Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#7261
Kena Gampar...

Gw membuka mata dan melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul empat pagi.. Perlahan, gw bangkit dari tempat tidur dan duduk di tepi nya.. Sempat gw mengucek mata beberapa kali sambil menguap.. Tiba-tiba, sebuah tangan menyentuh punggung dan membuat gw langsung menoleh ke belakang..

“What the....”

Kedua mata gw terbelalak manakala melihat sosok wanita cantik sedang tertidur pulas dalam balutan selimut diatas tempat tidur gw.. Jantung gw sempat berdetak jauh lebih cepat saat rasa takut akan di amuk oleh Ibu jika tahu gw membawa Anggie menginap dikamar, mulai menguasai batin.. Akan tetapi, rasa keterkejutan tersebut sempat teralihkan begitu Sekar Kencana muncul di sebelah dengan sebelumnya ditandai bau harum bunga kenanga..

“Ada apa, Kang Mas? Mengapa wajah mu mendadak pucat sehabis bangun tidur?” Tanya Sekar sambil sesekali melirik ke arah Anggie yang masih nyenyak tertidur diatas ranjang..

“I..itu.. Bagaimana bisa Anggie berada dikamar ku?”

Awalnya, Sekar Kencana terlihat bingung mendengar jawaban gw.. Tapi, selanjutnya ia malah tertawa cukup keras hingga membuat tubuhnya terguncang..

“Kang Mas, Kang Mas.. Apa kau lupa bahwa gadis itu sudah resmi menjadi isteri mu?”

Gw tertegun mendengar jawaban Sekar Kencana.. Lalu, menepok jidat sendiri begitu teringat bahwa gw kemarin telah menikahi Anggie..

“Astaghfirullah.. Kenapa gw bisa lupa yah?” Tanya gw pada diri sendiri seraya masih tertegun menatap Anggie yang nampak mulai bergerak namun kembali tertidur pulas..

“Wajar sekali, Kang Mas.. Dahulu, aku bahkan sempat menangis manakala terbangun dari tidur sudah dalam keadaan setengah telanjang dan melihat Kakang Jagat Tirta tertidur pulas di samping.. Tangisan ku baru reda, setelah Kakang Jagat Tirta menjelaskan bahwa kami sudah resmi menjadi suami isteri” Kata Sekar Kencana dengan wajah terlihat merona..

Gw tersenyum lega mendengar penuturan Sekar Kencana.. Kemudian, melangkahkan kaki kembali mendekati tempat tidur..

“Aku mohon pamit, Kang Mas.. Sebaiknya kau bangunkan isteri mu itu, karena waktu Subuh hampir masuk” Kata Sekar Kencana yang gw balas dengan anggukan kepala dan setelahnya, ia pun lenyap meninggalkan harum bunga kenanga..

Perlahan, gw duduk di sebelah Anggie dan tertegun menatap kecantikan wajahnya yang nampak natural tanpa sapuan bedak atau kosmetik apapun.. Lalu, dengan sangat lembut gw mengecup pipi isteri gw itu.. Akan tetapi, tiba-tiba Anggie membuka mata dan langsung bangkit sambil melayangkan sebuah tamparan..

PLAKK!!!

Gw tersentak menerima tamparan di pipi dan tertegun melihat Anggie yang sudah duduk sambil menutupi tubuhnya dengan selimut dan kedua mata nampak melotot memandang..

“Kamu kenapa nampar aku, Yank?”

“Kamu yang ga sopan! Ngapain di kamar aku, Beb?” Tanya Anggie dengan nada suara cukup tinggi..

“Loh! Aku kan cuma mo bangunin kamu buat Shalat Subuh.. Lagian, emang salah kalo suami bangunin isterinya buat ngajak Shalat?” Sahut gw dengan nada tak kalah tingginya..

Anggie terlihat tertegun mendengar ucapan gw.. Lalu, ia perlahan melirik cincin berlian Mas kimpoi pemberian gw yang melingkar di jari manis tangan kanannya dan mengedarkan pandangan memandangi tiap pelosok kamar..

“Yaa Allah, Beb.. Maafin aku.. Aku lupa kita udah nikah” Kata Anggie, yang langsung melempar selimut dan memeluk gw dengan sangat erat..

