- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#7356
Keponakan Baru...
Matahari sudah berada tepat di pusat angkasa.. Sinar Sang Raja Siang yang tak lagi terasa hangat seperti pagi hari, memaksa gw melirik jam tangan di lengan kiri..
“Udah hampir jam dua belas siang.. Anggie pasti udah nungguin gw nih di rumah” Ucap gw dalam hati, lalu melirik ke arah Ridho sambil menyenggol kaki nya..
“Napa, Tong? Lu mao pulang ya?” Tanya Babeh Misar yang sedang menatap wajah gw dengan pandangan menyelidik..
Untuk sesaat, gw menggaruk-garuk kepala dengan wajah bingung karena tidak enak hati jika meminta izin untuk meninggalkan kediamannya dan kembali ke rumah..
“Kaga usah malu-malu, Tong.. Kalo lu emang mao pulang, ya pulang be.. Ilokan lu kaga bakal maen lagi ke rumah Babeh besok-besok?”
“Pasti, Beh.. Pasti saya main lagi kesini.. Mungkin saya malah datang lagi nanti sama isteri.. Soalnya, dia juga pengen banget main ke rumah Babeh” Jawab gw dengan penuh semangat..
Babeh Misar tersenyum mendengar ucapan gw.. Lalu berdiri, disusul Ridho dan gw.. Kemudian, dengan sangat hangat sambil mengusap-usap punggung kami, Beliau memeluk gw dan Ridho secara bergantian..
“Babeh pengen, pas lu bedua maen kemari bawa kabar kalo bini lu udah pada bunting” Kata Babeh, sambil memegangi bahu gw dan Ridho..
Kami berdua menganggukkan kepala secara bersamaan seraya mengaminkan ucapan sekaligus do’a dari sosok pendekar yang menyandang gelar Bajing Item..
“Lu panggil Jin penjaga lu gidah tong, kalo emang mao pulang mah.. Babeh pengen madang.. Maap maap kata nih ya, Babeh kaga nawarin lu bedua madang.. Emang dasarannya nasi Babeh tinggal seperencok (sedikit) doangan.. Belon masak lagi” Ucap Babeh sambil menggeser peci lusuhnya yang agak miring..
Setelah kembali ke rumah Ridho dengan diantarkan Sekar Kencana, Suluh yang juga sudah berada di kediamannya, langsung memberondong kami dengan banyak pertanyaan.. Gw yang memang sudah sangat lapar segera pamit pulang menggunakan motor CB* yang gw titipkan disana.. Gw sengaja menolak ajakan Suluh dan Ridho untuk makan siang di rumahnya.. Karena gw tidak mau melewatkan hari pertama makan siang bersama Anggie, Ibu dan Ayu sebagai satu keluarga yang utuh..
Setiba nya dirumah, Anggie nampak sedang berdiri bersama Ki Larang dengan wajah masam memandangi gw yang sedang membuka helm dan berjalan menuju ke arahnya..
“Assalammualaikum, maaf yah, Yank.. Aku telat.. Tadi sempet ada insiden kecil di rumah Babeh Misar” Kata gw seraya mengulurkan tangan kanan yang langsung diraih Anggie untuk diciumnya, meski masih sedikit menekuk wajah..
“Ish.. Ish.. Jangan cemberut donk.. Aku kan pulang nya kan masih di jam makan siang, Yank” Bujuk gw lagi sembari merangkul bahu Anggie..
“Iya.. Tapi kasihan Ibu sama Ayu.. Mereka mo makannya kalo kamu udah pulang.. Jadi masih nungguin kamu sambil nonton TV tuh diruang tengah” Jawab Anggie yang melepaskan tangan gw dari atas bahu dan memandangi punggung ini..
“Baju kamu koq kotor gitu, Beb? Emang kamu abis ngapain di rumah Babeh Misar?”
“Suami mu tadi sempat berkelahi melawan Kakek Tua keturunan Suta Dewa, Cah Ayu.. Wajahnya sempat babak belur dan membuat Nyi Mas Roro Suwastri meradang, hingga ia bertarung melawan Naga Wadas beberapa jurus” Sambar Ki Larang yang membuat Anggie seketika mencubit pinggang ini..
