- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#7498
Keturunan Yang Tersesat (2)
Gw segera membetulkan posisi duduk yang bersila, dengan menurunkan dua kaki ke bawah.. Lalu, melempar senyuman manis ke arah Ki Larang, yang malah menampilkan wajah dingin tanpa ekspresi sebagai balasan..
“Ada masa, setiap keturunan terpilih Sang Prabu akan mengetahui jati diri yang sebenarnya.. Entah itu dari mimpi, penampakan langsung sosok calon Jin Penjaga, atau yang paling jarang terjadi seperti yang telah dialami isteri mu.. Yakni, Sang Sri Baduga Maharaja sendiri yang akan muncul dan menolong saat nyawa salah satu keturunannya sedang terancam.. Setahu ku, hal yang terakhir itu hanya terjadi dua kali dalam kurun waktu puluhan tahun.. Untuk pemuda yang seharusnya di jaga adikku Srimpi Sawiling, ia dengan sengaja menolak kenyataan bahwa dalam dirinya mengalir garis darah Sang Prabu.. Ia tak mau mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu keturunan yang terpilih.. Dengan berbagai cara, pemuda itu menutup diri dan terperosok kian dalam ke lubang kenistaan.. Meski belum berhasil membuat pemuda yang ia jaga kembali ke jalan yang benar, adikku Srimpi Sawiling tak patah semnagat.. Ia dengan berbesar hati terus menemani pemuda itu.. Bahkan, beberapa kali ia mengaku telah membantu pemuda yang ia jaga untuk lolos dari hukum yang berlaku di dunia mu.. Oleh karena itu, aku mohon dengan sangat, kau mau membantu Srimpi Sawiling untuk menyadarkan pemuda yang ia jaga, Ngger”
Gw yang sempat tertegun mendengarkan penuturan panjang lebar dari Ki Larang, sempat menoleh ke Ridho yang juga nampak kaget..
“Aku, Ki? Aku bisa apa?” Tanya gw yang memang benar-benar tak mengerti akan maksud dari permintaan Ki Larang..
Entah mengapa, sosok Jin utusan Sang Prabu yang sempat membuat gw kesal akhir-akhir ini berbalik sikap sangat ramah.. Bahkan, beliau sempat memasang senyuman yang bisa dihitung dengan jari muncul diwajahnya yang tegas..
“Ketika kau sedang membersihkan buih di mulut pemuda yang dijaga Srimpi Sawiling beberapa saat lalu, Sang Prabu berbisik ditelinga ku.. Dia berkata bahwa dalam darahmu mengalir racun paling mematikan yang kau dapat di luka saat bertarung melawan mendiang puteri Penguasa Laut Utara, Dewi Arum Kesuma” Kata Ki Larang yang membuat gw terbelalak..
Gw sempat menoleh ke Ridho dengan wajah bingung memikirkan, bagaimana Sri Baduga Maharaja mengetahui akan hal tersebut.. Apakah sosok gaib yang pernah menjadi penguasa nomer wahid di Tanah Pasundan itu mengawasi gw selama ini?
“Kau tidak perlu menduga-duga darimana Junjungan ku mengetahui akan hal tersebut, Ngger.. Yang pasti, ucapan Beliau ternyata terbukti.. Dengan darah mu yang mengandung racun dari Trisula Perak, mampu menangkal racun yang ada di tubuh keturunan Sang Prabu”
“Tapi, Ki.. Racun dari Trisula Perak yang ada ditubuhku telah hilang semua saat Nenek Moyang ku, Nyi Mas Galuh Pandita memberikan pertolongan.. Beliau sendiri yang mengatakan hal itu kepadaku.. Lagipula, aku selama ini selalu merasa sehat tanpa pernah merasakan ada nya sisa racun di dalam tubuh” Kata gw mencoba menyanggah segala ucapan Ki Larang..
Pembicaraan kami sempat terhenti saat ada orang lain yang diam-diam memperhatikan gw berbicara sendiri dengan posisi membelakangi Ridho.. Saudara gw yang tak mau orang lain menganggap gw aneh, dengan perlahan berpindah tempat duduk ke sebelah Ki Larang.. Meski pun jarak kami terpaut hampir satu setengah tombak, setidaknya posisi gw dan Ridho menjadi berhadapan, walau ada Ki Larang yang duduk ditengah.. Dengan posisi seperti itu, orang lain tidak akan menganggap gw sedang berbicara sendiri.. Karena Ridho memasang tampang serius, seperti orang yang sedang gw ajak bicara..
“Kau dan ketiga saudara mu adalah orang-orang yang terpilih, Ngger.. Terlebih, dalam darahmu mengalir pula darah gaib Braja Krama.. Aku rasa, sisa racun Trisula Perak berhasil menyatu dengan darahmu.. Jika kau perlu bukti tambahan, kau bisa mencoba untuk di gigit ular welang.. Aku yakin racun ular itu pun tidak akan membuat mu binasa”
Mendengar kalimat akhir Ki Larang yang konyol, gw hanya bisa menelan ludah.. Tidak akan mungkin gw mau melakukan hal gila seperti ucapannya tadi.. Bodo amat, jika dia bilang di tubuh gw masih ada sisa racun Trisula Perak yang paling mematikan.. Gw sama sekali tidak perduli akan hal itu..
Saat gw masih merasa sebal memikirkan usul Ki Larang, tiba-tiba Nyi Srimpi Sawiling keluar menembus dinding ruang UGD dengan wajah menyunggingkan senyuman senang..
“Alhamdulillah, pemuda yang ku jaga telah siuman Kanda Wishnu Karma” Ucap Nyi Srimpi Sawiling..
