- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#97
Munduk Sedikit Part 2
"Selamat siang?"
"siang, eh feli, cari juna ya?"
"iya umar, junanya ada?"
"lagi benerin pompa air dibelakang, masuk aja fek," umar mengantar felisiana pergi kebelakang dapur rumah jati untuk menemui saya, kebetulan saya saat itu sedang main kotor-kotoran dengan pompa air yang sudah 2 hari tidak mau menyedot air tanah jogja dan 2 hari juga kami ber dua belas tidak mati. can you imagine how bad it smell?.
"eh fel," kataku sambil jongkok mengelap keringat yang terkucur dari dahi sambil meletakan kunci pas ke dalam kotak.
"lagi sibuk ya jun?" katanya seraya melangkah mendekati saya
"enggak sih, eh jangan dekat-dekat!"
"kenapa?"
"udah dua hari ga mandi fel dia,hahahaha" jawab umar sambil terbahak2
"elu juga mar hahaha"
"emang kenapa?"
"ini pompanya macet, tapi sepertinya udah bener, kate! coba nyalain!" perintahku dengan cukup keras kepada kate yang sudah standby di saklar depan.
"nguuunnggg"
"horeeee!!!" ucap umar kegirangan,"akhirnya mandi juga gua,"
"woi aer udah jadi," sisa anak kos yang lain langsung berebut mengantri ke kamar mandi. cukup senang sih melihat senyum mereka, sekarang sumber air su dekat, hahahah,"makasih ya jun," ungkap beberapa anak kos dengan wajah tersenyum.
"ayo fel didepan aja," ajakku mengarahkannya ke ruang tamu."duduk dulu deh, aku ambil handuk dulu,"
"iya jun,"
Setelah mengambiil handuk kecil untuk mengelap beberapa kotoran diwajah yang saya rasa mengganggu, saya kembali menghampiri felisiana yang sedang mengutak-atik handphonenya, "ada apa fel?" tanya saya.
"mau cerita jun,"
"kenapa?"
"kemarin minggu kalau ga salah pas aku pulang antar kamu dari sini ban aku bocor"
"lalu?"
"pas aku mau telepon kamu, ada seseorang tiba-tiba datang membantu"
"bantu dorong motor sampai tukang tambal ban?"
"iya jun, ya pas udah sampai tempat tambal ban aku traktir dia minuman sebagai rasa terimakasih, terus kasih nomer handphone nya"
"oohh...." mau bikin gue cemburu kali nih batin saya., "buat apaan?"
"katanya kalau bocor lagi aku bisa telepon dia,"
"terus kamu telepon?"
"enggak, cuma aku simpan aja,"
"terus gimana?"
"eh kemarin lusa, nomernya kepencet panggilan pas aku mau telepon yusuf,"
"oh,"
"eh dia langsung telepon balik dan bilang, ini mbak felisiana yang kemarin ban bocor ya?"
"oh terus ngobrol dong,"
"denger dulu jun, setelah itu, dia nelepon aku terus-terusan"
"ngapain?"
"ngajakin ngobrol ga jelas deh, kalau aku reject selalu di telepon balik, ini sms-smsnya" ucapnya seraya menyerahkan hp nya supaya saya melihat isi sms-sms yang dikirimnya. hmmm.. "sombong banget sih ga bales sms dan ga angkat telepon tuh liat","aku keganggu banget jun,"
"terus,"sambungnya,"kemarin pagi tiba-tiba dia ngongol di depan kos aku jun,"
"hah? ngapain?"
"ga tau aku juga kaget pas buka pintu ada dia,"
"terus kamu ngapain?"
"aku takut, tapi aku temuin aja, aku bilang aku keganggu, dia sih minta maaf katanya kalau selama ini mengganggu, cuma mau kenalan, gitu katanya"
"lah dia tau dari mana kos kamu?"
"engga tau jun, aku juga ga pernah kasih tau, dan juga,"sambungnya lagi," tadi pagi baru aja, dia datang lagi bawa bunga sama boneka kecil gitu katanya hadiah buat aku,"
"terus kamu terima?"
"aku ga terima, aku balikin, soalnya aku ga tau dalam rangka apa, setelah aku balikin wajahnya kaya marah gitu,"
"sini deh aku telepon orangnya, ajakin ketemuan"
"engga usah jun, ngerepotin nanti, sampai siang ini ga ada sms dan tlpn dari dia sih, sms juga ga ada, nanti malah kenapa-kenapa"
"hmm.. yaudah deh, lain kali kalau dia ganggu kamu dan kamu keganggu, telepon aku aja,"
"iya jun, btw kamu udah makan siang?"
