- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA, AGAMA, &MAMA
...
TS
montormebur
CINTA, AGAMA, &MAMA
Ini hanya sebuah DONGENG, anggap saja anak SD yang di kasih tugas mengarang bebas
Sepenggal kisah seorang remaja menuju kedewasaan
Sebesar apapun cintamu, kamu pasti kalah sama yg selalu ada
Kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah hal yang tidak di sengaja
[B]Side Story
DONGENG
BAB 1
KOSONG
SIJI
LORO
TELU
PAPAT
LIMO
ENEM
PITU
WOLU
SONGO
SEPULOH
SEWELAS
ROLAS
TELULAS
PATBELAS
LIMOLAS
NEMBELAS
PITULAS
WOLULAS
SONGOLAS
RONGPULOH
SELIKUR
ROLIKUR
TELULIKUR
PATLIKUR
SELAWE
NEMLIKUR
PITULIKUR
WOLULIKUR
SONGOLIKUR
TELUNGPULUH
TELUNGPULUH SIJI
TELUNGPULUH LORO
TELUNG PULUH TELU
TELUNG PULUH PAPAT
TELUNG PULUH LIMO
TELUNG PULUH ENEM
TELUNG PULUH PITU
TELUNG PULUH WOLU
TELUNG PULUH SONGO
PATANG PULUH
SIJI
LORO
TELU
PAPAT
LIMO
ENEM
PITU
WOLU
SONGO
SEPULOH
SEWELAS
ROLAS
TELULAS
PATBELAS
LIMOLAS
NEMBELAS
PITULAS
WOLULAS
SONGOLAS
RONGPULOH
SELIKUR
ROLIKUR
TELULIKUR
PATLIKUR
SELAWE
NEMLIKUR
PITULIKUR
WOLULIKUR
SONGOLIKUR
TELUNGPULUH
TELUNGPULUH SIJI
TELUNGPULUH LORO
TELUNG PULUH TELU
TELUNG PULUH PAPAT
TELUNG PULUH LIMO
TELUNG PULUH ENEM
TELUNG PULUH PITU
TELUNG PULUH WOLU
TELUNG PULUH SONGO
PATANG PULUH
BAB 2
TERIMAKASIH
________________
Diubah oleh montormebur 25-08-2018 07:48
kadal32672 dan 14 lainnya memberi reputasi
11
268.2K
2.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
montormebur
#405
55
Setelah kejadian itu,aku dan Dewi makin intens berkomunikasi,entah itu sms atau telepon. Saat aku di kereta yang menuju ke Jakarta aku malah sibuk berbalas pesan dengan Dewi. Ya,aku sudah balik ke Jakarta. Minggu pagi setelah nganter Novi ke gereja,lalu jalan-jalan mencari oleh-oleh, Novi juga ngajak mampir d*g*du sebelum akhirnya ngedrop aku di stasiun. Karena Senin sudah banyak tugas dan kerjaan.
Aku gak mau merusak persahabatan mereka tapi aku juga gak sanggup menolak pesona Dewi. Ok, aku gak akan bawa perasaan wi, kita cukup berteman saja. Teman tapi mesum boleh lah....
Senin dini hari aku mengganggu tidurnya mbak Eli dengan suara dering teleponnya. Ya,aku nelpon mbak Eli buat bukain pintu. Pintu pun terbuka,dan WoW....tanktop putih tanpa bra dan 'senar' G merah menghiasi tubuh mungilnya dan sambil kucek-kucek mata menambah kesan seksi. Aku memang sering melihatnya memakai baju-baju tidur seksinya tapi gak seperti ini juga, aku juga laki-laki normal mbak.....
Mbak Eli langsung kembali ke kamar, aku ke kamar mandi bersih-bersih dan membuang apa yang seharusnya di buang dari kedua lubang. Aku menyusul ke kamar setelah urusan di kamar mandi selesai, lalu ikut masuk ke selimut. Tau aku sudah disampingnya, mbak Eli merubah posisi tidurnya, tangan dan kaki kanannya menindih tubuhku. Kalo seperti ini aku mana bisa tidur mbak, batinku. Dengan menahan gejolak si'adik' ,aku berusaha untuk memejamkan mata. Secara status memang kita gak ada hubungan darah, tapi aku sudah menganggap dia kakakku, dan seorang adik tidak boleh melakukan 'itu' terhadap kakaknya.
Keesokan harinya aku sudah di kantin kampus dan Riri ada di depanku setelah tadi berangkat aku menghampiri di kosannya. Dan Toni aku kira masih perjalanan turun gunung. Hari ini isi tas ku lumayan penuh , selain jurnal ada oleh-oleh juga .....
Aku gak paham nih maksudnya Toni nyuruh Riri ngajak aku nemenin pulang, nanti aku harus tanyakan langsung ke orangnya. Kemudian Riri meninggalkan kantin masih ada kelas. Sementara aku sudah gak ada kelas memilih langsung ke tempat kerja.
Di ruang kerjanya mbak Nova,
Dan obrolan selanjutnya kita sudah fokus ke pekerjaan. Jam lima mbak Nova sudah meninggalkan kantor, sedang aku masih banyak kerjaan di gudang. Sekitar jam sepuluh aku pulang karena kerjaan sudah beres. Kalo ada Toni bisa nyampe jam 3 pagi ,liatin cewe-cewe sambil minum
haha. Di luar aku heran liat mbak Nova masih ada di sana, mbak Nova sedang merokok sambil bersender di mobilnya.
Aku ngikutin petunjuk mbak Nova , hingga masuk ke perumahan di kawasan cib*b*r. Mbak Nova menunjuk ke sebuah rumah,gak terlalu besar tapi terlihat mewah. Setelah memarkirkan mobil mbak mengajak masuk ke rumah tersebut...
Aku mengikutinya naik ke lantai dua, lalu menuju ke bagian belakang di lantai dua. Ada semacam gazebo kecil , enak buat nongkrong lah ini. Kita duduk duduk di sana menikmati langit malam yang sedikit mendung. Kita ngobrol ringan lumayan lama, lalu mbak Nova bersender di dadaku dan mbak Nova menceritakan semuanya. Bagaimana usahanya, bisnis suaminya, anaknya, dan kehidupan pribadinya. Cafe mbak Nova atau tempatku bekerja saat ini tinggal menunggu waktu untuk tutup. Suaminya yang gak pernah pulang karena 'sesuatu', mbak Nova juga menyadari kalo anaknya kurang perhatian dari kedua orangtuanya, hingga masalah 'kebahagiaan' kehidupan pribadinya. Ya ceritanya mengalir seperti bir yang mengalir di kerongkongannya. Hari makin larut dan alkohol juga makin banyak yang masuk tubuh. Mbak Nova sudah mulai tinggi,aku juga.
Mbak Nova mampu menembus titik lemahku hingga aku tak berdaya di hadapannya dan tidak bisa menolak permintaannya. Prinsip ku hancur , mbak Nova bisa mengambil apa yang di inginkan nya dariku.
***
Lanjut ke malam minggu,saat pertama kalinya aku menginjak tanah Sumatra. Dengan menggunakan travel, kita akan melanjutkan perjalanan darat menuju kampung halamannya Riri. Ada 9 penumpang di mobil travel, termasuk aku dan Riri. Perjalanan yang cukup menegangkan. Gimana tidak, kadang hanya ada mobil kita di tengah hutan yang jalannya rusak. Ini kalo ada apa-apa bisa habis kita.
Saat matahari mulai menunjukkan sinarnya, Riri mengajak turun. Kanan kiri masih banyak pohon, seperti hutan. Rumah Riri di hutan apa ya, batinku. Saat kita turun ,dari jalan utama ada jalan masuk ke dalam hutan , jalan berbatu yang cukup untuk dua mobil.
Tibalah kami di sebuah rumah yang cukup bagus dibanding rumah di sekitarnya. Di depan rumah itu ada bapak-bapak yang sedang duduk santai menikmati rokoknya, ada laki-laki mungkin berumur 30an, dan seorang cewe mungkin masih SMP sedang bermain dengan anak kecil. Kemudian Riri sedikit berlari ke bapak itu lalu mencium tangannya, lalu bersalaman dengan laki-laki itu , dan dan sama cewe itu di berpelukan. Anak kecil itu lalu di gendongnya, dan dengan gemes di cium pipi kanan kirinya.
Aku juga kenalan sama laki-laki itu, namanya Yoyok kakaknya Riri, lalu cewe itu namanya wanti adiknya yang masih SMP. Dan anak kecil itu anaknya mas yoyok. Istrinya mas Yoyok dan ibunya sedang di dapur. Aku ikut duduk bareng pak Yatno dan mas Yoyok di bale rumah sambil menikmati kopi buatan istrinya mas Yoyok. Kopinya mantab bener, beda banget sama kopi yang biasa aku minum. Beres menikmati kopi,aku di suruh mandi sama Riri, kelihatannya Riri juga habis mandi. Selesai mandi semua sudah siap di meja makan. Aku ikut makan di tengah hangatnya keluarga Riri. Riri juga jadi bahan ledekan anggota keluarganya, karena Riri membawa pulang cowo... Aku juga di tanya-tanya tentang keluarga dan asalku...