“Kau seharusnya berterima kasih kepada ku dan pemuda yang ku jaga, Srimpi Sawiling” Sambar Sekar Kencana dengan nada sedikit ketus..
Mendengar ucapan Sekar Kencana, senyuman sumringah yang terhias di wajah Nyi Srimpi Sawiling mendadak lenyap.. Jin cantik berselendang putih bergaris hitam itu, melayang perlahan menghampiri Sekar Kencana..
“Dengar, Kolong Wewe jelek! Aku sama sekali tidak berhutang apapun kepada mu.. Aku memang berniat untuk mengucapkan terima kasih ke pemuda itu.. Tapi sedikitpun tidak terbersit dibenak ku untuk melakukan hal sama kepadamu” Ucap Nyi Srimpi Sawiling dengan nada tinggi sambil menunjukkan jari telunjuk ke wajah isterinya Jagat Tirta..
Sekar Kencana sendiri sempat menyunggingkan senyuman dingin membalas ucapan Nyi Srimpi Sawiling.. Lalu, ia perlahan menyibak rambut panjangnya yang sebagian sempat menutupi dada dan menurunkan jari telunjuk Nyi Srimpi Sawiling sambil mendekatkan wajah..
“Kau selalu saja berang jika melihat ku, Srimpi Sawiling.. Apakah kau masih menaruh dendam atas luka yang ku buat di bahu mu yang mulus belasan tahun lalu? Jika benar, sebaiknya kau cari tempat untuk kita kembali mengulang pertarungan yang gagal kau menangkan itu.. Aku dengan senang hati akan meladeni mu dan kesepuluh kuku tajam ku ini akan siap merobek kulit mulusmu lagi” Kata Sekar Kencana sambil menunjukkan kelima kuku tangannya yang sudah memanjang..
Nyi Srimpi Sawiling nampak bertambah memerah wajahnya.. Lalu ia merentangkan kedua telapak tangan yang sudah diselimuti sinar keperakan.. Melihat kedua Jin cantik sudah siap untuk saling bertarung, gw, Ridho dan Ki Larang bangkit dari tempat duduk dan mengitari mereka..
“Dinda Srimpi Sawiling dan kau Sekar Kencana, urungkan niat kalian.. Jika kalian tetap ingin mengadu kesaktian, maka aku sendiri yang akan turun tangan dan memberikan kalian pelajaran” Kata Ki Larang dengan wajah menyiratkan kemarahan..
“Tidak, Kanda! Belasan tahun lalu, kesaktian ku memang belum setinggi saat ini, ketika melawan Kolong Wewe jelek itu, sewaktu ia berniat menculik anak yang aku jaga.. Tapi sekarang, aku ingin sekali membuktikan siapa dari kami berdua yang lebih kuat.. Aku ingin sekali membungkam mulutnya yang pedas itu”
Gw yang mendengar jawaban Nyi Srimpi Sawiling lantas melirik Sekar Kencana yang terlihat masih mengulum senyuman dingin..
“Sudahlah, Dinda.. Sekar Kencana yang sekarang bukan lah sosok yang kau kenal dimasa lalu.. Dia sudah lama bertaubat dan meninggalkan dunia hitam.. Aku harap kau masih mau mendengarkan ucapan kanda mu sendiri” Ucap Ki Larang sambil memegangi bahu Nyi Srimpi Sawiling..
Perlahan, Jin cantik Penjaga pemuda yang bernama Arka menatap wajah Ki Larang dalam-dalam.. Setelah Ki Larang menganggukkan kepalanya, Nyi Srimpi Sawiling menghela nafas panjang dan menurunkan kedua telapak tangan.. Lalu melirik Sekar Kencana dengan tatapan masih menyiratkan rasa kesal..
“Karena permintaan Kakak ku, kau hari ini masih selamat, Sekar Kencana.. Tapi, jika lain waktu kau masih saja bersikap menyebalkan seperti ini, aku tidak akan segan-segan untuk membungkam mulutmu yang ketus itu” Ucap Nyi Srimpi Sawiling, yang sesudahnya langsung memutar tubuh dan melesat tinggi dan hilang menembus atap rumah sakit..
Sekar Kencana nampak sedikit terpancing emosi mendengar ucapan Nyi Srimpi Sawiling dan bersiap untuk mengejar sosok itu.. Namun dengan gerakan cepat, gw langsung mencekal pergelangan tangan Sekar Kencana dan membuatnya seketika memasang wajah kesal karena terpaksa mengurungkan niat..
Gw baru ingin mengajak Sekar berbicara empat mata, sosok Suluh terlihat membuka pintu UGD dan berjalan pelan ke arah kami semua.. Ridho yang melihat isterinya sudah keluar, langsung melangkah menyongsong..
“Gimana Arka, Yang?” Tanya Ridho sambil menyeka keringat didahi isterinya..
“Udah siuman sih.. Tapi kondisinya masih lemah banget.. Aku udah telpon Mamah supaya dateng kesini.. Oh iya, Mam.. Koq lu bisa ada di tempatnya Arka, gimana ceritanya?” Jawab Suluh yang di susul pertanyaannya ke gw..
“Nanti aku yang ceritain ke kamu soal itu, Yang.. Mending sekarang si Imam balik dulu.. Takut Anggie nanyain di rumah” Sambar Ridho yang gw balas dengan anggukan kepala..
Dengan bantuan Sekar Kencana, gw pun kembali ke rumah.. Anggie yang melihat gw sudah berada di dalam kamar, segera memberondong diri ini dengan banyak sekali pertanyaan tentang pemuda keturunan Sang Prabu, seperti dirinya.. Tanpa ada satu pun yang gw tutupi tentang Arka, gw menceritakan segalanya ke Anggie.. Kecuali bagian hampir bertempurnya Nyi Srimpi Sawiling dengan Sekar Kencana.. Sengaja gw tidak menceritakan soal itu, sebab hal tersebut tidak ada kaitannya dangan pemuda bernama Arka..