"udah,"jawab saya, padahal belom hehehe.
"yah,"ungkapnya kecewa,"aku mau traktir kamu makan siang bareng"
"jangan kecewa gitu dong,"
"yaudah aku pulang aja deh," jawabnya dengan nada agak kesal.
"jangan kesal gitu dong," (jual mahal dikit ah, padahal emang laper. bahahahaha, kalau diajak sekali lagi baru gue ngalah deh, mau nemenin makan siang
)
"aku pulang ya?" ucapnya seraya bangun dari kursi dan melangkah keluar rumah.
"fel, tunggu,"
"kenapa?" dia membalikan badan.
"belom makan dia fel, bohong dia, hahahaha makan dari mana, udah tiga hari dia puasa ga pake sahur," teriak umar dari belakang jendela ruang tamu yang membelakangi kamar mandi."gengsi lu jun,"
"juna bohong ya?"
"enggak, umar apaan sih," ucap saya sambil menutup jendela kayu tempat kepalanya nongol dibelakang kursi saya.
"ayo udah makan, juna ga ada alasan lagi kan?"
"tapi aku belum mandi hampir 2 hari, bau" ucap saya merasa tidak enak.
"yaudah kamu mandi dulu, aku tunggu"
"antrian nomor dua belas ya jun" ucap kate yang kepalanya nongol disamping umar sambil tertawa.
Padahal saya yang membetulkan kran, okelah dibantu kate. harusnya saya yang mandi pertama kali merasakan kesegaran hasil jerih payah saya. kenapa saya malah ditaruh diantrian akhir macem peserta jaminan kesehatan keluarga miskin. ish..ish ish. tapi yaudahlah, agak senang juga sih mereka berterima kasih pada saya. setelah hampir lima bulan sejak tinggal disini ini saya selalu merasa tertekan dan menutup diri, saya mulai menemukan sepertinya hubungan kekeluargaan di rumah jati ini. mereka mulai menganggap keberadaan saya atau mungkin saya yang terlalu menutup diri karena merasa tidak punya apa-apa?
Setelah melalui antian yang panjang, akhirnya tibalah kesegaran yang dinanti-nanti. hmmm, harus rapih nih, mau jalan sama cewe cakep hehehe. ya walaupun dia ga normal, paling ga ada kebanggaan tersendiri lah disamperin cewe cakep tiap ari, yang lain juga ga tau kalau dia ga normal kok hehehe. beberapa anak kos nanya bagaimana tips-tips mendekati perempuan pada saya, tapi saya bingung mesti jawab apa, tidak ada trik dan tips sih, tapi ada suatu pola yang saya lakukan selama ini ketika dekat dengan perempuan dan saya menyadari mungkin inilah yang membuat perempuan-perempuan yang dekat dengan saya menjadi memiliki rasa pada saya. polanya adalah, bukan kok, bukan jaran goyang. polanya saya tidak pernah ingin membuat wanita itu terkesan dan suka kepada saya. kalau memang saya ingin membantu, tulus saja tanpa ada tujuan membuatnya terkesan atau cari muka ya istilahnya. tapi ya itu, wanita-wanita itu ga ada yang masuk kriteria saya untuk menjadi wanita pendamping saya yang saya cari slama ini. ketika ada yang masuk kriteria seperti annisa, saya malah mencoba sesuatu untuk membuatnya terkesan dan malah ketika diniatin supaya wanita itu suka sama saya, malah pada kabur semua, mungkin cuma annisa satu-satunya yang mana saya mendapat feedback. perempuan lainnya yang sesuai kriteria saya kabur semua hahahaha. tetap tampan.
apa sih, jadi bagi-bagi tips ga jelas.
setelah mandi, dan memakai pakaian yang terbaik, yap kaos dream theater hitam dengan cover album systematic chaos bergambar semut berdiri diatas lampu lalu lintas pada sore hari.
"seneng deh," katanya sambil senyum-senyum.
"kenapa emang?"
"kaos kado ulang tahun yang aku kasih ke kamu di pake juga"
"oh iya iya," hmm.. sebenernya saya punya kaos ini ada tiga buah, gambarnya sama semua, satu beli sendiri, satu dikasih sama dhanin pas peluncuran albumnya dan gathering di jakarta, satu lagi kado dari felisiana. cuma yang saya pakai ini sepertinya yang saya beli sendiri. yang dibeliin mereka semua kekecilan hehehehe. beda dikit sih L dan XL.
Saya pun melapisi kaus tadi dengan jaket putih kesayangan saya. kami langsung berangkat menggunakan motornya menuju... oh saya belum tau,
"kita mau makan apa fel?"
"kamu maunya apa?"
"aku lagi pengen mie ayam nih,"
"ada yang enak, mie ayam bu tumini, kamu ikutin petunjuk aku aja ya,"
kamipun melaju kencang karena saya memang sudah lapar menuju jalan imogiri daerah selatan jogja. setelah tiba disana, saya melihat kerumunan orang sedang mengantri agar dapat duduk untuk menyantap mie ayam. "wah rame bener fel,"
"iya nih tumben" jawabnya seperti sembaru raut malas menunggu.
"drrtt..."," bentar ya fel ada telepon,"
"iya juna,"
"fel, sini... duduk sini..." teriak beberapa orang perempuan berjilbab yang sedang duduk di meja di dalam warung.
"jun, nanti kesitu ya, itu temen-temen aku," jawab felisiana menunjuk kearah kerumunan perempuan2 tadi yang berjumlah sekitar empat orang.
"iya fel," jawab saya sambil melangkah keluar meninggalkan motor, "halo salamualaikum,"
"walaikumsalam kak. lagi dimana,"
"kakak lagi mau makan siang,"
"makan apa kak?"
"mie ayam,"
"enak, adek juga mau,"
"yaudah kamu ke jogja sini hehehe, kamu sehat nin....,"
"sehat kak, aku hari ini harus kedokter lagi, untuk membicarakan tanggal operasi"
aduh denger itu kok jadi ga nafsu makan ya, langsung mual gitu rasanya. "emang kapan tanggal operasinya,'
"antara minggu ini sampai minggu depan kak,","kakak bisa pulang ke jakarta?"
"kakak pengen nin, tapi kan minggu ini sampai minggu depan kakak ujian,"
"...." dia diam, sepertinya saya sudah mengecewakannya, padahal dia sudah bantu banyak, saya juga jadi tak enak hati.
"jangan diam nin, kakak minta maaf,"
"iya gapapa,"jawabnya dengan nada melemah,"aku senang kalau kakak bisa nemenin aku sebelum dan setelah operasi,"
"kamu kasih tau aja tanggalnya, kakak akan usahain"
"iya nanti kalau sudah dapat tanggalnya, aku kabarin ke kakak,"
"iya, kakak pasti usahain datang,"
"kakak makan mie sama siapa?"
"sama felisiana, nin" aduh kenapa jujur banget sih. yailah. tepok jidat.
"yaudah selamat makan ya kak, maaf kalau aku ganggu,"
"engga kok nin, kamu ga ganggu, kamu mau teleponan sambil kakak makan?"
"gak usah kak," tuut..tuut..tuut... yah, langsung mati teleponnya, ga salam lagi, marah dah yaelah lagian ngapain gua bilang sama felisiana sih makannya. mestinya gue bilang sama siapa gitu, kayanya saya mesti kursus belajar bohong nih.
saya pun langsung melangkah menuju ke dalam warung yang memang sudah terasa sangat lapar karena sepertinya penghuni diperut saya sudah melakukan longmarch dari usus besar menuju lambung yang membuat lambung saya perih melilit. sayapun menghampiri felisiana yang sudah duduk disatu meja panjang bersama lima temannya.
"cieeee....","banyak banget sih cowo lu fel," ucap sari, perempuan berambut bondol yang duduk paling ujung.
"apa sih sar,"
"siapa lagi ini, kenalin dong," tanya lia, perempuan berkerudung ungu yang duduk disamping sari.
"juna kenalin ini teman-teman aku, ini feni, novi, gloria, lia sama sari" saya menyalami mereka semua dan ga mungkin saya jelasin satu-persatu ya teman-temannya. yang agak sedikit manis aja yang saya jelasin hehehe. yang lain wajahnya forgetable wkwkwkwk. sayapun langsung duduk disamping felisiana.
"jun jun, kamu mau pesan apa,"
"aku mie ayam ya, ga usah pakai micin lagi,"
"oh iya, nov, satu lagi mie ayam ga pakai micin"
pelayan mencatat pesanan kami satu persatu pada secarik kertas kecil, dan meninggalkan salinannya di meja kami.
"jun, kamu telepon lama banget sih," kata felisiana agak kesal.
"sebentar kok, emang ada apa?"
"tadi ada didit!"
"didit yang suka sms kamu itu?"
"iya, dia, tadi tiba-tiba tadi dateng disini, katanya sih kerja disini,"
"terus dia dimana sekarang?" tanya saya sambil melongok ke kanan dan kekiri mencari-cari.
"dia libur katanya hari ini, cuma mau ambil barang yang ketinggalan aja, aku kaget jun"
"coba coba biar aku cek ke depan," ucapku sambil berdiri.
