- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#184
Niat Jahat
"pokoknya kamu harus jauhin dia" bentak saya karena dia masih tetep ngeyel.
"kakak harus jelasin dulu, sebenarnya siapa dia? kenapa adek ga boleh deket sama dia"
saya pun menjelaskan semuanya, mulai dari perkenalan ajaibnya dengan felisiana, sampai pada saat felisiana ditemukan sekarat namun tiba-tiba dia satu kereta dan mengantar anisa pulang. saya juga menceritakan perkara kami menggerebek kerumahnya dan menemukan banyak foto-foto perempuan di dinding rumahnya namun dia berhasil melarikan diri.
"kok bisa sih kak?"
"kakak juga ga tau"
"maksudnya, kok bisa sih kakak begitu egois"
"loh kok jadi kakak yang salah?"
"ternyata bener kata kak anisa, kakak itu sekarang terlalu fokus sama felisiana, semuanya sekarang tentang felisiana"
"kok kamu jadi mikir gitu?, emang annisa ngomong apa?"
"kakak sampe bela-belain nyatronin kosan didit? perkara benar atau tidak foto-foto itu, kakak malah sekarang yang terlihat menjadi obsesif terhadap didit ini karena secara ga langsung berkaitan dengan felisiana"
"engga begitu dek, ini... eh tunggu stop menepi sebentar!" ucapku terlalihkan dengan sosok duaorang yang berdiri berhadap2an dipinggir seberang jalan.
"kenapa kak" ucapnya seraya menepikan mobil di pinggir.
"itu kan didit?" ucap saya sambil menunjuk sosok dua orang tadi.
"iya kak sepertinya, aku ga terlalu jelas, agak gelap, coba aku telepon" ucap dhanin sambil mengambil telepon di tasnya.
"eh kamu punya nomernya?" ucap saya kaget.
ketika dhanin menelepon, ternyata orang yang dikejauhan itu terlihat mengangkat telepon juga."kayanya bener kak" ucap dhanin.
"Halo?" ucap dhanin sambil menekan tombol loudspeaker
"halo nin,"
"kak didit lagi dimana"
"aku lagi di kos aja nih, ada apa?"
"enggak aku mau nanya kabar aja, yaudah ya kak, sampai nanti" ceklek.
Setelah dhanin mematikan telepon, didit tampak menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari-cari sesuatu. saya pun menyuruh dhanin mematikan lampu mobil yang sudah dinyalakan sejak awal mobil berjalan karena hari memang sudah mulai gelap.
"itu siapa ya kak yang sama kak didit?"
"enggak tau dek, tapi sih dari posturnya rasanya kakak kenal sama perempuan yang disana itu"
"kok dia bohong ya sama adek"
"makanya, kakak juga jadi penasaran, buat apa dia bohong, kamu bisa majuin mobil pelan pelan, kakak mau lihat dari dekat"
"oke kak"
Dhanin pun melajukan mobilnya perlahan-lahan mendekati didit dan sosok perempuan misterius didepannya. karena posisinya yang berlawanan jalan, agak terlalu jauh dan susah melihatnya apalagi sesekali terhalang mobil yang lewat di seberang.
"itu fauziyyah!" batin saya dalam hati
"udah kelihatan kak?"
"eh udah dek, coba pinjam hape biar kakak foto, sambil jalan pelan-pelan saja biar ga curiga"
"iya kak"
"ini pake kameranya gimana"
"pencet yang itu kak, ucap dhanin sambi menunjuk tombol samping handphone"
"oke.. loh, kemana mereka?"
tiba-tiba mereka berdua lenyap dari pandangan padahal kami hanya sekilas mengalihkan pandangan karena dhanin mengajari saya menyetel kamera di handphonenya.
"tadi ada kak,"
"yaudah ayo berangkat sekarang, cepat jalan!" ucap saya.
mobilpun melaju meninggalkan sosok didit dan fauziyyah, atau mereka yang meninggalkan kami duluan ya? yang jelas saya sadar betul saat itu mereka tiba-tiba lenyap padahal hanya sesaat saya dan dhanin mengalihkan pandangan. dan yang menjadi pertanyaan buat saya, sangat mengganjal, apa hubungannya zizi dan didit? apa mereka saling kenal? apa dan untuk apa tujuannya.? apa yang sedang mereka rencanakan?
****
"cup" bisik saya perlahan ke yusuf yang duduk disamping saya sedang menyalin tulisan dosen yang ada di papantulis.
"iya jun"
"didit itu teman satu SMA kamu bukan?"
"bukan kok jun, ada apa tiba-tiba nanya begitu"
"kemarin aku lihat zizi lagi ngobrol sama dia"
"hah zizi?" tanyanya terkejut.
"iya, kamu masih kontek2an sama zizi?"
