Kaskus

Story

twnty1gunsAvatar border
TS
twnty1guns
Sebuah Kisah Jomblo Ngesot (Komedi, Cinta)
Halo gan n sist. Perkenalkan ane member baru di Kaskus. Jadi, di sini ane mau menyalurkan hobi ane yaitu menulis cerita. Sekaligus juga ane pengen berbagi keresahan-keresahan ane selama ini. Yang ane tulis dalam bentuk cerita yang dibuat sendiri. Dan ane juga pengen mendapat penilaian dari agan n sist soal cerita yang ane buat.

Ceritanya tentang seorang cowok bego yang pengen punya pacar, tapi gak tau caranya gimana, dia juga selalu disesatkan sama saran temennya sendiri. Karena ane baru sekali buat thread di kaskus, maaf kalo masih berantakan. Nanti ane pelajarin lagi hehehe emoticon-Embarrassment

Semoga agan n sist suka.... Selamat membaca!

Spoiler for Index:
Diubah oleh twnty1guns 04-08-2018 17:42
HellenOktaviaAvatar border
bukhoriganAvatar border
junti27Avatar border
junti27 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
12.8K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
twnty1gunsAvatar border
TS
twnty1guns
#17
BAB 1 - Pertemuan Tak Diduga - Part 5
Melihat adegan mengerikan, Rina tampaknya takjub. Berbeda dengan Mas bakso, yang cemberut, kayak mau protes tapi gak tau caranya. ”Cowok kuat, selalu ngabisin sambel,” gue berkata mantap.

Gue melahap bakso yang gue beli sampai habis. Hasilnya, seluruh tubuh gue berkeringat, air mata gue keluar seperti orang nangis. Diibaratkan gue adalah orang yang lagi olahraga, tapi sambil nangis. Gak lama kemudian, seorang anak SD mendekat ke gue dan Rani. Tapi, berdiri aja, gak ngomong sepatah kata pun. Gue memandang Rina, sama dia juga memandang gue.

“Eh, gue balik duluan ya,” kata Rina pada gue, sambil melambaikan tangan.

Gue balas dengan lambaian tangan juga. Lalu Rina diikuti anak SD yang membisu itu pun pergi meninggakan gue yang seneng setengah mati. Gue langsung kembali ke Galih yang daritadi kayaknya cemas nungguin gue.

“Gimana? Gimana?” Galih heboh sendiri ngeliat gue yang berhasil selamat.

“Berhasil. Namanya Rina, anak kelas 10 IPS 1,” gue menjawab santai.

Sontak aja Galih menganga. “Loh, kok bisa, sih?”

“Kan, belajar dari lo. Gue mempraktikkan apa yang lo bilang, google juga sih,” kata gue, kembali duduk santai.

“Gue emang pinter,” balas Galih, sembari menunjuk ke arah bagian kepalanya. Lalu Galih memperhatikan sekitarnya. “Hari ini kita aman ya dari tukang palak,” ucap Galih.

Gue melihat sekitar, sekali lagi memastikan. Ternyata emang bener, ga keliatan tanda-tanda keberadaan mereka. “Bener, hari ini uang gue aman, tubuh juga gak luka-luka.” Gue menanggapi.

“Eh, gua ke toilet ya, mau benerin rambut kribo gue. Sekaligus ngerayain kemenangan hari ini,” kata Galih, lalu berjalan menuju kamar mandi yang gak terlalu jauh dari tempat kita duduk.

Hari ini gue merasa aman. Karena sebelumnya gue dan Galih sempet kena palak. Untungnya gue lagi di kamar mandi, di dalam sana gue diem sampai mereka pergi. Ya, nunggu sekitar 2 jam. Setidaknya gue selamat, uang juga ikutan selamat. Sedangkan Galih… nekat ngelawan. Hasilnya tubuhnya penuh luka tusuk benda tajam semacam penggaris dan jangka.

