- Beranda
- Stories from the Heart
MY smile MY handsome
...
TS
dimasukipli
MY smile MY handsome
hallo kaskuser ijinkan gue berdindang tentang cerita sekaligus pengalaman dari gue di pesantren waktu SMP istilahnya Mts yang hidup apa adanya sampe sekarang yang hidup gue yang serba adanya alhamdulilah.
terserah kalian mau percaya apa nggak gue nulis ini dr tangan turun ke hati nggak turun lagi. sebelumnya gue minta maaf kalo bahasa tulisan disini nggak enak, gue bukan penulis atau orang yang bisa nulis komik hahaha..
CERITA GUE UNTUK LOE LOE YANG BERUMUR 18 TAHUN KEATAS
pantengin aja guys..

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3Lanjutan
PART 4 Lanjutan
PART 5
Suka cita di pesantren
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
KANAYA
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
terserah kalian mau percaya apa nggak gue nulis ini dr tangan turun ke hati nggak turun lagi. sebelumnya gue minta maaf kalo bahasa tulisan disini nggak enak, gue bukan penulis atau orang yang bisa nulis komik hahaha..
Quote:
CERITA GUE UNTUK LOE LOE YANG BERUMUR 18 TAHUN KEATAS
pantengin aja guys..

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3Lanjutan
PART 4 Lanjutan
PART 5
Suka cita di pesantren
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
KANAYA
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Diubah oleh dimasukipli 09-09-2018 21:09
0
15.4K
131
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dimasukipli
#37
Part 9
""" kak maafin aku ya, aku nggak bisa terima kakak, jujur. Aku juga suka sama kakak, tapi sebatas suka, Kakak cantik, sikap kakak ramah, itu yang aku bisa nilai, kita tau kan kak di pondok itu ada batasan2 berkomunikasi lawan jenis. Lebih baik kita berteman baik untuk saat ini, jujur kak jantungku juga berdetak lebih cepat ketika bertemu kakak, jalani dulu aja kak, aku yakin rasa ini akan tumbuh jika memang kita berjodoh, dan ketidak canggungan ini juga akan tumbuh jika silaturahmi kita tetap terjaga sebagai teman" "" "Dimas A** ""
Itulah surat balasan gue untuk kak Lala, ya dari pertama liat dia sebenarnya dada gue juga berdetak lebih cepat, tapi itu semua coba gue hilangkan,. Gue nggak mau nanti ujung2nya banyak yang tau, gue nggak mau terkenal. Meskipun kata temen2 gue banyak yang ngomongin gue tapi gue nggak peduli, toh gue juga mikir, gue anak baru udah berani pacar2an, meskipun gue juga tau, kakak2 kelas gue juga banyak yang pacaran ala2 pesantren, tapi gue tetep nggak peduli WAKTU itu hahaha
Target awal gue waktu itu ya semaksimal mungkin gue harus bisa ngaji, buat bunda bangga. Nggak bisa di pungkiri juga sih ketertarikan kepada lawan jenis juga tumbuh seiring berjalanya waktu..
"""Treng teng teng teng""" banguuuun2 subuuuhhh yang bangun surganya dekat yang nggak bangun neraka buka 24 jam"""
Alarm pondok sebelum subuh diteriakkan kang sholeh..
Sehabis sholat subuh, ngaji fiqih, yang mengulang pak Kiai langsung. Beliau mengajarkan tata cara berwudlu yang benar. Mulai dari berkumur itu hukumnya sunah, tata cara membasuh muka yang benar, membilas sebagian rambut, sampai do'a sehabis wudlu. Pelajaran berwudlu pun diulang berkali kali, karena beliau tau anak2 baru yang beliau terima kali ini adalah anak2 dengan keterbatasan pengetahuan agama,.. kami sangat senang jika beliau yang mengajar, karena bagi kami beliau adalah ayah kami di pondok, kami diajarkan untuk tidak malu dalam belajar, tidak patah semangat ketika kita mengulang.
Berangkat ke sekolah masih dengan alat transportasi tradisional yang selalu melekat "mersikil"
"Kak Lala" panggil gue.
"Iya dek ada apa"
"Ini kak suratnya maaf ya kak" jawab gue.
" Iya dek" jawab kak Lala seperti tau jawaban gue dari nada bicara gue yang agak lemah.
Skip2 sampai malamnya sehabis ngaji di ndalem dan sehabis isya'. Ohh ya untuk surat An-Nas sebenarnya gue udah lumayan lancar tapi kata kak laily disuruh melancarkan lagi terutama di bagian sa nya. Karena di bagian sa nya harus senyum. Itu semua berkat surat alfatihah yang udah lancar jadi untuk surat yang lain kita tinggal menghafalkannya dan mempelajari panjang pendeknya surat tersebut. Karena kata kak Laily bacaan surat yang benar akan keluar dengan sendirinya jika surat alfatihah sudah kita lantunkan dengan fasih..
Gue sama kiting pinjem sepeda kantor untuk membeli nasi goreng di dekat pasar. Yapss gue sama kiting mau merayakan kenaikan surat alfatihah kita hahaha..
"Bang nasi goreng babat 8 ya"
"Iya kang siap"
"Ting gue mampir ke wartel dulu ya, kangen bunda nih"
"Oke jangan lama2 ya"
"Santai. Lagian tuh 8 bungkus juga lama kan. Dah gue cabut dulu"
Setelah kangen2an sama bunda gue balik ke tempat penjual nasi goreng
"Habis nangis lu boss"
"Iya Ting kangen bunda gue"
"Ya udah yuk cabut" ucap kiting sambil menepuk pundak gue karena dia juga sering begitu ketika habis telpon emaknya..
"Dung tak dung dung dung tak." Kurang lebih seperti itu suara latihan rebana di pondok gue
" Wiiih Ting ada latihan Ting nonton Yog"
" Ngisi perut dulu lah laper nih"
" Makan makaaaan silahkan kalian para Adam yang perutnya keroncongan menunggu kami yang berbaik hati menyumbangkan sebagian fulus kami untuk anda2 yang jarang makan enak hahaha
"
All: hahaha sikaaat
" Ting katanya santriwati nggak boleh masuk ke pondok putra tuh ada 2 santriwati masuk ke pondok mana bening2 lagi " ucap gue bingung
" Kalo untuk rebana mah beda kali coyy kalo rebana cuman cowok doank nggak ada daya tariknya tuh rebana, apalagi di kasih yang bening2 tuh hahaha bisa betah yang nonton"
"Kog lu tau banyak sih Ting"
" Hey Dimas yang di kagumi para kaum hawaaa. Lu kayak nggak tau gue aja."
"Iya deh salut gue sama lu, anak baru yang berani nyuratin santriwati namun di tolak hahahaha" canda gue ke kiting sambil melihat latihan rebana.
" Ehh Ting tuh kakak2 yang cewek namanya siapa Ting"
"Yang sebelah kiri namanya kak lia, dia kelas satu MA(madrasah Aliyah)setara SMA klo yang kanan kak Naya dia kelas 3mts. masak lu nggak tau sih.. padahal 2 tuh cewek terkenal lho karena kecantikan dan suaranya" jelas kiting panjang lebar..
"Ehem2... kalo mau bercerita jangan keras2 ya dek, kakak2 ini masih latihan terang kak Lia dengan suara lembutnya
Seketika itu gue sama kiting saling pandang. Betapa malunya gue sama kiting membicarakan orang di depan orang tersebut tanpa dosa dan dengan intonasi suara yang cukup keras
" Ting cabut yuk, malu gue" ajak gue ke kiting
Samar2 gue denger kak Lia dan kak Naya ngomong
" Itu Dimas kelas satu kan Dil" tanya kak Naya pada kak fadil yang waktu itu megang ketiplak
"Iya nay kenapa lu suka ya sama dia hahaha"
" Enggak kog cuman dari cerita kak Laily aja Dimas sama Ahmad ** tuh kayak perekat aja kemana mana nempel" ucap kak Naya.
" Buset boss tuhh denger nggak kak Naya aja Ampe ngomongin luu hahaha"
"Udah biarin aja lah... Yuk cabut ngantuk gue"
___________________________
Next part kunjungan bunda dan kakak gue. Pantengin terus karena cerita ini masih panjang, hahaha selamat menikmati bulan yang nggak ada tanggal merahnya..
Itulah surat balasan gue untuk kak Lala, ya dari pertama liat dia sebenarnya dada gue juga berdetak lebih cepat, tapi itu semua coba gue hilangkan,. Gue nggak mau nanti ujung2nya banyak yang tau, gue nggak mau terkenal. Meskipun kata temen2 gue banyak yang ngomongin gue tapi gue nggak peduli, toh gue juga mikir, gue anak baru udah berani pacar2an, meskipun gue juga tau, kakak2 kelas gue juga banyak yang pacaran ala2 pesantren, tapi gue tetep nggak peduli WAKTU itu hahaha
Target awal gue waktu itu ya semaksimal mungkin gue harus bisa ngaji, buat bunda bangga. Nggak bisa di pungkiri juga sih ketertarikan kepada lawan jenis juga tumbuh seiring berjalanya waktu..
"""Treng teng teng teng""" banguuuun2 subuuuhhh yang bangun surganya dekat yang nggak bangun neraka buka 24 jam"""
Alarm pondok sebelum subuh diteriakkan kang sholeh..
Sehabis sholat subuh, ngaji fiqih, yang mengulang pak Kiai langsung. Beliau mengajarkan tata cara berwudlu yang benar. Mulai dari berkumur itu hukumnya sunah, tata cara membasuh muka yang benar, membilas sebagian rambut, sampai do'a sehabis wudlu. Pelajaran berwudlu pun diulang berkali kali, karena beliau tau anak2 baru yang beliau terima kali ini adalah anak2 dengan keterbatasan pengetahuan agama,.. kami sangat senang jika beliau yang mengajar, karena bagi kami beliau adalah ayah kami di pondok, kami diajarkan untuk tidak malu dalam belajar, tidak patah semangat ketika kita mengulang.
