- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#94
Janji
Suara monitoring pemantau kehidupan terus berbunyi. beberapa kabel dipasang di dibalik pakaiannya dan selang udara menutupi lubang hidungnya. sebuah kantung merah pekat mengalirkan isinya melalui selang kecil ke arah lengannya. badannya terkulai lemah tak sadarkan diri. saya masih duduk disampingnya menungguinya, padahal, ruang ICU itu tidak boleh dimasuki orang lain selain jam besuk namun saya memaksa untuk menemaninya hari ini saja sampai beradu mulut dengan para petugas rumah sakit dengan menggunakan argumen sayalah pendonor darahnya dan walinya.
orang tuanya mana? ya kemarin ibunya datang beserta ayahnya. malam hari sekitar pukul delapan, 3 jam setelah yusuf mengabarinya. pasti jadi pertanyaan kan sekarang ibu dan ayanya dimana? sudah pulang. begitu menengok sebentar dan mungkin melihat anaknya masih bernafas ditambah drama tangis-tangisan sedikit, keduanya langsung berangkat ke bandara adi sucipto untuk mengejar pesawat ke jakarta untuk transit menambung pesawat menuju berlin untuk menghadiri pameran seni internasional yang katanya sudah dicanangkan jauh-jauh hari dan ini merupakan hal terpenting kedua mereka. ibu dan ayahnya adalah pekerja seni, ibunya seorang desaigner kelas dunia dan ayahnya pelukis internasional. hanya satu pesannya padaku dan yusuf "titip felisiana dan selalu kabari kami". itu doang! oh tentu sebuah kartu atm dengan uang yang belum kami cek didalamnya ada berapa.
Drrt...(suara handphone bergetar)
"kamu dimana?"
"wa'alaikumsalam, aku masih di RS"
"maaf, assalamualaikum, enggak pulang ke kos lagi hari ini?"
"enggak nis,"
"aku mau nyusul boleh?, aku juga mau liat keadaannya,"
"kamu tau jalannya ke sini?"
"aku nanti minta antar viki"
"yaudah, aku tunggu sini, kamu hati-hati,"
Saya kembali menatapi wajahnya yang masih nampak pucat. sedikit saja saya terlambat mungkin saya sudah kehilangannya. sembari mengerjakan laporan praktikum kuliah hari ini, saya mencoba meluruskan kaki menyender ke bangku karena badan ini rasanya sangat lelah sekali. jahitan dipelipis pun belum sepenuhnya kering. ketika sedikit tertidur apaya namanya arep-arep gitu, tiba-tiba felisiana seperti mengigau mengatakan sesuatu.
Ceklek, "permisi"
"iya sus," jawabku kaget sambil mengucek mata.
"saudara juna? ada polisi diluar yang ingin bertemu,"
"bukannya saya sudah selesaikan BAPnya kemarin dok?"
"oh, katanya beda lagi urusannya,"
"oke tolong jaga ya sus,"
"iya saya juga sekalian mau ganti kantung darahnya," jwab suster itu.
saya pun beranjak keluar, ternyata om nya felisiana yang waktu itu menolong saya yang menunggu saya diluar ruangan. dia mengajak saya berjabat tangan. sedikit bertanya-tanya mengenai kejadian ini dan tentu saja mengomentari sifat kakak perempuannya yang tidak perduli pada anak semata wayangnya.
"ada memar, dan bekas pukulan benda tumpul dibagian belakang kepala,"
"memar?"
"kemungkinannya cuma dua, dia menyayat pergelangannya dan terjatuh kepalanya terbentur sisi bathub, atau ada seseorang yang sengaja memukulnya dan membuat seolah-olah felisiana mau bunuh diri"
"aduh saya makin ga ngerti om"
"ini baru dugaan sementara, om juga masih menyelidiki,"
"jadi ada yang sengaja buat felisiana kaya gini?"
"ada teman akrabnya selain kamu yusuf dan zizi?"