"enggak jun, semenjak aku mergokin dia sama felisiana, aku lost contact sama dia"
"zizi itu anak UGM juga ya? fakultas apa?"
"ekonomi jun"
"kamu kenal dia dari mana?"
"dia itu temannya felisiana pas ospek gabungan awal kuliah dulu, nah felisiana ngenalin aku ke zizi awal-awal dulu"
"oh gitu," ucap saya mengangguk2 sambil menyalin tulisan dosen yang ya ampun udah diapus,"cup nanti gue fotokopi catetan lu ya" ucap saya sambil menyeringai.
"iyeee, males banget sih lu jun"
dosenpun menutup matakuliah matematika teknik II yang memfokuskan pada materi kalkulus yang buat sebagian orang memuakkan namun buat saya sangat menyenangkan. hehe walaupun saya tidak pernah mencatat namun ingatan dan daya nalar saya cepat, begitu kata orang, bahkan saya bisa lebih dulu mengerti tanpa harus mencatat apa yang di tuliskan doses dipapan tulis.
felisiana yang awal duduk di barisan depan, setelah dosen keluar langsung beranjak kebelakang menghampiri saya dan yusuf.
"tuh pacar lu dateng jun" ucap ucup sinis.
"lu kok gitu cup"
"ah males, kalian itu kalau udah berdua lupa sama gue sekarang" jawabnya dengan nada pas ngomong "Gue" ga pantes.
"abis ini kan gak ada praktikum jun, kamu mau kemana?" tanya felisiana yang baru saja meghampiri saya.
"aku ada syuro nih fel, ba'da dzuhur sampe ashar mungkin"
"aku jemput ya abis ashar"
"kowe wis lali karo aku yo fel, saiki juna terus" ucap ucup sinis menyindir.
"lah opo sih, ojo nesu koyo kuwi ben racepet kewut""
"tau luh cup, gitu aja marah, eh bener kan itu artinya?" ucap saya ikutan menyambung omongan.
felisiana pun duluan meninggalkan saya setelah sebelumnya mencium kening saya yang masih duduk merapihkan buku-buku. setelahnya dua orang yang sudah tidak asing lagi buat saya menghampiri saya.
"jun"
"iya mar, te, ada apa?" kate dan umar menghampiri saya yang sedang duduk bersebelahan dengan yusuf.
"gini jun, sebelum UTS besok, bisa ga kamu main ke kos buat ngajarin anak-anak"
"bisa aja sih, tapi ga semua matakuliah gue bisa mar"
"yaudah gapapa, yang menting ajarin aja anak-anak kos"
"oke, oh iya gimana kabar semuanya?"
"baik kok"
****
Suasana masjid kampus menjelang ashar tampak ramai, beberapa orang sudah mengambil wudhu di tempat wudhu yang krannya menempel pada pot berukuran besar dengan berbagai jenis tanaman pada setiap potnya. sayapun menutup syuro yang sudah berlangsung dari jam satu tadi dengan doa penutup majelis. satu persatu anggota syuro meninggalkan tempat mereka duduk pelataran salah satu sudut masjid kampus. tinggalah saya dan valeri yang masih merapihkan beberapa peralatan tulis.
"makasih ya ri kemarin, udah mau dengerin curhat saya"
"iya pak juna, gapapa, tapi saya ga mau jadi fitnah nantinya"
"iya saya minta maaf"
"ada baiknya pak juna coba cerita dengan orang yang lebih tinggi ilmunya, ustad ridwan hamidi misalnya, pak juna ga perlu malu"
"aku sih rencananya gitu ri"
"mengenai ustad yusuf mansur apa udah konfirm bisa datang nanti ramadhan?" tanyanya seperti mencoba mengganti topik pembicaraan.
"iya , manajemennya minta tanggal 13 ramadhan sehabis tarawih,"
"biayanya?"
"malah ditantangin sama ustad yusuf mansur, punya duit berapa lu? gitu katanya, kalau ga punya, gau usah sok2an mau bayar"
"jadi gratis?"
"kayanya sih"
"Alhamdulillah"
"aku duluan ya ri, mau wudhu, aku tinggal ya"
"silahkan pak juna"
"assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
saya pun beranjak meninggalkan valeri dan menuju tempat wudhu untuk ikut mengantri. suara adzan ashar berkumandang menggema di seluruh langit jogja. indah sekali dan teduh rasanya mendengarkan suara adzan saling bersahut-sahutan di seluruh sudut kota.
"kak, aku baru sampai apartemen, didit ternyata ada di lobi apartemen nungguin aku dari tadi aku harus gimana?"
"kakak masih di masjid, tunggu sebentar, setelah sholat kakak langsung ke apartemen merah"
aku sms lagi
"kalau bisa tahan dia sampai kakak tiba dan cari sekuriti untuk mengawasi kamu, minta perlindungan"
"pokoknya kamu harus jauhin dia" bentak saya karena dia masih tetep ngeyel.