“Aaawww.. Ampun.. Ampun, Yank” Teriak gw dengan suara keras dan membuat Ibu serta Ayu setengah berlari keluar..
Melihat Ibu dan adik gw datang, Anggie segera melepas cubitannya.. Sementara, gw masih meringis menahan rasa panas perih yang terasa di kulit pinggang.. Sesekali, gw melirik ke arah Ki Larang yang sedang tersenyum, seolah ia puas telah menggagalkan kebohongan yang sempat terniatkan dalam hati untuk Anggie..
“Ada apa sih, Bang? Koq teriak-teriak gitu, bikin Ibu kaget” Tanya Ibu dengan wajah cemas sambil memegangi dada nya..
“Anggie, Bu.. Pinggang Abang dicubit sampe merah.. Padahal, abangkan cuma telat pulang sebentar doank” Keluh gw dengan wajah memelas, berharap Ibu akan membela..
Akan tetapi, bukannya membela, Ibu malah berjalan mendekati gw.. Lalu menarik telinga kiri ini dan membuat gw kembali menjerit kesakitan..
“Ibu juga paling ga suka kalo dulu Ayah kamu pulang telat.. Apapun alasannya, Ibu ga bakal bela kamu.. Gara-gara kamu telat pulang, kami semua harus nahan lapar” Kata Ibu setelah puas membuat merah daun telinga..
Betapa malangnya nasib gw.. Dari awal bangun kena gampar Anggie, dirumah Babeh Misar dibikin bonyok dan pas pulang pun, pinggang dan telinga gw tidak luput dari rasa sakit.. Tolonglah hamba mu yang ganteng ini, Yaa Allah..
Melihat wajah gw mulai tertekuk, Anggie yang sempat menertawai bersama Ayu perlahan menghampiri dan mengelus-elus pinggang gw.. Adik gw Ayu pun sempat terdengar menyukuri nasib apes yang telah menimpa abangnya, sambil diajak berjalan masuk kembali ke dalam rumah oleh Ibu..
“Ish.. Ish.. Jangan ngambek donk, Beb? Aku kan cubitnya ga keras” Kata Anggie sengaja membalas kalimat gw saat baru tiba, sambil menggandeng tangan dan berjalan menyusul Ibu serta Ayu..
Gw yang masih merasakan sedikit perih dipinggang, hanya terdiam dengan kepala tergeleng beberapa kali.. Begitu selesai menyantap makan siang, hasil olahan Anggie dan Ibu, gw memohon diri untuk mandi karena badan terasa lengket.. Anggie yang sudah memakai mukena, nampak duduk di tepi tempat tidur menunggu gw untuk melaksanakan Shalat Juhur berjamaah..
Karena hari ini masih libur, gw, Anggie serta Ibu dan Ayu memutuskan untuk menjenguk Kak Silvi di rumah sakit sekitar jam setengah dua siabg.. Jalan yang sedikit macet, membuat kami tiba hampir menjelang Ashar.. Ibu sempat menelpon Tante Septi untuk menanyakan nomer kamar nya Kak Silvi, yang letaknya ada dilantai tiga..
Dari awal kedatangan kami ke rumah sakit, Anggie sama sekali tak mau melepaskan gandengan tangannya dari lengan gw.. Hal tersebut dikarenakan, ini kali pertama nya bagi Anggie berada di tempat yang beraura cukup gelap.. Meski pun ada sosok Ki Larang yang membuat semua Jin berwujud aneh dan menakutkan tak berami mendekat, tetap saja Anggie menutupi setengah wajahnya dibalik punggung gw..
Seperti sekarang, Anggie menghentikan langkahnya meski masih menggandeng lengan ini.. Gw yang penasaran karena Anggie menutup kedua mata sambil menunjuk ke bawah, sempat terkejut melihat sosok Jin Qorin berwujud anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun dengan wajah berlumuran darah, sedang memegangi kaki wanita yang gw cintai.. Pandangan mata gw langsung melotot menatap tajam ke sosok kecil berseragam SD putih dan merah yang malah nampak menyeringai menantang..
“Pergi lu!!” Ancam gw dengan suara sedikit berbisik masih berpandangan mata terus melotot..