Berkali-kali Anggie terdengar mengucap syukur karena pemuda yang bergaris keturunan sama dengannya berhasil diselamatkan.. Dengan sebuah kecupan kecil sebagai ungkapan terima kasih ke gw, Anggie melanjutkan rencananya untuk mengajak Ibu dan Ayu ke salon.. Gw sengaja berniat menggunakan kesempatan itu untuk berbicara ke Sekar Kencana..
Sambil melambaikan tangan ke arah Anggie dan Ibu serta Ayu, dalam mobil Nis*an J*ke yang sudah melewati pagar rumah, gw mengeluarkan sebatang rokok yang sedari tadi gw sengaja sembunyikan di saku celana pendek.. Sekar Kencana yang terus melayang berdiri bersandar ditiang depan teras, sempat menoleh ke arah gw dan duduk di bangku kosong di sebelah..
“Jadi kau sempat bertarung dengan Nyi Srimpi Sawiling karena berniat menculik anak yang ia jaga, Sekar?” Tanya gw disusul hembusan asap putih yang keluar dari mulut..
Sekar Kencana sempat melirik ke arah gw kembali sambil membenarkan letak selendang emasnya yang tertekuk..
“Benar, Kang Mas?” Jawabnya singkat..
Gw menghela nafas panjang dan kembali menghisap pangkal rokok, lalu menghembuskan asap nya lagi..
“Aku fikir, aku lah satu-satunya anak kecil yang pernah kau culik saat kau masih menempuh jalan hitam.. Aku tidak pernah menduga kau pernah menculik anak kecil lainnya, Sekar”
“Aku memang hanya menculik dirimu saja, Kang Mas.. Aku tidak seperti Jin lain yang sengaja mengambil bentuk sebagai Kolong Wewe atau Wewe Gombel untuk menculik kemudian menyakiti anak-anak.. Kau tahu, saat itu aku masih berada dalam pengaruh Ajian Puter Angen Sang Prabu dan Ki Larang.. Dalam benak ku kala itu, aku hanya ingat wajah mendiang putera ku sangat mirip dengan mu.. Aku sama sekali tidak tahu, bahwa semua ingatan ku itu adalah ingatan palsu yang sengaja disisipkan Ki Larang.. Jika aku tahu bahwa putera ku tewas dalam kandungan karena perbuatan Jin terkutuk Nilam Segara, aku tidak akan mau menjelma menjadi mahluk jelek yang dikenal sebagai penculik anak-anak”
“Tapi kau hampir hendak menculik pemuda yang bernama Arka belasan tahun lalu saat ia masih anak-anak.. Jika saja tidak ada Nyi Srimpi Sawiling yang menghalangi, aku yakin kau pasti sudah membawanya” Sanggah gw dengan suara terdengar cukup tinggi..
Sekar Kencana sempat terkejut mendengar kalimat gw dan menatap diri ini dengan tatapan nanar.. dari wajah Sekar Kencana, tersirat raut ketidaksukaan dirinya akan kalimat yang gw lisankan barusan..
“Dengarkan aku, Kang Mas.. Satu-satunya anak kecil yang sempat pernah aku bawa pergi adalah dirimu seorang.. Aku pun sudah menjelaskan kepada mu akan alasan yang mendasari terjadinya hal tersebut.. Tentang anak kecil yang dijaga Srimpi Sawiling, aku memang tertarik dengan aura nya yang berbeda dari anak-anak lain.. Aku bahkan menyempatkan diri beberapa kali untuk diam-diam mengamatinya.. Bukan untuk menculik atau menyakiti.. Aku hanya tertarik, itu saja.. Namun, Jin yang berlagak paling cantik di seantero Tanah Pasundan bernama Srimpi Sawiling salah faham, begitu melihat aku membantu anak yang ia jaga, saat ia terjatuh di belakang rumah.. Tanpa tedeng aling-aling, Srimpi Sawiling menyerangku karena menganggap aku berniat menculik anak tersebut.. Aku yang tidak terima tuduhannya pun terpaksa berbalik menyerang.. Dan ternyata, kesaktian Srimpi Sawiling saat itu tak sebanding dengan sikap angkuhnya.. Alhasil, dia mengalami luka di bahu akibat terkena pukulan ku.. Jika aku berniat menculik anak itu, aku bisa dengan mudah melenyapkan Srimpi Sawiling dan membawa pergi anak yang ia jaga, Kang Mas” Kata Sekar Kencana dengan wajah menyiratkan kesungguhan..
Gw yang mendengar penuturan Sekar, hanya bisa melemparkan pandangan dengan hati menyesal karena telah sempat meragukan pengakuannya belasan tahun silam..
“Kau tahu, Kang Mas.. Aura yang berpendar keluar dari orang-orang yang memiliki kelebihan seperti dirimu dan ketiga saudara sangat enak untuk dilihat.. Mahluk-mahluk gaib seperti ku selalu tertarik dengan pendaran aura yang keluar dari tubuh kalian.. Sama halnya dengan apa yang ku lihat pada anak yang dijaga Srimpi Sawiling.. Aku sendiri sebenarnya tidak menduga bahwa Srimpi Sawiling adalah adik kandung Ki Larang.. Dan aku juga tak menyangka ia masih menaruh dendam terhadapku dari pertempuran kami belasan tahun lalu.. Kejadian itu terjadi tepat satu tahun sebelum aku berpindah tempat di hutan bambu dekat rumahmu” Ucap Sekar Kencana yang sudah melemparkan pandangan kosong menatap ke pekarangan rumah..