"kakak harus jelasin dulu, sebenarnya siapa dia? kenapa adek ga boleh deket sama dia"
saya pun menjelaskan semuanya, mulai dari perkenalan ajaibnya dengan felisiana, sampai pada saat felisiana ditemukan sekarat namun tiba-tiba dia satu kereta dan mengantar anisa pulang. saya juga menceritakan perkara kami menggerebek kerumahnya dan menemukan banyak foto-foto perempuan di dinding rumahnya namun dia berhasil melarikan diri.
"kok bisa sih kak?"
"kakak juga ga tau"
"maksudnya, kok bisa sih kakak begitu egois"
"loh kok jadi kakak yang salah?"
"ternyata bener kata kak anisa, kakak itu sekarang terlalu fokus sama felisiana, semuanya sekarang tentang felisiana"
"kok kamu jadi mikir gitu?, emang annisa ngomong apa?"
"kakak sampe bela-belain nyatronin kosan didit? perkara benar atau tidak foto-foto itu, kakak malah sekarang yang terlihat menjadi obsesif terhadap didit ini karena secara ga langsung berkaitan dengan felisiana"
"engga begitu dek, ini... eh tunggu stop menepi sebentar!" ucapku terlalihkan dengan sosok duaorang yang berdiri berhadap2an dipinggir seberang jalan.
"kenapa kak" ucapnya seraya menepikan mobil di pinggir.
"itu kan didit?" ucap saya sambil menunjuk sosok dua orang tadi.
"iya kak sepertinya, aku ga terlalu jelas, agak gelap, coba aku telepon" ucap dhanin sambil mengambil telepon di tasnya.
"eh kamu punya nomernya?" ucap saya kaget.
ketika dhanin menelepon, ternyata orang yang dikejauhan itu terlihat mengangkat telepon juga."kayanya bener kak" ucap dhanin.
"Halo?" ucap dhanin sambil menekan tombol loudspeaker
"halo nin,"
"kak didit lagi dimana"
"aku lagi di kos aja nih, ada apa?"
"enggak aku mau nanya kabar aja, yaudah ya kak, sampai nanti" ceklek.
Setelah dhanin mematikan telepon, didit tampak menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari-cari sesuatu. saya pun menyuruh dhanin mematikan lampu mobil yang sudah dinyalakan sejak awal mobil berjalan karena hari memang sudah mulai gelap.
"itu siapa ya kak yang sama kak didit?"
"enggak tau dek, tapi sih dari posturnya rasanya kakak kenal sama perempuan yang disana itu"
"kok dia bohong ya sama adek"
"makanya, kakak juga jadi penasaran, buat apa dia bohong, kamu bisa majuin mobil pelan pelan, kakak mau lihat dari dekat"
"oke kak"
Dhanin pun melajukan mobilnya perlahan-lahan mendekati didit dan sosok perempuan misterius didepannya. karena posisinya yang berlawanan jalan, agak terlalu jauh dan susah melihatnya apalagi sesekali terhalang mobil yang lewat di seberang.
"itu fauziyyah!" batin saya dalam hati
"udah kelihatan kak?"
"eh udah dek, coba pinjam hape biar kakak foto, sambil jalan pelan-pelan saja biar ga curiga"
"iya kak"
"ini pake kameranya gimana"
"pencet yang itu kak, ucap dhanin sambi menunjuk tombol samping handphone"
"oke.. loh, kemana mereka?"
tiba-tiba mereka berdua lenyap dari pandangan padahal kami hanya sekilas mengalihkan pandangan karena dhanin mengajari saya menyetel kamera di handphonenya.
"tadi ada kak,"
"yaudah ayo berangkat sekarang, cepat jalan!" ucap saya.
mobilpun melaju meninggalkan sosok didit dan fauziyyah, atau mereka yang meninggalkan kami duluan ya? yang jelas saya sadar betul saat itu mereka tiba-tiba lenyap padahal hanya sesaat saya dan dhanin mengalihkan pandangan. dan yang menjadi pertanyaan buat saya, sangat mengganjal, apa hubungannya zizi dan didit? apa mereka saling kenal? apa dan untuk apa tujuannya.? apa yang sedang mereka rencanakan?
****
"cup" bisik saya perlahan ke yusuf yang duduk disamping saya sedang menyalin tulisan dosen yang ada di papantulis.
"iya jun"
"didit itu teman satu SMA kamu bukan?"
"bukan kok jun, ada apa tiba-tiba nanya begitu"
"kemarin aku lihat zizi lagi ngobrol sama dia"
"hah zizi?" tanyanya terkejut.
"iya, kamu masih kontek2an sama zizi?"
"enggak jun, semenjak aku mergokin dia sama felisiana, aku lost contact sama dia"
"zizi itu anak UGM juga ya? fakultas apa?"
