- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#7393
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
Entah mengapa, nyali gw menciut mendengar penuturan Pamanda Krama Raja.. Terlebih melihat wajah-wajah para Jin wanita yang nampak kian beringas.. Tak mau diri ini menjadi sasaran pelampiasan nafsu liar Jin-jin perempuan yang berkerumun diluar pagar gaib ciptaan Sekar Kencana, gw berniat untuk segera kembali masuk ke raga kasar dan lekas melakukan mandi junnub.. Akan tetapi, Pamanda Krama Raja menoleh ke arah gw dengan tangan kekarnya yang langsung menyambar lengan sukma ini..
“Dengar, Ngger.. Kau tidak bisa menghilangkan pengaruh mu terhadap semua Jin wanita diluar sana, hanya dengan mandi junnub biasa.. Aku harus membawa sukma mu ke suatu danau” Ucap Pamanda Krama Raja yang tanpa tedeng aling-aling langsung melesat sambil membawa serta sukma gw..
Gw yang terkejut sempat berteriak begitu menyadari bahwa puluhan Jin wanita yang berkerumun diluar pagar gaib ciptaan Sekar Kencana ikut melesat mengejar kami.. Dengan suara bergemuruh laksana ratusan tawon, mereka berteriak-teriak memanggil dari belakang.. Sumpah! Jika mengingat hal itu, gw jadi merinding sendiri, Bree..
Dengan gerakan lesatan yang secepat sinar, Pamanda Krama Raja terus membawa sukma gw.. Sesekali, beliau menoleh ke belakang sambil mengulum senyuman dingin ke arah puluhan jin wanita yang mengejar.. Menyadari jarak kami dengan jin-jin perempuan itu sudah terpaut beberapa tombak saja, rasa panik gw bertambah besar..
Akan tetapi, mendadak Pamanda Krama Raja membalikkan tubuhnya hingga menghadap puluhan Jin wanita, meski terus melesat.. Satu sapuan telapak tangan Pamanda Krama Raja, ia arahkan ke puluhan jin wanita dan membuat tubuh semua sosok-sosok gaib tersebut menegang kaku.. Gw yang melihat hal itu merasa lega, manakala menyaksikan satu persatu sosok gaib berjenis kelamin wanita mulai merosot jatuh ke bawah sambil menjerit kencang..
Mengetahui para penguntit sudah lenyap jatuh di kegelapan malam, Pamanda Krama Raja meneruskan niatnya untuk membawa sukma gw ke sebuah danau.. Sebenarnya, dalam hati gw sempat merasa heran dengan perlakuan Penguasa Gaib Tanah Pasundan yang baru beberapa waktu lalu mendapatkan singgasananya.. Seharusnya, beliau bisa dengan mudah membawa sukma gw untuk berpindah tempat dengan sekali kedipan mata.. Jadi tidak perlu sampai dikejar-kejar oleh puluhan Jin wanita yang berniat menangkap gw.. Apa mungkin beliau sengaja ingin mengerjai gw dengan membuat diri ini merasa panik menjadi incaran puluhan sosok Jin perempuan?
Saat kami tiba di sebuah danau luas berair biru dengan pemandangan tiga gunung tinggi menjulang yang sangat indah menyambut, membuat pandangan mata gw terpana untuk beberapa lamanya.. Belum lagi hamparan taman hijau yang melengkapi keindahan danau tersebut serta beberapa buah perahu yang nampak terikat di dermaga tepian danau..