Gw menghela nafas panjang dan melemparkan puntung rokok yang hampir habis terbakar.. Kemudian, gw memutar tubuh hingga menghadap Sekar Kencana yang masih terduduk diatas bangku disebelah..
“Sekar, maafkan aku karena sempat tidak mempercayai ucapan mu dahulu.. Jika boleh jujur, aku sebenarnya sedang menimbang-nimbang permintaan Ki Larang, untuk membantu pemuda yang dijaga Nyi Srimpi Sawiling.. Dengan cara apa aku bisa membantu pemuda yang sudah salah memilih jalan hidupnya itu? Seperti yang kau tahu, saat ini aku sudah beristri dan pekerjaan ku pun sudah pasti akan menyita waktu nantinya.. Belum lagi, aku harus memikirkan tentang kesehatan Ibu yang terkadang menurun.. Jika ditambah dengan satu lagi beban, aku ragu akan mampu menjalankannya ” Kata gw dengan wajah menatap Sekar Kencana dalam-dalam, berharap sosok Jin yang berusia ratusan tahun itu bisa mencarikan gw jalan keluar..
“Kang Mas, beban itu untuk dipikul bukan untuk dirisaukan.. Kau percayakan saja segala urusan duniawi kepada Rabb kita.. Seberat apapun beban yang ada dipundak mu, selama kau menerima dan menjalankannya dengan ikhlas, niscaya Allah SWT akan membuatnya seringan mungkin.. Dan satu hal lagi yang perlu kau ingat, aku bersama Bayu Barata, isteri mu serta ketiga saudara mu tidak akan membiarkan dirimu memikul beban seorang diri.. Kami akan senantiasa membantu mu bangkit saat terpuruk.. Kami akan mengulurkan tangan untuk mu saat kau terjatuh.. Percayalah, Rabb kita tidak akan memberikan beban, cobaan atau ujian yang melebihi batas kemampuan mahluknya”
Mendengar ucapan Sekar Kencana, sebuah senyuman tersungging di wajah gw.. Betapa bijak penuturan kalimat yang barusan terlisan dari bibir mungil sosok gaib di hadapan gw.. Pengalaman hidupnya selama ratusan tahun benar-benar membuat Sekar Kencana tertempa dengan tangguh.. Jika membandingkan apa yang telah dialami Sekar Kencana dengan beban gw, sama sekali tidak sebanding..
“Terima kasih atas nasihatmu, Sekar.. Sungguh, aku merasa malu telah meragukan kemampuan diri sendiri, bahkan sempat merendah.. Aku berjanji akan mencoba memikul beban seberat apapun yang ada dipundak ini.. Aku yakin aku mampu.. Ada Allah SWT yang akan selalu membimbing ku.. Ada isteri ku, kau dan Bayu Barata serta orang lain yang akan selalu siap membantu”
Sekar Kencana menyunggingkan senyuman manis begitu mendengar jawaban gw.. Dari wajahnya yang cantik, tak lagi tersirat raut ketidaksukaan akan ketidakpercayaan gw tentang pengakuannya soal anak yang dijaga Nyi Srimpi Sawiling..
“Sekar, jika aku akan membantu pemuda yang bernama Arka.. Aku minta kau pun harus mencoba memperbaiki hubungan mu dengan Jin Penjaganya, yaitu Nyi Srimpi Sawiling”
“Apa??? Tidak, Kang Mas.. Aku tidak mau berteman dengan Srimpi Sawiling dalam waktu dekat.. Jin wanita itu terlalu angkuh dan selalu memandang rendah diriku yang pernah menjelma menjadi Kolong Wewe” jawab Sekar yang langsung melayang berdiri dan menekuk dua tangannya di depan dada..
“Tapi kau barusan berkata bahwa akan selalu bersama ku untuk membantu pemuda yang di jaga Nyi Srimpi Sawiling” Sanggah gw, dengan sengaja memutar balikkan kalimat yang beberapa saat lalu dilisankan oleh Sekar..
“Itu memang benar, Kang Mas.. Tapi, aku masih bisa membantu mu melakukan hal itu, tanpa harus merendahkan diri didepan Srimpi Sawiling.. Aku lebih memilih untuk bertarung dengan Srimpi Sawiling, daripada harus meminta maaf dan berlaku manis di hadapannya”
“Kau tidak perlu meminta maaf, Sekar.. Aku tidak meminta mu untuk merendahkan diri dihadapan Nyi Srimpi Sawiling.. Aku hanya ingin, jika suatu saat aku bertemu dengan Arka, kau dan Jin Penjaga nya sama-sama bisa menahan emosi.. Itu saja” Balas gw yang membuat Sekar Kencana terdiam meski masih melempar pandangan kesal ke arah pekarangan..
Dalam hati, gw sempat bingung dengan sikap labil Sekar Kencana.. Beberapa saat lalu, ia dengan bijaknya memberikan gw nasihat.. Dan setelah itu, ia sendiri yang mematahkan permintaan gw yang mungkin sedikit mengusik ego nya.. Setelah sempat sama-sama berdiam diri untuk beberapa lama, gw yang mulai menghisap rokok, mendengar suara helaan panjang nafas Sekar Kencana, bersamaan dngan sosoknya yang terlihat membalikkan tubuh menghadap gw..
“Baiklah, Kang Mas.. Aku mau melakukan hal yang kau minta.. Aku akan mencoba untuk tidak sengaja memancing amarah Srimpi Sawiling jika kami bertemu lagi, seperti yang aku lakukan tadi di hadapan Ki Larang.. Tapi, aku tidak bisa berjanji untuk mampu menahan amarah apabila Srimpi Sawiling sendiri yang memojokkan diriku nantinya”
Gw segera membetulkan posisi duduk yang bersila, dengan menurunkan dua kaki ke bawah.. Lalu, melempar senyuman manis ke arah Ki Larang, yang malah menampilkan wajah dingin tanpa ekspresi sebagai balasan..