"ga usah,"tahannya sambil menggenggam tangan saya,"duduk sini aja, udah pergi juga orangnya."
namun saya sekilas seperti melihat ada seseorang yang memperhatikan kami dari kejauhan
***
"masih belum sadar juga ya?" tanya saya sembari meletakkan kantung berisi buah di meja sebelah tempat tidur yang diberikan annchi tadi sebelum saya pulang dari toko.
"belum jun, kamu gantian ya jaga malam ini,"
"iya udah cup, kamu pulang deh istirahat, maaf ya terlambat, soalnya di toko ramai banget tadi,"
"oke jun, eh tapi tadi ada yang aneh jun," ungkap ucup dengan nada keheranan
"aneh gimana?"tanya saya saya.
"pas zizi datang tadi dan duduk disampingnya, walau matanya tertutup dia sempat kaya ngigau ga jelas gitu,"
"hah? zizi?"
"iya, pas dia datang tadi siang,"
"tapi ga sempet siuman?"
"aku panggil dokter, tapi pas dokter datang, meracaunya berhenti, jadi kata dokter suruh nunggu lagi."
ucuppun pamit meninggalkan saya diruang berdua dengan felisiana yang masih belum sadarkan diri.
hmm.. mungkin "pacarnya" yang membuat trigger sehingga dia bisa meracau, kalau zizi sering-sering disini pasti felisiana cepat sadar, pikir saya saat itu. tanpa pikir panjang sayapun langsung mengambil telepon dan menelpon zizi. "assalamualaikum zi?"
"walaikum salam jun, ada apa?"
"kamu bisa sering-sering kesini ga?"
"kemana?"
"nengok felisiana,"
"kamu bercanda atau mau aku pukul lagi?" jawabnya dengan nada ketus.
"bukan masalah itu zi, saya udah tutup mata lah sama hubungan kalian, toh felisiana juga udah ada niatan untuk berubah, tapi kan saya cuma usaha, tadi soalnya kata ucup pas kamu datang dia merespon,"
"aku udah males jun, dia lebih milih kamu, kamu urus aja lah sendiri,"
"ketus banget sih kamu, dia kan temen kamu juga," jawab saya balas dengan nada ketus.
"ya, dan udah kamu rusak pertemanan kami,"
"kamu sadar ga sih? kamu muslim, berhijab, apa yang kalian..."
"udah lah,"potongnya, "ga usah kasih aku kuliah agama dan soksokan mau nasehatin aku" tuuut...tuuut...tuut...
"what The!? Fuxk!" gerutu saya kesal karena teleponnya dimatikan tiba-tiba, apa-apaan sih, kurang ajar banget. biar bagaimana dia kan temennya juga, masa nolong temennya kesusahan ga mau.
drrt..."apa lagi, tadi malah ditutup?" tanya saya ketus menjawab telepon yang baru saja bergetar.
"aku ganggu ya?"
"eh nisa, enggak, aku kira zizi," jawab saya gagap, "kamu udah dimana?"
"aku baru sampai stasiun gambir,"
"kamu kok di telepon susah tadi,"
"engga tau jun, susah sinyal tadi pas lewat wates, jadi aku matiin aja teleponnya biar pas sampai jakarta bisa ngabarin,"
"terus kamu masih sama didit?"
"didit?, oh enggak, dia langsung turun pas sampai gambir,"
"kamu ga kasih nomer hape kamu ke dia kan?" tanya saya khawatir
"buat apa memangnya?", tanya annisa balik,
"enggak apa-apa, yaudah lebih baik kamu ga ketemu dia lagi, kalau ketemu dia lagi jangan ditegor,"
"emang ada apa sih?, dia orang baik kok" tanya annisa penasaran.
saya sedikit menceritakan informasi yang saya duga tentang diditt ini. setelah kami menyocokan kesamaan fisik antara didit versi felisiana dan didit versi annisa ternyata memang 90 persen itu sepertinya didit yang sama. saya ceritakan kronologi kenapa saya menyuruhnya menjauhi didit ini, tapi annisa kerap menyangkal dengan menyatakan didit ini baik dan tidak mungkin melakukan apa yang saya curigakan terhadapnya kepada felisiana. saya ceritakan dengan argumen-argumen yang kuat masalah kelakuannya yang suka meneror felisiana dan itu cocok dengan ceritanya kepada annisa bahwa dia sedang mendekati seseorang yang dia temui dijalan. namun, saat ditanya mengenai kelanjutan hubungan dengan perempuan yang dia temui dijalan itu, menurut annisa dia terlihat cemas dan gugup.
"nis," tepuk seseorang ke pundak nisa dari belakang,
"eh didit,"
"halo nis, itu didit ada disitu?"
