- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA, AGAMA, &MAMA
...
TS
montormebur
CINTA, AGAMA, &MAMA
Ini hanya sebuah DONGENG, anggap saja anak SD yang di kasih tugas mengarang bebas
Sepenggal kisah seorang remaja menuju kedewasaan
Sebesar apapun cintamu, kamu pasti kalah sama yg selalu ada
Kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah hal yang tidak di sengaja
[B]Side Story
DONGENG
BAB 1
KOSONG
SIJI
LORO
TELU
PAPAT
LIMO
ENEM
PITU
WOLU
SONGO
SEPULOH
SEWELAS
ROLAS
TELULAS
PATBELAS
LIMOLAS
NEMBELAS
PITULAS
WOLULAS
SONGOLAS
RONGPULOH
SELIKUR
ROLIKUR
TELULIKUR
PATLIKUR
SELAWE
NEMLIKUR
PITULIKUR
WOLULIKUR
SONGOLIKUR
TELUNGPULUH
TELUNGPULUH SIJI
TELUNGPULUH LORO
TELUNG PULUH TELU
TELUNG PULUH PAPAT
TELUNG PULUH LIMO
TELUNG PULUH ENEM
TELUNG PULUH PITU
TELUNG PULUH WOLU
TELUNG PULUH SONGO
PATANG PULUH
SIJI
LORO
TELU
PAPAT
LIMO
ENEM
PITU
WOLU
SONGO
SEPULOH
SEWELAS
ROLAS
TELULAS
PATBELAS
LIMOLAS
NEMBELAS
PITULAS
WOLULAS
SONGOLAS
RONGPULOH
SELIKUR
ROLIKUR
TELULIKUR
PATLIKUR
SELAWE
NEMLIKUR
PITULIKUR
WOLULIKUR
SONGOLIKUR
TELUNGPULUH
TELUNGPULUH SIJI
TELUNGPULUH LORO
TELUNG PULUH TELU
TELUNG PULUH PAPAT
TELUNG PULUH LIMO
TELUNG PULUH ENEM
TELUNG PULUH PITU
TELUNG PULUH WOLU
TELUNG PULUH SONGO
PATANG PULUH
BAB 2
TERIMAKASIH
________________
Diubah oleh montormebur 25-08-2018 07:48
kadal32672 dan 14 lainnya memberi reputasi
11
268.2K
2.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
montormebur
#351
SEKET LORO
Parangendog , setahun lalu kami menumpahkan semua rasa dan cinta disini,dan sekarang kami kembali kesini. Tak banyak kata keluar dari mulut kami. Mungkin Novi masih marah karena kejadian tadi siang, atau dalam diam kami sedang berbicara dengan bahasa hati. Seperti sekarang aku berbicara sendiri dalam hati sambil melihatnya duduk memeluk lututnya disampingku
"waktu itu kamu memeluk pinggangku dan menyenderkan kepalamu di bahuku saat matahari mulai terbenam,tapi sekarang kenapa kamu hanya diam"
Lalu tiba-tiba Novi juga melihatku,mata kami bertemu, senyum indah terukir di wajahnya lalu mulai merapatkan duduknya dan memeluk pinggangku sambil menyenderkan kepalanya di bahuku seolah tau apa yang baru kukatakan dalam hati.
Malam takbiran semua warga kampung yang muslim kumpul semua di halamanku,eh halaman masjid maksudnya. Dari anak-anak sampai orang tua ikut meramaikan takbir keliling, termasuk aku. Hampir tengah malam acara takbiran baru selesai,ada langsung pulang dan sebagian masih ada yang tinggal di masjid mengumandangkan takbir kemenangan via toa masjid sedang aku dan geng mercon dan sebagian bapak bapak asik main kartu di teras, sangat kontras sekali memang. Mungkin dengan main kartu sama geng mercon bisa mengurangi kegalauan ku karena di tinggal Novi....
Novi pergi siang tadi bersama keluarga besarnya ke jawa timur, mereka akan libur lebaran disana 5hari. Sebuah mobil travel yang Mbah Pawiro sewa membawa pacarku dan keluarganya meninggalkan Jogja selepas dhuhur tadi. Libur lebaran tanpa Novi, uh mengenaskan sekali...
Seperti biasa, setelah shalat Ied di lapangan,aku sungkem di depan kedua orang tua ku dan di ikuti adik adikku dilanjutkan ke makam lalu keluarga dan tetangga. Hari kedua lebaran lebih banyak kuhabiskan dengan telponan sama Novi, percakapan standar saling minta maaf.