“Ada masa, setiap keturunan terpilih Sang Prabu akan mengetahui jati diri yang sebenarnya.. Entah itu dari mimpi, penampakan langsung sosok calon Jin Penjaga, atau yang paling jarang terjadi seperti yang telah dialami isteri mu.. Yakni, Sang Sri Baduga Maharaja sendiri yang akan muncul dan menolong saat nyawa salah satu keturunannya sedang terancam.. Setahu ku, hal yang terakhir itu hanya terjadi dua kali dalam kurun waktu puluhan tahun.. Untuk pemuda yang seharusnya di jaga adikku Srimpi Sawiling, ia dengan sengaja menolak kenyataan bahwa dalam dirinya mengalir garis darah Sang Prabu.. Ia tak mau mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu keturunan yang terpilih.. Dengan berbagai cara, pemuda itu menutup diri dan terperosok kian dalam ke lubang kenistaan.. Meski belum berhasil membuat pemuda yang ia jaga kembali ke jalan yang benar, adikku Srimpi Sawiling tak patah semnagat.. Ia dengan berbesar hati terus menemani pemuda itu.. Bahkan, beberapa kali ia mengaku telah membantu pemuda yang ia jaga untuk lolos dari hukum yang berlaku di dunia mu.. Oleh karena itu, aku mohon dengan sangat, kau mau membantu Srimpi Sawiling untuk menyadarkan pemuda yang ia jaga, Ngger”
Gw yang sempat tertegun mendengarkan penuturan panjang lebar dari Ki Larang, sempat menoleh ke Ridho yang juga nampak kaget..
“Aku, Ki? Aku bisa apa?” Tanya gw yang memang benar-benar tak mengerti akan maksud dari permintaan Ki Larang..
Entah mengapa, sosok Jin utusan Sang Prabu yang sempat membuat gw kesal akhir-akhir ini berbalik sikap sangat ramah.. Bahkan, beliau sempat memasang senyuman yang bisa dihitung dengan jari muncul diwajahnya yang tegas..
“Ketika kau sedang membersihkan buih di mulut pemuda yang dijaga Srimpi Sawiling beberapa saat lalu, Sang Prabu berbisik ditelinga ku.. Dia berkata bahwa dalam darahmu mengalir racun paling mematikan yang kau dapat di luka saat bertarung melawan mendiang puteri Penguasa Laut Utara, Dewi Arum Kesuma” Kata Ki Larang yang membuat gw terbelalak..
Gw sempat menoleh ke Ridho dengan wajah bingung memikirkan, bagaimana Sri Baduga Maharaja mengetahui akan hal tersebut.. Apakah sosok gaib yang pernah menjadi penguasa nomer wahid di Tanah Pasundan itu mengawasi gw selama ini?
“Kau tidak perlu menduga-duga darimana Junjungan ku mengetahui akan hal tersebut, Ngger.. Yang pasti, ucapan Beliau ternyata terbukti.. Dengan darah mu yang mengandung racun dari Trisula Perak, mampu menangkal racun yang ada di tubuh keturunan Sang Prabu”
“Tapi, Ki.. Racun dari Trisula Perak yang ada ditubuhku telah hilang semua saat Nenek Moyang ku, Nyi Mas Galuh Pandita memberikan pertolongan.. Beliau sendiri yang mengatakan hal itu kepadaku.. Lagipula, aku selama ini selalu merasa sehat tanpa pernah merasakan ada nya sisa racun di dalam tubuh” Kata gw mencoba menyanggah segala ucapan Ki Larang..
Pembicaraan kami sempat terhenti saat ada orang lain yang diam-diam memperhatikan gw berbicara sendiri dengan posisi membelakangi Ridho.. Saudara gw yang tak mau orang lain menganggap gw aneh, dengan perlahan berpindah tempat duduk ke sebelah Ki Larang.. Meski pun jarak kami terpaut hampir satu setengah tombak, setidaknya posisi gw dan Ridho menjadi berhadapan, walau ada Ki Larang yang duduk ditengah.. Dengan posisi seperti itu, orang lain tidak akan menganggap gw sedang berbicara sendiri.. Karena Ridho memasang tampang serius, seperti orang yang sedang gw ajak bicara..
“Kau dan ketiga saudara mu adalah orang-orang yang terpilih, Ngger.. Terlebih, dalam darahmu mengalir pula darah gaib Braja Krama.. Aku rasa, sisa racun Trisula Perak berhasil menyatu dengan darahmu.. Jika kau perlu bukti tambahan, kau bisa mencoba untuk di gigit ular welang.. Aku yakin racun ular itu pun tidak akan membuat mu binasa”
Mendengar kalimat akhir Ki Larang yang konyol, gw hanya bisa menelan ludah.. Tidak akan mungkin gw mau melakukan hal gila seperti ucapannya tadi.. Bodo amat, jika dia bilang di tubuh gw masih ada sisa racun Trisula Perak yang paling mematikan.. Gw sama sekali tidak perduli akan hal itu..
Saat gw masih merasa sebal memikirkan usul Ki Larang, tiba-tiba Nyi Srimpi Sawiling keluar menembus dinding ruang UGD dengan wajah menyunggingkan senyuman senang..
“Alhamdulillah, pemuda yang ku jaga telah siuman Kanda Wishnu Karma” Ucap Nyi Srimpi Sawiling..
“Kau seharusnya berterima kasih kepada ku dan pemuda yang ku jaga, Srimpi Sawiling” Sambar Sekar Kencana dengan nada sedikit ketus..
