Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#7367

Malam Pertama dan Tiga Keanehan...

Gw dan Anggie sempat saling menatap satu sama lain begitu melihat Ki Larang memandang kami secara bergantian.. Dari tatapan Ki Larang sepertinya menyiratkan ia hendak membicarakan sesuatu.. Anggie perlahan bangkit berdiri dan berjalan keluar menyusul Ki Larang.. Gw sendiri sempat melirik ke jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, dan mengajak Ibu serta Ayu untuk segera pulang..

Setelah berpamitan dengan semua keluarga Tante Septi, gw, Ibu dan Ayu keluar dari ruang perawatan dan melihat Anggie sedang termenung berdiri memandangi tembok.. Sebenarnya, bukan menatap dinding.. Tapi Anggie sedang menatap Ki Larang yang langsung mendekat ke arah Sekar Kencana..

Melihat kami sudah keluar, Anggie segera membalikkan badan dan berjalan menghampiri.. Lalu memegangi lengan ini untuk mengajak gw kembali masuk ke dalam guna berpamitan ke keluarga nya Tante Septi.. Selepas mengantar Anggie berpamitan, kami berdua menyusul Ibu yang sudah berjalan sedikit jauh bersama Ayu..

Sepanjang perjalanan, Anggie nampak sedikit aneh.. Gadis yang baru sehari menjadi isteri gw itu terlihat murung seperti sedang memikirkan sesuatu.. Lain hal dengan Ibu dan Ayu, selepas melihat bayi nya Kak Silvi, dua perempuan tersebut selalu membicarakan tentang bayi.. Gw dan Anggie hanya bisa tersenyum mendengar obrolan konyol mereka, yang seolah-olah sedang meminta kami berdua untuk segera mempunyai anak hari ini juga..

Kami tiba di rumah sudah pukul setengah tujuh petang.. Gw segera masuk kamar dan Shalat Magrib berjamaah dengan Anggie.. Sementara Ibu Shalat bersama Ayu dan langsung ke dapur setelahnya untuk menyiapkan makan malam dari makanan yang kami sempat beli dijalan pulang..

“Sayank, kamu besok kalo bangun jangan gampar aku lagi yah” Kata gw setengah mencandai Anggie yang sudah menyandarkan kepala di atas dada ini..

Anggie tersenyum sedikit dipaksakan mendengar candaan gw.. Lalu bangkit dan duduk di sebelah dengan posisi menopang dagu.. Gw yang memang melihat Anggie sedikit berubah, perlahan ikut bangkit dan memeluknya dari belakang..

“Kamu kenapa sih, Yank? Pas ketemu Ki Larang, kamu agak murung.. Emang apa yang disampein sama Ki Larang?” Tanya gw sambil menciumi leher gadis itu dari belakang..

Untuk sejenak, Anggie menggelinjang kegelian dan menyibak rambutnya yang panjang untuk menutupi leher agar sulit gw ciumi..

“Ki Larang bilang, pemuda yang tadi kamu liet itu salah satu keturunan Sri Baduga Maharaja juga kek aku, Beb”

Gw yang memang sudah sedikit terpancing birahi dan sedang mencoba menciumi leher serta meraba beberapa bagian sensitif di tubuh Anggie, menghentikan segala gerakan karena agak kaget mendengar kalimat nya.. Sementara, Anggie perlahan membalikkan tubuh hingga menghadap gw..

“Jadi, Ki Larang sempat ngobrol sama Jin penjaga orang itu yang nama nya Nyi Srimpi Sawiling.. Dia Jin yang sama diutus oleh Kakek Moyang aku buat jaga pemuda yang kamu liet tadi di rumah sakit.. Tapi kata Ki Larang, Nyi Srimpi Sawiling ga bisa terang-terangan jagain dia karena aura nya gelap.. Pesan Ki Larang, kamu disuruh nemuin tuh orang buat cari tau Beb, kenapa aura nya bisa gelap”

Gw tertegun mendengar penuturan Anggie.. Jadi, sudah ada tiga keturunan Sri Baduga Maharaja yang terungkap.. Yang pertama Anggie sendiri.. Lalu ada Singgih yang dijaga Nenek Moyang gw, Nyi Mas Roro Suwastri dan sekarang muncul lagi satu pemuda misterius dengan aura gelap.. Tapi, kenapa jati diri mereka bertiga bisa muncul dalam kurun waktu berdekatan yah?