"ehmm..." saya sedikit berfikir, "ada om namanya didit,"
"siapa itu didit?"
"felisiana sering bercerita bahwa didit sering mengganggunya dengan sms-sms yang terlalu sering dan sering mendatangi kosnya membawakan makanan dan bunga"
"hmm.. lalu kemana dia sekarang?"
"wah ga tau om, saya juga belum pernah ketemu orangnya, felisiana cuma sering cerita,, pertama ketemu katanya saat felisiana bannya bocor dan di tolong oleh didit-didit ini,"
"jadi kamu ga tau wajahnya seperti apa?"
"enggak om"
saya langsung batin, masa sih? ada yang sengaja niat mau nyelakain felisiana? kalau memang iya pasti parah banget dan psikopat. memang belakangan akhir-akhir ini, felisiana sering cerita bahwa ia makin sering di ganggu oleh didit-didit ini. ya cuma, saya tidak ambil pusing karena saya pikir wajarlah seseorang menyukai felisiana dan berusaha mendapatkan hatinya. tapi kalau memang benar dugaan omnya ini, bahaya juga, saya harus cari yang namanya didit-didit ini.
"yaudah om pamit dulu, om titip ponakan om"
"iya om,," hmmm....sama aja kaya orang tuanya, pikir saya.
omnya felisiana langsung beranjak pergi meninggalkan saya yang berdiri didepan pintu kamar ICU. saya masih merenung memikirkan perkataan om tadi, apa benar ya? apa iya ya? masa sampai sejahat itu seperti di film-film detektif, kayanya ga sampai segitunya deh ada orang psikopat. itu kayanya cuma ada di film aja.
"juna eh kakak" panggil seorang perempuan yang berjalan bersama seorang pria membawa sebuah kantung plastik putih ditangannya
"nisa, viki, sini" jawabku sembari melambaikan tangan.
"ini aku sama viki bawain makanan buat kakak,"
"udah ah, kalian ga usah pura-pura di depan gue, biasa aja" ujarnya sambil tertawa-tawa
"sori vik, sori banget, tapi kami bener ga ngapa-ngapain kok,"
"santai-santai" jawabnya sambil tertawa, 'gue percaya lu jun,"
"aku sekalian mau ngomong ini jun, kayanya aku lebih baik pulang saja ke jakarta"
"kenapa memang?" tanyaku
"aku kayanya cuma ngerepotin kamu," ujarnya dengan wajah tertunduk.
"ga ada yang ngerepotin kok nis, aku malah senang kamu datang, aku jadi tau bahwa apa yang aku rasakan selama ini ternyata sama dengan apa yang kamu rasakan,"
"maksud kamu?" tanyanya sembari menatap wajah saya dengan kebingungan.
"bentar,"potong viki "kayanya gue mesti menjauh nih," sambungnya sambil pergi menjauh meninggalkan kami.
"yang seperti kita bicarakan kemarin, aku akan bicara sama ayah kamu tentang keseriusan aku," ujarku sambil memegang tangannya yang terasa sangat halus dan lembut.
"kamu serius?"
"ya,"
"janji ya jun?"
"aku janji,"
"kalau nanti ayah aku ngelarang kamu sama aku?" tanyanya dengan wajah cemas
"jangan berfikir kesitu dulu,"
"jawab juna"
"kalau ayah kamu melarang aku akan tetap memperjuankan kamu,"
"sampai ayah aku setuju?" tanyanya balik
"sampai kamu meminta aku berhenti untuk memperjuangkan kamu", ujarku dengan wajah serius menatap matanya yang mulai sendu.