Mendengar ucapan Sekar Kencana, senyuman sumringah yang terhias di wajah Nyi Srimpi Sawiling mendadak lenyap.. Jin cantik berselendang putih bergaris hitam itu, melayang perlahan menghampiri Sekar Kencana..
“Dengar, Kolong Wewe jelek! Aku sama sekali tidak berhutang apapun kepada mu.. Aku memang berniat untuk mengucapkan terima kasih ke pemuda itu.. Tapi sedikitpun tidak terbersit dibenak ku untuk melakukan hal sama kepadamu” Ucap Nyi Srimpi Sawiling dengan nada tinggi sambil menunjukkan jari telunjuk ke wajah isterinya Jagat Tirta..
Sekar Kencana sendiri sempat menyunggingkan senyuman dingin membalas ucapan Nyi Srimpi Sawiling.. Lalu, ia perlahan menyibak rambut panjangnya yang sebagian sempat menutupi dada dan menurunkan jari telunjuk Nyi Srimpi Sawiling sambil mendekatkan wajah..
“Kau selalu saja berang jika melihat ku, Srimpi Sawiling.. Apakah kau masih menaruh dendam atas luka yang ku buat di bahu mu yang mulus belasan tahun lalu? Jika benar, sebaiknya kau cari tempat untuk kita kembali mengulang pertarungan yang gagal kau menangkan itu.. Aku dengan senang hati akan meladeni mu dan kesepuluh kuku tajam ku ini akan siap merobek kulit mulusmu lagi” Kata Sekar Kencana sambil menunjukkan kelima kuku tangannya yang sudah memanjang..
Nyi Srimpi Sawiling nampak bertambah memerah wajahnya.. Lalu ia merentangkan kedua telapak tangan yang sudah diselimuti sinar keperakan.. Melihat kedua Jin cantik sudah siap untuk saling bertarung, gw, Ridho dan Ki Larang bangkit dari tempat duduk dan mengitari mereka..
“Dinda Srimpi Sawiling dan kau Sekar Kencana, urungkan niat kalian.. Jika kalian tetap ingin mengadu kesaktian, maka aku sendiri yang akan turun tangan dan memberikan kalian pelajaran” Kata Ki Larang dengan wajah menyiratkan kemarahan..
“Tidak, Kanda! Belasan tahun lalu, kesaktian ku memang belum setinggi saat ini, ketika melawan Kolong Wewe jelek itu, sewaktu ia berniat menculik anak yang aku jaga.. Tapi sekarang, aku ingin sekali membuktikan siapa dari kami berdua yang lebih kuat.. Aku ingin sekali membungkam mulutnya yang pedas itu”
Gw yang mendengar jawaban Nyi Srimpi Sawiling lantas melirik Sekar Kencana yang terlihat masih mengulum senyuman dingin..
“Sudahlah, Dinda.. Sekar Kencana yang sekarang bukan lah sosok yang kau kenal dimasa lalu.. Dia sudah lama bertaubat dan meninggalkan dunia hitam.. Aku harap kau masih mau mendengarkan ucapan kanda mu sendiri” Ucap Ki Larang sambil memegangi bahu Nyi Srimpi Sawiling..
Perlahan, Jin cantik Penjaga pemuda yang bernama Arka menatap wajah Ki Larang dalam-dalam.. Setelah Ki Larang menganggukkan kepalanya, Nyi Srimpi Sawiling menghela nafas panjang dan menurunkan kedua telapak tangan.. Lalu melirik Sekar Kencana dengan tatapan masih menyiratkan rasa kesal..
“Karena permintaan Kakak ku, kau hari ini masih selamat, Sekar Kencana.. Tapi, jika lain waktu kau masih saja bersikap menyebalkan seperti ini, aku tidak akan segan-segan untuk membungkam mulutmu yang ketus itu” Ucap Nyi Srimpi Sawiling, yang sesudahnya langsung memutar tubuh dan melesat tinggi dan hilang menembus atap rumah sakit..
Sekar Kencana nampak sedikit terpancing emosi mendengar ucapan Nyi Srimpi Sawiling dan bersiap untuk mengejar sosok itu.. Namun dengan gerakan cepat, gw langsung mencekal pergelangan tangan Sekar Kencana dan membuatnya seketika memasang wajah kesal karena terpaksa mengurungkan niat..
Gw baru ingin mengajak Sekar berbicara empat mata, sosok Suluh terlihat membuka pintu UGD dan berjalan pelan ke arah kami semua.. Ridho yang melihat isterinya sudah keluar, langsung melangkah menyongsong..
“Gimana Arka, Yang?” Tanya Ridho sambil menyeka keringat didahi isterinya..
“Udah siuman sih.. Tapi kondisinya masih lemah banget.. Aku udah telpon Mamah supaya dateng kesini.. Oh iya, Mam.. Koq lu bisa ada di tempatnya Arka, gimana ceritanya?” Jawab Suluh yang di susul pertanyaannya ke gw..
“Nanti aku yang ceritain ke kamu soal itu, Yang.. Mending sekarang si Imam balik dulu.. Takut Anggie nanyain di rumah” Sambar Ridho yang gw balas dengan anggukan kepala..
Dengan bantuan Sekar Kencana, gw pun kembali ke rumah.. Anggie yang melihat gw sudah berada di dalam kamar, segera memberondong diri ini dengan banyak sekali pertanyaan tentang pemuda keturunan Sang Prabu, seperti dirinya.. Tanpa ada satu pun yang gw tutupi tentang Arka, gw menceritakan segalanya ke Anggie.. Kecuali bagian hampir bertempurnya Nyi Srimpi Sawiling dengan Sekar Kencana.. Sengaja gw tidak menceritakan soal itu, sebab hal tersebut tidak ada kaitannya dangan pemuda bernama Arka..