"Selamat siang?"
"siang, eh feli, cari juna ya?"
"iya umar, junanya ada?"
"lagi benerin pompa air dibelakang, masuk aja fek," umar mengantar felisiana pergi kebelakang dapur rumah jati untuk menemui saya, kebetulan saya saat itu sedang main kotor-kotoran dengan pompa air yang sudah 2 hari tidak mau menyedot air tanah jogja dan 2 hari juga kami ber dua belas tidak mati. can you imagine how bad it smell?.
"eh fel," kataku sambil jongkok mengelap keringat yang terkucur dari dahi sambil meletakan kunci pas ke dalam kotak.
"lagi sibuk ya jun?" katanya seraya melangkah mendekati saya
"enggak sih, eh jangan dekat-dekat!"
"kenapa?"
"udah dua hari ga mandi fel dia,hahahaha" jawab umar sambil terbahak2
"elu juga mar hahaha"
"emang kenapa?"
"ini pompanya macet, tapi sepertinya udah bener, kate! coba nyalain!" perintahku dengan cukup keras kepada kate yang sudah standby di saklar depan.
"nguuunnggg"
"horeeee!!!" ucap umar kegirangan,"akhirnya mandi juga gua,"
"woi aer udah jadi," sisa anak kos yang lain langsung berebut mengantri ke kamar mandi. cukup senang sih melihat senyum mereka, sekarang sumber air su dekat, hahahah,"makasih ya jun," ungkap beberapa anak kos dengan wajah tersenyum.
"ayo fel didepan aja," ajakku mengarahkannya ke ruang tamu."duduk dulu deh, aku ambil handuk dulu,"
"iya jun,"
Setelah mengambiil handuk kecil untuk mengelap beberapa kotoran diwajah yang saya rasa mengganggu, saya kembali menghampiri felisiana yang sedang mengutak-atik handphonenya, "ada apa fel?" tanya saya.
"mau cerita jun,"
"kenapa?"
"kemarin minggu kalau ga salah pas aku pulang antar kamu dari sini ban aku bocor"
"lalu?"
"pas aku mau telepon kamu, ada seseorang tiba-tiba datang membantu"
"bantu dorong motor sampai tukang tambal ban?"
"iya jun, ya pas udah sampai tempat tambal ban aku traktir dia minuman sebagai rasa terimakasih, terus kasih nomer handphone nya"
"oohh...." mau bikin gue cemburu kali nih batin saya., "buat apaan?"
"katanya kalau bocor lagi aku bisa telepon dia,"
"terus kamu telepon?"
"enggak, cuma aku simpan aja,"
"terus gimana?"
"eh kemarin lusa, nomernya kepencet panggilan pas aku mau telepon yusuf,"
"oh,"
"eh dia langsung telepon balik dan bilang, ini mbak felisiana yang kemarin ban bocor ya?"
"oh terus ngobrol dong,"
"denger dulu jun, setelah itu, dia nelepon aku terus-terusan"
"ngapain?"
"ngajakin ngobrol ga jelas deh, kalau aku reject selalu di telepon balik, ini sms-smsnya" ucapnya seraya menyerahkan hp nya supaya saya melihat isi sms-sms yang dikirimnya. hmmm.. "sombong banget sih ga bales sms dan ga angkat telepon tuh liat","aku keganggu banget jun,"
"terus,"sambungnya,"kemarin pagi tiba-tiba dia ngongol di depan kos aku jun,"
"hah? ngapain?"
"ga tau aku juga kaget pas buka pintu ada dia,"
"terus kamu ngapain?"
"aku takut, tapi aku temuin aja, aku bilang aku keganggu, dia sih minta maaf katanya kalau selama ini mengganggu, cuma mau kenalan, gitu katanya"
"lah dia tau dari mana kos kamu?"
"engga tau jun, aku juga ga pernah kasih tau, dan juga,"sambungnya lagi," tadi pagi baru aja, dia datang lagi bawa bunga sama boneka kecil gitu katanya hadiah buat aku,"
"terus kamu terima?"
"aku ga terima, aku balikin, soalnya aku ga tau dalam rangka apa, setelah aku balikin wajahnya kaya marah gitu,"
"sini deh aku telepon orangnya, ajakin ketemuan"
"engga usah jun, ngerepotin nanti, sampai siang ini ga ada sms dan tlpn dari dia sih, sms juga ga ada, nanti malah kenapa-kenapa"
"hmm.. yaudah deh, lain kali kalau dia ganggu kamu dan kamu keganggu, telepon aku aja,"
"iya jun, btw kamu udah makan siang?"
"udah,"jawab saya, padahal belom hehehe.