Riri terus jadi bahan ledekan keluarganya, termasuk adiknya yang masih SMP,
"ehm mbak udah berani bawa pulang pacar, ngaku aja deh mbak, ntar mas nya marah lho gak di akuin pacar"
dan Riri pun melempar sendok ke adiknya,
"masih kecil gak usah ikut-ikutan deh"
dan semua pun tertawa, kecuali aku yang tetap diam. Canggung sih, malu juga di tengah orang-orang yang baru ku kenal.
Aku di suruh menempati kamarnya Riri, dan Riri nanti akan sekamar dengan adiknya. Hari sudah sore saat sebuah tangan menepuk pelan pundak ku...
"Benk, bangun udah sore"
Aku membuka mata, dan aku lihat Riri sudah duduk di tepi kasur. Rambut tergerai,kaos putih dengan tulisan d*g*du dan celana jeans ketat pendek, Riri terlihat cantik alami. Efek bangun tidur atau memang terlambat menyadari kalo Riri memang cantik.
Riri ngajak jalan keliling kampung, jalan kaki menikmati syahdunya suasana sore, aseekkk. Sepanjang jalan setiap orang yang kami temui selalu menyapa kami. Riri di sebuah batu besar di pinggir sungai dan mengajak ku duduk di atasnya...
Sore itu Riri cerita semua, ternyata Riri tau kalo Toni sering nginep di tempat cewe lain, bukan cuma cewe LC tapi juga temen cewe mapalanya. Riri sebenernya pengen putus, tapi Riri masih berusaha mempertahankan hubungannya karena 'mahkota'nyasudah diserahkan ke Toni. Aku cuma bisa diam dan hanya bisa meminjamkan bahuku agar membuatnya sedikit tenang. Hari semakin gelap dan kami memutuskan untuk pulang.
Keesokan harinya, bareng keluarga Riri aku ikut menghadiri pernikahan sepupunya. Gak jauh dari rumah Riri, sekitar 30menit menggunakan mobil. Riri sibuk bercengkrama dengan saudara-saudaranya. Aku memilih duduk di pojokan tenda. Aku buka hp,dan baru sadar kemarin hpku sepi ,tak ada pesan ataupun telepon, ternyata gak ada sinyal, pantes. Novi bakal muring-muring nih. Daripada bete gara-gara ditinggal Riri mending memainkan hp dan rokokan. Ku nyalakan korek mau menyalakan rokok ke 4 lalu ada yang menepuk pundak ku dari belakang
Lewat tengah hari acara selesai, dan kami pun pulang kecuali bapak ibunya Riri dan wanti yang masih disini. Mas Yoyok yang bawa mobil langsung membawa kami pulang, di rumah cuma aku dan Riri yang turun. Mas Yoyok ,istri dan anaknya mau lanjut ke rumah orang tua istrinya. Jadi di rumah cuma ada aku dan Riri.
Di rumah yang cuma ada kita berdua, kita ngobrol di ruang tamu setelah ganti baju....
Aku gak mau merusak persahabatan mereka tapi aku juga gak sanggup menolak pesona Dewi. Ok, aku gak akan bawa perasaan wi, kita cukup berteman saja. Teman tapi mesum boleh lah....
Senin dini hari aku mengganggu tidurnya mbak Eli dengan suara dering teleponnya. Ya,aku nelpon mbak Eli buat bukain pintu. Pintu pun terbuka,dan WoW....tanktop putih tanpa bra dan 'senar' G merah menghiasi tubuh mungilnya dan sambil kucek-kucek mata menambah kesan seksi. Aku memang sering melihatnya memakai baju-baju tidur seksinya tapi gak seperti ini juga, aku juga laki-laki normal mbak.....
Mbak Eli langsung kembali ke kamar, aku ke kamar mandi bersih-bersih dan membuang apa yang seharusnya di buang dari kedua lubang. Aku menyusul ke kamar setelah urusan di kamar mandi selesai, lalu ikut masuk ke selimut. Tau aku sudah disampingnya, mbak Eli merubah posisi tidurnya, tangan dan kaki kanannya menindih tubuhku. Kalo seperti ini aku mana bisa tidur mbak, batinku. Dengan menahan gejolak si'adik' ,aku berusaha untuk memejamkan mata. Secara status memang kita gak ada hubungan darah, tapi aku sudah menganggap dia kakakku, dan seorang adik tidak boleh melakukan 'itu' terhadap kakaknya.