Berkali-kali Anggie terdengar mengucap syukur karena pemuda yang bergaris keturunan sama dengannya berhasil diselamatkan.. Dengan sebuah kecupan kecil sebagai ungkapan terima kasih ke gw, Anggie melanjutkan rencananya untuk mengajak Ibu dan Ayu ke salon.. Gw sengaja berniat menggunakan kesempatan itu untuk berbicara ke Sekar Kencana..
Sambil melambaikan tangan ke arah Anggie dan Ibu serta Ayu, dalam mobil Nis*an J*ke yang sudah melewati pagar rumah, gw mengeluarkan sebatang rokok yang sedari tadi gw sengaja sembunyikan di saku celana pendek.. Sekar Kencana yang terus melayang berdiri bersandar ditiang depan teras, sempat menoleh ke arah gw dan duduk di bangku kosong di sebelah..
“Jadi kau sempat bertarung dengan Nyi Srimpi Sawiling karena berniat menculik anak yang ia jaga, Sekar?” Tanya gw disusul hembusan asap putih yang keluar dari mulut..
Sekar Kencana sempat melirik ke arah gw kembali sambil membenarkan letak selendang emasnya yang tertekuk..
“Benar, Kang Mas?” Jawabnya singkat..
Gw menghela nafas panjang dan kembali menghisap pangkal rokok, lalu menghembuskan asap nya lagi..
“Aku fikir, aku lah satu-satunya anak kecil yang pernah kau culik saat kau masih menempuh jalan hitam.. Aku tidak pernah menduga kau pernah menculik anak kecil lainnya, Sekar”
“Aku memang hanya menculik dirimu saja, Kang Mas.. Aku tidak seperti Jin lain yang sengaja mengambil bentuk sebagai Kolong Wewe atau Wewe Gombel untuk menculik kemudian menyakiti anak-anak.. Kau tahu, saat itu aku masih berada dalam pengaruh Ajian Puter Angen Sang Prabu dan Ki Larang.. Dalam benak ku kala itu, aku hanya ingat wajah mendiang putera ku sangat mirip dengan mu.. Aku sama sekali tidak tahu, bahwa semua ingatan ku itu adalah ingatan palsu yang sengaja disisipkan Ki Larang.. Jika aku tahu bahwa putera ku tewas dalam kandungan karena perbuatan Jin terkutuk Nilam Segara, aku tidak akan mau menjelma menjadi mahluk jelek yang dikenal sebagai penculik anak-anak”
“Tapi kau hampir hendak menculik pemuda yang bernama Arka belasan tahun lalu saat ia masih anak-anak.. Jika saja tidak ada Nyi Srimpi Sawiling yang menghalangi, aku yakin kau pasti sudah membawanya” Sanggah gw dengan suara terdengar cukup tinggi..
Sekar Kencana sempat terkejut mendengar kalimat gw dan menatap diri ini dengan tatapan nanar.. dari wajah Sekar Kencana, tersirat raut ketidaksukaan dirinya akan kalimat yang gw lisankan barusan..
“Dengarkan aku, Kang Mas.. Satu-satunya anak kecil yang sempat pernah aku bawa pergi adalah dirimu seorang.. Aku pun sudah menjelaskan kepada mu akan alasan yang mendasari terjadinya hal tersebut.. Tentang anak kecil yang dijaga Srimpi Sawiling, aku memang tertarik dengan aura nya yang berbeda dari anak-anak lain.. Aku bahkan menyempatkan diri beberapa kali untuk diam-diam mengamatinya.. Bukan untuk menculik atau menyakiti.. Aku hanya tertarik, itu saja.. Namun, Jin yang berlagak paling cantik di seantero Tanah Pasundan bernama Srimpi Sawiling salah faham, begitu melihat aku membantu anak yang ia jaga, saat ia terjatuh di belakang rumah.. Tanpa tedeng aling-aling, Srimpi Sawiling menyerangku karena menganggap aku berniat menculik anak tersebut.. Aku yang tidak terima tuduhannya pun terpaksa berbalik menyerang.. Dan ternyata, kesaktian Srimpi Sawiling saat itu tak sebanding dengan sikap angkuhnya.. Alhasil, dia mengalami luka di bahu akibat terkena pukulan ku.. Jika aku berniat menculik anak itu, aku bisa dengan mudah melenyapkan Srimpi Sawiling dan membawa pergi anak yang ia jaga, Kang Mas” Kata Sekar Kencana dengan wajah menyiratkan kesungguhan..
Gw yang mendengar penuturan Sekar, hanya bisa melemparkan pandangan dengan hati menyesal karena telah sempat meragukan pengakuannya belasan tahun silam..
“Kau tahu, Kang Mas.. Aura yang berpendar keluar dari orang-orang yang memiliki kelebihan seperti dirimu dan ketiga saudara sangat enak untuk dilihat.. Mahluk-mahluk gaib seperti ku selalu tertarik dengan pendaran aura yang keluar dari tubuh kalian.. Sama halnya dengan apa yang ku lihat pada anak yang dijaga Srimpi Sawiling.. Aku sendiri sebenarnya tidak menduga bahwa Srimpi Sawiling adalah adik kandung Ki Larang.. Dan aku juga tak menyangka ia masih menaruh dendam terhadapku dari pertempuran kami belasan tahun lalu.. Kejadian itu terjadi tepat satu tahun sebelum aku berpindah tempat di hutan bambu dekat rumahmu” Ucap Sekar Kencana yang sudah melemparkan pandangan kosong menatap ke pekarangan rumah..