“Lekas lah, kau pergi ke bagian paling tengah di danau Rawapening, Ngger.. Aku sudah meminta izin ke penguasa danau yang merupakan salah satu sahabat baikku, agar kau diizinkan untuk membersihkan diri di sini.. Sebelum kau masuk ke dalam air, baca dulu mantera ini : (Gusti Allah Penguasa Langit dan Bumi.. Basuhlah segala najis dan semua inti Aji Lanang Kasyasih dalam diri) Kau harus ucapkan mentera itu sesudah membaca Ummul Qur’an.. Cepat laksanakan perintah ku sekarang juga.. Dan ingat, apapun yang terjadi didalam danau, jangan pernah kau menggunakan kesaktian untuk melawan”
Mendengar penjelasan Pamanda Krama Raja, gw sempat mengerutkan dahi manakala beliau menyebut nama sebuah Ajian asing.. Belum lagi ujung kalimatnya yang mengingatkan gw untuk tidak menggunakan kesaktian apapun.. Memang nya ada apa didalam danau yang nampak tenang itu? Apakah akan muncul sesuatu yang aneh?
Segala pertanyaan dan rasa penasaran yang muncul dalam benak, terpaksa gw tekan karena pandangan mata Pamanda Krama Raja terlihat menajam, seolah tak mau melihat gw mengulur waktu..
Dengan membulatkan tekad, gw mulai melangkah kan kedua kaki diatas air bening danau Rawapening dan terus menuju ke bagian paling tengah danau tersebut.. Saat sudah tiba di bagian yang dimaksud Pamanda Krama Raja, gw mulai membaca Surrah Alfatihah dan dilanjutkan dengan melafalkan mantera.. Kemudian, gw memusatkan konsentrasi untuk dapat masuk ke dalam air danau Rawapening.. Aneh, dinginnya air danau terasa sangat menusuk sekali.. Bahkan membuat gw tersentak karena terkejut dengan rasa dingin yang menyergap.. Seharusnya diri gw yang masih berwujud sukma, tidak akan merasakan dingin yang menggigilkan tubuh..
Belum hilang keterkejutan gw, tiba-tiba kedua mata ini menangkap bayangan seekor Naga raksasa bersisik emas yang entah muncul dari mana dan langsung membelitkan ekor besarnya menggulung tubuh dari pangkal leher sampai ujung kaki.. Gw yang sempat merasa terancam dengan kemunculan Naga bersisik emas hendak menggunakan Ajian Tapak Jagat untuk melepaskan diri.. Namun gw terpaksa urungkan niat tersebut setelah ingat akan peringatan Pamanda Krama Raja..
“Apapun yang terjadi didalam danau, jangan pernah kau menggunakan kesaktian” Kalimat itu yang sengaja gw ulang-ulang dalam batin..
Sorot mata tajam Naga asing bersisik emas yang berkilauan terus manatap diri ini dengan jarak terpaut setengah tombak dari wajah gw.. Mata besar yang memendarkan sinar biru itu seakan sedang mencoba menembus kejujuran hati ini.. Gw yang memang tidak merasakan sakit ataupun sesak akibat belitan Naga raksasa, memasrahkan diri dalam kuasa nya.. Terlebih saat melihat sosok Naga raksasa perlahan mulai membuka mulutnya yang menampilkan dua taring besar dan lidah bercaglak yang menjulur keluar..
Akan tetapi, prasangka buruk yang sempat muncul dalam benak terpatahkan sekaligus, manakala lidah panjang nan besar milik sang Naga raksasa menjilati tiap inci sukma gw, begitu ia mulai melepaskan belitan ekor.. Pandangan gw membesar saat melihat ada sinar keemasan yang menempel di ujung lidah Naga raksasa, tiap kali ia selesai menjilati sukma ini.. Hingga akhirnya, jilatan lidah terakhir di lakukan sang Naga Raksasa sedikit lama pada bagian wajah dan kepala gw..
Selepas melakukan tindakan yang membuat nyali gw terasa menciut, sosok Naga raksasa menggelengkan kepala beberapa kali, lalu mengaum dan setelahnya kembali berenang menjauh dan lenyap di bagian terdalam danau Rawapening.. Mengetahui sosok Naga Raksasa telah pergi, gw langsung mengurut dada karena merasa sangat lega telah terlepas dari sesuatu yang sempat gw anggap sebagai ancaman..