Keesokan harinya aku sudah di kantin kampus dan Riri ada di depanku setelah tadi berangkat aku menghampiri di kosannya. Dan Toni aku kira masih perjalanan turun gunung. Hari ini isi tas ku lumayan penuh , selain jurnal ada oleh-oleh juga .....
Quote:
Aku gak paham nih maksudnya Toni nyuruh Riri ngajak aku nemenin pulang, nanti aku harus tanyakan langsung ke orangnya. Kemudian Riri meninggalkan kantin masih ada kelas. Sementara aku sudah gak ada kelas memilih langsung ke tempat kerja.
Di ruang kerjanya mbak Nova,
Quote:
Dan obrolan selanjutnya kita sudah fokus ke pekerjaan. Jam lima mbak Nova sudah meninggalkan kantor, sedang aku masih banyak kerjaan di gudang. Sekitar jam sepuluh aku pulang karena kerjaan sudah beres. Kalo ada Toni bisa nyampe jam 3 pagi ,liatin cewe-cewe sambil minum
haha. Di luar aku heran liat mbak Nova masih ada di sana, mbak Nova sedang merokok sambil bersender di mobilnya. Quote:
Aku ngikutin petunjuk mbak Nova , hingga masuk ke perumahan di kawasan cib*b*r. Mbak Nova menunjuk ke sebuah rumah,gak terlalu besar tapi terlihat mewah. Setelah memarkirkan mobil mbak mengajak masuk ke rumah tersebut...
Quote:
Aku mengikutinya naik ke lantai dua, lalu menuju ke bagian belakang di lantai dua. Ada semacam gazebo kecil , enak buat nongkrong lah ini. Kita duduk duduk di sana menikmati langit malam yang sedikit mendung. Kita ngobrol ringan lumayan lama, lalu mbak Nova bersender di dadaku dan mbak Nova menceritakan semuanya. Bagaimana usahanya, bisnis suaminya, anaknya, dan kehidupan pribadinya. Cafe mbak Nova atau tempatku bekerja saat ini tinggal menunggu waktu untuk tutup. Suaminya yang gak pernah pulang karena 'sesuatu', mbak Nova juga menyadari kalo anaknya kurang perhatian dari kedua orangtuanya, hingga masalah 'kebahagiaan' kehidupan pribadinya. Ya ceritanya mengalir seperti bir yang mengalir di kerongkongannya. Hari makin larut dan alkohol juga makin banyak yang masuk tubuh. Mbak Nova sudah mulai tinggi,aku juga.
Mbak Nova mampu menembus titik lemahku hingga aku tak berdaya di hadapannya dan tidak bisa menolak permintaannya. Prinsip ku hancur , mbak Nova bisa mengambil apa yang di inginkan nya dariku.
***
Lanjut ke malam minggu,saat pertama kalinya aku menginjak tanah Sumatra. Dengan menggunakan travel, kita akan melanjutkan perjalanan darat menuju kampung halamannya Riri. Ada 9 penumpang di mobil travel, termasuk aku dan Riri. Perjalanan yang cukup menegangkan. Gimana tidak, kadang hanya ada mobil kita di tengah hutan yang jalannya rusak. Ini kalo ada apa-apa bisa habis kita.
Saat matahari mulai menunjukkan sinarnya, Riri mengajak turun. Kanan kiri masih banyak pohon, seperti hutan. Rumah Riri di hutan apa ya, batinku. Saat kita turun ,dari jalan utama ada jalan masuk ke dalam hutan , jalan berbatu yang cukup untuk dua mobil.
Quote:
Tibalah kami di sebuah rumah yang cukup bagus dibanding rumah di sekitarnya. Di depan rumah itu ada bapak-bapak yang sedang duduk santai menikmati rokoknya, ada laki-laki mungkin berumur 30an, dan seorang cewe mungkin masih SMP sedang bermain dengan anak kecil. Kemudian Riri sedikit berlari ke bapak itu lalu mencium tangannya, lalu bersalaman dengan laki-laki itu , dan dan sama cewe itu di berpelukan. Anak kecil itu lalu di gendongnya, dan dengan gemes di cium pipi kanan kirinya.