Gw menghela nafas panjang dan melemparkan puntung rokok yang hampir habis terbakar.. Kemudian, gw memutar tubuh hingga menghadap Sekar Kencana yang masih terduduk diatas bangku disebelah..
“Sekar, maafkan aku karena sempat tidak mempercayai ucapan mu dahulu.. Jika boleh jujur, aku sebenarnya sedang menimbang-nimbang permintaan Ki Larang, untuk membantu pemuda yang dijaga Nyi Srimpi Sawiling.. Dengan cara apa aku bisa membantu pemuda yang sudah salah memilih jalan hidupnya itu? Seperti yang kau tahu, saat ini aku sudah beristri dan pekerjaan ku pun sudah pasti akan menyita waktu nantinya.. Belum lagi, aku harus memikirkan tentang kesehatan Ibu yang terkadang menurun.. Jika ditambah dengan satu lagi beban, aku ragu akan mampu menjalankannya ” Kata gw dengan wajah menatap Sekar Kencana dalam-dalam, berharap sosok Jin yang berusia ratusan tahun itu bisa mencarikan gw jalan keluar..
“Kang Mas, beban itu untuk dipikul bukan untuk dirisaukan.. Kau percayakan saja segala urusan duniawi kepada Rabb kita.. Seberat apapun beban yang ada dipundak mu, selama kau menerima dan menjalankannya dengan ikhlas, niscaya Allah SWT akan membuatnya seringan mungkin.. Dan satu hal lagi yang perlu kau ingat, aku bersama Bayu Barata, isteri mu serta ketiga saudara mu tidak akan membiarkan dirimu memikul beban seorang diri.. Kami akan senantiasa membantu mu bangkit saat terpuruk.. Kami akan mengulurkan tangan untuk mu saat kau terjatuh.. Percayalah, Rabb kita tidak akan memberikan beban, cobaan atau ujian yang melebihi batas kemampuan mahluknya”
Mendengar ucapan Sekar Kencana, sebuah senyuman tersungging di wajah gw.. Betapa bijak penuturan kalimat yang barusan terlisan dari bibir mungil sosok gaib di hadapan gw.. Pengalaman hidupnya selama ratusan tahun benar-benar membuat Sekar Kencana tertempa dengan tangguh.. Jika membandingkan apa yang telah dialami Sekar Kencana dengan beban gw, sama sekali tidak sebanding..
“Terima kasih atas nasihatmu, Sekar.. Sungguh, aku merasa malu telah meragukan kemampuan diri sendiri, bahkan sempat merendah.. Aku berjanji akan mencoba memikul beban seberat apapun yang ada dipundak ini.. Aku yakin aku mampu.. Ada Allah SWT yang akan selalu membimbing ku.. Ada isteri ku, kau dan Bayu Barata serta orang lain yang akan selalu siap membantu”
Sekar Kencana menyunggingkan senyuman manis begitu mendengar jawaban gw.. Dari wajahnya yang cantik, tak lagi tersirat raut ketidaksukaan akan ketidakpercayaan gw tentang pengakuannya soal anak yang dijaga Nyi Srimpi Sawiling..
“Sekar, jika aku akan membantu pemuda yang bernama Arka.. Aku minta kau pun harus mencoba memperbaiki hubungan mu dengan Jin Penjaganya, yaitu Nyi Srimpi Sawiling”
“Apa??? Tidak, Kang Mas.. Aku tidak mau berteman dengan Srimpi Sawiling dalam waktu dekat.. Jin wanita itu terlalu angkuh dan selalu memandang rendah diriku yang pernah menjelma menjadi Kolong Wewe” jawab Sekar yang langsung melayang berdiri dan menekuk dua tangannya di depan dada..
“Tapi kau barusan berkata bahwa akan selalu bersama ku untuk membantu pemuda yang di jaga Nyi Srimpi Sawiling” Sanggah gw, dengan sengaja memutar balikkan kalimat yang beberapa saat lalu dilisankan oleh Sekar..
“Itu memang benar, Kang Mas.. Tapi, aku masih bisa membantu mu melakukan hal itu, tanpa harus merendahkan diri didepan Srimpi Sawiling.. Aku lebih memilih untuk bertarung dengan Srimpi Sawiling, daripada harus meminta maaf dan berlaku manis di hadapannya”
“Kau tidak perlu meminta maaf, Sekar.. Aku tidak meminta mu untuk merendahkan diri dihadapan Nyi Srimpi Sawiling.. Aku hanya ingin, jika suatu saat aku bertemu dengan Arka, kau dan Jin Penjaga nya sama-sama bisa menahan emosi.. Itu saja” Balas gw yang membuat Sekar Kencana terdiam meski masih melempar pandangan kesal ke arah pekarangan..
Dalam hati, gw sempat bingung dengan sikap labil Sekar Kencana.. Beberapa saat lalu, ia dengan bijaknya memberikan gw nasihat.. Dan setelah itu, ia sendiri yang mematahkan permintaan gw yang mungkin sedikit mengusik ego nya.. Setelah sempat sama-sama berdiam diri untuk beberapa lama, gw yang mulai menghisap rokok, mendengar suara helaan panjang nafas Sekar Kencana, bersamaan dngan sosoknya yang terlihat membalikkan tubuh menghadap gw..
“Baiklah, Kang Mas.. Aku mau melakukan hal yang kau minta.. Aku akan mencoba untuk tidak sengaja memancing amarah Srimpi Sawiling jika kami bertemu lagi, seperti yang aku lakukan tadi di hadapan Ki Larang.. Tapi, aku tidak bisa berjanji untuk mampu menahan amarah apabila Srimpi Sawiling sendiri yang memojokkan diriku nantinya”
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:35
dodolgarut134 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup