Kaskus

Story

sistemlimfaAvatar border
TS
sistemlimfa
Cerita di Balik Aroma Rempah-Rempah (part 2)
Halo agan aganwati sekalian, ane newbie di kaskus nyang kebetulan suka nulis. Seneng bgt kalo ada yang mau baca tulisan2 ane yang masih receh ini. 


Cerita ini murni cerita fiksi. Tentang seorang gadis bernama Elisa yang bekerja sebagai kepala koki di satu restoran ternama. Elisa memiliki masa kecil yang kelam dalam keluarga. Ayahnya seorang yang keras, tidak bisa dibantah, sangat sering melakukan kekerasan fisik maupun verbal. Cacian, makian, pukulan, bentakan dari ayahnya kepada ibunya, saudara2nya dan dirinya membuat ia sulit percaya pada laki-laki dan pernikahan. Beberapa kali ia menjalin hubungan yang berakhir putus juga. Hingga suatu hari ia bertemu seseorang yang membuatnya kembali mulai percaya cinta.

(Cerita update setiap hari Minggu, kalau suka boleh di subscribe emoticon-Smilie

AROMA REMPAH-REMPAH



Suara penggorengan dan asap dari masakan mengepul memenuhi dapur. Seperti malam-malam sepiku yang lainnya, aku hanya ditemani oleh sekumpulan bahan masakan, obrolan dengan koki lain, dan teriakan pesanan dari pramusaji. "Ada apa Mba?sepertinya banyak pikiran?" Ben, anak buahku bertanya sambil membubuhkan salad dengan minyak zaitun. "Tidak apa-apa."kataku, jawaban yang biasa dilontarkan oleh sembilan puluh sembilan persen wanita di dunia.

Tidak apa-apa yang bisa diterjemahkan dengan perayaan tahun baru yang sebentar lagi tiba. Kue-kue kering dalam toples, terompet, kembang api, dan pertanyaan yang paling kubenci selama hidupku. "Jadi kapan?"

Hhh. Orang-orang selalu bertanya
"Kapan nikah?"
"Kapan lanjut sekolah?"
"Kapan punya anak?"
"Kapan beli rumah?"
Tapi mereka tak pernah menanyakan kebahagiaanku.
Usia tiga puluh dua tahun, sudah bekerja sebagai kepala koki di restoran ternama, namun belum juga menikah memang selalu menjadi bahan pembicaraan menarik bagi orang-orang.

"Jangan-jangan dia tidak suka perempuan." "Jangan-jangan dia sudah tak perawan lagi." "Dia susah mencari pasangan karena gajinya besar." "Dia terlalu pemilih, standarnya ketinggian."

Menjelang malam tahun baru ini, aku harus menyiapkan diri lagi mendengar ucapan-ucapan semacam itu.
Orang-orang hanya pandai berbicara, mereka tidak tahu apa yagn sebenarnya kita alami, bukan?

Aku mengambil sejumput garam, menaburkannya pada nasi yang sedang berjumpalitan di atas wajan.
Aroma ini, aku selalu suka. Aroma masakan yang membuatku membayangkan wajah orang yang akan menikmatinya.
Seperti apakah dia?sudah tua atau masih muda?
Seperti apa seleranya?yang kering atau yang berminyak?pedas atau tidak?

Aku merasakan suatu hubungan dengan mereka seperti aku berhubungan dengan rempah-rempahku.
Aku punya kenangan dengan Setiap rempah-rempah, manis atau pahit, sedih atau bahagia.

"Elisa!sini kamu!" pria itu mengeluarkan teriakannya yang membahana, yang selalu membuat anak-anaknya takut setengah mati. Aku yang masih duduk di kelas enam sekolah dasar berjalan menuju dapur dengan wajah tertunduk.

"Kenapa nilai matematikamu bisa dapat enam?"dia kembali berteriak. Aku hanya diam. "Ini akibatnya kalau kerjamu hanya bermain-main di dapur, hah!" pria itu mengambil cabe giling. Aku tau tak ada gunanya melawan ketika ia mulai membalurkannya ke seluruh wajahku.

Panas, perih, pedih. Apalagi ketika mengenai mataku. Aku menahan tangis sementara ia terus-terusan menghujaniku dengan kata-kata jahat. "Panas, hah?itu belum seberapa kalau nilaimu turun lagi. Bisa bisa bukan cabe, tapi api yang kubalurkan di wajahmu!"ujar pria itu, lalu pergi.

