- Beranda
- Stories from the Heart
INTERVIEW WITH "TERAPIS"
...
TS
anak86come
INTERVIEW WITH "TERAPIS"
[img]Downloads[/img]
Akhirnya Gue buat lagi nih cerita-cerita pendek yang sudah lama tidak terungkap dan ter-post, mudah-mudahan banyak yang minat membaca.
Karena diajak seorang sahabat membuat Gue pun terjerumus rasa "penasaran", apa sih enaknya, apa sih nikmatnya, apa sih faedah-nya, harus berapa duit yang harus Gue habiskan. Namun karena si Anis... ya si Anis yang merubah suasana di batin Gue, entah mungkin karena Gue sudah "bosan" sama cewek Gue atau emang Gue mulai "doyan" hal ini. Aneh.
Mendengar cerita, curhat, dan keluh kesahnya Anis gue cuma manggut-manggut tanda setuju dan kekaguman gue atas jerih payahnya Anis menjadi terapis. Gue sangat bersyukur terlahir dari keluarga yang meski tidak kaya raya namun cukup, tidak kurang dan tidak lebih meski semua hal harus di irit-irit. Berbanding terbalik dengan kondisi Anis yang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang masih dibawah kondisi keluarga gue. Miris teramat miris.
Apakah hubungan Gue dengan Nisa cewek Gue akan berjalan mulus atau banyak hambatan ke depannya, siapakah Anis ini, orang yang bisa membuat perubahan "pemikiran" buat Gue.

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7 Jilid I
PART 7 Jilid II
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Akhirnya Gue buat lagi nih cerita-cerita pendek yang sudah lama tidak terungkap dan ter-post, mudah-mudahan banyak yang minat membaca.
PROLOG
Karena diajak seorang sahabat membuat Gue pun terjerumus rasa "penasaran", apa sih enaknya, apa sih nikmatnya, apa sih faedah-nya, harus berapa duit yang harus Gue habiskan. Namun karena si Anis... ya si Anis yang merubah suasana di batin Gue, entah mungkin karena Gue sudah "bosan" sama cewek Gue atau emang Gue mulai "doyan" hal ini. Aneh.
Mendengar cerita, curhat, dan keluh kesahnya Anis gue cuma manggut-manggut tanda setuju dan kekaguman gue atas jerih payahnya Anis menjadi terapis. Gue sangat bersyukur terlahir dari keluarga yang meski tidak kaya raya namun cukup, tidak kurang dan tidak lebih meski semua hal harus di irit-irit. Berbanding terbalik dengan kondisi Anis yang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang masih dibawah kondisi keluarga gue. Miris teramat miris.
Apakah hubungan Gue dengan Nisa cewek Gue akan berjalan mulus atau banyak hambatan ke depannya, siapakah Anis ini, orang yang bisa membuat perubahan "pemikiran" buat Gue.

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7 Jilid I
PART 7 Jilid II
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Diubah oleh anak86come 29-07-2019 13:31
j4k4pntura dan 14 lainnya memberi reputasi
15
107K
302
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anak86come
#186
PART 17
“Bim…Bim… tolongin gue…” samar-samar suara memanggil-manggil Gue
“Bim… Bim… bangun…” terdengar sekali lagi suara yang samar-samar itu, sangat dekat dari kuping Gue
“Bim… Bim…!!!!” teriak suara yang semula samar menjadi semakin jelas terdengar
HAAAHH….!!!!
Gue pun kaget bukan kepalang, tengok kanan kiri atas bawah depan belakang, keringat membasahi seluruh badan Gue yang tanpa busana ini. Gue pun memandang kearah jam dinding berada, dan tepat jam sudah mnunjukkan pukul 18.00 WIB. Dan gue pun mencari-cari dan terus mencari Anis, buka kamar mandi, buka selimut, lihat kolong tempat tidur. Ya sengaja Gue mencari Anis karena sebelumnya si Anis ada disini, ya tepatnya dikamar kos ini sedang memijat Gue. gue pun rebahan sejenak untuk mengingat-ingat sejak kapan Gue tertidur pulas, kurang lebih sudah 4 jam ketiduran, ketiduran karena keenakan.
Gue pun segera mandi karena hari mulai petang menjelang malam dan perut ini tidak mau memberikan kompromi dan terus meminta asupan gizi berimbang di malam hari. Segar sudah pasti, kalau lega belum pasti karena nanggung hahaha… Gue pun menyambar dompet yang ada di pinggir meja dan langsung membuka pintu dan tanpa disadari pintu kamar tidak terkunci, artinya si Anis hanya ngeloyor pergi setelah memijat Gue. mantab.
“dia marah gak ya kalau Gue ketiduran….?” tanya Gue dalam hati
Gue pun melangkahkan kaki keluar kamar dan melewati lobby tempat anak kos-kosan pada kumpul, tidak terlalu ramai dan semua mayoritas cuek saat Gue lewat, karena pada sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Saat sampai depan pagar, Gue agak sedikit berjinjit dan mendongakkan kepala untk melihat kamar Anis di pojok atas an tak terlihat.
