- Beranda
- Stories from the Heart
SULAKSMI
...
TS
meta.morfosis
SULAKSMI

PROLOG
“ semoga ini awal yang baik untuk karir gw dalam berwiraswasta...”
yaa...itulah sepenggal kalimat kebahagian yang terucap dari mulut bagus disaat sebuah berita baik terucap dari mulut bapak dan mamah, keinginan bagus untuk mempunyai sebuah usaha sendiri selepas masa perkuliahannya, kini mulai terwujud seiring dengan keinginan mamah yang menginginkan bagus untuk mengelola sebuah rumah yang merupakan rumah peninggalan dari orang tua mamah dan telah lama terbengkalai
kini bersama ketiga sahabat baiknya, bagus berusaha mewujudkan mimpinya itu menjadi sebuah kenyataan, seiring dengan berjalannnya waktu, akan kah semua usaha bagus itu akan membuahkan hasil yang memuaskan, atau kah ada sisi lain dari rumah tersebut yang bagus tidak ketahui dan akan menjadi penghambat usaha bagus untuk mewujudkan mimpinya tersebut....
Note :
* dilarang copy paste tanpa seizin penulis
* apa yang ane tuliskan hanyalah sebuah bentuk karya seni tanpa memperdebatkan nyata/fiksi
* update disesuaikan dengan RL penulis
terima kasih & selamat membaca

@meta.morfosis
Chapter demi chapter :
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
EPILOG
Diubah oleh meta.morfosis 16-01-2019 19:25
bonita71 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
64.9K
197
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
meta.morfosis
#66
Chapter 10
“ apa sebenarnya yang telah lu lihat vin......?” tanya gw tanpa sebuah nada paksaan agar vina menjawab pertanyaan gw tersebut, setelah beberapa saat vina kembali menangis, kini tangis vina terlihat mulai mereda, mendapati hal tersebut gw segera melepaskan pelukan pada tubuh vina
“ tadi sore itu bang, disaat gw bersama dengan mang edo, kak stella dan bang doni menikmati suasana senja di teras depan, gw seperti mendengar suara tangisan yang bercampur dengan suara rintihan terdengar dari arah samping rumah, saat itu gw sama sekali enggak berpikir tentang sesuatu yang aneh, yang biasanya gw alami, kerena saat itu gw masih berpikir bahwa apa yang telah gw dengar itu telah terdengar juga oleh mang edo, kak stella dan bang iyan, tapi setelah gw kembali berbincang dengan mereka, suara rintihan yang bercampur dengan tangisan itu semakin terdengar jelas, dan tidak terlihat tanda tanda kalau mang edo, kak stella dan bang iyan mendengar suara itu, hingga akhirnya gw memutuskan untuk beranjak menuju ke kamar......” untuk sesaat kini vina menghentikan perkataannya, tatapan matanya kembali menatap langit kamar, mendapati hal tersebut, firasat gw langsung mengatakan bahwa vina akan menceritakan sebuah bagian yang mungkin akan menjadi sebuah pengalaman yang menakutkan dalam hidupnya
“ disaat gw memasuki kamar bang...gw mendapati via tengah berbaring di atas ranjang, disitulah muncul niatan gw untuk menceritakan apa yang telah gw dengar di teras depan kepada via, tapi baru saja gw merebahkan diri di samping via....suara tangisan bercampur rintihan itu kembali terdengar, bahkan semakin lama suara itu semakin terdengar jelas hingga gw beranggapan suara itu terdengar dari arah depan pintu kamar, entah gw yang sedang berimajinasi atau enggak....gw melihat seperti ada seseorang yang tengah memainkan gagang pintu tersebut, hingga akhirnya gagang pintu tersebut benar benar berputar, dan setelah itu kini dengan mata kepala gw sendiri, gw melihat separuh wajah dengan sebuah bola matanya yang tajam menatap ke arah gw melalui celah daun pintu yang terbuka, gw sangat yakin bang kalau orang yang tengah mengintip gw itu adalah seorang wanita, karena gw melihat rambutnya yang panjang tergerai seperti sebuah serabut tipis bercelah yang menutupi sisi luar dari bola matanya......disaat itulah bang ketakutan yang gw rasakan seperti mulai berjalan memuncak, keinginan gw untuk menjerit dan memberitahukan apa yang tengah gw lihat ini kepada via seperti terbelenggu oleh rasa takut yang gw rasakan, sebenarnya saat itu juga gw sadar kalau via tengah mengguncang guncangkan tubuh gw dengan maksud mungkin untuk menyadarkan gw, dan gw rasa apa yang telah via lakukan itu sedikit banyak telah membantu gw untuk berani memutuskan memalingkan pandangan gw dari wajah wanita tersebut....tapi....” seiring dengan perkataannya yang terhenti, kini ekspresi rasa takut yang begitu terlihat jelas di wajah vina berusaha di tutupinya dengan kedua telapak tangannya