Seperti tadi, sosok Jin qorin penjaga anak laki-laki yang mungkin telah meninggal dengan cara tragis hanya tersenyum menyeringai kembali menunjukkan deretan gigi penuh bercak darah.. Karena mulai kesal dengan tingkah menantang sosok Jin berkekuatan rendah itu, gw melirik ke arah Sekar Kencana yang langsung menarik paksa pegangan tangan Jin tersebut dari kaki Anggie, dan melemparkannya hingga lenyap menembus dinding sebuah kamar..
“Kalian kenapa, koq malah berhenti disitu?” Tanya Ibu yang memang sudah berjalan terlebih dahulu, saat sudah membalikkan tubuh memandangi kami dengan raut wajah heran..
Gw yang sedang berbisik untuk meminta Anggie agar mau membuka mata nya lagi, menoleh ke arah Ibu.. Ayu yang berada disebelah beliau perlahan berbalik menghampiri kami berdua, dan menarik tangan Anggie untuk diajaknya berjalan kembali.. Namun, Anggie menggelengkan kepala nya dan berbisik ke Ayu untuk beberapa saat.. Lalu, adik gw menganggukkan kepala dan segera berjalan kembali ke arah Ibu..
“Kamu bisa tunggu aku disini ga, Beb? Aku mo ke kamar mandi dulu” Kata Anggie sesudah melepas pegangan tangannya dari lengan gw..
“Mo aku anterin ga?”
“Ga usah, aku minta anter Sekar aja yah” Jawab Anggie sambil melirik ke arah Sekar Kencana..
Gw menganggukkan kepala sebagai jawaban untuk meluluskan permintaan Anggie, lalu melempar pandangan ke arah Sekar yang nampak tersenyum manis dan perlahan melayang mendekati isteri gw..
“Ibu duluan aja deh, abang nunggu Anggie.. Dia mau ke kamar mandi kata nya” Ucap gw ke Ibu, yang juga menganggukkan kepala dan mulai melanjutkan perjalanan bersama Ayu untuk menuju kamar persalinan tempat Kak Silvi..
Beberapa langkah diluar pintu kamar mandi wanita yang tertutup rapat, gw menyandarkan punggung sambil membuka Hp.. Sementara, Ki Larang nampak juga menemani dengan wajah berputar guna melihat keadaan di sekitar.. Satu pun kalimat tidak ada yang keluar dari lisan kami berdua.. Gw sendiri memang masih merasa sedikit kesal dengan Ki Larang yang telah menceritakan apa saja yang terjadi di rumah Babeh Misar, ke Anggie..
Sesekali, gw memang masih sempat melirik ke arah Jin utusan Sri Baduga Maharaja.. Sosok yang gagah dan pendaran aura kesaktian Ki Larang, nampak mencuri perhatian beberapa mahluk halus dengan kekuatan cukup tinggi.. Tapi sampai saat ini, tak ada satu pun dari penghuni gaib rumah sakit yang berani mendekat.. Sejauh ini, mereka hanya berani untuk memandang saja..
Kecuali Jin qorin lemah berwujud anak kecil tadi, yang sudah dilumpuhkan Sekar Kencana.. Entah kenapa sosok itu malah nekat menjahili Anggie dan menantang gw tanpa memperdulikan keberadaan sosok-sosok gaib berkekuatan tinggi yang menjaga kami.. Apa mungkin karena sifat anak kecil yang ia jaga, sengaja ditiru olehnya?
Saat sedang memikirkan tentang sosok Jin qorin berwujud anak kecil, tiba-tiba seorang pemuda berambut gondrong nampak berlari sambil memegangi tangan kanannya.. Di belakang pemuda asing itu, dua orang perawat laki-laki dan seorang dokter perempuan berhijab putih terlihat berlari mengejar seraya memanggil-manggil nama..
Gw langsung memasukkan Hp ke dalam saku celana dan memperhatikan mereka.. Sebenarnya, gw sempat merasakan aura indigo muncul dari sosok pemuda misterius itu.. Terlebih saat ia berhenti di depan kami dan memandangi gw serta Ki Larang untuk beberapa saat secara bergantian.. Gw tertegun begitu tatapan kami bertemu.. Dari tatapan pemuda tersebut, ada sorot mata penuh kesedihan dan kebencian yang tertuju entah untuk siapa..