Hari ke 5 harusnya aku balik ke Jakarta bareng mbak Eli, tiket kereta sudah di beliin mbak Eli jauh jauh hari. Tapi terpaksa aku batalkan karena aku belum puas menikmati liburan ku bersama Novi. Aku merasa bersalah karena janji buat mudik-balik bareng tidak bisa aku tepati. Ini juga karena Novi memberi tahu tentang kepergian ke Jawa timur sangat mendadak,pagi sebelum Novi berangkat baru ngasih tau. Sedikit kecewa dan mau marah, tapi apa alasanku? Aku cuma berstatus pacar, jelas Novi lebih memilih ikut keluarganya,walau mungkin sedikit terpaksa. Iya terpaksa. Kalo Ika dan orang tuanya gak ikut,Novi juga gak mau ikut karena hanya mereka yang menganggap Novi itu 'ada'.
Lanjut ke hari ke 5 malam harinya. Aku dan Novi muter-muter keliling kota Jogja dan gak ada tujuan pake motor tanpa helm, ini kalo hari biasa udah pasti kena polisi. Dari rumah ke pusat kota Jogja itu hampir 20km,kalo PP udah 40km ditambah muter-muter gak jelas mungkin ada 60km, mungkin lebih karena gak tau gimana ceritanya kami udah tersesat jauh banget ke pantai Glagah. Tapi yang pasti kami menikmatinya, meski dibilang absurd,konyol, bodoh asalkan berdua semua terasa indah.
Di sebuah tenda kecil di pinggir pantai kami istirahat, mungkin kalo siang tenda ini dijadikan tempat jualan dan kalo malam tampak kosong. Duduk di kursi panjang yang langsung menghadap pantai , ditemani suara deburan ombak dan bintang di langit yang malam ini sangat cerah tanpa awan menutupi.
Ku usap pelan lalu kucium rambutnya, wanginya masih sama. Perlahan wanginya mengisi rongga paru ku, ikut mengalir bersama darah ke setiap sudut tubuhku. Wangi yang selalu membuat ku merasa nyaman.
Sebenernya aku takut Novi di pandang sebagai cewe gak bener seperti mamanya. Aku sendiri gak masalah di cap negatif, yang aku takut orang tuaku pasti di bawa-bawa.
Demi kamu dek mas akan terima semua resikonya. Aku pergi dengan mengajak anak gadis orang dan semalaman gak pulang ,dan aku yakin ketika besok kami pulang pasti akan jadi buah bibir satu kampung.
Jam 11 malam kita sudah masuk ke salah satu kamar sebuah penginapan. Novi yang hanya menyisakan kaos dan cd di tubuhnya mulai merebahkan diri di kamar yang berisi perabot standar dan sebuah kasur. Aku ikut merebahkan diri setelah mencuci mukaku. Novi lalu menggeser posisinya dan memindahkan kepalanya dari bantal ke dadaku, posisi yang membuat kami merasa nyaman. Novi suka bermain rambut yang ada di dadaku dan aku bisa mencium wangi rambutnya. Tak ada apa-apa, nafsu kami seolah hilang, hanya rasa nyaman yang aku rasakan, mungkin Novi juga begitu. Sampai kami terbangun dari tidur posisi kami masih sama.
Dan benar saja, berita miring sudah menyebar dari mulut ke mulut saat kami pulang. Novi di marahi habis-habisan sama mbah Pawiro dan gak boleh keluar rumah, aku tahu dari pesan singkat yang di kirim Novi. Aku cuma di tanya dikit sama ibu....
Dua hari setelah itu aku sudah di dalam bis yang melaju kencang menuju Jakarta. Tak ada ucapan perpisahan atau kecupan manis di bibir dari Novi. Setelah kejadian itu aku gak bisa menemui Novi, aku di usir Mbah Pawiro saat akan bertamu ke rumahnya. Aku juga lihat Novi di pukul dan di seret ke kamarnya saat mencoba menemuiku. Aku menangis tak berdaya, ternyata aku masih lemah belum bisa jadi pelindung buat Novi. Maafin mas dek..........
"Tolong jaga Novi, Carikan dia kost yang nyaman, nanti aku transfer, jangan tanya kenapa, sebentar lagi Novi pasti ke rumahmu" terkirim ke Dewi. Lalu hp ku matikan.
Bis yang aku tumpangi kali ini bukan ke kalideres tapi ke blok-M. Mbak Eli gak tau kalo aku udah balik, karena aku hanya mengabari Tante Siska. Bukan tanpa alasan aku langsung menuju ke tempat Tante Siska, aku kesana karena disana ada 1 kulkas yang hanya berisi minuman beralkohol, ya saat ini aku butuh banyak alkohol.......dan mungkin pelukan hangat dari Tante Siska....
Di kamar apart Tante Siska aku langsung mengambil 2 botol bir. Satu botol langsung ku habiskan, kunyalakan rokok lalu ku buka botol ke dua.