"yah,"ungkapnya kecewa,"aku mau traktir kamu makan siang bareng"
"jangan kecewa gitu dong,"
"yaudah aku pulang aja deh," jawabnya dengan nada agak kesal.
"jangan kesal gitu dong," (jual mahal dikit ah, padahal emang laper. bahahahaha, kalau diajak sekali lagi baru gue ngalah deh, mau nemenin makan siang
)"aku pulang ya?" ucapnya seraya bangun dari kursi dan melangkah keluar rumah.
"fel, tunggu,"
"kenapa?" dia membalikan badan.
"belom makan dia fel, bohong dia, hahahaha makan dari mana, udah tiga hari dia puasa ga pake sahur," teriak umar dari belakang jendela ruang tamu yang membelakangi kamar mandi."gengsi lu jun,"
"juna bohong ya?"
"enggak, umar apaan sih," ucap saya sambil menutup jendela kayu tempat kepalanya nongol dibelakang kursi saya.
"ayo udah makan, juna ga ada alasan lagi kan?"
"tapi aku belum mandi hampir 2 hari, bau" ucap saya merasa tidak enak.
"yaudah kamu mandi dulu, aku tunggu"
"antrian nomor dua belas ya jun" ucap kate yang kepalanya nongol disamping umar sambil tertawa.
Padahal saya yang membetulkan kran, okelah dibantu kate. harusnya saya yang mandi pertama kali merasakan kesegaran hasil jerih payah saya. kenapa saya malah ditaruh diantrian akhir macem peserta jaminan kesehatan keluarga miskin. ish..ish ish. tapi yaudahlah, agak senang juga sih mereka berterima kasih pada saya. setelah hampir lima bulan sejak tinggal disini ini saya selalu merasa tertekan dan menutup diri, saya mulai menemukan sepertinya hubungan kekeluargaan di rumah jati ini. mereka mulai menganggap keberadaan saya atau mungkin saya yang terlalu menutup diri karena merasa tidak punya apa-apa?
Setelah melalui antian yang panjang, akhirnya tibalah kesegaran yang dinanti-nanti. hmmm, harus rapih nih, mau jalan sama cewe cakep hehehe. ya walaupun dia ga normal, paling ga ada kebanggaan tersendiri lah disamperin cewe cakep tiap ari, yang lain juga ga tau kalau dia ga normal kok hehehe. beberapa anak kos nanya bagaimana tips-tips mendekati perempuan pada saya, tapi saya bingung mesti jawab apa, tidak ada trik dan tips sih, tapi ada suatu pola yang saya lakukan selama ini ketika dekat dengan perempuan dan saya menyadari mungkin inilah yang membuat perempuan-perempuan yang dekat dengan saya menjadi memiliki rasa pada saya. polanya adalah, bukan kok, bukan jaran goyang. polanya saya tidak pernah ingin membuat wanita itu terkesan dan suka kepada saya. kalau memang saya ingin membantu, tulus saja tanpa ada tujuan membuatnya terkesan atau cari muka ya istilahnya. tapi ya itu, wanita-wanita itu ga ada yang masuk kriteria saya untuk menjadi wanita pendamping saya yang saya cari slama ini. ketika ada yang masuk kriteria seperti annisa, saya malah mencoba sesuatu untuk membuatnya terkesan dan malah ketika diniatin supaya wanita itu suka sama saya, malah pada kabur semua, mungkin cuma annisa satu-satunya yang mana saya mendapat feedback. perempuan lainnya yang sesuai kriteria saya kabur semua hahahaha. tetap tampan.
apa sih, jadi bagi-bagi tips ga jelas.
setelah mandi, dan memakai pakaian yang terbaik, yap kaos dream theater hitam dengan cover album systematic chaos bergambar semut berdiri diatas lampu lalu lintas pada sore hari.
"seneng deh," katanya sambil senyum-senyum.
"kenapa emang?"
"kaos kado ulang tahun yang aku kasih ke kamu di pake juga"
"oh iya iya," hmm.. sebenernya saya punya kaos ini ada tiga buah, gambarnya sama semua, satu beli sendiri, satu dikasih sama dhanin pas peluncuran albumnya dan gathering di jakarta, satu lagi kado dari felisiana. cuma yang saya pakai ini sepertinya yang saya beli sendiri. yang dibeliin mereka semua kekecilan hehehehe. beda dikit sih L dan XL.
Saya pun melapisi kaus tadi dengan jaket putih kesayangan saya. kami langsung berangkat menggunakan motornya menuju... oh saya belum tau,
"kita mau makan apa fel?"
"kamu maunya apa?"