“Kenapa aku yang harus nemuin dia, Yank? Kenal juga engga.. Tau rumahnya juga engga”

“Tapi kata Ki Larang, kondisi pemuda itu lagi dalam bahaya, Beb.. Pliss, kamu mau yah cari tau soal dia.. Ga tau kenapa ya, Beb.. Aku belum kenal bahkan belum liat muka nya kek apa, tapi pas tau dia sama-sama keturunan Prabu Siliwangi, aku ngerasa prihatin.. Perasaan aku jadi ga enak” Kata Anggie sambil menggenggam kedua tangan gw..

Gw menghela nafas panjang dan menyunggingkan senyuman manis sambil mencium kening isteri gw dengan sangat lembut..

‘Ya udah, besok aku coba minta bantuan Sekar deh.. Sekarang, aku mau kita jangan obrolin hal-hal yang ga penting” Ucap gw ke Anggie sambil menaikkan alis mata beberapa kali..

Anggie yang mengerti kode keras yang gw kirimkan, tertawa kecil.. Lalu, gadis itu mencium bibir gw dengan sangat lembut dan kembali membangkitkan gejolak birahi di dalam dada.. Mulai dari kening, bibir dan leher gadis itu gw hujani dengan kecupan yang membuat Anggie mendesah lembut..

Perlahan, gw membaringkan tubuh gadis yang sangat gw cintai keatas tempat tidur.. Lalu, membuka kaus dan celana pendek yang gw kenakan, hingga menyisakan boxer saja.. Anggie nampak tersenyum dengan wajah merona melihat gw sudah setengah telanjang dengan isi dalam boxer terlihat menyembul membesar.. Tak mau menunda lagi, gw membuka satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Anggie dan melemparkannya ke samping..

Kedua mata gw sama sekali tak berkedip menyaksikan keindahan tubuh putih nan mulus yang sudah ada didepan mata.. Meski masih memakai bra, Anggie nampak malu dan menutupi buah dada nya menggunakan kedua tangan.. Gw sempat mengelitik pinggang gadis itu dan membuatnya tertawa hingga melepaskan kedua tangan yang menutupi bra..

Melihat Anggie terlentang dengan posisi menantang, gw perlahan menggerakkan tubuh untuk menindihnya..

“Beb, matiin lampu nya donk.. Aku malu” Bisik Anggie dengan suara berbisik ditelinga gw yang sedang menciumi lehernya kembali..

Gw mengangkat kepala dan menahan tubuh menggunakan dua tangan.. Sementara, Anggie yang sudah berada dibawah nampak semakin bersemu saja wajahnya.. Sungguh! Wajah cantik Anggie membuat gw tak ingin memadamkan cahaya lampu.. Gw ingin terus memanjakan kedua mata menikmati kecantikan wajah dan keindahan tubuhnya..

“Aku ga mau matiin lampu nya, Yank.. Aku seneng liet wajah sama tubuh kamu” Jawab gw yang kemudian disusul ciuman yang melumat bibir mungil gadis itu..

Untuk beberapa saat, Anggie menimpali permainan lidah gw dalam mulutnya.. Lalu merentangkan kedua tangan memeluk leher ini.. Gw yang semakin terbakar birahi, perlahan mencoba membuka bra yang masih menutupi dua bukit kembar milik Anggie.. Akan tetapi, gadis itu menghentikan gerakan tangan gw dan membuat diri ini menatap nya heran..

“Kenapa, Yank?” Tanya gw tidak mengerti..

“Aku takut, Beb.. Kata orang, malam pertama itu bakalan sakit banget.. That thing looks so big” Kata Anggie dengan wajah menyiratkan sedikit keraguan, sambil sempat melirik ke arah boxer gw yang sudah sangat membesar dibagian depan..

Gw tersenyum mendengar jawaban Anggie.. Bahkan hampir tertawa dibuatnya.. Kemudian, dengan lembut gw kecup lagi kening serta bibir gadis itu sambil berbisik..

“Don’t worry, Yank.. I’m gonna make it so smooth and slowly.. Kalo kamu ngerasa sakit, kamu boleh gigit bahu aku” Kata gw sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh kami berdua..

Didalam balutan selimut, gw mencoba kembali membuka bra Anggie dan darah gw langsung berdesir begitu melihat dua isi didalamnya.. Dua bukit kembar berukuran cukup besar yang sepenuhnya sudah menjadi hak milik gw itu nampak padat menantang.. Tanpa ragu, gw membuka boxer dan mencoba menindih tubuh wanita yang sehari lalu telah resmi menjadi pendamping hidup..