“ ya tuhann....kenapa gw harus melihat sesuatu yang menyeramkan seperti ini...” ujar vina mengutuki nasibnya yang mempunyai kecenderungan untuk melihat sesuatu yang aneh dan menyeramkan, dan sepertinya perkataan vina kali ini ditujukan kepada sesuatu yang menyeramkan yang mungkin melebihi dengan apa yang pernah dilihatnya selama ini
“ sesuatu yang menyeramkan apa vin, apa yang lu lihat.....?” tanya gw dengan rasa panik begitu melihat telapak tangan yang menutupi wajah vina terlihat bergetar, sungguh...gw benar benar tidak ingin, ketakutan yang tengah vina rasakan kali ini akan kembali membuat vina meracau seperti apa yang telah mang edo ceritakan
“ disaat gw memalingkan pandangan ini dari wajah wanita itu bang, tanpa sengaja gw memandang ke langit langit kamar.....dan disaat itulah sesuatu yang menjadi puncak dari rasa takut gw terpampang di hadapan mata gw ini........”
“ lu melihat wanita itu vin....?” tanya gw memotong perkataan vina
“ iya bang....gw melihatnya....gw melihat seorang wanita yang terpatri di langit kamar dengan sebuah koyakan luka penuh darah segar di dadanya, ekspresi wajahnya yang mempertontonkan rasa sakitnya seperti diperjelas dengan darah segar yang menghiasi mulutnya yang terbuka lebar serta kedua bola matanya yang mendelik laksana hendak keluar dari kelopak matanya, hingga akhirnya disaat itulah gw mulai merasakan butiran hangat dari darah segar yang menetes dari mulutnya membasahi wajah gw....dan percayalah bang...disaat itu juga gw mulai merasakan bahwa kesadaran gw mulai terambil alih oleh wanita tersebut hingga gw bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh wanita tersebut....”
seiring dengan berakhirnya keterangan yang meluncur dari mulut vina, kini gw hanya bisa terdiam, tanpa bisa mengomentari atas apa yang telah vina alami, mungkin andai saja peristiwa ini di alami oleh vina sendiri, tanpa adanya peristiwa lain yang dialami oleh iyan dan doni, saat ini juga gw telah bisa mengambil kesimpulan bahwa apa yang tengah vina alami kali ini adalah bagian dari gangguan kejiwaan yang sedari dulu telah vina alami....tapi berhubung saat ini, iyan dan doni juga mengalami hal yang sama seperti yang vina alami walaupun dalam perwujudan yang berbeda, sepertinya gw harus berpikir ulang untuk menarik kesimpulan itu
“ kang bagus...” sebuah perkataan yang terdengar dari mulut via kini membuyarkan keterpakuan gw, tampak kini terlihat via masih berdiri terpaku menatap ke arah gw dan vina, dan sepertinya dari ekspresi wajah yang diperlihatkannya, via merasa tidak nyaman dengan semua yang telah didengarnya dari percakapan ini
“ ada apa vi...?” ucap gw sambil mengembangkan senyum untuk mencairkan suasana yang tegang
“ via minta maaf kang, sepertinya besok, via dan keluarga akan pindah dari penginapan ini, kalau boleh sih, via hendak mengajak vina juga...” untuk sejenak gw hanya terdiam begitu mendengar keinginan via, tapi setelah gw berpikir panjang, sepertinya apa yang telah diutarakan oleh via itu sangatlah beralasan dan gw pun tidak bisa memaksa mereka untuk tinggal di penginapan ini, karena gw tidak bisa menjamin kalau kejadian kejadian aneh itu tidak akan terjadi lagi dan tidak akan mereka alami lagi
“ memang lebih baik seperti itu vi, dengan adanya kejadian ini, kang bagus jadi khawatir dengan kalian, karena kang bagus juga enggak bisa menjamin kalau kejadian seperti ini enggak akan terulang lagi....” mendengar perkataan gw tampak via menunjukan rasa leganya
“ tapi kang bagus juga minta tolong satu hal kepada kalian....”