"ekonomi jun"
"kamu kenal dia dari mana?"
"dia itu temannya felisiana pas ospek gabungan awal kuliah dulu, nah felisiana ngenalin aku ke zizi awal-awal dulu"
"oh gitu," ucap saya mengangguk2 sambil menyalin tulisan dosen yang ya ampun udah diapus,"cup nanti gue fotokopi catetan lu ya" ucap saya sambil menyeringai.
"iyeee, males banget sih lu jun"
dosenpun menutup matakuliah matematika teknik II yang memfokuskan pada materi kalkulus yang buat sebagian orang memuakkan namun buat saya sangat menyenangkan. hehe walaupun saya tidak pernah mencatat namun ingatan dan daya nalar saya cepat, begitu kata orang, bahkan saya bisa lebih dulu mengerti tanpa harus mencatat apa yang di tuliskan doses dipapan tulis.
felisiana yang awal duduk di barisan depan, setelah dosen keluar langsung beranjak kebelakang menghampiri saya dan yusuf.
"tuh pacar lu dateng jun" ucap ucup sinis.
"lu kok gitu cup"
"ah males, kalian itu kalau udah berdua lupa sama gue sekarang" jawabnya dengan nada pas ngomong "Gue" ga pantes.
"abis ini kan gak ada praktikum jun, kamu mau kemana?" tanya felisiana yang baru saja meghampiri saya.
"aku ada syuro nih fel, ba'da dzuhur sampe ashar mungkin"
"aku jemput ya abis ashar"
"kowe wis lali karo aku yo fel, saiki juna terus" ucap ucup sinis menyindir.
"lah opo sih, ojo nesu koyo kuwi ben racepet kewut""
"tau luh cup, gitu aja marah, eh bener kan itu artinya?" ucap saya ikutan menyambung omongan.
felisiana pun duluan meninggalkan saya setelah sebelumnya mencium kening saya yang masih duduk merapihkan buku-buku. setelahnya dua orang yang sudah tidak asing lagi buat saya menghampiri saya.
"jun"
"iya mar, te, ada apa?" kate dan umar menghampiri saya yang sedang duduk bersebelahan dengan yusuf.
"gini jun, sebelum UTS besok, bisa ga kamu main ke kos buat ngajarin anak-anak"
"bisa aja sih, tapi ga semua matakuliah gue bisa mar"
"yaudah gapapa, yang menting ajarin aja anak-anak kos"
"oke, oh iya gimana kabar semuanya?"
"baik kok"
****
Suasana masjid kampus menjelang ashar tampak ramai, beberapa orang sudah mengambil wudhu di tempat wudhu yang krannya menempel pada pot berukuran besar dengan berbagai jenis tanaman pada setiap potnya. sayapun menutup syuro yang sudah berlangsung dari jam satu tadi dengan doa penutup majelis. satu persatu anggota syuro meninggalkan tempat mereka duduk pelataran salah satu sudut masjid kampus. tinggalah saya dan valeri yang masih merapihkan beberapa peralatan tulis.
"makasih ya ri kemarin, udah mau dengerin curhat saya"
"iya pak juna, gapapa, tapi saya ga mau jadi fitnah nantinya"
"iya saya minta maaf"
"ada baiknya pak juna coba cerita dengan orang yang lebih tinggi ilmunya, ustad ridwan hamidi misalnya, pak juna ga perlu malu"
"aku sih rencananya gitu ri"
"mengenai ustad yusuf mansur apa udah konfirm bisa datang nanti ramadhan?" tanyanya seperti mencoba mengganti topik pembicaraan.
"iya , manajemennya minta tanggal 13 ramadhan sehabis tarawih,"
"biayanya?"
"malah ditantangin sama ustad yusuf mansur, punya duit berapa lu? gitu katanya, kalau ga punya, gau usah sok2an mau bayar"
"jadi gratis?"
"kayanya sih"
"Alhamdulillah"
"aku duluan ya ri, mau wudhu, aku tinggal ya"
"silahkan pak juna"
"assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
saya pun beranjak meninggalkan valeri dan menuju tempat wudhu untuk ikut mengantri. suara adzan ashar berkumandang menggema di seluruh langit jogja. indah sekali dan teduh rasanya mendengarkan suara adzan saling bersahut-sahutan di seluruh sudut kota.
"kak, aku baru sampai apartemen, didit ternyata ada di lobi apartemen nungguin aku dari tadi aku harus gimana?"
"kakak masih di masjid, tunggu sebentar, setelah sholat kakak langsung ke apartemen merah"
aku sms lagi
"kalau bisa tahan dia sampai kakak tiba dan cari sekuriti untuk mengawasi kamu, minta perlindungan"
Diubah oleh natgeas2 06-08-2018 13:50
0