Anggie yang nampak memejamkan kedua mata, terlihat mengigit bibir nya saat gw menciumi bagian tubuhnya yang lain.. Hingga saat semua sudah siap, gw pun melancarkan serangan utama dan membuat Anggie merintih lirih.. Kemudian ia membenamkan wajah dileher dan menggigit bahu gw sambil mengeratkan pegangan kedua tangannya memeluk kepala serta punggung ini..

(Udah aah, Bree.. Gw ga mau terlalu mendetail menceritakan pengalaman Malam Pertama kami.. Gw ga mau semakin melukai hati para jombloers.. Hahaha.. Intinya, malam itu sangat luar biasa uenaknya buat gw dan isteri gw)

Dengan tubuh sama-sama bermandikan keringat, Anggie nampak mengulum senyuman bahagia sambil sesekali mencumi dada gw.. Entah lah, Bree.. Tadi nya, gw sempat ga tega pas mau ML.. Karena Anggie beberapa kali menggigit bahu gw untuk meredam rasa sakit.. Tapi, yang namanya Malam Pertama itu wajib hukumnya, mau tidak mau dan memang harus mau kami pun melakukannya meski awalnya sedikit sulit..

Setelah membereskan segala bukti yang menjadi saksi malam pertama kami, gw mengajak Anggie untuk membersihkan diri di kamar mandi.. Dengan menggunakan handuk untuk menutupi aurat, gw mulai melangkah pelan sambil berjalan berjinjit untuk keluar terlebih dahulu guna memastikan bahwa tidak ada orang yang terbangun..

Setelah yakin keadaan aman terkendali, gw mengajak Anggie keluar dari kamar.. Tapi sialnya, adik gw Ayu juga keluar dari dalam kamarnya dan tertegun memergoki kami berdua.. Gw dan Anggie yang sama-sama terkejut seketika menghentikan langkah dan mengeratkan balutan handuk yang menutupi tubuh kami.. Sementara, Ayu seraya mengucek mata, memandangi kami berdua dengan tatapan menyelidik..

“Abang sama Kak Anggie mo kemana, koq pake handuk doank?” Tanya Ayu dengan suara sedikit keras..

“Sssstts.. Udah kamu tidur aja lagi sana.. Abang sama Kak Anggie mau mandi, gerah banget soalnya” Jawab gw sambil memberikan kode untuk Ayu agar mengecilkan suaranya..

“Tapi, ade mo bangunin Ibu.. Perut ade mules mau pup”

“Ya eeelah, ga usah bangunin Ibu.. Udah, abang aja yang anter kamu kalo mo boker.. Tapi cebok sendiri yah.. Kalo ga mau juga, ntar abang cebokin pake kaki” Kata gw sembari bercanda dan membuat wajah Ayu tertekuk sebal serta Anggie yang langsung menepuk bahu gw dari belakang..

Anggie terpaksa kembali ke kamar karena gw harus menemani Ayu buang air besar.. Melihat ada kesempatan, gw berpura-pura ke dalam kamar untuk mengambil sikat gigi.. Padahal sebenarnya, gw mengambil sebatang rokok di atas meja belajar.. Lalu membakarnya secara sembunyi-sembunyi di depan kamar mandi, dengan pandangan mata terus melirik ke arah kamar gw untuk memastikan Anggie tidak melihat.. Tapi, tiba-tiba..

“Kang Mas”

“ANJRI....T” Teriak gw yang hampir terlontar keras jika saja gw tidak segera menutup mulut, saat terkejut karena Sekar mendadak muncul dan langsung memanggil nama gw dari belakang..

Sekar Kencana nampak tertawa kecil, meski langsung reda dan menatap gw dengan sedikit aneh setelahnya.. Sementara, gw malah tertegun menyadari bahwa gw masih bisa melihat wujudnya.. Dari penuturan Ridho dan Babeh Misar, apabila gw sudah berhubungan badan dengan isteri gw Anggie, seharusnya segala kekuatan yang gw miliki akan hilang untuk sementara sebelum membersihkan diri lewat mandi junnub.. Tapi mengapa sekarang gw masih bisa melihat wujud Sekar Kencana yak?

Akan tetapi, ketertegunan gw lenyap saat menyadari Sekar Kencana masih memandangi diri ini dengan pandangan mata yang semakin membuat risih.. Gw yang tak mau Ayu mendengar pertanyaan gw atas Sekar nanti, segera mengajak Jin Penjaga gw itu untuk beranjak sedikit menjauh dari pintu kamar mandi setelah mematikan rokok..