“Udah ngegaplok baru bilang maaf.. Pipi aku nih.. Dicium kek biar ilang sakitnya” Jawab gw dengan gaya merajuk sambil mengusap-usap pipi yang masih terasa cukup panas dan perih..

“Iya.. Iya.. Cup.. Cup, sayang.. Sini, aku cium pipinya yang sakit” Kata Anggie yang langsung mendaratkan bibirnya di pipi gw..

Gw yang masih merasa sedikit kesal, seketika menggelitik pinggang Anggie dan membuat isteri gw itu tertawa keras sambil meronta diatas tempat tidur.. Gw juga tertawa melihat Anggie sampai menitikkan airmata menahan rasa geli.. Hingga akhirnya Adzan Subuh terdengar berkumandang diluar dan membuat kami menghentikan hal konyol tersebut..

Seperti biasa, karena gw lah satu-satu nya lelaki yang ada dirumah, gw mengimami Anggie, Ibu dan adik gw, Ayu saat Shalat Subuh.. Lalu, selepas itu kami semua sempat ngobrol-ngobrol diteras sambil menikmati segarnya udara pagi.. Anggie yang sudah membuatkan dua teh hangat untuk dirinya dan Ibu, serta secangkir kopi susu untuk gw ditambah segelas susu coklat panas buat Ayu, nampak membawakan aneka minuman itu diatas nampan kecil.. Ayu terlihat antusias sekali karena kehadiran Anggie ditengah-tengah kami.. Dengan bersemangat, gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu membantu kakak iparnya menyodorkan tiap minuman untuk gw dan Ibu..

“Gimana, Sayang, kamu betah kan tinggal di sini?” Tanya Ibu yang sudah memegangi teh hangat nya..

“Alhamdulillah, betah, Bu” Jawab Anggie dengan wajah tersipu..

“Alhamdulillah.. Ibu seneng dengernya.. Oh iya, Ibu lupa.. Sebentar Ibu tinggal masuk dulu yah”

Gw sempat saling pandang dengan Anggie saat Ibu seperti terburu-buru masuk ke dalam rumah.. Sementara, Ayu terlihat sedang sibuk meniupi susu coklat panasnya.. Tak lama berselang, Ibu kembali ke teras sambil membawa sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah hati.. Lalu, Beliau mengeluarkan sebuah kalung emas dengan liontin berbentuk koin emas dengan tulisan arab yang nampak tersembul cukup jelas..

“Sayang, ini hadiah Ibu buat kamu” Kata Ibu sambil menarik telapak tangan Anggie dan meletakkan kalung tersebut diatasnya..

Untuk sesaat, Anggie nampak terkejut dan menatap Ibu dengan tatapan tertegun..

“Kalung itu adalah warisan dari Neneknya Imam yang diwariskan ke Ibu sebagai menantunya.. Nah, sekarang kan Ibu sudah jadi mertua kamu, jadi Ibu harus mewariskan kalung tersebut ke menantu Ibu yang cantik”

Anggie sempat melirik gw dengan wajah masih menyiratkan rasa tidak percaya sekaligus bangga.. Gw tersenyum melihat Anggie dan Ibu sama-sama sedang menyunggingkan senyuman bahagia..

“Yaa Allah, Ibu.. Kalung ini bagus banget.. Terima kasih banyak ya, Bu.. Aku janji akan jaga kalung ini dan mewarisi nya nanti ke menantu aku” Kata Ibu sambil memeluk Ibu..

Gw yang merasa begitu bahagia melihat hubungan Ibu dan Anggie sangat harmonis, tanpa sengaja sempat melirik Ayu yang nampak sedang mengamati kalung ditangan Kakak Iparnya..

“Kamu mah kalung hadiah kwaci aja, De” Sambar gw yang membuat Ibu dan Anggie sontak melotot..

Ayu yang sedang menikmati susu coklat panasnya, seketika menekuk wajah sambil menaruh gelas diatas meja dengan sedikit kasar.. Ibu terlihat langsung meraih tangan Ayu dan setengah memangku gadis remaja itu di paha..

“Udah ga usah dengerin abang kamu, De.. Kamu juga nanti bakal dapet koq perhiasan warisan dari Ibu.. Kamu mau lihat ga? Kalo mau, ikut Ibu ke kamar yuk” Ajak Ibu yang langsung disambut anggukan kepala Ayu..