"aku lagi pengen mie ayam nih,"
"ada yang enak, mie ayam bu tumini, kamu ikutin petunjuk aku aja ya,"
kamipun melaju kencang karena saya memang sudah lapar menuju jalan imogiri daerah selatan jogja. setelah tiba disana, saya melihat kerumunan orang sedang mengantri agar dapat duduk untuk menyantap mie ayam. "wah rame bener fel,"
"iya nih tumben" jawabnya seperti sembaru raut malas menunggu.
"drrtt..."," bentar ya fel ada telepon,"
"iya juna,"
"fel, sini... duduk sini..." teriak beberapa orang perempuan berjilbab yang sedang duduk di meja di dalam warung.
"jun, nanti kesitu ya, itu temen-temen aku," jawab felisiana menunjuk kearah kerumunan perempuan2 tadi yang berjumlah sekitar empat orang.
"iya fel," jawab saya sambil melangkah keluar meninggalkan motor, "halo salamualaikum,"
"walaikumsalam kak. lagi dimana,"
"kakak lagi mau makan siang,"
"makan apa kak?"
"mie ayam,"
"enak, adek juga mau,"
"yaudah kamu ke jogja sini hehehe, kamu sehat nin....,"
"sehat kak, aku hari ini harus kedokter lagi, untuk membicarakan tanggal operasi"
aduh denger itu kok jadi ga nafsu makan ya, langsung mual gitu rasanya. "emang kapan tanggal operasinya,'
"antara minggu ini sampai minggu depan kak,","kakak bisa pulang ke jakarta?"
"kakak pengen nin, tapi kan minggu ini sampai minggu depan kakak ujian,"
"...." dia diam, sepertinya saya sudah mengecewakannya, padahal dia sudah bantu banyak, saya juga jadi tak enak hati.
"jangan diam nin, kakak minta maaf,"
"iya gapapa,"jawabnya dengan nada melemah,"aku senang kalau kakak bisa nemenin aku sebelum dan setelah operasi,"
"kamu kasih tau aja tanggalnya, kakak akan usahain"
"iya nanti kalau sudah dapat tanggalnya, aku kabarin ke kakak,"
"iya, kakak pasti usahain datang,"
"kakak makan mie sama siapa?"
"sama felisiana, nin" aduh kenapa jujur banget sih. yailah. tepok jidat.
"yaudah selamat makan ya kak, maaf kalau aku ganggu,"
"engga kok nin, kamu ga ganggu, kamu mau teleponan sambil kakak makan?"
"gak usah kak," tuut..tuut..tuut... yah, langsung mati teleponnya, ga salam lagi, marah dah yaelah lagian ngapain gua bilang sama felisiana sih makannya. mestinya gue bilang sama siapa gitu, kayanya saya mesti kursus belajar bohong nih.
saya pun langsung melangkah menuju ke dalam warung yang memang sudah terasa sangat lapar karena sepertinya penghuni diperut saya sudah melakukan longmarch dari usus besar menuju lambung yang membuat lambung saya perih melilit. sayapun menghampiri felisiana yang sudah duduk disatu meja panjang bersama lima temannya.
"cieeee....","banyak banget sih cowo lu fel," ucap sari, perempuan berambut bondol yang duduk paling ujung.
"apa sih sar,"
"siapa lagi ini, kenalin dong," tanya lia, perempuan berkerudung ungu yang duduk disamping sari.
"juna kenalin ini teman-teman aku, ini feni, novi, gloria, lia sama sari" saya menyalami mereka semua dan ga mungkin saya jelasin satu-persatu ya teman-temannya. yang agak sedikit manis aja yang saya jelasin hehehe. yang lain wajahnya forgetable wkwkwkwk. sayapun langsung duduk disamping felisiana.
"jun jun, kamu mau pesan apa,"
"aku mie ayam ya, ga usah pakai micin lagi,"
"oh iya, nov, satu lagi mie ayam ga pakai micin"
pelayan mencatat pesanan kami satu persatu pada secarik kertas kecil, dan meninggalkan salinannya di meja kami.
"jun, kamu telepon lama banget sih," kata felisiana agak kesal.
"sebentar kok, emang ada apa?"
"tadi ada didit!"
"didit yang suka sms kamu itu?"
"iya, dia, tadi tiba-tiba tadi dateng disini, katanya sih kerja disini,"
"terus dia dimana sekarang?" tanya saya sambil melongok ke kanan dan kekiri mencari-cari.
"dia libur katanya hari ini, cuma mau ambil barang yang ketinggalan aja, aku kaget jun"
"coba coba biar aku cek ke depan," ucapku sambil berdiri.