“Kenapa kau menatapku seperti itu, Sekar?” Tanya gw lirih dengan alis mata sedikit tertekuk karena heran..

Sekar yang sepertinya tersadar dari tertegunnya ia menatap gw, segera menundukkan wajah sambil menarik nafas dalam-dalam..

“Dengar, didalam kamar mandi ada Ayu, jadi sebaiknya kau pergi lah dahulu.. Setelah mandi, aku akan menemui mu jika ada yang ingin kau bicarakan, Sekar” Ucap gw setengah berbisik..

“Tidak, Kang Mas.. Tidak ada yang ingin aku bicarakan.. Aku tadinya hanya sedang berkeliling saat terpancing aura aneh yang ternyata terpancar keluar dari dalam diri mu.. Baiklah, aku pamit dahulu, Kang Mas.. Kau sebaiknya segera mandi wajib, sebelum aura mu menarik perhatian Jin perempuan lain”

Gw yang sempat tertegun mendengar jawaban Sekar, sebenarnya ingin menanyakan maksud dari hal yang barusan ia lisankan.. Namun, adik gw Ayu keburu membuka pintu kamar mandi dan sosok Sekar Kencana juga sudah hilang..

Saat mandi junnub, benak gw kembali terusik memikirkan ucapan Sekar Kencana.. Mengapa ia bilang aura gw bisa menarik perhatian Jin perempuan yak? Apa ini berhubungan dengan tidak menghilangnya kekuatan gw setelah berhubungan badan, seperti yang dikatakan Ridho dan Babeh Misar?

Tak mau berlama-lama mandi karena dinginnya air kolam terasa menggigit kulit, gw memutuskan untuk menyudahi proses pembersihan diri.. Kemudian, gw kembali ke kamar dan menemai Anggie yang bergantian melakukan mandi junnub.. Setelah sama-sama sudah bersih, kami berdua kembali ke kamar dan sempat mengobrol untuk beberapa lama..

Akan tetapi, saat gw mencoba tidur dan Anggie juga sudah merebahkan kepalanya lagi diatas dada, birahi gw kembali terpancing.. Akhirnya, hingga jam dinding dikamar sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, gw dan Anggie melakukan lagi hubungan badan sampai empat kali.. Anehnya, gw merasa lemas hanya dalam hitungan menit tiap kali selesai berhubungan, meski tak bisa gw pungkiri nikmatnya hal tersebut sangat tiada taranya..

Tapi selepas itu, kelelakian gw kembali muncul dan menggelora.. Berbeda dengan Anggie yang sudah menyerah sejak kami menyudahi permainan sesi keempat.. Gw yang sebenarnya masih horny, terpaksa harus menekan hawa nafsu karena tak mau memaksakan kehendak ke Anggie.. Ini keanehan ketiga yang gw alami setelah resmi menyandang status sebagai suaminya Anggie..

Jujur, Bree.. Dulu gw pernah main sabun meski tingkat keseringannya bisa dihitung pakai jari dalam seumur hidup.. Dan rasa lemasnya badan pun sama sekali ga sebanding dengan malam pertama gw.. Jauh lebih lemas waktu itu dibanding sekarang.. Malam ini, gw merasa sangat fit sekaligus jantan..

Karena kelelahan, Anggie lebih dahulu tertidur diatas dada gw masih dengan wajah menyunggingkan seenyuman manis penuh kebahagiaan.. Sebagai laki-laki dan suami, gw merasa sangat bangga telah berhasil memuaskan hasrat kewanitaan isteri gw tersayang, Anggie.. Bahkan, jika dia tidak meminta gw untuk menyudahi, nisacaya diri ini akan terus melanjutkan permainan kami yang menguras tenaga namun sangat nikmat terasa..

“Tau kimpoi bakal seenak ini, kenapa ga dari dulu aja gw nikahin Anggie yak?” Tanya gw dalam hati, yang lalu mengecup lembut kening isteri gw itu dengan penuh perasaan cinta..

Tak dipungkiri, jarum jam yang terus berdetak membuat mata gw lama-lama terasa berat.. Hingga akhirnya, tanpa disadari gw pun terlelap terseret ke dalam buaian mimpi indah.. Akan tetapi, saat sudah terlelap, tiba-tiba sukma gw terasa dipaksa keluar oleh suatu kekuatan besar yang entah dari mana datangnya.. Gw yang tersadar dan melayang sempat tertegun melihat raga kasar masih terbaring dalam pelukan Anggie.. Akan tetapi rasa tertegun gw seketika berubah menjadi kepanikan, saat menyadari bahwa sukma ini tak mampu gw gerakkan.. Seakan ada sebuah kekuatan misterius yang sedang mengikat secara gaib..

