Kaskus

Story

twnty1gunsAvatar border
TS
twnty1guns
Sebuah Kisah Jomblo Ngesot (Komedi, Cinta)
Halo gan n sist. Perkenalkan ane member baru di Kaskus. Jadi, di sini ane mau menyalurkan hobi ane yaitu menulis cerita. Sekaligus juga ane pengen berbagi keresahan-keresahan ane selama ini. Yang ane tulis dalam bentuk cerita yang dibuat sendiri. Dan ane juga pengen mendapat penilaian dari agan n sist soal cerita yang ane buat.

Ceritanya tentang seorang cowok bego yang pengen punya pacar, tapi gak tau caranya gimana, dia juga selalu disesatkan sama saran temennya sendiri. Karena ane baru sekali buat thread di kaskus, maaf kalo masih berantakan. Nanti ane pelajarin lagi hehehe emoticon-Embarrassment

Semoga agan n sist suka.... Selamat membaca!

Spoiler for Index:
Diubah oleh twnty1guns 04-08-2018 17:42
HellenOktaviaAvatar border
bukhoriganAvatar border
junti27Avatar border
junti27 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
12.8K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
twnty1gunsAvatar border
TS
twnty1guns
#49
BAB 2 - Kepintaran Yang Tak Selevel - Part 3
Belum sempet ngomong, dari Dapur dateng mbak Mina yang membawakan minuman es jeruk. “Ini mas minumnya.” Mbak Mina menaruh ketiga gelas di atas meja. “Mas-mas, follow Instagram saya dong,” kata mbak Mina, promosi di waktu yang gak tepat.

“Oke mbak, saya follow sekarang,” balas Edo, menuruti permintaan mbak Mina.

“Hape ketinggalan di Rumah,” jawab Galih dengan santai.

Mbak Mina cemberut, tanda-tanda bakal terjadi hal buruk. "Mas kalo gak follback, nanti gak boleh keluar rumah. Kuncinya saya yang pegang," kata mbak Mina, seperti biasa mengancam kalo keinginannya gak dikabulin.

Gue memberi gesture pada Galih untuk menuruti permintaan mbak Mina. Setelah semua selesai, suasana menjadi aman. Kini waktunya untuk membicarakan Mila yang bikin gue penasaran. "Jadi gue harus gimana?" sekali lagi gue mengulang pertanyaan yang tak berbalas akibat kedatangan mbak Mina.

Galih berpikir sebentar, lalu menopang dagu dengan tangannya. "Tanyain dia tentang materi pelajaran yang lo gak bisa. Oh iya, materi apa yang lo gak ngerti?” Galih nanya ke gue.

“Apa ya… bentar.” salah satu jari tangan gue berada di bagian kepala. Berusaha mengingat apa materi pelajaran yang gak gue ngerti. “Perkalian! Sampai sekarang gue gak hapal perkalian,” jawab gue bersemangat.

“Yang keren dikit lah!” Galih bereaksi protes. “itu pertanyaan anak SD, bego."

Gue meneguk minuman es jeruk yang ada di meja. Setelah minuman habis, kembali gue fokus ke topik pembicaraan. "Apa ya?" gue meminta pendapat yang lain.

"Lo yang belajar, kok nanya ke kita?" Galih sewot.

"Tanyain dia, 'udah punya kisi-kisi ulangan ini belum?' siapa tau belum. Bentar lagi juga ulangan," Edo berpendapat bijak.

Gue setuju sama opini Edo, siapa tau aja Mila gak punya kisi-kisi ulangan. Soalnya, walaupun pas pelajaran gue terbilang bego, setidaknya gue rajin sekolah. Jadi gue dapet semua kisi-kisi buat ulangan tengah semester. Peluang besar buat gue untuk memulai.

"Ide lo bagus," kata gue, memuji Edo.

Edo tersenyum mendengar pujian dari gue. Galih keliatan sebel, gak tau kenapa. "Emangnya lo punya kisi-kisi?" tanya Galih, ngeraguin gue.

"Setiap hari gue sekolah, pasti punya lah!" gue berkata mantap.