"aku ga akan meminta kamu berhenti"
"kalau begitu aku gak akan berhenti"
kemudian diapun tersenyum. wajah sendunya mulai menghilang. "aku boleh peluk kamu?" tanyanya.
tanpa menjawab, aku langsung mendekapnya. ku tempelkan daguku diatas kepalanya yang tertutup hijab merah muda. kurasakan nafasnya hangat mengenai dada saya yang hanya menggunakan kaus putih tipis. diapun langsung membalas pelukan saya dan mendekap saya dengan erat. "janji ya juna? kamu janji sama aku"
***
Esok paginya, aku mengantarnya kestasiun tugu. setelah membeli tiket akupun mengantarnya ke peron untuk menaiki kereta Taksaka yang telah lansir. aku ikut masuk kedalam kereta untuk meletakan tasnya diatas tempat duduknya.
"dah kamu duduk aja,"
"tunggu sampai keretanya mau jalan ya?" tanyanya
"iya, aku duduk disebelah kamu"
"maaf permisi," ucap seorang pemuda yang ternyata mendapat tiket tempat duduk disebelah annisa.
"maaf mas,"
"duduk aja mas, saya cuma mau taruh tas, mau merokok dulu keluar gerbong," jawabnya dengan tingkah polah tubuhnya agak menunjukan kegelisahan.
Akhirnya suara lokomotif kereta yang nyaring pun berbunyi. beberapa petugas meniup pluit panjang. sayapun bergegas meninggalkan tempat duduk untuk keluar gerbong karena sepertinya kereta sudah mau jalan. saya melihat dari luar jendela pemuda yang tadi datang dan langsung disamping tempat duduk annisa dan menatap saya tajam. "dia kenapa?" pikir saya.
Keretapun melaju pergi menjauh meninggalkan stasiun, membawa seorang kekasih yang tercantik yang pergi dihari ini. adakah dia kan slalu setia? bersanding hidup penuh pesona, harapanku. bento-bento-asik!. tapi ada sedikit perasaan mengganjal dihati saya, perasaan tak enak dan susah dijelaskan kala itu, entah mengapa. sampai keluar stasiun dan menaiki transjogja pun, masih ada perasaan tak enak yang menggelayuti pikiran saya.
***
ceklek
"Pagi koh,"
"kepagian lu datang, baru jam sembilan, annchi saja belum datang" ucap koh koen yang baru merapih-rapihkan pakaian yang terjejer di depan toko.
:"tadi abis antar teman ke stasiun untuk pulang,"
"lu punya pacar ya?" tanyanya terkekeh.
"bukan koh,"
"annchi dah bilang, kemarin kasih tau koh bahwa lu tampung pacal di kos, bandel juga lu ya jun,"
"boong tuh annchi koh,"
"ah, owe bingung mau pelcaya siapa, hehehe, ngomong-ngomong emang benar annchi suka sama temen lu siapa itu namanya,"
"putra koh,"
"nah itu,"
"kayanya iya, kemarin dia bela-belain anter makanan cuma buat ketemuan hahaha,"ujarku sambil tertawa."belum lagi kemarin pas..."
ceklek, "bohong si juna akong jangan percaya," annchi tiba-tiba masuk kedalam toko dan berkata cukup keras sambil berlari mencoba menutup mulut saya.
"oi oi,bial juna bicala dulu," kata koh koen sambil terkekeh keras.
"awas lu jun," matanya melotot dan mengepalkan tangan ke arah saya.
"hehehe"
Tidak beberapa lama kemudian, pegawai yang lain berdatangan dan ikut mempersiapkan toko untuk operasional hari ini. beberapa pegawai merapihkan baju, menyapu dan ada yang mempersiapkan gagang pel.
*percakapan dalam sms*
drrt..."aku sudah sampai wates nih", tulisan pesan teks yang baru saja dikirim annisa.
"iya kamu hati-hati, jangan kangen ya" balas sms saya.
"iya, aku ada temen kok disebelah teman ngobrol, ternyata dia orang bekasi dekat rumah paman aku"
"masa sih, wah ak cemburu nih
"
"jangan cemburu dong juna :*"
"hehehe. emang siapa sih namanya?"