“Kau boleh keluar dari dalam danau sekarang, Ngger” Ucap suara Pamanda Krama Raja yang terdengar jelas dalam danau dan membuat bagian dalam airnya beriak sedikit..
Mendengar Pamanda Krama Raja sudah memberikan izin, gw menyeruak keluar dari dalam danau tanpa sedikitpun bercak air yang menempel di tubuh.. Dengan senyuman yang terkembang manis di wajah, gw berjalan diatas danau Rawapening menuju letak Pamanda Krama Raja berada..
“Alhamdulillah.. Akhirnya kau bisa terbebas dari pengaruh Ajian Lanang Kasyasih berkat kekuasaan Gusti Allah SWT lewat bantuan sahabat ku” Ucap Pamanda Krama Raja sambil membelai kepala gw beberapa kali, lalu memeluk diri ini dengan erat..
Gw tersenyum bahagia menerima perlakuan Pamanda Krama Raja yang penuh kasih.. Lalu, Beliau mengajak gw untuk duduk diatas rumput hijau yang tumbuh menghampar ditanah luas sekitar danau..
“Aku tahu, kau pasti bertanya-tanya darimana asalnya Ajian Lanang Kasyasih bisa melekat dalam tubuh mu, Ngger” Kata Pamanda Krama Raja dengan pandangan mata teduh menyorot..
Gw menganggukkan kepala untuk membalas ungkapan Beliau..
“Jadi Ajian Lanang Kasyasih merupakan anugerah khusus dari para leluhur kami yang akan menurun ke tiap anggota keluarga laki-laki.. Aku dan Braja Krama kakek moyang mu pun memiliki nya.. Karena kau terlahir dari darah kemenakan ku Jagat Tirta, sudah pasti Ajian itu menurun langsung ke dirimu.. Ajian Lanang Kasyasih akan membuat daya kelelakian bertambah beberapa kali lipat tanpa harus melakukan tirakat khusus untuk melindungi kelanggengan rumah tangga.. Ajian itu juga akan membuat mu lekas gagah kembali dalam sekejap, meski melakukan hubungan badan dengan isteri mu berkali-kali” Tutur Pamanda Krama Raja yang membuat gw tertegun..
“Tapi Pamanda, salah satu saudara ku serta laki-laki tua yang pernah membantu kita melawan Braja Krama sempat mengatakan bahwa mereka kehilangan semua kekuatan setelah berhubungan badan, hingga saat mereka mandi junnub baru kekuatan itu akan kembali.. Apa ini ada hubungannya dengan Ajian Lanang Kasyasih?” Tanya yang memang masih penasaran akan hal tersebut..
“Benar, Ngger.. Ajian Lanang Kasyasih tidak akan membuat daya linuwih mu lenyap meski sehabis berhubungan badan.. Aku memang sempat mendengar kabar tentang semua keturunan Ki Suta Dewa akan kehilangan kekuatan apabila mereka tidak segera mandi junnub selepas berhubungan badan.. Tapi hal itu tidak berlaku bagi dirimu dan Jagat Tirta yang sama-sama keturunan keluarga ku.. Hanya saja, aku baru mengetahui jika Ajian Lanang Kasyasih ternyata membawa pengaruh kuat untuk membuat semua Jin wanita terbakar birahi nya saat melihat mu.. Oleh karena itu, aku segera membawa mu ke Danau ini karena Rawapening adalah satu-satunya danau yang bisa mengurangi pengaruh Inti Ajian Lanang Kasyasih.. Jadi, sekarang Aji Lanang Kasyasih yang ada dalam dirimu sudah jauh berkurang dan tidak akan lagi mampu membuat para Jin wanita tergila-gila akan birahi mereka”
Mendengar penuturan Pamanda Krama Raja, gw menganggukkan kepala beberapa kali.. Gw sempat bergidik ngeri saat teringat bagaimana beringasnya wajah-wajah puluhan Jin wanita yang berkerumun diluar pagar gaib ciptaan Sekar Kencana.. Mereka nampak menatap gw saat itu dengan penuh nafsu.. Untung saja Pamanda Krama Raja mau berbaik hati untuk menolong gw agar dapat mengurangi daya pikat Ajian Lanang Kasyasih..