Sebelum nanyain Mila tentang kisi-kisi, sekali lagi gue pengen mastiin apa kisi-kisinya gue simpen atau enggak. Takutnya kisi-kisi ulangan yang gue dapet hilang, ketinggalan, bahkan dicopet orang. Gue beranjak dari kursi menuju kamar gue. Di sana gue memeriksa meja belajar, tumpukan buku, dan juga tempat sampah. Pencarian gue berujung gagal, kertasnya hilang tanpa jejak. Gue balik ke ruang tamu dengan tergesa-gesa.

"Kisi-kisi gue hilang," gue berkata panik pada yang lain.

"Bego," Galih merespon ketus.

Edo diem aja, kayaknya masih mikir. Setelah itu gue duduk di sebelahnya, mencoba berpikir jernih. "Oh iya gue inget, waktu itu kan lo robek kertas kisi-kisi lo," ujar Edo, seketika gue inget. "Terus lo bilang, 'Kisi-kisi gini gak bakal bikin ulangan gue bagus' bener kan?"

"Oh iya gue lupa," gue merespon ocehan Edo. "Ada yang punya kisi-kisi?" tanya gue sambil nyengir.

Galih menggeleng, sementara Edo mengambil tasnya, lalu mencari sesuatu di dalam sana. Gak lama kemudian, tangan Edo ngeraih kertas yang keliatan kayak kisi-kisi. "Nih yang lo perlu," kata Edo, nyodorin kertas ke gue.

Tanpa perlu nunggu perintah, gue langsung mengirim pesan ke Mila, "Halo, ini Mila anak 11 ips 1 ya?"

Lalu pesan gue kirim ke Mila. Abis itu tinggal menunggu pesan balasan. 5 menit belum juga, 10 menit berlalu, masih belum juga.. Akhirnya kita semua pada ngantuk. "Gimana kalo kita main pes aja?" usul gue pada yang lain.

"Ayo!" Edo menjawab penuh semangat. Sedangkan Galih mengangguk setuju.

Kami bertiga pun menghabiskan waktu untuk bermain pes di kamar gue. Kebetulan gue memang punya PC yang jarang gue maenin. Keasikan main, sampai kita semua lupa waktu. Jam menunjukkan pukul 7 malem. Berarti, kita udah main selama 4 jam tanpa memeriksa handphone. Gue mengambil handphone di sebelah gue, ada satu pesan balasan yang masuk dan belum kebaca. Pas gue liat, ternyata dari oa produk kecantikan.

"Lama amat balesnya." keluh gue pada yang lain.

"Sabar aja, mungkin dia sibuk," ucap Edo dengan bijak.

Galih memukul meja pelan. "Pasti lo ditipu nih sama pedagang nasi porsi dikit tuh! Dia ngasih lo contact palsu, bahkan mungkin semua yang di kertas itu palsu," ujar Galih, berasumsi sendiri.

Gue bengong, gak mau main nuduh orang. Tunggu aja, siapa tau emang sibuk. Karena udah malem, Galih dan Edo pada balik pulang. Malem itu gue habiskan untuk bermain game di PC, sambil sesekali melirik handphone gue yang tergeletak di deket keyboard. Masih belum juga ada balasan. Pas asik main, muncul notifikasi pesan masuk. Dengan sumringah gue langsung meriksa pesan tersebut.

"Iya bener. Ini dengan siapa ya?" Mila nanya gue balik.

Spontan gue diem. Saat seperti ini gak ada satu pun yang bisa gue tanya, sekaligus ngasih gue saran-saran harus gimana. Mumpung baru beberapa menit yang lalu pesan dibales, menandakan bahwa Mila mungkin masih megang hape, ini waktu untuk mandiri.

"Ini Komo, anak kelas 11 ips 4." gue mengirim pesan balasan.

Abis itu gue menunggu jawaban lagi sambil ngelanjutin main game. Ketika lelah melanda, gue rebahan di kasur sambil meriksa handphone. Belum ada balasan dari Mila. Saking ngantuknya, akhirnya gue tertidur. Besoknya pesan gue masih belum dibales. Gue memutuskan untuk membicarakan hal ini dengan temen gue yang lainnya. Sepulang sekolah, kami semua ngumpul di warung deket sekolah yang lumayan rame.

"Gimana, gimana?" Galih bertanya, dia berada tepat di depan gue.
gigabyte775
gigabyte775 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.