Gue bengong sambil mikirin apa yang terjadi barusan. Sebuah langkah keberanian untuk memulai pendekatan. Suasana tempat gue makan begitu damai, adem, dan nyaman. Sampai akhirnya gue menyadari kedatangan segerombolan anak SD yang bajunya dikeluarin, dekil, dan membawa senjata tajam seperti penggaris dan jangka.

Dulu tetangga gue pernah mengatakan sebuah kalimat yang menusuk dan membekas dalam otak gue sampai sekarang. Tetangga gue bilang, ‘Kalo kamu dikejar anjing, jangan lari. Diem di tempat, berusaha untuk berani, maka anjingnya yang bakal takut.” Dengan nasehat seperti itu, gue berharap bisa menerapkannya dalam melawan para pemalak yang mengancam nyawa dompet gue.

Gue mulai mempraktikkan nasehat hebat itu, gue memasang tampang yang sangar, menegakkan badan, menatap tajam mereka semua. Nasihat itu ternyata emang bener terbukti, gue sukses, bikin mereka ngelilingin gue. “Bang, bagi duit,” kata salah satu anak SD tersebut. “Ya, bang! Bagi duit!” yang lain menimpali.

Gue membatu, gak tau harus ngapain. Kalo ngelawan, nasib gue bakal kayak Galih. Kalo ngasih duit, nanti gue gak bisa bayar makan. Tapi kalo gak ngasih, gue takut digorok penggaris. Beberapa dari mereka udah pada nodongin gue jangka dan penggaris.

“Mau berapa?” gue bertanya pada mereka, nyari aman.

“Seikhlasnya aja bang,”jawab salah satu dari mereka. “20 ribu bang,” yang lain menimpali. “20 ribu gak cukup buat beli skin cuy.” yang lagi satunya gak mau kalah.

Saat itu gue berharap mereka berantem, biar gue bisa kabur. Tapi, daripada gue jadi pelampiasan, gue berpikir bagaimana caranya gue bisa kabur. Gue jadi keinget kalo Galih masih di Kamar Mandi. “Dek, abang bisa ngasih apa yang kalian mau. Tapi, dompet abang ada di temen abang yang lagi di dalam kamar mandi,” gue berkata lembut, sambil menunjuk Kamar Mandi. “Abang pulang dulu ya? Abang lupa matiin kompor di Rumah,” kata gue, dengan tampang memelas.

Mereka keliatan gak masalah sama sekali kalo gue pergi. Walaupun kegunaan benda pelajaran semacam penggaris dan jangka mereka upgrade jadi senjata buat nusuk orang, tapi otak mereka tetap belum sepenuhnya keupgrade. Perlahan mereka menuju Kamar Mandi, mumpung mereka lengah, gue pergi ngibrit meninggalkan Galih yang sendirian. Entah apa pun yang terjadi, semoga dia selamat.

Besoknya gue dateng pagi banget ke Sekolah karena ada urusan penting. Gue lupa ngerjain pr. Sesampai di Kelas, ternyata belum ada yang dateng. Gue melihat jam dinding di Kelas, jam menunjukkan pukul 5 pagi. Gue terlalu pagi dateng ke Sekolah. Sambil nunggu yang lain, gue nyoba nyari cewek bernama Rina di Instagram. Dari pencarian semua pencarian, terlalu banyak yang namanya Rina. Seharusnya gue nanya Instagramnya, atau kontaknya. Di luar masih gelap, udara terasa dingin, lampu di Kelas juga mati.

“DORRRRR.” Seseorang ngagetin gue, gue syok. Lalu gue melihat ke samping, ternyata Edo, temen kelas gue yang usil. “Nyari cewek mulu, tapi gak nyari jawaban pr,” kata Edo, ngeledekin gue.

“Kan ada elo!” balas gue, muka Edo langsung berubah jelek. “Oh ya, mana pr lo? Gue mau liat.”



andrian0509
HellenOktavia
HellenOktavia dan andrian0509 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.