Berangkat ke sekolah masih dengan alat transportasi tradisional yang selalu melekat "mersikil"
"Kak Lala" panggil gue.
"Iya dek ada apa"
"Ini kak suratnya maaf ya kak" jawab gue.
" Iya dek" jawab kak Lala seperti tau jawaban gue dari nada bicara gue yang agak lemah.
Skip2 sampai malamnya sehabis ngaji di ndalem dan sehabis isya'. Ohh ya untuk surat An-Nas sebenarnya gue udah lumayan lancar tapi kata kak laily disuruh melancarkan lagi terutama di bagian sa nya. Karena di bagian sa nya harus senyum. Itu semua berkat surat alfatihah yang udah lancar jadi untuk surat yang lain kita tinggal menghafalkannya dan mempelajari panjang pendeknya surat tersebut. Karena kata kak Laily bacaan surat yang benar akan keluar dengan sendirinya jika surat alfatihah sudah kita lantunkan dengan fasih..
Gue sama kiting pinjem sepeda kantor untuk membeli nasi goreng di dekat pasar. Yapss gue sama kiting mau merayakan kenaikan surat alfatihah kita hahaha..
"Bang nasi goreng babat 8 ya"
"Iya kang siap"
"Ting gue mampir ke wartel dulu ya, kangen bunda nih"
"Oke jangan lama2 ya"
"Santai. Lagian tuh 8 bungkus juga lama kan. Dah gue cabut dulu"
Quote:
Setelah kangen2an sama bunda gue balik ke tempat penjual nasi goreng
"Habis nangis lu boss"
"Iya Ting kangen bunda gue"
"Ya udah yuk cabut" ucap kiting sambil menepuk pundak gue karena dia juga sering begitu ketika habis telpon emaknya..
"Dung tak dung dung dung tak." Kurang lebih seperti itu suara latihan rebana di pondok gue
" Wiiih Ting ada latihan Ting nonton Yog"
" Ngisi perut dulu lah laper nih"
" Makan makaaaan silahkan kalian para Adam yang perutnya keroncongan menunggu kami yang berbaik hati menyumbangkan sebagian fulus kami untuk anda2 yang jarang makan enak hahaha
" All: hahaha sikaaat
" Ting katanya santriwati nggak boleh masuk ke pondok putra tuh ada 2 santriwati masuk ke pondok mana bening2 lagi " ucap gue bingung
" Kalo untuk rebana mah beda kali coyy kalo rebana cuman cowok doank nggak ada daya tariknya tuh rebana, apalagi di kasih yang bening2 tuh hahaha bisa betah yang nonton"
"Kog lu tau banyak sih Ting"
" Hey Dimas yang di kagumi para kaum hawaaa. Lu kayak nggak tau gue aja."
"Iya deh salut gue sama lu, anak baru yang berani nyuratin santriwati namun di tolak hahahaha" canda gue ke kiting sambil melihat latihan rebana.
" Ehh Ting tuh kakak2 yang cewek namanya siapa Ting"
"Yang sebelah kiri namanya kak lia, dia kelas satu MA(madrasah Aliyah)setara SMA klo yang kanan kak Naya dia kelas 3mts. masak lu nggak tau sih.. padahal 2 tuh cewek terkenal lho karena kecantikan dan suaranya" jelas kiting panjang lebar..
"Ehem2... kalo mau bercerita jangan keras2 ya dek, kakak2 ini masih latihan terang kak Lia dengan suara lembutnya
Seketika itu gue sama kiting saling pandang. Betapa malunya gue sama kiting membicarakan orang di depan orang tersebut tanpa dosa dan dengan intonasi suara yang cukup keras
" Ting cabut yuk, malu gue" ajak gue ke kiting
Samar2 gue denger kak Lia dan kak Naya ngomong
" Itu Dimas kelas satu kan Dil" tanya kak Naya pada kak fadil yang waktu itu megang ketiplak
"Iya nay kenapa lu suka ya sama dia hahaha"
" Enggak kog cuman dari cerita kak Laily aja Dimas sama Ahmad ** tuh kayak perekat aja kemana mana nempel" ucap kak Naya.
" Buset boss tuhh denger nggak kak Naya aja Ampe ngomongin luu hahaha"
"Udah biarin aja lah... Yuk cabut ngantuk gue"
___________________________
Next part kunjungan bunda dan kakak gue. Pantengin terus karena cerita ini masih panjang, hahaha selamat menikmati bulan yang nggak ada tanggal merahnya..
Diubah oleh dimasukipli 20-07-2018 01:25
0
Dimas juga kangen bunda, bunda kapan kesini