Quote:
Aku juga kenalan sama laki-laki itu, namanya Yoyok kakaknya Riri, lalu cewe itu namanya wanti adiknya yang masih SMP. Dan anak kecil itu anaknya mas yoyok. Istrinya mas Yoyok dan ibunya sedang di dapur. Aku ikut duduk bareng pak Yatno dan mas Yoyok di bale rumah sambil menikmati kopi buatan istrinya mas Yoyok. Kopinya mantab bener, beda banget sama kopi yang biasa aku minum. Beres menikmati kopi,aku di suruh mandi sama Riri, kelihatannya Riri juga habis mandi. Selesai mandi semua sudah siap di meja makan. Aku ikut makan di tengah hangatnya keluarga Riri. Riri juga jadi bahan ledekan anggota keluarganya, karena Riri membawa pulang cowo... Aku juga di tanya-tanya tentang keluarga dan asalku...
Quote:
Riri terus jadi bahan ledekan keluarganya, termasuk adiknya yang masih SMP,
"ehm mbak udah berani bawa pulang pacar, ngaku aja deh mbak, ntar mas nya marah lho gak di akuin pacar"
dan Riri pun melempar sendok ke adiknya,
"masih kecil gak usah ikut-ikutan deh"
dan semua pun tertawa, kecuali aku yang tetap diam. Canggung sih, malu juga di tengah orang-orang yang baru ku kenal.
Aku di suruh menempati kamarnya Riri, dan Riri nanti akan sekamar dengan adiknya. Hari sudah sore saat sebuah tangan menepuk pelan pundak ku...
"Benk, bangun udah sore"
Aku membuka mata, dan aku lihat Riri sudah duduk di tepi kasur. Rambut tergerai,kaos putih dengan tulisan d*g*du dan celana jeans ketat pendek, Riri terlihat cantik alami. Efek bangun tidur atau memang terlambat menyadari kalo Riri memang cantik.
Quote:
Riri ngajak jalan keliling kampung, jalan kaki menikmati syahdunya suasana sore, aseekkk. Sepanjang jalan setiap orang yang kami temui selalu menyapa kami. Riri di sebuah batu besar di pinggir sungai dan mengajak ku duduk di atasnya...
Quote:
Sore itu Riri cerita semua, ternyata Riri tau kalo Toni sering nginep di tempat cewe lain, bukan cuma cewe LC tapi juga temen cewe mapalanya. Riri sebenernya pengen putus, tapi Riri masih berusaha mempertahankan hubungannya karena 'mahkota'nyasudah diserahkan ke Toni. Aku cuma bisa diam dan hanya bisa meminjamkan bahuku agar membuatnya sedikit tenang. Hari semakin gelap dan kami memutuskan untuk pulang.
Keesokan harinya, bareng keluarga Riri aku ikut menghadiri pernikahan sepupunya. Gak jauh dari rumah Riri, sekitar 30menit menggunakan mobil. Riri sibuk bercengkrama dengan saudara-saudaranya. Aku memilih duduk di pojokan tenda. Aku buka hp,dan baru sadar kemarin hpku sepi ,tak ada pesan ataupun telepon, ternyata gak ada sinyal, pantes. Novi bakal muring-muring nih. Daripada bete gara-gara ditinggal Riri mending memainkan hp dan rokokan. Ku nyalakan korek mau menyalakan rokok ke 4 lalu ada yang menepuk pundak ku dari belakang
Quote:
Lewat tengah hari acara selesai, dan kami pun pulang kecuali bapak ibunya Riri dan wanti yang masih disini. Mas Yoyok yang bawa mobil langsung membawa kami pulang, di rumah cuma aku dan Riri yang turun. Mas Yoyok ,istri dan anaknya mau lanjut ke rumah orang tua istrinya. Jadi di rumah cuma ada aku dan Riri.
Di rumah yang cuma ada kita berdua, kita ngobrol di ruang tamu setelah ganti baju....
Quote:
Diubah oleh montormebur 19-07-2018 06:30
dany.agus memberi reputasi
1
"
, kamu sendiri malem tahun baruan kemana?"
hehe"
, ntar di kira malah aku calon suami mu
" Katanya sedikit memohon, kalo udah liat cewe kayak gini aku paling gak bisa untuk bilang 'tidak'
.... Kok gitu sih. Tapi ya udahlah"
, ini cukup kok. Ini kaosnya banyak amat"
..mbak ,kan pernah......" Tiba-tiba omongan ku di potong
" potong Riri, wajahnya sedikit memerah
"
.."