Kaskus

Story

chrishanaAvatar border
TS
chrishana
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2



Quote:


Cerita ini adalah kisah lanjutan dari Burung Kertas Merah Muda. Kalian boleh membaca dari awal atau memulai membaca dari kisah ini. Dengan catatan, kisah ini berkaitan dengan kisah pertama. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca dari awal.


Silahkan klik link untuk menuju ke kisah pertama.


Terima kasih.



Spoiler for Perkenalan:


Quote:

Polling
0 suara
Siapakah sosok perempuan yang akan menjadi pendamping setia Rendy?
Diubah oleh chrishana 02-04-2020 09:31
japraha47Avatar border
aripinastiko612Avatar border
jalakhideungAvatar border
jalakhideung dan 59 lainnya memberi reputasi
54
274.3K
981
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
chrishanaAvatar border
TS
chrishana
#386
Chapter 27
“Kenapa harus dia?” tanya Rendy terkejut.

“Aku gak punya pilihan lain, Rendy... Orang tuaku terus menekanku untuk menikah dengannya.” jawab Anna dalam tangisnya.

“Dia bukan lelaki yang baik, Anna!”

“Tapi kamu gak punya bukti untuk membuktikan ucapanmu, Rendy!”

Anna dan Rendy saling berdiam. Masalah ini membuat mereka tak bisa berpikir jernih. Emosi dari dalam diri mereka kini akhirnya menguasai suasana. Rendy juga tak bisa membuktikan ucapannya. Anna tak punya pilihan lain, dia harus menikah dengan Gavin.
“Aku ikhlas hati kamu menikah dengan lelaki lain, Anna... Tapi, aku mohon jangan Gavin...” ujar Rendy.

“...”

“Anna...”

“Aku gak punya pilihan lain, Rendy! Aku gak punya pilihan lain!” bentak Anna sambil berurai air mata.

“...”

“Aku mau pulang... Selamat tinggal, Rendy...”

“Anna, tunggu...” Rendy mencoba menahan Anna.

Entah mengapa langkah kaki Rendy seperti merekat menyatu dengan pijakan. Berat rasanya untuk melangkah menahan laju kepergian Anna yang meninggalkan Rendy sendirian di sana. Menahan perihnya hati karena sayatan kenyataan yang baru saja dilayangkan dari mulut Anna bahwa dia akan menikah dengan Gavin. Rasa sakit yang ditimbulkan karena orang yang Rendy cintai kini terpaksa memilih pria yang tidak baik untuk menjadi suaminya kelak. Tak ada pilihan lain selain mengikhlaskan keputusan Anna.
“Aku akan membuktikan padamu sebelum dia menikahimu, Anna... Langit akan menjadi saksi janjiku untuk membuktikan semua... Akan ku buktikan juga pada bumi di mana aku berdiri untuk melihat langsung betapa aku mencintamu...”ujar Rendy dalam hati.

****

“Kamu kerja di sana, Kak?” tanya Tasya kepada Rheva.

“Iya, aku jadi sekretarisnya Gavin... Aku kan sempat nguping pembicaraan mereka dan Papanya... Astaga, jahatnya!” ujar Rheva.

“Masa sih mereka mau jatuhin perusahaan Papa?” Tasya tak percaya.

“Beneran Sya... Mereka tuh berencana udah dari bertahun-tahun lalu ternyata... Kamu dan Rendy itu masuk di dalam rencana mereka juga... Mereka itu perlahan-lahan mau merusak konsentrasi Papa supaya fokus ke kalian... Pada saat perusahaan terbengkalai, mereka rebut client perusahaan Papa...” ujar Rheva.

“Kurang ajar! Terus terus, Kak...”

“Gavin itu sering banget ngajak aku berhubungan suami-istri... Dia bilang sekali aja...” ujar Rheva.

“Terus kakak mau?” tanya Tasya.

“Ya nggak lah... Gila aja kalau aku mau...” ujar Rheva.

Hari sudah menjelang siang. Sang pusat tata surya yang berjarak jutaan kilometer dari bumi kini sudah merangkak perlahan berganti posisinya. Menghantarkan gelombang panas yang membuat Rendy semakin panas dengan kondisi hati yang sedang berapi-api. Rendy memarkirkan sepeda motornya di garasi rumahnya dan masuk ke dalam. Di sana sudah ada Rheva dan Tasya yang sedang asyik mengobrol sambil bersenda gurau di ruang tengah.
“Assalamu ‘alaikum...”ucap Rendy sambil melangkah masuk.

“Wa ‘alaikum salam...” jawab Tasya dan Rheva.

