Semakin hari semakin sayang aku dengan bang riyan . Sikapnya yang dewasa serta perlakuannya yang membuatku melayang melupakan semua masalalu.

Memang . Setelah dari touring aku menerima bang riyan menjadi kekasihku . Ya , dia adalah pacar pertamaku hingga aku berusia 18 th ini.

Kalian pernah mendengar kata bijak bahwa cinta pertama akan sulut untuk jadi cinta terakhir ? Itu berlaku padaku.

Sudah 2 bulan lamanya aku berpacaran dengan bang riyan. Karena statusnya yang PACARKU . akupun tak pernah menolak jika ia meminta "sesuatu" dariku. Hingga aku mulai merasa aneh.

"Moy lu sakit ?" Tamya yuli saat melihatku muntah.

"Gatau yul". Ucapku.

"Nanti siang periksain ya moyy". Ucapnya.

Aku hanya mengangguk . Karena mualku
Nafsu makankupun lenyap . Akhirmya aku memutuskan untuk mandi.

Jam menunjukkan pukul 12:00 wib .

"Yuk moy kedokter". Uajak yuli.

Akupun mengikuti langkah yuli menuju kesebuah klinik yang tak jauh dari kosan .

Bidan klinik langsung memeriksaku .

"Selamat ya bu . Ibu sebentar lagi punya momongan". Ucap bidan padaku .

Hah ? Mati aku. Memang aku tidak mendapat hakku bulan kemarin . Ya , aku tak kedatangan tamu bulanan.

Yulipun nampak tercengang mendengar ucapan bidan.

"Maaf bu , kalo boleh saya minta resep obat buat gugurin". Ucapku.

"Loh memang kenapa bu ?" Tanyanya.

"Anak ini hamil diluar nikah bu. Tolong laah bu". Ucapku memohon.

"Maaf bu , kami sebagai bidan telah disumpah untuk tidak melakukan aborsi dengan cara apapun . Sekali lagi saya minta maaf karena tak bisa memberikan resepnya". Jelasnya.

Setelah membayar administrasinya kamipun pulang . Aku berjalan gontai menuju kosan.

"Yul, gimana nih ?". Tanyaku takut.

"Kamu bilang aja sama bang riyan. Dia pasti tanggung jawab kok", ucapnya.

"Tapi aku belum siap yull . Orang tuaku pasti marah besar". Ucapku.

"Ya mau gimana lagi moyy ? Nasi udah menjadi bubur . Lagian elu sih gituan gapake pengaman". Ucapnya.

Aku hanya termenung . Tuhaan . Maaf kan aku. Gumamku dalam hati.

Akupun bergegas menelfone bang riyan.

"Hallo bang". Sapaku saat panggilan diterima.

"Hallo moy . Kenapa ?" Tanyanya.

"Aku hamil bang..." Ucapku seraya terisak.

"Hah ? Mana mungkin ? Aku kan gak pernah keluarin didalam". Elaknya.

"Tapi aku gapernah berhubungan selain ama kamu bang". Ucapku.
"Kamu harus tanggung jawab". Tambahku.

"Maaf moy , bukannya aku gak mau . Posisiku saat ini masih kuliah moy. Orang tua ku belum izinin aku menikah sebelum wisuda". Ucapnya.

Deg......
Serasa aliran datah berhenti mengalir serta jantung berhenti berdetak untuk sesaat. Tuhaan , gimana nasibku ??

"Kamu kesini sekarang deh bang . Obrolin dikosan". Ucapku.

Telefonepun aku matikan .

1 jam aku menunggu . Nampak mobil bang riyan sedang memasuki area kosanku.

"Gimana moy ?" Tanyanya saat memasuki pintu kosan.

"Ini anakmu bang...". Ucapku seraya memeluknya dengan erat.
"Pokoknya kamu harus tanggung jawab !!". Bentakku.

"Gimana ya moyy . Aku sebentar lagi skripsi . Gak mungkin orang tuaku izinin aku menikah". Ucapny.

"Lalu anakmu digimanain bang ? Kamu jahat". Ucapku.

"Oke oke aku bakalan tanggung jawab moyy. Kamu sebutin aja berapa jatah perbulan yang harus aku berikan buat kamu dan anak kita . Aku bakal penuhi semua kebutuhanmu . Tapi maaf kalo untuk menikah aku belum bisa". Ucapnya.

Aku menangis dipelukannya . Kejam ? Ya sangat kejam . Harga diriku hanya ditawar dengan uang . Lalu apa kata tetanggaku jika aku pulang berbadan 2 ???.

Akhirnya karena bang riyan bersikukuh gamau menikahiku . Aku sudah putus asa . Aku bingung hendak bagaimana . Akhirnya aku putuskan untuk pulang kekampung halamanku.

Sesampainya aku dikampung halaman . Aku mencoba mendekati ibu dan aku menceritakan apa yang aku hadapi saat ini.

"Apa katamu ? Kamu hamil ? Pak lihat nih pak anakmu !!!". Bentak ibuku.

"Kenapa bu ?" Tamya bapakku.

"Ini loh anakmu . Jadi lont* kali dijakarta . Lihat sekarang dia hamil ?". Jelas ibuku.

"Bener apa yang dikatakan ibumu Sri ?" . Tamya bapakku.

Aku hanya mengangguk.

"Kamu bapak didik , bapak besarkan dengan baik malah jadi lon** !!". Ucap bapakku seraya menoyor kepalaku.
"Sekarang kamu keluar dari rumah ini. Bapak gak sudi punya anak lon** sepertimu". Tambah bapakku.

Aku menangis histeris dan bersimpuh dikaki bapakku. Tapi bapakku sudah terlanjur sangat kecewa dan beliau benar2 mengusirku hari itu juga.

Dengan masih meneteskan air mata , aku membereskan semua pakaianku dan aku pergi meninggalkan rumah 😔😔😔😭😭😭.