“ apa itu kang....?” tanya via dengan rasa bingung
“ kang bagus hanya meminta tolong kepada kalian agar jangan menceritakan kejadian ini kepada orang lain, karena itu akan menghancurkan usaha yang sedang kang bagus rintis ini, dan untuk lu vin...gw harap lu enggak menceritakan kejadian ini kepada bapak dan mamah....” begitu mendengar permintaan gw tersebut, tampak vina dan via menganggukan kepalanya sebagai tanda persetujuan
keesokan paginya sesuai dengan apa yang telah via utarakan, kini nampak via beserta keluarga serta vina telah meninggalkan penginapan setelah terlebih dahulu menghabiskan sarapan paginya, dan sepertinya kepergian mereka dari penginapan ini, kini telah menimbulkan tanda tanya besar bagi iyan dan sella
“ gus....apa yang sebenarnya lu sembunyikan dari kita...?” tanya sella begitu menghampiri gw, doni serta mang edo yang tengah berada di teras belakang, dan kini setelah beberapa saat sella melontarkan pertanyaan tersebut, tampak iyan ikut bergabung dalam pembicaraan ini
“ gw sama sekali enggak menyembunyikan apa apa sel....” jawab gw yang berbalas ketidakpuasan di wajah sella dan iyan
“ enggak mungkin gus, pasti ada sesuatu yang telah kalian sembunyikan kepada kami.....” baru saja iyan mengucapkan kalimat itu, terlihat iyan berjalan memasuki rumah, dan kembali lagi dengan membawa buku yang mencatat data penerimaan tamu
“ lantas ini siapa gus, kalau kalian enggak berbohong....” ujar iyan sambil menyerahkan buku yang ada ditangannya kepada gw, mendapati hal tersebut, gw kini hanya bisa terdiam dan meratapi kebodohan gw yang telah membiarkan lembaran kertas yang berisikan nama sulaksmi masih berada di dalam buku tersebut
“ siapa sulaksmi gus...?, sebaiknya lu mulai berkata jujur kepada gw dan iyan gus....gw enggak mau selama kita menjalin kerjasama ini, ada sesuatu yang lu sembunyikan...” ucap sella menimpali perkataan iyan, untuk beberapa saat gw hanya terdiam seraya memandang ke arah doni
“ bagaimana don....?” tanya gw kepada doni dengan harapan doni dapat memberikan masukannya kepada gw tentang keinginan sella dan iyan yang ingin mendapatkan informasi tentang nama sulaksmi yang tertera dalam buku penerimaan tamu
“ ya semuanya terserah lu gus, tapi sebaiknya memang kita ceritakan saja....” seiring dengan persetujuan yang telah terucap dari mulut doni, sebuah kisah yang telah dialami doni kini mulai gw ceritakan, tampak beberapa kali sella dan iyan menampakan keterkejutannya begitu mendengar kisah yang mulai mengalir dari mulut gw ini
“ hahhh...berarti selama ini, doni sudah melihat sosok perempuan yang pada malam itu pernah gw lihat....” ujar iyan yang berbalas anggukan kepala doni
“ bukan hanya melihat yan....bahkan dia menyebutkan namanya seperti apa yang gw tuliskan di buku itu....” ucap iyan seraya mengarahkan pandangannya ke arah buku penerimaan tamu
“ sulaksmi...siapa sulaksmi ini....?” tanya sella kepada dirinya sendiri
“ gw enggak tahu sel, justru itu yang gw mau cari tahu.....makanya sewaktu kemarin itu gw pulang ke rumah orang tua gw, gw sebenarnya ingin menanyakan perihal tentang nama sulaksmi ini.....” sebuah kalimat kejujuran yang kedua kini kembali meluncur dari mulut gw, mendapati hal tersebut tampak iyan dan sella menunjukan kejengkelannya
“ brengsek lu gus, ternyata benar dugaan gw selama ini kalau alasan lu pulang ke rumah orang tua lu itu pasti bukan karena ingin mengambil surat perizinan penginapan ini, melainkan ada hal yang lain....” gerutu iyan yang berbalas senyuman yang mengembang di wajah gw dan doni
“ maaf yan...semuanya ini demi kebaikan lu dan sella juga, gw enggak mau kalian menjadi takut dalam mengelola penginapan ini karena sebuah alasan cerita yang belum jelas kebenarannya....” sepertinya kini apa yang telah gw ucapkan itu telah mengurangi rasa jengkel yang dirasakan oleh iyan dan sella
“ lantas gus, apakah setelah bertemu dengan orang tua lu itu, lu mendapatkan jawaban tentang sosok sulaksmi ini....?” tanya sella dengan rasa keingintahuan yang tinggi
“ enggak sel, bahkan nyokap gw yang tau persis tentang sejarah rumah ini juga enggak mengetahui siapa sosok sulaksmi ini...”
“ koq semuanya jadi terasa aneh dan membingungkan seperti ini ya....” gumam sella seraya mencoba menerka nerka tentang sosok sulaksmi ini
“ entahlah sel, tapi satu hal yang pasti, gw sangat yakin bahwa wanita yang selama ini menampakan dirinya di hadapan gw, doni, iyan bahkan adik gw vina adalah satu sosok wanita yang sama...yaitu sulaksmi...”
“ lantas apa yang akan kita lakukan gus....?” tanya iyan yang berharap adanya langkah yang gw ambil untuk mengahapi permasalahan ini
“ untuk sementara ini, kita beraktifitas seperti biasa aja...ya siapa tahu seiring berjalannya waktu, akan ada sedikit informasi yang kita dapatkan untuk menyingkap tabir misteri nama sulaksmi ini....” jawab gw dengan wajah serius
“ waduhhh gus....kenapa kalimat lu jadi horor begitu ya....” gurau iyan yang berbalas gelak, belum saja gelak tawa ini terhenti, suara deringan handphone kini terdengar dan sepertinya suara tersebut terdengar dari handphone yang tersimpan dalam saku celana gw
“ bapak....?” tanya gw dalam hati begitu mengambil handphone dari saku celana dan melihat nama bapak tertera dalam layar handphone
“ ada apa bapak menghubungi gw, apakah bapak sudah mengetahui tentang apa yang telah terjadi pada vina dan kini hendak menanyakan kepada gw....?” seiring pertanyaan yang bermain main dalam pikiran gw, gw segera melangkah menjauh untuk menjawab panggilan ini, kini seiring dengan suara bapak yang telah terdengar, gw bisa merasakan adanya sebuah kekhawatian diantara suara bapak yang terdengar bergetar
“ gus....sebaiknya kamu jujur, apa sebenarnya yang telah kamu alami di rumah itu....?”
aneh...ini sangat aneh...sebuah kalimat yang meluncur dari mulut bapak kini seperti menimbulkan sebuah tanda tanya di hati gw, apa alasan bapak menanyakan hal seperti itu, dan mengapa bapak tidak menanyakan hal itu disaat gw dan doni berkunjung ke rumah, seiring dengan mulai banyaknya pertanyaan yang bermain bermain main dalam pikiran gw, kini gw mulai menceritakan kepada bapak tentang beberapa kejadian yang telah terjadi di rumah ini
“ pak...kalau bagus boleh tahu, kenapa bapak menanyakan semua ini....?” tanya gw yang berbalas keterdiaman bapak beberapa saat
“ sebenarnya bapak ingin menanyakan hal ini saat kamu dan doni berkunjung ke rumah gus, tapi bapak enggak enak sama mamah....sejujurnya bapak memang enggak mengetahui sejarah dari rumah peninggalan orang tua mamah kamu itu, tapi ada sesuatu yang ingin bapak ceritakan kepada kamu dan ini mengenai kecelakaan yang pernah mamah kamu alami, dan maaf.... bila nanti cerita bapak ini akan terhubung dengan perceraian yang terjadi antara bapak dan ibu....”