Langkah kaki dari Rendy sangat lemah dan lunglai. Tatapannya kosong dengan kepala yang tertunduk lesu. Melangkahkan kaki satu per satu menaiki anak tangga yang menghubungkan kedua lantai rumah ini.
“Rendy kenapa, Sya?” tanya Rheva.

“Gak tau, Kak... Samperin gih...”

Rheva langsung bergegas menuju kamar Rendy. Rheva menemukan Rendy sedang duduk menatap langit sambil memainkan sekumpulan burung kertas berwarna merah muda di tangannya. Berpikir bagaimana dia bisa mendapatkan cintanya kembali.
“Rendy...” panggil Rheva.

“Eh, kamu Va...”

“Kamu apa kabar, Ren?” tanya Rheva seraya duduk di atas ranjang.

“Baik kok...” jawab Rendy yang masih menatap langit.

“Jangan bohongin aku, Ren... Aku kenal kamu gak sebulan dua bulan...”

Rendy beranjak dari duduknya. Dia berjalan ke arah Rheva dan duduk di sampingnya. Masih dengan ekspresi kecewa dan kepala tertunduk lesu. Rheva yang melihat Rendy dengan kondisi terpuruk lalu menggenggam tangannya. Sambil melemparkan senyuman yang dapat membuat Rendy berdebar-debar.
“Senyumanmu gak berubah ya, Va...” ujar Rendy.

“Aku cuma mau senyum untuk menghibur orang yang aku sayang...” ujar Rheva.

“Kamu masih sayang sama aku?” tanya Rendy.

“Masih... Tapi rasa sayangku hanya sebatas sahabat aja kok, Ren... Gak lebih dari itu...” ujar Rheva.

“Makasih ya, Va...”

“Kamu gak berniat berbagi keluhanmu sama aku?” tanya Rheva.

Rendy menghela napas panjang. “Kenapa ya... Dadaku rasanya sesak... Mau nangis rasanya gak bisa... Tapi, gak bisa ditahan juga... Aku kenapa ya...”

Rheva menarik tubuh Rendy. Memberikan pelukan hangat untuk sahabatnya yang hatinya dipatahkan oleh Anna. Rendy juga membalas pelukannya. Perlahan, air matanya melucur bebas dalam pelukan. Rasa sakit yang tak bisa dia tahan sendiri. Memikirkan bagaimana jika dia melihat orang yang dia cintai menikah dengan lelaki yang salah.
“Rendy... Kamu kenapa deh?” tanya Rheva.

“Anna...”

“Anna? Kamu ketemu Anna lagi?” tanya Rheva.

“...” Rendy hanya mengangguk pelan.

“Terus?”

Rendy melepas pelukannya. “Aku dan Anna dipertemukan kembali, Va... Jujur, perasaanku masih aku simpan rapat-rapat buat dia... Tapi, dia mau menikah.” ujar Rendy.

“Ya itu udah pilihannya...”

“Bukan itu masalahnya, Va... Aku dan dia masih saling cinta... Aku gak peduli dia mau menikah dengan siapa, asal jangan Gavin!” ujar Rendy.
“Gavin? Gavin Ramaditya?” tanya Rheva.

“Iya... Kamu kenal dia?” tanya Rendy.

“Dia atasanku... Rendy, kamu harus cari cara supaya Anna gak jatuh ke tangannya... Dia bukan lelaki baik-baik...” ujar Rheva.

“Aku harus gimana, Va? Aku bingung! Aku gak tau harus apa lagi!” Rendy terlihat panik.

“...”

Suasana menjadi senyap. Rendy masih tak kuasa menahan tangisnya. Rintihan hatinya semakin keras terasa. Rheva seketika terpikirkan sebuah ide untuk membantu Rendy membuktikan bahwa Gavin adalah pria yang tidak baik untuk Anna.
“Aku bantu kamu!” ujar Rheva.

“Bantu apa? Gimana caranya?” tanya Rendy.

“Ren, dia sering memintaku untuk berhubungan...” jawab Rheva.

“Maksud kamu apa, Va?”

“Aku mau terima permintaannya!” jawab Rheva.

“Kamu gila, Va!”

“Gak ada jalan lain, Rendy! Gak ada jalan lain! Aku harus melakukannya dan merekam kejadiannya supaya Anna percaya...” ujar Rheva.

“Tapi, kamu akan kehilangan kehormatanmu sebagai wanita... Dan, gimana kalau kamu hamil...”

“Hanya ini satu-satunya jalan untuk membuktikan semuanya, Rendy...” ujar Rheva.

“...”

“Izinkan aku untuk membantumu... Membantu Anna... Tapi setelah ini, aku minta satu permintaan.”

“Apa?”

“Jadikanlah Anna wanita paling bahagia di dunia.” ujar Rheva.

caterpilar
jalakhideung
itkgid
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.