“Maaf pamanda, jika aku boleh bertanya, siapa sebenarnya Naga raksasa bersisik emas didasar danau yang tadi menjilati sukma ku?” Tanya gw, sambil berharap beliau mau menceritakan siapa sebenarnya sosok yang gw maksud..
Pamanda Krama Raja mengulum senyuman kecil untuk sesaat.. Lalu melemparkan sebuah batu pipih yang ada disebelahnya ke tengah danau.. Empat kali batu pipih tersebut nampak melompati beningnya air danau Rawapening.. Tiba-tiba, sosok Naga Raksasa bersisik emas yang tadi sempat gw sebutkan muncul dari tenangnya air danau dan meliuk satu kali sambil mengaum kencang dan kembali masuk ke dalam danau..
“Untuk pertanyaan mu yang satu itu, maafkan pamandamu ini karena tidak bisa menjawabnya, Ngger.. Kau tahu, terkadang rasa ingin tahu yang besar memang sangat baik.. Akan tetapi, terkadang pula ada sesuatu hal yang memang harus tetap berada dalam lingkaran rahasia” Jawab Pamanda Krama Raja sambil tersenyum dan terus memandang ke arah kilatan perak air bening danau Rawapening yang tertimpa sinar rembulan..
Gw menganggukkan kepala mendengar jawaban saudara kandung Kakek Moyang gw, Braja Krama.. Pamanda Krama Raja memang benar, bahwa ada sesuatu yang seharusnya tetap menjadi rahasia meski rasa ingin tahu sangat mengusik batin..
“Pesan ku, tiap kali kau berhubungan badan dengan isteri mu yang merupakan keturunan Sri Baduga Maharaja, segeralah melakukan mandi junnub untuk membersihkan diri.. Meski pun tidak akan ada lagi Jin wanita yang terpikat Aji Lanang Kasyasih ditubuh mu, tapi tetap saja kau tidak boleh menunda untuk membersihkan diri.. Kau ingat sebuah hadist yang mengatakan bahwa Kebersihan adalan Bagian dari Iman? Itu lah yang harus kau terapkan mulai sekarang” Ucap Pamanda Krama Raja yang membuat gw merasa sedikit malu..
“Ya sudah, aku sebaiknya segera mengantarkan sukma mu kembali ke raga kasar.. Kau harus beristirahat setelah tenaga mu terkuras saat berhubungan badan, bukan?” Ucap Pamanda Krama Raja sambil bangkit dari duduknya..
Gw tersenyum mendengar beliau sengaja menggoda, lalu menyusulnya bangkit berdiri..
“Pejamkan lah mata mu, Ngger.. Aku akan membawa sukma mu kembali ke asal”
Gw terpaksa menelan ludah setelah mengetahui bahwa kali ini Pamanda Krama Raja akan mengajak pulang dengan cara sama, seperti yang sering Sekar lakukan saat ingin membawa gw berpindah tempat.. Seharusnya, Beliau melakukan hal ini sedari tadi begitu membawa sukma gw ke danau Rawapening.. Kalau begitu kan, kami tidak harus dikejar-kejar puluhan Jin wanita seperti beberapa saat lalu....
Dengan waktu hanya berselang satu detik, sukma gw sudah berada kembali di atas atap rumah.. Sosok Ki Larang, Bayu Barata dan Sekar Kencana yang sedang menunggu segera melayang mendekati gw dan Pamanda Krama Raja.. Pandangan mata gw sempat melirik ke arah luar pagar gaib ciptaan Sekar Kencana.. Beberapa sosok Jin wanita yang sepertinya sedang menunggu kembalinya sukma gw ke rumah, terlihat kebingungan dan saling melempar pandangan satu sama lain.. Lalu, dengan wajah-wajah yang masih menyiratkan raut bingung, satu persatu dari jin-jin wanita itu melayang pergi meninggalkan tempat ini..