Tidak sampai disitu, mendadak sosok Jin cantik berpenampilan hampir sama dengan jin-jin wanita yang gw kenal muncul dari balik dinding sebuah kamar dan melayang cepat menghampiri si pemuda.. Pandangan Jin yang sama-sama tidak gw ketahui namanya sempat terkejut melihat ke arah gw dan Ki Larang..
“Mas, tolong tangkap dia.. Tangkap mas!” Teriak salah seorang perawat laki-laki ke arah gw, dan membuat si pemuda asing kembali berlari menjauh..
Gw yang cukup terkejut, hendak mengejar si pemuda.. Namun Ki Larang menghadang gw tepat di tengah-tengah..
“Jangan lanjutkan niatmu, keturunan Braja Krama.. Biar aku yang mengejar mereka.. Aku kenal Jin yang mengikuti pemuda tadi.. Jadi, kau tunggulah isteri mu disini dan jaga ia bersama Sekar Kencana” Ucap Ki Larang, yang langsung melesat cepat mengejar kedua sosok berlainan alam tersebut..
Gw tidak memberikan reaksi apapun atas ungkapan Ki Larang, meski gw menuruti sosok gaib itu untuk berhenti.. Sementara, dua orang perawat laki-laki dan dokter berhijab putih terus mengejar sosok pemuda aing yang berlari bersama jin perempuan dibelakangnya..
“Siapa tuh cowo yak? Aura Indigo nya gelap banget, tapi aura Jin yang ikutin dia malah putih dan kuat juga” Tanya gw dengan suara lirih, sambil menatap ke arah ujung koridor tempat sosok-sosok yang saling berkejaran tadi menghilang..
“Beb, kamu lagi liatin apaan?” Tanya Anggie yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi dan langusng menggandeng tangan gw..
“Ehh, engga.. Itu tadi ada anak muda seumuran kita lagi dikejar-kejar perawat sama dokter, Yank”
“Loh, koq bisa gitu?” Tanya Anggie sambil melirik ke arah Sekar yang sepertinya sedang mencari sosok Ki Larang..
“Ya, ga tau.. Tadi satu perawat laki sempet teriak ke aku supaya bantuin nangkep tuh orang.. Tapi, pas aku mo ngejar, Ki Larang ngehalangin aku, karena dia kenal sama Jin yang ikutin anak muda itu” Jawab gw seraya melangkahkan kaki menuju kamar rawat Kak Silvi..
“Jadi Ki Larang sekarang lagi ngejar orang itu? Aneh, kenapa ada Jin yang ikutan muncul sih? Aku ga mau, kalo kamu sampai ikut campur yah, Beb” Kata Anggie dengan pandangan mata sedikit tajam menatap..
Gw tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan lengan yang masih dipeluk Anggie.. Sebenarnya, gw sempat heran melihat sikap Anggie yang sedikit cuek atas kemunculan beberapa sosok gaib berpenampilan menyeramkan di sekitar kami.. Meski tak mengganggu karena takut akan Sekar Kencana, namun seharusnya kemunculan mereka membuat Anggie merapatkan tubuhnya.. Tapi yang terlihat, isteri gw itu malah senyam-senyum sendiri sambil terus melangkah kan kaki disebelah gw..
Gw juga menoleh ke arah Sekar Kencana yang sedang menatap tajam tiap mahluk disekitar kami.. Tapi sewaktu ia menoleh ke arah gw, Sekar Kencana malah menyunggingkan senyuman misterius.. Seolah, ia sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dari gw.. Dan entah kenapa, gw merasa hal itu ada hubungannya dengan Anggie..
“Beb, ini nomer kamar Silvi kan?” Tanya Anggie saat kami sudah tiba didepan pintu sebuah kamar yang bertuliskan angka 305..
“Iya.. Kamu ketuk aja coba.. Tadi sih Ibu bilang nomer kamarnya 305” Jawab yang dibalas Anggie dengan anggukkan kepala dan perlahan mengetuk tiga kali pintu tersebut..
Wajah Anton, suami nya Kak Silvi terlihat didepan pintu yang sudah ia buka.. Melihat senyuman sumringah kakak ipar nya Rio, gw dapat menduga bahwa ia sedang sangat berbahagia karena telah sempurna menjadi seorang laki-laki, suami dan juga seorang ayah..
“Selamat ya, Bang” Ucap gw sambil memeluk erat tubuh Anton, sementara Anggie yang tidak menjabat tangan suami nya Kak Silvi langsung masuk ke dalam untuk menemui sahabat baiknya..
“Makasih, Mam.. Gw do’a in biar lu sama Anggie cepet nyusul jadi orang tua kek gw dan Silvi.. Sumpah! Gw sampe nangis pas liet wajah putera gw, Mam.. Gw terharu banget” Ucap Anton dengan kedua mata berbinar-binar..
Gw mengaminkan ucapan suami nya Kak Silvi yang segera mengajak diri ini untuk menyusul Anggie masuk ke dalam ruangan.. Kak Silvi yang masih terlihat sedikit pucat dan tetap berbaring, menyunggingkan senyuman ke arah gw.. Sementara, Anggie dan Ibu sudah duduk diatas dua buah bangku kecil yang ada disebelah tempat tidur.. Disebelah kanan ranjang, Tante Septi terlihat sedang menurunkan sesosok bayi mungil yang nampak hangat dalam balutan kain, ke sisi Kak Silvi..
Anggie perlahan memanggil gw dan mengajak untuk berjalan mendekati sisi kanan tempat tidur, dimana bayi mungil itu berada..
“Selamat ya, Kak.. Lu udah jadi Ibu sekarang” Ucap gw sambil mencium kening Kak Silvi dan membuatnya tersenyum..
“Iya, Mam.. Makasih yah.. Maafin kita yang ga bisa saksiin pernikahan lu sama Anggie kemarin”
“Ga apa-apa lah, Kak.. Gw sama Anggie ngertiin koq” Jawab gw sambil melirik ke arah Anggie yang sedang mengusap pipi sang bayi..
“Beb, sini deh.. Keponakan kita lucu banget muka nya” Panggil Anggie..
Gw tersenyum dan mendekati isteri gw itu.. Lalu menatap tertegun ke wajah seorang bayi tak berdosa yang baru saja dilahirkan oleh Kak Silvi.. Anaknya Kak Silvi dan Anton berjenis kelamin laki-laki dengan berat 3,5 Kilogram dan panjang 50 sentimeter.. Jika dilihat dari kulitnya yang sedikit gelap, sepertinya bayi tersebut cenderung lebih mirip ke Om nya sendiri, yakni Rio..
“Oh iya, Kak.. Rio kemana?” Tanya gw yang memang tidak melihat keberadaan si item di ruangan ini..
“Dia lagi beliin susu formula buat keponakannya, Mam.. ASI nya Silvi sedikit banget, sedangkan bayi nya lumayan rakus.. Mau ga mau, harus disiasati sama susu formula.. Ga pake disuruh, Rio langsung kabur buat beliin.. Nak Anggie, kamu nanti kalo hamil harus banyak makan buah dan sayuran yah.. Jangan kek Silvi yang ga dengerin omongan tante.. Makanya sekarang ASI nya sedikit” Sambar Tante Septi yang dibalas dengan muka cemberut puteri nya..
“Inshaa Allah, Tan.. Kalo emang aku dikasih cepet hamil sama Allah SWT, aku mau kasih anak aku ASI ekslusive” Jawab Anggie seraya tersenyum..
Kami pun bercakap-cakap untuk beberapa lama di dalam ruang rawat Kak Silvi.. Bahkan, gw sempat menggoda kakak sepupu gw itu karena wajah anaknya cenderung lebih mirip ke Rio.. Tapi, Kak Silvi sama sekali tidak menimpali.. Dia berkata, seperti apapun rupa putera anaknya, asalkan ia sehat dan lahir dengan sempurna, itu sudah membuatnya sangat bahagia.. Oh iya, Kak Silvi itu lahirannya harus dengan cara bedah caesar karena ia mempunyai penyakit amebeien.. Gw yang baru mengetahui hal tersebut, sempat tertawa keras dan mengejek nya.. Namun, hal itu tak berlangsung lama karena mendadak Ki Larang muncul dengan wajah menyiratkan sedikit kecemasan..
sampeuk dan 12 lainnya memberi reputasi
13