"Iya ayah."hanya itu yang keluar dari mulutku
Cerita di Balik Aroma Rempah-Rempah (part 2)

Bagian 2 (Apartemen Rere)
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/5b4bfec7c2cb17fb248b4570/4/-"

Bagian 3(Pernikahan Rere)

Bagian 4 (Juan)

Bagian 5(Bunga Lawang)
Bagian 6(The Script)
Diubah oleh sistemlimfa 12-08-2018 07:49
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.3K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
sistemlimfaAvatar border
TS
sistemlimfa
#3
PERNIKAHAN RERE



"Lu liat papan yang disana itu?"
Aku menunjuk papan kecil berwarna cokelat yang tergantung di dinding dapur. Juan mengangguk. "Sebelum ngasih menu ke pelanggan, lu liat dulu menu apa aja yang kosong hari ini di papan itu. Jangan asal kasih menu aja, pas pelanggannya mesen ternyata menunya kosong. Paham?"tanyaku.
"Paham Kak."

"Ya udah sana lanjut kerja." Juan mengangguk, lalu meninggalkan dapur. Aku lihat ia langsung nyengir pada pramusaji yang lain. Juan memang anak baru yang hobinya bercanda dan melontarkan lelucon lelucon receh. Aku tidak suka.

Orang-orang bilang aku perfeksionis, kataku aku hanya berusaha selalu memberikan yang terbaik.
Entah karena tuntutan Ayah sejak kecil, aku tidak tahu...

***

Sabtu ini Rere akan melangsungkan pernikahan. Perasaanku campur aduk, antara bahagia dan juga merasa kehilangan. Rere satu-satunya sahabat yang paling memahamiku. Dia seorang yang akan datang ke apartemenku jam berapa pun kalau mendengar aku sakit.

Itu sebelum ia bersuami, tentunya.

"Gimana perasaan lu?"tanyaku saat menemaninya melakukan berbagai perawatan di salon.

"Nano Nano" jawabnya.
Aku tersenyum kaku.

"Gue nggak bisa bayangin berumah tangga seperti apa yang bakal gue hadapin. Apa gue bisa jadi istri yang baik dan ibu yang baik nanti?Ya, kayak yang orang orang banyak bilang, kehidupan rumah tangga itu beda jauh sama kehidupan berpacaran." Rere menambahkan.

"Semua akan baik baik saja. Kalo lu ngejalanin semuanya dengan cinta, gue rasa lo bakal kuat ngadepin masalah apapun."

Rere menghela nafas panjang.
"Lu sendiri gimana?"

"Lah kan yang nikah elu, bukan gue.."
"Mungkin kita ga bakal bisa punya waktu bareng bareng sesering biasanya..."
wajah Rere tampak begitu sedih, matanya berkaca-kaca.

"I'm fine."jawabku.
"Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga, Re." klise memang, tapi hanya itu yang bisa kuucapkan.

Sejenak kami berdua diam membisu. Pegawai salon sampai heran melihat kami berdua tiba-tiba diam, meneteskan air mata dengan sembunyi sembunyi.
***

Rere tampil begitu cantik di hari pernikahannya. Make up yang ia pilih tidak lantas mendempul wajahnya menjadi wajah wajah "default" orang yang menikah, melainkan tetap menonjolkan kecantikan alami yang ia punya. Gaunnya yang putih tampak begitu pas di tubuhnya. Rambutnya ditata sedemikian rupa, semakin cantik dengan tiara putih disematkan di kepalanya.
Hari itu, Rere seperti mutiara yang baru saja ditemukan.

Aku?tentu saja aku juga berusaha tampil secantik mungkin. Ini kan hari besar sahabatku satu-satunya.
Meski hatiku terasa begitu pedih, Rere, sudah menjadi isteri orang lain...sementara aku masih sendiri.
Ia akan berbahagia dengan suaminya, punya anak dan tidak akan punya waktu lagi untuk sekedar duduk minum kopi bersamaku.

Tapi tak apa...
"Aku akan baik-baik saja."gumamku.
kaskus-image
sumber gambar: http://www.counter-peak.com/bouquet-...f-life-tattoo/
Diubah oleh sistemlimfa 16-07-2018 09:37
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.