Tahu akan keadaan diri mungkin sedang berada dalam mara bahaya, gw langsung memanggil nama Sekar Kencana dan Bayu Barata meski dalam wujud sukma saja.. Beberapa kali gw memanggil nama kedua Jin Penjaga.. Namun tak satu pun dari mereka yang muncul untuk melepaskan sukma gw dari jeratan suatu kekuatan.. Saat mencoba melepaskan diri dengan mengeluarkan tenaga inti, mendadak...

SYUUUTT...

Sukma gw kembali terasa tersedot ke arah atap kamar.. Gw yang merasa sangat terkejut karena diri sebentar lagi akan menabrak atap, seketika berteriak kencang sambil memejamkan kedua mata.. Dan teriakan gw baru berhenti saat sudah menembus atap kamar, lalu melayang berdiri disebelah sosok berwajah tak asing persis di atas rumah..

“Tutup mulut mu, Ngger.. Teriakan mu terdengar seperti baru pertama kali berada dalam wujud halus” Kata sosok laki-laki berambut panjang sebahu yang sedang berdiri dengan gagah namun menatap tajam ke arah depan..

Mendengar kalimat bernada tegas Pamanda Krama Raja, sosok Penguasa Baru Tanah Gaib Pasundan, gw perlahan menutup mulut yang tanpa disadari masih menganga..

“Aku sengaja menarik paksa sukma mu, karena ingin kau melihat langsung apa yang sedang terjadi diluar pagar gaib buatan Sekar Kencana yang sudah diperkuat oleh kesaktian Ki Larang” Ucap Pamanda Krama Raja dengan wajah sama sekali tak berpaling dari arah depan..

Bersamaan dengan berakhirnya ucapan barusan dari Pamanda Krama Raja, gw merasakan sukma ini kembali mampu untuk digerakkan.. Tanpa berpikir dua kali, gw langsung mengalihkan pandangan ke arah sama dengan Beliau..

DEG...

“Astaghfirullahaladziem” Pekik gw tertahan seiring detak jantung yang terasa melemah, begitu melihat puluhan Jin wanita dengan berbagai wujud sedang berteriak-teriak diluar lingkaran berwarna keemasan ciptaan Sekar Kencana yang mengurung seluruh pelosok rumah..

Puluhan Jin wanita yang bersikap sangat agresif itu, nampak semakin kencang berteriak saat menyadari kehadiran sukma gw di atas atap rumah.. Wajah-wajah sosok gaib yang beraneka bentuk, dari yang sangat cantik sampai dengan yang sangat menakutkan, terlihat menatap buas ke arah gw.. Beberapa dari mereka terdengar memanggil-manggil nama gw dengan berteriak.. Sebagian lagi ada yang nekat mencoba menerobos pagar gaib buatan Sekar Kencana, meski gagal dan harus tewas terbakar.. Dan sisanya nampak memandangi gw penuh nafsu dengan mulut-mulut yang nampak dibanjiri air liur..

Sementara, Ki Larang dan Bayu Barata terlihat sudah dalam posisi bersiaga di dalam pagar gaib yang melindungi rumah.. Pandangan kedua Jin laki-laki yang sempat menoleh ke arah gw dan Pamanda Krama Raja, terlihat sedikit kebingungan melihat keanehan yang sedang terjadi diluar pagar gaib.. Namun lain hal dengan Sekar Kencana, Jin Penjaga gw itu nampak masih sesekali memandangi gw dengan tatapan aneh.. Gw bahkan semakin tak mengerti akan apa yang sedang terjadi, saat melihat Sekar Kencana juga mulai bertingkah aneh dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah diri ini..

“Kau lihat yang terjadi pada semua Jin wanita yang ada disana? Itu karena keteledoran mu yang tidak menyegerakan bermandi Junnub.. Awalnya, aku juga sedikit bingung saat Sekar Kencana memohon kehadiran ku disini dan melihat keanehan yang sedang terjadi.. Namun setelah indera penciuman ku menangkap bau yang keluar dari tubuh mu, aku baru tahu apa yang sedang terjadi, Ngger” Ucap Pamanda Krama Raja yang membuat kedua mata gw terbelalak tak percaya..
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.