Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#424
Part 51
"Ehhh bangun" kaki gw digerak - gerakan pelan. Mata gw terbuka, memicingkan mata seraya mencoba beradaptasi dengan lampu kamar. Sedikit terkejut saat sadar bahwa Okta yang membangunkan gw

"Kamu kok disini?"

"Kangeeenn hehe" ucapnya cengengesan. "Mandi sanaa" lanjutnya

"Males ah, kalau aku bangun sekarang, nanti malem aku ga bisa tidur" jelas gw, lalu membaringkan badan mencoba untuk tidur lagi

"Ga baik tidur sore, bangun ah" Okta merengek, menarik - narik kaki gw

"Kamu pulang aja sana!, aku itu mau tidur, capek" gw membentaknya, menyuruhnya pulang

"Ya maaf" ucapnya lesu, kemudian menjauh, duduk di meja komputer. Sedangkan gw menutup muka dengan bantal.

Beberapa saat kami diam dalam keheningan. Gw merasa bersalah sudah membentaknya. "Aku pulang dulu, maaf udah ganggu kamu" Okta pamit pulang, terdengar suara langkah kakinya menjauh meninggalkan kamar gw

Gobloook! Gw membanting bantal, berlari kecil menyusul Okta yang berjalan menuruni tangga. "Okta.." panggilan gw tidak digubrisnya, ia malah mempercepat langkahnya

Tangannya gw pegang, mencoba menahan agar tidak pergi

"Udah, kamu lanjut tidur aja" Pinta Okta dengan suara pelan

Gw gandeng dia agar kembali ke kamar gw. Dikamar, gw suruh dia duduk, sedangkan gw berlutut memegang tangannya "Kamu tunggu di sini, aku mandi dulu, abis itu kita jalan. Oke?" Senyumnya mengembang mengikuti jari gw yang ada di kedua sudut bibirnya

Seusai mandi, celana jeans panjang dan kemeja gw sudah disiapkan di atas kasur.

"Mau kemana sih? Emang harus ya pake kemeja?" Protes gw

"Biar keliatan rapi dikit gitu" jelasnya

"Sekalian aja pake sepatu kulit" Gw mengambil kemeja, menggatungkannya kembali ke almari, menggantinya dengan kaos hitam berlogo katak. Jujur, gw ga nyaman memakai kemeja. Pengecualian untuk kegiatan - kegiatan yang memang mengharuskan memakai kemeja

Kami berdua menuju salah satu cafe di daerah pleburan, lokasinya cukup dekat dengan kampus UNDIP. Itu tuh, cafe yang kalau ngeplay musik kenceng banget, jadi kalau mau bicara harus agak kenceng meskipun duduk berhadapan. Sebenernya tempatnya sama sekali ga romantis, lebih cocok digunakan untuk kumpul dengan teman - teman. Tapi ya sudahlah, Okta mintanya kesitu.

"Ngeliatnya jangan gitu, malu" ia menutup muka dengan kedua tangan

Rambut hitam panjang, makeup tipis tanpa bedak dan pensil alis, baju terusan berwarna cream. 1 kata, 2 suku kata, 5 huruf 'cantik'.

"Sumpah, baru pertama kali ini aku salting tatap muka sama cowok" ucapnya lagi

"Trus aku harus gimana? Masa aku bicara sama kamu sambil nunduk" balas gw

"Ya kamu liatnya jangan senyum - senyum kayak tadi" Okta masih malu menatap gw

"Liat sini dong, katanya kangen"

"Abis kamunya gitu sih"

"Gitu gimana? Masa aku ga boleh ngeliat permaisuriku sendiri"

"Halah, sepik ja. Pasti banyak cewek yang kamu giniin kan?"

"Cewek yang mana? Cewek ku kan kamu hehe"

"Udah ih, jangan ngebikin tambah baper emoticon-Frown"

Okta, sosok yang digadang - gadang oleh teman - teman gw dan para reader bakal menggantikan Shinta. Apakah benar? Liat saja dalam part - part selanjutnya

=====

Zahra terlihat lesu ketika hendak memasak sarapan untuk kami berdua

Gw pegang lehernya, terasa hangat "Gausah masak dek, nanti beli aja, kamu sakit gini kok"

"Cuma panas kok, besok juga sembuh"

"Kalo dibilangin mbok ya nurut. Mas beliin bubur ya?" Zahra hanya mengangguk pelan

Gw keluar sendiri mencari penjual bubur. Tapi masalahnya, gw ga tau dimana penjual bubur di daerah sini, secara gw baru seminggu tinggal di klaten. Setelah beberapa kali tanya sana - sini, gw nemuin lapak kecil yang berjualan bubur, nasi kuning dan beberapa jajanan pasar yang biasanya hanya buka saat pagi hari.