"didit"
Suara monitoring pemantau kehidupan terus berbunyi. beberapa kabel dipasang di dibalik pakaiannya dan selang udara menutupi lubang hidungnya. sebuah kantung merah pekat mengalirkan isinya melalui selang kecil ke arah lengannya. badannya terkulai lemah tak sadarkan diri. saya masih duduk disampingnya menungguinya, padahal, ruang ICU itu tidak boleh dimasuki orang lain selain jam besuk namun saya memaksa untuk menemaninya hari ini saja sampai beradu mulut dengan para petugas rumah sakit dengan menggunakan argumen sayalah pendonor darahnya dan walinya.
orang tuanya mana? ya kemarin ibunya datang beserta ayahnya. malam hari sekitar pukul delapan, 3 jam setelah yusuf mengabarinya. pasti jadi pertanyaan kan sekarang ibu dan ayanya dimana? sudah pulang. begitu menengok sebentar dan mungkin melihat anaknya masih bernafas ditambah drama tangis-tangisan sedikit, keduanya langsung berangkat ke bandara adi sucipto untuk mengejar pesawat ke jakarta untuk transit menambung pesawat menuju berlin untuk menghadiri pameran seni internasional yang katanya sudah dicanangkan jauh-jauh hari dan ini merupakan hal terpenting kedua mereka. ibu dan ayahnya adalah pekerja seni, ibunya seorang desaigner kelas dunia dan ayahnya pelukis internasional. hanya satu pesannya padaku dan yusuf "titip felisiana dan selalu kabari kami". itu doang! oh tentu sebuah kartu atm dengan uang yang belum kami cek didalamnya ada berapa.
Drrt...(suara handphone bergetar)
"kamu dimana?"
"wa'alaikumsalam, aku masih di RS"
"maaf, assalamualaikum, enggak pulang ke kos lagi hari ini?"
"enggak nis,"
"aku mau nyusul boleh?, aku juga mau liat keadaannya,"
"kamu tau jalannya ke sini?"
"aku nanti minta antar viki"
"yaudah, aku tunggu sini, kamu hati-hati,"
Saya kembali menatapi wajahnya yang masih nampak pucat. sedikit saja saya terlambat mungkin saya sudah kehilangannya. sembari mengerjakan laporan praktikum kuliah hari ini, saya mencoba meluruskan kaki menyender ke bangku karena badan ini rasanya sangat lelah sekali. jahitan dipelipis pun belum sepenuhnya kering. ketika sedikit tertidur apaya namanya arep-arep gitu, tiba-tiba felisiana seperti mengigau mengatakan sesuatu.
Ceklek, "permisi"
"iya sus," jawabku kaget sambil mengucek mata.
"saudara juna? ada polisi diluar yang ingin bertemu,"
"bukannya saya sudah selesaikan BAPnya kemarin dok?"
"oh, katanya beda lagi urusannya,"
"oke tolong jaga ya sus,"
"iya saya juga sekalian mau ganti kantung darahnya," jwab suster itu.
saya pun beranjak keluar, ternyata om nya felisiana yang waktu itu menolong saya yang menunggu saya diluar ruangan. dia mengajak saya berjabat tangan. sedikit bertanya-tanya mengenai kejadian ini dan tentu saja mengomentari sifat kakak perempuannya yang tidak perduli pada anak semata wayangnya.
"ada memar, dan bekas pukulan benda tumpul dibagian belakang kepala,"
"memar?"
"kemungkinannya cuma dua, dia menyayat pergelangannya dan terjatuh kepalanya terbentur sisi bathub, atau ada seseorang yang sengaja memukulnya dan membuat seolah-olah felisiana mau bunuh diri"
"aduh saya makin ga ngerti om"
"ini baru dugaan sementara, om juga masih menyelidiki,"
"jadi ada yang sengaja buat felisiana kaya gini?"
"ada teman akrabnya selain kamu yusuf dan zizi?"