“ya sudahlah… mungkin sudah berangkat kerja atau lagi keluar” batin Gue sesal
Gue pun langsung mencari warteg yang tidak jauh dari sana, sembari jalan membuat Gue teringat akan masa-masak Gue masih pacaran sama Nisa, ya Nisa cewek Gue yang galak itu, namun pada saat 1 tahun pacaran belum terlihat galak malah lebih cenderung manja, manja bukan kepalang.
“Ah… sudahlah… Gue mau move on” ucap Gue dalam hati
“wengi mas, arep mangan apa mas?” tanya mbak-mbak warteg agak sedikit ngapak
“iya, mau makan pake nasi, ikan kembung goreng, sama lalapan plus sambal aja” jawab Gue sembari menahan air liur yang sudah mulai tumpah
“iki mas, minumnya mau pake apa?” tanya mbak warteg sekali lagi
“teh tawar anget aja” jawab Gue sembari mengunyah nasi dan lauk pauk yang sudah bergumul di dalam mulut
Sederhana namun nikmat, setiap suapan tidak ada bandingannya dengan restoran mahal kalau perut sudah amat lapar. Ada beberapa pengunjung pula yang datang ke warteg ini, bervariasi, ada tukang ojek, tukang roti, anak kosan, ibu-ibu rumah tanggga yang memesan lauknya saja, pokoknya ramai. Jelas ramai, karena menurut Gue memang enak, nasinya saja pulen dan hangat, ikan gorengnya gurih perpaduan bumbu gorengnya sempurna ditambah sambalnya membuat lalapan menjadi semakin sempurna. Setelah makan di warteg, sembari jalan balik ke kosan Gue pun membakar sebatang rokok sambil memkirkan apalagi kerjaan Gue di kosan ini.
“mas Bima, udah makan belum?” teriakan Anis membuyarkan lamunan Gue di depan pagar kos-kosan
“barusan aja, ini baru balik” jawab Gue
“yah… kok gak ngajak-ngajak?” ucap Anis sedih atau memang pura-pura sedih, ya Gue gak tahu secara si Anis masih di atas balkon
“ya udah sini turun, mau ditemenin gak?” tawar Gue ke Anis
Dia pun langsung berjalan cepat menyusuri lorong kamar dan segera menuruni tangga, terlihat ngos-ngosan saat berdiri dihadapan Gue.
“mas Bima kok dipijitin malah tidur sih…?” ucap Anis sebal
“ya… gimana… enak sih…” jawab Gue cengengesan dan cubitan Anis berlabuh diperut buncit Gue ini
“hiihh… males deh, duh laper nih…” ucap Anis
“yuk… mau makan apa? ditemenin deh” tawar Gue ke Anis
“gak ah, nanti aja nunggu tukang nasi goreng yang biasa lewat di depan” jawab Anis ketus dan berlari ke lobby kos-kosan dan bergabung dengan sesama jenisnya dan Gue pun berjalan ke arah kamar kos Gue
BRRUUKKKK….
Gue pun menjatuhkan badan ke bantal di depan tv, Gue pun mulai gonta-ganti channel buat mencari acara-acara tv yang bagus, tapi gak ada acara yang bagus, semua acara alay-alay punya. Gue buka handphone dan tak ada satu pun pesan yang masuk baik di twitter, facebook, bbm, wa, email, gak ada satu pun. gila.
TOK…TOK… (bunyi pintu kamar yang diketuk)
Gue pun menengadahkan kepala dan itu si Anis, ya Anis yang lagi menjulurkan kepalanya dari sebelah pintu kamar Gue yang sengaja tia Gue tutup rapat. Wajah bullet dan nnyengir-ngengir gak jelas pun terlihat.
“boleh masuk gak mas?” tanya Anis ke Gue
Gue pun bingung, karena Gue pikir tadi dia marah sama Gue, kenapa tiba-tiba bisa berubah. Belum Gue tawarkan masuk pun si Anis langsung saja ngeloyor masuk kamar dan langsung ngejoprak di sebelah Gue yang lagi rebahan dan disertai dengan sepiring nasi goreng yang masih ngepul asapnya membuat kamar kosan Gue wangi semerbak khas nasi goreng tek tek pinggir jalan (semua tahu lah wangi ini, karena menggoda banget).
“numpang makan ya mas” ucap Anis sambil tertawa kecil
“jangankan numpang makan, numpang mandi, numpang boker sama numpang tidur juga boleh dimari” jawab Gue nyerocos
“yee… yang terakhir gak lah…” jawab Anis
Kalau dibilang senang ya senang, karena ada teman buat ngobrol menghilangkan kejenuhan Gue.