“Alhamdulillah, akhirnya gw bisa tenang sekarang” Ucap gw dalam hati sambil menyunggingkan senyuman lega
Bayu Barata juga sama menyunggingkan senyuman dan Sekar Kencana yang sudah kembali seperti sedia kala nampak menundukkan kepala..
“Maaf kan aku yang telah meminta Baginda Krama Raja untuk datang kesini dan membantu tanpa seizin mu, Kang Mas” Ucap Sekar masih dengan wajah tertunduk..
Gw menganggukkan kepala dan memegang bahu isteri nya Jagat Tirta itu..
“Tidak mengapa, Sekar.. Karena tindakan mu itu, aku akhirnya bisa bebas dari pengaruh Ajian aneh yang menurun dari Kakek Moyang ku, Braja Krama”
“Seandainya saja aku tidak membentengi Pagar Gaib buatan Sekar Kencana, niscaya puluhan Jin wanita tadi akan mampu menembusnya.. Jika itu sampai terjadi, mau tidak mau aku harus melenyapkan mereka”
Mendengar ucapan Ki Larang, Pamanda Krama Raja sempat tertawa kecil.. Lalu memegang bahu kanan Jin utusan Sri Baduga Maharaja..
“Sifat mu masih saja cepat termakan emosi, Ki Larang.. Meski ada salah satu dari puluhan Jin wanita mampu menembus pagar gaib Sekar Kencana, tetap saja kau tidak diperkenankan untuk melenyapkannya.. Karena mereka semua berada dalam pengaruh Ajian warisan leluhurku.. Jadi mereka sama sekali tidak menyadari akan apa yang telah mereka perbuat diluar pagar tadi”
Ki Larang yang mendengar ucapan pamanda Krama Raja hanya menyunggingkan senyuman dingin, lalu memohon diri untuk pergi ke suatu tempat..
“Ngger, sebaiknya kau lekas kembali ke raga kasar mu.. Kemudian, lakukan mandi junnub sesuai dengan aturannya.. Itu akan semakin membersihkan tubuh mu dari segala hadast besar dan kecil.. Aku harus segera kembali ke Kerajaan.. Sebelum pergi, aku akan menyampaikan salam dari Kakek Moyang mu, yakni saudara kandung ku, Braja Krama.. Dalam waktu dekat, ia akan menemui mu secara langsung saat sosok tamu istimewa telah muncul” Ucap Pamanda Krama Raja yang membuat gw mengerutkan kening karena bingung akan maksud ucapannya..
Tak sampai menanyakan tentang ujung kalimat yang dilisankan Pamanda Krama Raja, sosok Penguasa Gaib baru Tanah Pasundan menganggukkan kepala ke arah Bayu Barata dan Sekar Kencana yang sama-sama menunduk hormat.. Lalu, dengan sekali kedipan mata, sosok penggangi Eyang Braja Krama lenyap dari pandangan mata..
Gw yang masih tertegun memikirkan ucapan Pamanda Krama Raja tentang sosok tamu istimewa, disadarkan oleh tepukan tangan Bayu Barata di bahu..
“Apakah perlu aku antar kan sukma mu untuk masuk ke raga kasar, Raden?” Tanya Bayu Barata yang gw jawab dengan gelengan kepala..
“Tidak perlu, Bayu.. Aku bisa melakukannya sendiri.. Baiklah, aku akan segera turun untuk masuk ke dalam raga kasar” Jawab gw yang bergantian dibalas oleh anggukan kepala Bayu Barata dan Sekar Kencana..
Dengan memusatkan pikiran, gw melayang turun menembus atap hingga kembali tiba di kamar.. Anggie yang nampak masih tertidur pulas diatas dada gw, terlihat menggerakkan sedikit kakinya.. Tak mau Anggie mengetahui akan keberadaam gw yang masih berwujud sukma, dengan membaca Basmallah terlebih dahulu, gw perlahan melafalkan Ajian Meraga Sukma untuk masuk ke dalam raga kasar..