Kami sudah sama-sama tinggi, 8 botol tanpa menyisakan isinya ada depan kami. Sepasang manusia yang sedang dibawah pengaruh alkohol akan dengan mudah di rasuki nafsu. Tante mulai melepaskan semua yang menempel di tubuhnya,aku pun gak mau buang buang waktu. Dan sebentar lagi akan ku tumpahkan semua masalah dan emosi ku.....
Pengaruh alkohol dan emosiku yang berada di titik puncak membuat tubuh ku seolah tidak merasakan lelah, sedang di bawah sana Tante Siska sudah tak mampu lagi berkata kata, hanya dengkuran lirih yang terdengar......
Aku turun dari kasur, lalu kuselimuti tubuh polos Tante Siska. Kuambil sebotol bir lalu duduk di balkon dan menyalakan rokok.......
"sedang apa kamu di sana dek" aku melamun menghembuskan asap rokok mentol milik Tante Siska
Setelah kejadian malam itu nomernya Novi gak bisa di hubungi. Akupun coba menelpon Dewi....
"Iya mas..."
"Novi udah ke tempatmu?"
"Novi........."
"waktu itu kamu memeluk pinggangku dan menyenderkan kepalamu di bahuku saat matahari mulai terbenam,tapi sekarang kenapa kamu hanya diam"
Lalu tiba-tiba Novi juga melihatku,mata kami bertemu, senyum indah terukir di wajahnya lalu mulai merapatkan duduknya dan memeluk pinggangku sambil menyenderkan kepalanya di bahuku seolah tau apa yang baru kukatakan dalam hati.
Malam takbiran semua warga kampung yang muslim kumpul semua di halamanku,eh halaman masjid maksudnya. Dari anak-anak sampai orang tua ikut meramaikan takbir keliling, termasuk aku. Hampir tengah malam acara takbiran baru selesai,ada langsung pulang dan sebagian masih ada yang tinggal di masjid mengumandangkan takbir kemenangan via toa masjid sedang aku dan geng mercon dan sebagian bapak bapak asik main kartu di teras, sangat kontras sekali memang. Mungkin dengan main kartu sama geng mercon bisa mengurangi kegalauan ku karena di tinggal Novi....
Novi pergi siang tadi bersama keluarga besarnya ke jawa timur, mereka akan libur lebaran disana 5hari. Sebuah mobil travel yang Mbah Pawiro sewa membawa pacarku dan keluarganya meninggalkan Jogja selepas dhuhur tadi. Libur lebaran tanpa Novi, uh mengenaskan sekali...
Seperti biasa, setelah shalat Ied di lapangan,aku sungkem di depan kedua orang tua ku dan di ikuti adik adikku dilanjutkan ke makam lalu keluarga dan tetangga. Hari kedua lebaran lebih banyak kuhabiskan dengan telponan sama Novi, percakapan standar saling minta maaf.
Hari ke 5 harusnya aku balik ke Jakarta bareng mbak Eli, tiket kereta sudah di beliin mbak Eli jauh jauh hari. Tapi terpaksa aku batalkan karena aku belum puas menikmati liburan ku bersama Novi. Aku merasa bersalah karena janji buat mudik-balik bareng tidak bisa aku tepati. Ini juga karena Novi memberi tahu tentang kepergian ke Jawa timur sangat mendadak,pagi sebelum Novi berangkat baru ngasih tau. Sedikit kecewa dan mau marah, tapi apa alasanku? Aku cuma berstatus pacar, jelas Novi lebih memilih ikut keluarganya,walau mungkin sedikit terpaksa. Iya terpaksa. Kalo Ika dan orang tuanya gak ikut,Novi juga gak mau ikut karena hanya mereka yang menganggap Novi itu 'ada'.
Lanjut ke hari ke 5 malam harinya. Aku dan Novi muter-muter keliling kota Jogja dan gak ada tujuan pake motor tanpa helm, ini kalo hari biasa udah pasti kena polisi. Dari rumah ke pusat kota Jogja itu hampir 20km,kalo PP udah 40km ditambah muter-muter gak jelas mungkin ada 60km, mungkin lebih karena gak tau gimana ceritanya kami udah tersesat jauh banget ke pantai Glagah. Tapi yang pasti kami menikmatinya, meski dibilang absurd,konyol, bodoh asalkan berdua semua terasa indah.
Di sebuah tenda kecil di pinggir pantai kami istirahat, mungkin kalo siang tenda ini dijadikan tempat jualan dan kalo malam tampak kosong. Duduk di kursi panjang yang langsung menghadap pantai , ditemani suara deburan ombak dan bintang di langit yang malam ini sangat cerah tanpa awan menutupi.