"Buburnya satu bungkus buk, nasi kuning dua bungkus"

"Nggih mas, sekedap" balas ibu penjual dengan ramah

"Paringi gorengan nopo mboten mas?" Tanya ibu penjual setelah pesanan gw siap

"Nggih buk, gorengan'e gangsal ewu"

Apa yang gw cari sudah ditangan, se-segera mungkin gw langsung balik. Dinginnya pagi di daerah yang berada di antara gunung lawu dan gunung merapi ini begitu menusuk tulang.

"Nih, makan dulu.." menyodorkan bubur yang sudah gw tuang ke piring. Zahra hanya meliriknya, kemudiang menggelengkan kepala. Gw menghela nafas panjang

"dikit aja, mas suapin ya.." kali ini ia membalas dengan mengangguk lesu

"udah mas.." ucapnya ketika baru beberapa suapan

"malesin ih, susah diatur. kapok aku ngajak - ngajak kamu. nanti kamu pulang aja, biar aku suruh anak bengkel buat jemput kamu" Gw taruh mangkuk di depannya, lalu gantian gw yang makan dengan nasi kuning yang tadi gw beli

Siang hari pas waktu makan siang, gw pulang ke kontrakan. Zahra terlihat sedang tertidur di kamar dengan Televisi yang masih menyala.

*BBM ke Paman
Gw : PING!!!
Paman : gimana?
Gw : Sibuk ga? Gw minta tolong jemput Zahra, dia lagi sakit soalnya. Ntar kalo disini malah ga ada yg ngurus. Lo bawa mobil bokap gw aja, ntar bilang sama orang rumah
Paman : Bisa sih. Tapi gw pulang sorean, paling nyampe sana maghrib
Gw : Yaudah gapapa, asal lo jangan ngobat aja. Awas sampe kalo ada apa2 sama adek gw
Paman : Santai ja haha, gw udah ga doyan mletus
Gw : Kalo mau jalan kabarin, biar gw kirimin alamatnya
Paman : Oke

*Sore hari, sehabis foto – foto buat laporan proyek
Gw : Siapin yg mau dibawa pulang dek, Paman udah dijalan.
Zahra : Gamau *rada merengek
Gw : Abis kamu gamau nurut sih. Disuruh makan gamau, dibeliin obat juga ga diminum *Zahra nunduk, nangis-_- entah kenapa si Zahra bawaanya mewek mulu kalau disini

“Lha terus maunya gimana?” tanya gw

“Gamau pulang, disini aja sama mas” jawabnya

“Yaudah, nurut kalo dibilangin” Balas gw

Smartphone gw ambil, buru – buru gw telephone ke Paman. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya telepon gw diangkat juga

Gw : Nyampe mana?
Paman : Dah nyampe ungaran
Gw : Lo balik aja, Zahra gamau pulang
Paman : Asuuuu (u nya panjang)
Gw : hahaha
Paman : Malah ketawa, tai
Gw : Lah ini Zahranya malah mewek – mewek gamau pulang. Masih untung gw kabarin sebelum lo nyampe sini
*tut *tut *tut *nada panggilan terputus

Ga beberapa lama, ada chat masuk dari paman yang berisi deretan angka – angka sebuah rekening.

Gw : ah, temen apa lo. Gitu aja minta ongkos, palingan lo juga udah dikasih duit sama nyokap gw, ngaku aja dah
Paman : persetan, dongkol gw
Gw : besok gw transfer, ATM jauh. Mobil bokap gw langsung balikin, jangan buat jalan sama cewek lo, ntar bau amis

Zahra tersenyum mendengar percakapan gw di telephone, karena ia tau kalau dia ga jadi pulang

Gw : Seneng, gajadi pulang-_-
Zahra : ehehe emoticon-Big Grin


efti108
njek.leh
oktavp
oktavp dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.