Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:



Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.


Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.

Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.

Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.

NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 11:30
yusuffajar123
junti27
JabLai cOY
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
131.4K
879
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
#756
Terserah, yang Penting Kau Tetap Bersamaku – Part 3
Dean sudah ku antarkan ke depan rumahnya. Aku belum berani untuk masuk ke rumahnya. Ia pun tidak bilang jika aku yang mengantarkannya. Alasannya ia risih jika ditanya – tanya. Keluarganya selalu bertanggapan jika ada laki – laki yang berani masuk ke dalam rumahnya berarti ia sudah sanggup untuk menikah. Aku bukannya tidak sanggup menikah. Kuliah saja masih dibiayai oleh negara.
Esoknya Dean meminta aku mengantarnya membeli buku. Aku iyakan. Mumpung ia sedang ada di Bandung kemanapun aku antar aku temani sebelum nanti jarak yang akan memisahkan kami.

***


Aku sudah memantaskan diri. Rambutku yang kini gondrong sudah ku ikat rapi. Mirip Ibrahimovic. Tidak deh, jauh. Dean tidak risih dengan penampilan rambutku selama aku mampu merawatnya. Tentunya Dean membantu aku merawat rambutku.

Si jagur merahku telah dijual. Hasil uangnya dibelikan dua motor dengan tambahan uang patungan keluarga. Kini aku memakai motor CB tua. Masih sama – sama berwarna merah. Meskipun motor ini sudah tua, performanya masih kuat untuk dibawa kebut – kebutan tapi sejujurnya aku tidak pernah berani membawa motor lebih dari 60km/jam meski jalanan lenggang.

Ku lajukan CB tua merah ini menuju rumah Dean. Ia sudah menunggunya. Di sepanjang jalan aku berfikir – fikir apakah Dean mau ku bonceng dengan motor tua ini? Aku takut ia minder saja.

Quote:


Sepanjang jalan Dean terus memuji – muji motorku ini. Katanya saat dulu ia ingin membeli motor klasik tapi tak diijinkan oleh orang tua. Alasannya karena motor tua kadang mogok. Dean bertanya bagaimana aku bisa merawat motorku ini. Jawabku ya hanya sering diservis dengan rutin. Kadang ku bawa ke bengkel kadang aku sendiri yang merawatnya. Ingin ku tanyakan kenapa ia tidak minder saat ku bonceng dengan motor tua ini. Disaat laki – laki milenial diluar sana mayoritas sudah menggunakan motor modern.

Quote:


Dean seperti biasa, selalu memulai untuk memegang tanganku. Aku menyambutnya tentu. Kami berjalan beriringan melewati tumpukan buku yang tersusun rapi. Aku tersenyum, bahagia. Tak usah ditanya sebesar apa bahagiaku. Bersamanya sudah cukup.
Buku yang Dean cari akhirnya dapat. Ku pegang buku tersebut. Kasian jika ia harus menengtengnya sampai kasir.

Quote:


Dari Mall ku bonceng Dean menuju warteg langgananku. Jaraknya tidak cukup jauh. Warteg langgananku tentu saja enak. Tempatnya memang kecil tapi makanannya tidak perlu diragukan lagi. Harga murah makanan enak, kombinasi yang cocok untuk mahasiswa.

Ku pesan nasi, telur dadar, dan kuah dari sayur. Deanpun sama. Ku tanya kenapa ia memilih menu yang sama. Jawabnya ia ingin tahu makanan – makanan yang aku konsumsi.

Aku bersyukur, dalam hatiku dengan segala keterbatasan yang aku miliki ia masih menerimaku apa adanya. Aku yang gondrong, motorku yang tua, jajan dipinggiran jalan, serta makan di warteg ia masih tetap mau bersamaku.

Aku memang tidak pernah mengomentari penampilannya. Tidak pernah memaksa ia harus memotong rambutnya pendek, tidak memaksa harus menggunakan pakaian feminim, tidak pernah bilang jika make-upnya menor.

Bagiku ini memang cinta, aku tak memaksa dirinya menjadi orang lain. Begitupun ia tidak pernah memaksa aku menjadi orang lain. Saling membiarkan menjadi diri masing – masing.
hida090
delet3
junti27
junti27 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.