Quote:
Ku usap pelan lalu kucium rambutnya, wanginya masih sama. Perlahan wanginya mengisi rongga paru ku, ikut mengalir bersama darah ke setiap sudut tubuhku. Wangi yang selalu membuat ku merasa nyaman.
Quote:
Sebenernya aku takut Novi di pandang sebagai cewe gak bener seperti mamanya. Aku sendiri gak masalah di cap negatif, yang aku takut orang tuaku pasti di bawa-bawa.
Demi kamu dek mas akan terima semua resikonya. Aku pergi dengan mengajak anak gadis orang dan semalaman gak pulang ,dan aku yakin ketika besok kami pulang pasti akan jadi buah bibir satu kampung.
Jam 11 malam kita sudah masuk ke salah satu kamar sebuah penginapan. Novi yang hanya menyisakan kaos dan cd di tubuhnya mulai merebahkan diri di kamar yang berisi perabot standar dan sebuah kasur. Aku ikut merebahkan diri setelah mencuci mukaku. Novi lalu menggeser posisinya dan memindahkan kepalanya dari bantal ke dadaku, posisi yang membuat kami merasa nyaman. Novi suka bermain rambut yang ada di dadaku dan aku bisa mencium wangi rambutnya. Tak ada apa-apa, nafsu kami seolah hilang, hanya rasa nyaman yang aku rasakan, mungkin Novi juga begitu. Sampai kami terbangun dari tidur posisi kami masih sama.
Dan benar saja, berita miring sudah menyebar dari mulut ke mulut saat kami pulang. Novi di marahi habis-habisan sama mbah Pawiro dan gak boleh keluar rumah, aku tahu dari pesan singkat yang di kirim Novi. Aku cuma di tanya dikit sama ibu....
Quote:
Dua hari setelah itu aku sudah di dalam bis yang melaju kencang menuju Jakarta. Tak ada ucapan perpisahan atau kecupan manis di bibir dari Novi. Setelah kejadian itu aku gak bisa menemui Novi, aku di usir Mbah Pawiro saat akan bertamu ke rumahnya. Aku juga lihat Novi di pukul dan di seret ke kamarnya saat mencoba menemuiku. Aku menangis tak berdaya, ternyata aku masih lemah belum bisa jadi pelindung buat Novi. Maafin mas dek..........
Spoiler for NOVI ,POINT of VIEW:
"Tolong jaga Novi, Carikan dia kost yang nyaman, nanti aku transfer, jangan tanya kenapa, sebentar lagi Novi pasti ke rumahmu" terkirim ke Dewi. Lalu hp ku matikan.Bis yang aku tumpangi kali ini bukan ke kalideres tapi ke blok-M. Mbak Eli gak tau kalo aku udah balik, karena aku hanya mengabari Tante Siska. Bukan tanpa alasan aku langsung menuju ke tempat Tante Siska, aku kesana karena disana ada 1 kulkas yang hanya berisi minuman beralkohol, ya saat ini aku butuh banyak alkohol.......dan mungkin pelukan hangat dari Tante Siska....

Quote:
Di kamar apart Tante Siska aku langsung mengambil 2 botol bir. Satu botol langsung ku habiskan, kunyalakan rokok lalu ku buka botol ke dua.
Quote:
Kami sudah sama-sama tinggi, 8 botol tanpa menyisakan isinya ada depan kami. Sepasang manusia yang sedang dibawah pengaruh alkohol akan dengan mudah di rasuki nafsu. Tante mulai melepaskan semua yang menempel di tubuhnya,aku pun gak mau buang buang waktu. Dan sebentar lagi akan ku tumpahkan semua masalah dan emosi ku.....
Pengaruh alkohol dan emosiku yang berada di titik puncak membuat tubuh ku seolah tidak merasakan lelah, sedang di bawah sana Tante Siska sudah tak mampu lagi berkata kata, hanya dengkuran lirih yang terdengar......
Aku turun dari kasur, lalu kuselimuti tubuh polos Tante Siska. Kuambil sebotol bir lalu duduk di balkon dan menyalakan rokok.......
"sedang apa kamu di sana dek" aku melamun menghembuskan asap rokok mentol milik Tante Siska
Setelah kejadian malam itu nomernya Novi gak bisa di hubungi. Akupun coba menelpon Dewi....
"Iya mas..."
"Novi udah ke tempatmu?"
"Novi........."
Diubah oleh montormebur 14-07-2018 10:15
dany.agus memberi reputasi
1
"Mbak, boleh minta tolong?"
" Tante Siska ketawa keras "udah berapa anak orang yang kamu tiduri? Hilang satu masih banyak yang lain"
....dia beda mbak, apapun akan aku lakukan demi cewe ini"
pacarmu ya? Udah jangan di pikir serius, aku temani minum mau?"