"ga usah,"tahannya sambil menggenggam tangan saya,"duduk sini aja, udah pergi juga orangnya."
namun saya sekilas seperti melihat ada seseorang yang memperhatikan kami dari kejauhan
***
"masih belum sadar juga ya?" tanya saya sembari meletakkan kantung berisi buah di meja sebelah tempat tidur yang diberikan annchi tadi sebelum saya pulang dari toko.
"belum jun, kamu gantian ya jaga malam ini,"
"iya udah cup, kamu pulang deh istirahat, maaf ya terlambat, soalnya di toko ramai banget tadi,"
"oke jun, eh tapi tadi ada yang aneh jun," ungkap ucup dengan nada keheranan
"aneh gimana?"tanya saya saya.
"pas zizi datang tadi dan duduk disampingnya, walau matanya tertutup dia sempat kaya ngigau ga jelas gitu,"
"hah? zizi?"
"iya, pas dia datang tadi siang,"
"tapi ga sempet siuman?"
"aku panggil dokter, tapi pas dokter datang, meracaunya berhenti, jadi kata dokter suruh nunggu lagi."
ucuppun pamit meninggalkan saya diruang berdua dengan felisiana yang masih belum sadarkan diri.
hmm.. mungkin "pacarnya" yang membuat trigger sehingga dia bisa meracau, kalau zizi sering-sering disini pasti felisiana cepat sadar, pikir saya saat itu. tanpa pikir panjang sayapun langsung mengambil telepon dan menelpon zizi. "assalamualaikum zi?"
"walaikum salam jun, ada apa?"
"kamu bisa sering-sering kesini ga?"
"kemana?"
"nengok felisiana,"
"kamu bercanda atau mau aku pukul lagi?" jawabnya dengan nada ketus.
"bukan masalah itu zi, saya udah tutup mata lah sama hubungan kalian, toh felisiana juga udah ada niatan untuk berubah, tapi kan saya cuma usaha, tadi soalnya kata ucup pas kamu datang dia merespon,"
"aku udah males jun, dia lebih milih kamu, kamu urus aja lah sendiri,"
"ketus banget sih kamu, dia kan temen kamu juga," jawab saya balas dengan nada ketus.
"ya, dan udah kamu rusak pertemanan kami,"
"kamu sadar ga sih? kamu muslim, berhijab, apa yang kalian..."
"udah lah,"potongnya, "ga usah kasih aku kuliah agama dan soksokan mau nasehatin aku" tuuut...tuuut...tuut...
"what The!? Fuxk!" gerutu saya kesal karena teleponnya dimatikan tiba-tiba, apa-apaan sih, kurang ajar banget. biar bagaimana dia kan temennya juga, masa nolong temennya kesusahan ga mau.
drrt..."apa lagi, tadi malah ditutup?" tanya saya ketus menjawab telepon yang baru saja bergetar.
"aku ganggu ya?"
"eh nisa, enggak, aku kira zizi," jawab saya gagap, "kamu udah dimana?"
"aku baru sampai stasiun gambir,"
"kamu kok di telepon susah tadi,"
"engga tau jun, susah sinyal tadi pas lewat wates, jadi aku matiin aja teleponnya biar pas sampai jakarta bisa ngabarin,"
"terus kamu masih sama didit?"
"didit?, oh enggak, dia langsung turun pas sampai gambir,"
"kamu ga kasih nomer hape kamu ke dia kan?" tanya saya khawatir
"buat apa memangnya?", tanya annisa balik,
"enggak apa-apa, yaudah lebih baik kamu ga ketemu dia lagi, kalau ketemu dia lagi jangan ditegor,"
"emang ada apa sih?, dia orang baik kok" tanya annisa penasaran.
saya sedikit menceritakan informasi yang saya duga tentang diditt ini. setelah kami menyocokan kesamaan fisik antara didit versi felisiana dan didit versi annisa ternyata memang 90 persen itu sepertinya didit yang sama. saya ceritakan kronologi kenapa saya menyuruhnya menjauhi didit ini, tapi annisa kerap menyangkal dengan menyatakan didit ini baik dan tidak mungkin melakukan apa yang saya curigakan terhadapnya kepada felisiana. saya ceritakan dengan argumen-argumen yang kuat masalah kelakuannya yang suka meneror felisiana dan itu cocok dengan ceritanya kepada annisa bahwa dia sedang mendekati seseorang yang dia temui dijalan. namun, saat ditanya mengenai kelanjutan hubungan dengan perempuan yang dia temui dijalan itu, menurut annisa dia terlihat cemas dan gugup.
"nis," tepuk seseorang ke pundak nisa dari belakang,
"eh didit,"
"halo nis, itu didit ada disitu?"
0