Begitu sukma gw sudah kembali menyatu dalam raga dengan sempurna, kedua mata mulai gw buka secara perlahan.. Lalu bangkit dan duduk, setelah memindahkan kepala Anggie secara perlahan.. Sebenarnya, gw ingin membangunkan isteri gw itu untuk mengajaknya ikut serta melakukan mandi junnub.. Namun, melihat wajahnya yang nampak damai dalam tidur pulas, membuat gw tidak tega.. Akhirnya, gw melakukan perintah agama untuk menyegerakan mandi junnub seorang diri.. Dalam hati, gw bersumpah untuk tidak akan menunda-nunda lagi mandi junnub tiap kali selesai berhubungan badan dengan Anggie.. Gw sama sekali tidak mengingkan hal sama yang terjadi beberapa saat lalu terulang kembali.. Hiiii...
Adzan Subuh sayup-sayup berkumandang dan tertangkap diindera pendengaran, bersamaan dengan terasa mendaratnya sebuah kecupan lembut di kening ini.. Gw perlahan membuka mata dan tersenyum melihat Anggie sudah terduduk disebelah dengan mukena putih nan suci yang telah dikenakannya..
“Met pagi, ganteng.. Gimana tidurnya, nyenyak ga?” Tanya Anggie sambil memasang senyuman cantik yang mengusir sisa-sisa kantuk ini lenyap..
Bukannya menjawab, gw malah memeluk isteri gw itu dan hendak merebahkannya di atas tubuh ini..
“Beeeeb, kamu mandi wajib dulu sana.. Aku tunggu kamu buat Imamin Shalat Subuh sama Ibu dan Ayu.. Mereka udah nunggu loh di luar” Kata Anggie sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan..
“Males aah, Yank.. Aku mau nambah yang semalem.. Sekaliiii aja.. Yah, mau yah?” Jawab gw dengan sengaja bercanda..
“Eeeeh, ga boleh gitu.. Nambah nya nanti malam aja yah.. Sekarang, kamu cepet bangun dan pergi ke kamar mandi” Balas Anggie sambil mendaratkan sebuah kecupan kecil di bibir, lalu bangkit begitu pelukan gw terlepas dari tubuhnya..
“Iya iya.. Aku bercanda aja koq.. Aku mo langsung ambil Wudhu aja.. Aku kan udah mandi junnub pas kamu tidur tadi” Jawab gw sembari membuka kaus dan mengambil baju koko krem yang tergantung di lemari..
“Masa sih, koq aku sama sekali ga tau yah?”
“Kamu tidurnya kebangetan nyenyak, karena keenakan keknya” Sambar gw yang membuat wajah Anggie seketika merona dan mencubit gemas lengan ini sambil tertawa kecil..
Begitu selesai mengambil Wudhu, gw dan Anggie beranjak keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tengah.. Ibu dan Ayu yang sama-sama sudah mengenakan mukena nampak tersenyum melihat kedatangan kami.. Entah kenapa, Shalat Subuh pagi ini terasa jauh berbeda bagi gw.. Mungkin karena sisa-sisa kenikmatan setelah menunaikan kewajiban sebagai suami, membuat batin ini terasa jauh lebih tenang dan damai.. Saat memimpin pembacaan do’a selepas Shalat pun, gw sempat melirik Anggie yang nampak selalu merona wajahnya apabila dipandangi oleh gw..
“Alhamdulillah, Yaa Rabb.. Kau telah melengkapi hidup ku dengan menghadirkan seorang wanita pelengkap tulang rusuk.. Hamba berjanji akan selalu mencintai dan menjaga nya dengan segenap rasa serta tenaga, sampai maut mu datang untuk memisahkan kami” Ucap gw dalam untaian do’a yang terlisankan dibatin..
dodolgarut134 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Tutup