"ehmm..." saya sedikit berfikir, "ada om namanya didit,"
"siapa itu didit?"
"felisiana sering bercerita bahwa didit sering mengganggunya dengan sms-sms yang terlalu sering dan sering mendatangi kosnya membawakan makanan dan bunga"
"hmm.. lalu kemana dia sekarang?"
"wah ga tau om, saya juga belum pernah ketemu orangnya, felisiana cuma sering cerita,, pertama ketemu katanya saat felisiana bannya bocor dan di tolong oleh didit-didit ini,"
"jadi kamu ga tau wajahnya seperti apa?"
"enggak om"
saya langsung batin, masa sih? ada yang sengaja niat mau nyelakain felisiana? kalau memang iya pasti parah banget dan psikopat. memang belakangan akhir-akhir ini, felisiana sering cerita bahwa ia makin sering di ganggu oleh didit-didit ini. ya cuma, saya tidak ambil pusing karena saya pikir wajarlah seseorang menyukai felisiana dan berusaha mendapatkan hatinya. tapi kalau memang benar dugaan omnya ini, bahaya juga, saya harus cari yang namanya didit-didit ini.
"yaudah om pamit dulu, om titip ponakan om"
"iya om,," hmmm....sama aja kaya orang tuanya, pikir saya.
omnya felisiana langsung beranjak pergi meninggalkan saya yang berdiri didepan pintu kamar ICU. saya masih merenung memikirkan perkataan om tadi, apa benar ya? apa iya ya? masa sampai sejahat itu seperti di film-film detektif, kayanya ga sampai segitunya deh ada orang psikopat. itu kayanya cuma ada di film aja.
"juna eh kakak" panggil seorang perempuan yang berjalan bersama seorang pria membawa sebuah kantung plastik putih ditangannya
"nisa, viki, sini" jawabku sembari melambaikan tangan.
"ini aku sama viki bawain makanan buat kakak,"
"udah ah, kalian ga usah pura-pura di depan gue, biasa aja" ujarnya sambil tertawa-tawa
"sori vik, sori banget, tapi kami bener ga ngapa-ngapain kok,"
"santai-santai" jawabnya sambil tertawa, 'gue percaya lu jun,"
"aku sekalian mau ngomong ini jun, kayanya aku lebih baik pulang saja ke jakarta"
"kenapa memang?" tanyaku
"aku kayanya cuma ngerepotin kamu," ujarnya dengan wajah tertunduk.
"ga ada yang ngerepotin kok nis, aku malah senang kamu datang, aku jadi tau bahwa apa yang aku rasakan selama ini ternyata sama dengan apa yang kamu rasakan,"
"maksud kamu?" tanyanya sembari menatap wajah saya dengan kebingungan.
"bentar,"potong viki "kayanya gue mesti menjauh nih," sambungnya sambil pergi menjauh meninggalkan kami.
"yang seperti kita bicarakan kemarin, aku akan bicara sama ayah kamu tentang keseriusan aku," ujarku sambil memegang tangannya yang terasa sangat halus dan lembut.
"kamu serius?"
"ya,"
"janji ya jun?"
"aku janji,"
"kalau nanti ayah aku ngelarang kamu sama aku?" tanyanya dengan wajah cemas
"jangan berfikir kesitu dulu,"
"jawab juna"
"kalau ayah kamu melarang aku akan tetap memperjuankan kamu,"
"sampai ayah aku setuju?" tanyanya balik
"sampai kamu meminta aku berhenti untuk memperjuangkan kamu", ujarku dengan wajah serius menatap matanya yang mulai sendu.
