. Dan data internetnya selalu dimatiin. Jadi pastinya pesan itu bakal dibaca sama dia pagi harinya.

WA
Quote:


Ada kelegaan setelah aku mengirimkan pesan itu pada Dani. Walopun sebenernya deg-degan juga sama hasilnya nanti. Masih mending dibales, kalo engga? Apapun hasilnya nanti, apapun balasan dia nanti itu jadi petunjuk untuk langkahku selanjutnya.

Aku merasa ditarik ulur sama dia. Jadi aku harus menegaskan hubungan ini. Biar ga makin kesiksa kalo juntrungannya ga jelas.

Jauh hari juga aku ceritain ini ke Cindy, dia mendukung apapun keputusanku. Dan emang dia yang selalu aku ajak curhat dan minta pendapat tentang hubunganku sama dia. Karena dia kan juga teman dekat Dani.

Paginya saat aku bangun tidur ternyata sudah ada balasan dari Dani. Ya ampun, buka chat aja segusar ini. Duh, siapin hati dulu. Belum baca aja udah deg-degan.

WA
Quote:


Aku menghela napas setelah membaca chatnya. Walopun tidak sesuai harapan tapi aku cukup senang. Dia ga mengabaikanku. Aku mencerna semua perkataannya dan coba memahami kemauannya. Jadi ini gantung lagi gitu? Dia masih butuh aku tapi kita ga pacaran dan ga ada komitmen?

Sebenernya ada rasa bahagia sih karena dia masih mempertahankanku, meski belum untuk memperjuangkan. Yaudahlah, lagian juga belum ada yang deketin aku. Apa jadinya nanti aja lah ya...

Aku turutin maunya dia yang butuh dukungan atau kehadiranku. Mungkin dia sekarang emang lagi banyak masalah.

...

Minggu pagi di bulan februari, aku lagi duduk di atas motor yang aku parkir di pinggir jalan depan rumah orang. Aku lagi nganter ibu ke pasar tapi aku ga ikut masuk ke pasarnya jadi aku nunggu di dekat area pasar itu.

Aku lagi bbman sama Reza, ngobrolin tujuan kita nanti di Singapore mau kemana aja. Dia pengen kita masuk ke Universal Studio tapi aku ga mau karena mahal. Rama sebenarnya juga ga mau tapi kalo aku setuju, dia juga oke.

BBM
Quote:


Selanjutnya kita larut dalam obrolan tentang rencana2 kita yang akan berlibur ke Singapore itu. Jelas intensitas dalam berkomunikasi lewat hp ataupun ketemu sama Reza itu lebih sering dibanding sama Dani.

Dan yang aku kira dia cuma becanda itu ternyata beneran dia lakukan di waktu kemudian...

...

1 Maret 2015

Hari minggu, sehari sebelum berangkat ke Singapore. Aldi sama Sita ngajak kita semua kumpul untuk sekedar jalan2 atau nongkrong katanya sebelum aku sama Reza berangkat ke Singapore. Udah kayak yang mau ditinggal pergi lama aja emoticon-Big Grin

Grup WA
Quote:


Kebetulan aku lagi service motor di daerah dekat TP. Jadi sekalian aja ke TP gitu. Rencananya nanti Reza jemput aku di dealer, motorku aku tinggal. Nanti kalo selesai baru diambil.

Ceritanya aku sama Reza udah di TP. Kita naik ke atas menuju food court karena ga ada tujuan.

"Kamu ga makan mba Hani?" Tanya Reza sewaktu kita sudah dapet tempat duduk.

"Engga, nanti aja."

"Yaudah, aku tinggal bentar ya.." dan dia langsung pergi setelah mendapat anggukanku.

Aku kabarin Aldi sama Sita posisi kita dimana. Ga lama Reza balik lagi sambil bawa botol air mineral.

"Nih.." dia taruh botol minuman itu di meja terus mau pergi lagi tapi aku cegah.

"Mau kemana lagi?"

"Itu pesenanku belum selesai." Tanpa menunggu jawabanku dia sudah berlalu pergi. Balik2 dia bawa pok-pok.

"Yailah, beli pok-pok..."

"Iya pengen sih. Biasanya cuma beliin tapi ga ikut makan. Nih, mau ga?" Katanya sambil nyodorin kantong makanannya.

"Beliin tapi ga ikut makan?" Tanyaku sambil nusuk 1 potongan ayam.

"Iya biasanya temen kantor itu suka nitip."

"Ooh.. waktu itu kan aku beli. Kenapa kamu ga beli juga?"

"Ya waktu itu belum pengen."

"Haha ada ada aja.. eh, itu mereka!" Aldi sama Sita udah datang.

"Cuma orang ini aja?" Tanya Aldi.

"Iya. Lha yang lain mana loh?"

"Ga ngerti. Kata Fika tadi di rumahnya hujan."

Kita cuma ngobrol2 aja disana. Terus kita pindah ke KFC sebrang. Jadi aku ambil motor dulu yang abis selesai service baru ke KFC. Kita makan dan ngobrol2 aja. Ga lama setelahnya turunlah hujan. Akhirnya juga cuma berempat doang.

Tapi hujannya awet banget. Kita jadi terjebak hujan di KFC ini lama sampe hari sudah gelap. Itupun masih menyisakan gerimis. Gapapa lah, yang penting bukan terjebak nostalgia~~

Aku baru nyampe rumah jam 9 malam, ibu sempet ngomel karena jam segini aku baru pulang. Mana belum packing sama sekali. Padahal nanti jam 2 malam Reza jemput aku buat berangkat ke bandara.

Rencananya selesai packing mau tidur, tapi mata emang merem tapi pikiran masih kemana mana. Kenapa ya, kalo mau pergi biasanya malemnya ga bisa tidur?

Ga cuma aku, Reza pun juga iya. Dia malah nonton bola. Di grup juga masih rame. Anak2 pada chatting karena lagi nonton bola. Pada nyuruh kita (aku sama Reza) buat istirahat dan kasih pesan biar hati-hati besok berangkatnya. Uh, sayang deh sama mereka! emoticon-Kiss (S)

Kalo aku sih emang ga bisa tidur. Tapi Reza sengaja ga tidur katanya takut kebablasan.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.