“mas Bima, aslinya mana sih?” tanya Anis dengan mulut penuh nasi goreng
“aslinya ya sini lah, soalnya lahirnya juga disini. Ngekos disini karena pengen jauh dari rumah aja” jawab Gue
“loh kok gitu?” ucap Anis tidak terima atas jawaban Gue
“ya terus harus gimana? terus kamu itu aslinya mana?” ucap Gue dan sekaligur menanyakan balik
“ihh… nanya-nanya kayak tamu aja” jawab Anis
“loh… kamu kan memang tamu disini, kalau gak mau jawab ya udah keluar dari kamar ini” ucap Gue
“eh… kok gitu mas, becanda kok becanda…hehehe” jawab Anis cekikikan sampai nasi goreng yang ada dimulutnya nyemprot-nyemprot ke Gue
Entah apa yang membuat Anis nyaman di kamar Gue, kalau karena ada AC dikamarnya pun ada juga, kalau karena ada TV di kamarnya pun juga ada, atau karena ada Gue yang membuat dia nyaman hahaha… itu sih Gue-nya aja yang ke-PEDE-an.
“mas, udah punya pacar” tanya Anis ke Gue tiba-tiba
“pernah punya sih…” jawab Gue sambil menghela napas panjang
“udah berapa tahun emang jadiannya?” tanya Anis kembali
“udah bertahun-tahun lah kayaknya, udah ah… Aku mau move on…. Udah gak mau mikirin mantan lagi” jawab Gue acuh
“muka mas Bima tuh gak asing loh buat aku” cuap Anis sambil mendekatkan tubuhnya kehadapan Gue
Dag dig dug… otomatis, bingung sudah pasti…, pikiran kotor sudah barang tentu, wajarlah laki-laki cuma berdua-an di dalam kamar, ada istilah kalau dua orang yang berbeda kelamin berdua-an maka yang ketiga-nya adalah…… NAPSU…. Hahaha… tapi sekali lagi Gue gak begitu, Gue cuma dag dig dug plus ngarep hahaha…
“mas bima, aku mau jujur, aku ini memang karyawan, tapi tahu gak karyawan apa” jawab Anis yang makin terus mendekat kearah Gue
“mmaakksssuuddnnyyyaaa…” tanya Gue gugup
“aku nih… karyawan pijat…” jawab Anis
“ooohhh…” jawab Gue pura-pura bego
“pegawai salon gitu?” tanya Gue yang makin menjurus ke tolol bin idiot
“hhuufftt… semacam itulah…. tapi pelanggannya mirip kayak mas Bima gitu” ucap Anis sambil memicingkan matanya ke Gue
DEEEPPP….
Amat kaget bukan kepalang setelah mendengar ucapan si Anis barusan, berarti dia sudah tahu dari awal siapa Gue ini, parah… Gue pun jadi sulit untuk berkata-kata lagi, entah apa yang harus Gue lakukan dihadapannya kini.
“kok bengong!!!” sahut Anis yang tanpa Gue sadari sudah ada dijarak 5cm dihadapan Gue
Gue pun Cuma menatap matanya dan terus menatap. Dia pun juga melakukan hal yang sama. Dekat dan semakin dekat dan….
CUUUPPP….
Bibir kami pun bersentuhan, saling memagut satu sama lain, entah kapan hal ini dimulai seolah sudah tanpa sadar dan meskipun sudah sadar seolah-olah berat untuk melepaskan atau membiarkan hal ini terjadi. Agak aneh dirasa, bukankah terlalu cepat, bukankah terlalu singkat, bukankah terlalu dini untuk melakukan hal seperti ini. Dari tiap pagutan ke pagutan memunculkan desah napas yang mulai panjang kemudian menjadi pendek dan makin lama makin terengah-engah.
“aahhh… apakah ini yang namanya fr*nch K*ss” batin Gue
Nikmat dan teramat nikmat, gemas rasanya kalau ini berakhir. Ingin rasanya mendapatkan hal yang lebih ya lebih dari ini. Apakah dengan adanya hal ini menandakan timbulnya rasa nyaman, rasa rindu, rasa sayang dan rsa cinta… entahlah….
……
Secara sadar, Gue mengelus rambut panjangnya Anis yang sedang berbaring disebelah Gue. indah rasanya melihat dia memejamkan mata dan kemudian secara perlahan membuka matanya dan memberikan Gue senyum kecil dibibirnya, seolah mengartikan ucapan “terima kasih”. Gila … memang teramat gila, surge dunia yang Gue impikan sejak lama tercapai sudah, tidak perlu lagi membayangkan si Alex bercerita, karena ini bakal menjadi cerita Gue ke Alex. Masih terdapat sisa-sisa keringat di kening Anis dan di kening Gue. tanpa malu tanpa basa basi tanpa peduli dengan dunia, kami berdua pun kembali menikmati surga dunia ini.
“haaahh… mas Bima…” desah Anis parau
“iya…” jawab Gue
“I Love You…” ucap Anis
“I Love You too…” jawab Gue dan kembali mencium Anis dalam-dalam, seolah tak akan pernah melepaskan dia lagi
Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB, kita sudahi semua ini, Gue pun langsung beres-beres kamar karena sangat terlihat berantakan kamar ini. Gue harus buru-buru bereskan ini karena Alex esok pagi tiba dari Bandung, gak wajar kalau dia balik kemari dan kondisi kamar macam perang kemerdekaan. Kalau Anis, entah dimana setelah beranjak pergi dari kamar ini, mungin balik ke kamarnya atau dia bingung atas semua hal yang dilakukannya. Entah…
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4