"aku ga akan meminta kamu berhenti"
"kalau begitu aku gak akan berhenti"
kemudian diapun tersenyum. wajah sendunya mulai menghilang. "aku boleh peluk kamu?" tanyanya.
tanpa menjawab, aku langsung mendekapnya. ku tempelkan daguku diatas kepalanya yang tertutup hijab merah muda. kurasakan nafasnya hangat mengenai dada saya yang hanya menggunakan kaus putih tipis. diapun langsung membalas pelukan saya dan mendekap saya dengan erat. "janji ya juna? kamu janji sama aku"
***
Esok paginya, aku mengantarnya kestasiun tugu. setelah membeli tiket akupun mengantarnya ke peron untuk menaiki kereta Taksaka yang telah lansir. aku ikut masuk kedalam kereta untuk meletakan tasnya diatas tempat duduknya.
"dah kamu duduk aja,"
"tunggu sampai keretanya mau jalan ya?" tanyanya
"iya, aku duduk disebelah kamu"
"maaf permisi," ucap seorang pemuda yang ternyata mendapat tiket tempat duduk disebelah annisa.
"maaf mas,"
"duduk aja mas, saya cuma mau taruh tas, mau merokok dulu keluar gerbong," jawabnya dengan tingkah polah tubuhnya agak menunjukan kegelisahan.
Akhirnya suara lokomotif kereta yang nyaring pun berbunyi. beberapa petugas meniup pluit panjang. sayapun bergegas meninggalkan tempat duduk untuk keluar gerbong karena sepertinya kereta sudah mau jalan. saya melihat dari luar jendela pemuda yang tadi datang dan langsung disamping tempat duduk annisa dan menatap saya tajam. "dia kenapa?" pikir saya.
Keretapun melaju pergi menjauh meninggalkan stasiun, membawa seorang kekasih yang tercantik yang pergi dihari ini. adakah dia kan slalu setia? bersanding hidup penuh pesona, harapanku. bento-bento-asik!. tapi ada sedikit perasaan mengganjal dihati saya, perasaan tak enak dan susah dijelaskan kala itu, entah mengapa. sampai keluar stasiun dan menaiki transjogja pun, masih ada perasaan tak enak yang menggelayuti pikiran saya.
***
ceklek
"Pagi koh,"
"kepagian lu datang, baru jam sembilan, annchi saja belum datang" ucap koh koen yang baru merapih-rapihkan pakaian yang terjejer di depan toko.
:"tadi abis antar teman ke stasiun untuk pulang,"
"lu punya pacar ya?" tanyanya terkekeh.
"bukan koh,"
"annchi dah bilang, kemarin kasih tau koh bahwa lu tampung pacal di kos, bandel juga lu ya jun,"
"boong tuh annchi koh,"
"ah, owe bingung mau pelcaya siapa, hehehe, ngomong-ngomong emang benar annchi suka sama temen lu siapa itu namanya,"
"putra koh,"
"nah itu,"
"kayanya iya, kemarin dia bela-belain anter makanan cuma buat ketemuan hahaha,"ujarku sambil tertawa."belum lagi kemarin pas..."
ceklek, "bohong si juna akong jangan percaya," annchi tiba-tiba masuk kedalam toko dan berkata cukup keras sambil berlari mencoba menutup mulut saya.
"oi oi,bial juna bicala dulu," kata koh koen sambil terkekeh keras.
"awas lu jun," matanya melotot dan mengepalkan tangan ke arah saya.
"hehehe"
Tidak beberapa lama kemudian, pegawai yang lain berdatangan dan ikut mempersiapkan toko untuk operasional hari ini. beberapa pegawai merapihkan baju, menyapu dan ada yang mempersiapkan gagang pel.
*percakapan dalam sms*
drrt..."aku sudah sampai wates nih", tulisan pesan teks yang baru saja dikirim annisa.
"iya kamu hati-hati, jangan kangen ya" balas sms saya.
"iya, aku ada temen kok disebelah teman ngobrol, ternyata dia orang bekasi dekat rumah paman aku"
"masa sih, wah ak cemburu nih
""jangan cemburu dong juna :*"
"hehehe. emang siapa sih namanya?"
"didit"
Diubah oleh natgeas2 12-07-2018 19:12
0