entah gw harus berkata apa untuk merespon perkataan bapak tersebut, keinginan gw untuk mendapatkan sebuah informasi tentang masa lalu rumah peninggalan orang tua mamah ini seperti terbentur oleh rasa kebencian gw terhadap kata kata perceraian, kini lama gw terdiam dalam bayangan masa lalu yang sangat menyakitkan itu, hingga akhirnya gw memutuskan untuk meredam kebencian yang gw rasakan ini demi sebuah informasi yang mungkin akan berguna untuk kelangsungan usaha yang sedang gw rintis
“ memangnya ada apa pak...apa yang bapak ketahui tentang kecelakaan yang pernah mamah alami itu...?” seiring dengan perkataan gw tang telah berakhir, sebuah cerita kini mengalir dari mulut bapak
“ saat itu gus, bapak memang telah berpacaran terlebih dahulu dengan mamah tiri kamu sebelum akhirnya bapak memutuskan menikah dengan ibu kamu.....mungkin kamu sekarang berpikir kalau bapak adalah seorang lelaki yang jahat karena telah mempermainkan kedua wanita tersebut.....tapi bapak enggak seperti itu gus, bapak enggak seburuk yang mungkin kamu pikirkan selama ini, keputusan bapak untuk menikahi ibu kamu itu terjadi jauh setelah peristiwa kecelakaan yang menimpa mamah tiri kamu....” kini seiring dengan perkataan bapak yang terdiam sesaat, sepertinya apa yang telah dikatakan bapak tersebut telah membuat penilaian gw terhadap bapak semakin buruk
“ ya tuhan pak...berarti bapak meninggalkan mamah disaat kondisi mamah sedang seperti itu....?” ucap gw seraya memandang ke arah sela, doni, iyan dan mang edo yang sepertinya sedang memperhatikan percakapan gw ini, mendapati hal tersebut, gw segera berjalan menuju ke teras belakang dan menutup pintu rumah
“ bukan...bukan seperti itu yang terjadi gus, disaat itu bapak mendapatkan kabar kecelakaan mamah kamu ini melalui teman bapak yang kebetulan teman mamah kamu juga, disaat bapak mendapatkan kabar itu, teman bapak menceritakan kalau peristiwa yang mamah alami ini adalah sebuah peristiwa kecelakaan yang fatal dan telah merenggut nyawa supir yang mengendarai mobil dan mamah kamu, disaat itu bapak merasa panik gus....sebuah informasi yang diberikan teman bapak tentang keberadaan mamah kamu setelah kecelakaan itu, akhirnya mengantarkan bapak ke sebuah rumah sakit, dan di rumah sakit itulah bapak mendapatai bahwa apa yang telah dikatakan oleh teman bapak itu memang benar, di saat itu bapak melihat kedua orang tua dari mamah kamu serta beberapa kerabat dari dari mamah kamu sedang mengelilingi sebuah tempat tidur, dimana diatas tempat tidur tersebut, tergeletak tubuh mamah kamu yang sudah kaku, darah kental yang keluar dari hidung dan telinga mamah kamu seperti mengindikasikan bahwa mamah kamu memang mengalami kecelakaan yang sangat hebat.....” untuk sesaat kembali bapak menghentikan perkataanya, beberapa suara mobil dan motor yang terdengar diantara suara bapak yang terdiam, seperti menggambarkan bahwa bapak sedang berada di luar rumah
“ enggak mungkin....ini sangat enggak mungkin, bagaimana bisa mamah yang telah meninggal kini menikah dengan bapak, bahkan sampai mempunyai anak.....” gumam gw dalam hati menyangkal keterangan yang baru saja bapak katakan
“ bapak yakin gus, mungkin kamu menganggap apa yang baru saja bapak ceritakan itu adalah sesuatu yang enggak masuk akal, tapi jujur gus...memang seperti itu yang telah bapak alami....”
“ maaf pak, bukannya bagus enggak percaya, tapi bagus merasa kalau cerita bapak itu terasa janggal...” ucap gw seraya menghela nafas panjang
“ memang janggal gus...sejanggal pemakaman mamah kamu yang enggak pernah bapak hadiri...”
“ maksud bapak...?”
lophcifer dan 11 lainnya memberi reputasi
12