Sesaat sebelum masuk ke dalam rumah, adik gw, Ayu sempat menjulurkan lidah ke arah gw.. Anggie nampak tertawa kecil melihat tingkah Ayu.. Sementara, gw sempat berpura-pura bangkit dan hendak mengejar gadis kecil itu, yang langsung lari sambil menjerit masuk ke dalam rumah serta meninggalkan Ibu dibelakang..

“Yank, nanti jam 8 aku keluar sebentar ke rumah Babeh Misar yah.. Aku mo minta maaf langsung sama beliau karena lupa ngundang diacara kita kemarin” Ucap gw ke Anggie saat sosok Ibu dan Ayu telah lenyap dibalik pintu..

“Oh iya.. Aku boleh ikut ga, Beb? Aku penasaran kek gimana sih Babeh Misar sosoknya”

“Aku sih ga keberatan kalo kamu mau ikut, tapi situasinya sekarang si Babeh lagi ngambek, Yank.. Takutnya ntar kamu malah kena omelan juga” Kata gw dengan alasan sedikit mengada-ada..

“Yahh, ya udah deh.. Aku mo belajar masak aja kalo gitu sama Ibu.. Tapi kamu janji yah, harus pulang ke rumah sebelum jam makan siang” Ancam Anggie sambil menunjukkan jari telunjuknya..

Gw dengan cepat menangkap jari telunjuk Anggie dan berpura-pura hendak menggigitnya hingga isteri gw itu langsung menjerit ketakutan..

Tepat pukul delapan pagi, gw meminta izin ke Anggie dan Ibu untuk keluar dengan alasan mau ke rumah Ridho.. Dengan membawa motor sport pemberian Anggie dulu, gw dengan sedikit cepat melajukannya ke rumah saudara gw tersebut.. Tak berselang lama, gw pun tiba di depan rumah Ridho dan melihat ia sedang bersantai di teras rumahnya seorang diri..

“Assalammualaikum, Ma Bree”

“Waalaikum salam, aje gile pagi-pagi gw udah kedatangan penganten baru” Sahut Ridho sambil melipat kain sarungnya dan berdiri dengan kedua tangan terbuka hendak memeluk..

Namun dengan cepat, gw mengelak dari pelukannya Ridho dan langsung membuka pintu rumahnya..

“Bini lu ada ga?”

“Njiir lu, dateng-dateng main nanyain bini orang aja” Jawab Ridho, disusul sebuah tendangan ke bokong gw..

Gw sempat tertawa karena berhasil membuat Ridho kesal meski bokong terasa sedikit sakit terkena tendangannya tadi..

“Seriusan gw, bini lu ada apa kaga?” Tanya gw lagi..

“Kaga ada! Lagi ke rumah mertua gw di Bogor”

“Bagus.. Ya udah, lu buruan ganti kain sarung gih.. Pake pakean yang mendingan dikit.. Gw mo ajak lu ke rumah Babeh Misar”

Ridho nampak sedikit terkejut mendengar ucapan gw yang sambil mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkusan di saku jaket..

“Lu seriusan, Bree?” Tanya Ridho mencoba meyakinkan diri sekali lagi..

Gw menganggukkan kepala seraya mendudukkan bokong di atas sofa nya sembari menikmati tiap hisapan asap putih yang tersedot dari ujung filter rokok.. Gila! Sensasi merokok kali ini sangat enak menurut gw.. Seolah gw sudah berbulan-bulan tidak pernah menghisap benda itu.. Pandangan gw yang sedang menikmati tiap inci bentuk rokok, sempat teralihkan ke sosok Ridho yang berjalan sedikit cepat memasuki kamar.. Dan tak lama keluar kembali dengan penampilan jauh lebih rapih..

“Nyo! Gw udah siap nih.. Naik apa kita kesana? Gw ga mau boncengan ama lu kalo bawa motor CB* yak”

Gw tersenyum mendengar ucapan Ridho.. Lalu mengeluarkan sekepulan asap putih dari dalam mulut.. Kemudian, gw memejamkan mata sambil menyebut nama Sekar Kencana, setelah mematikan rokok diatas asbak.. Samar-samar, bau harum bunga kenanga mulai tercium di sekitar kami.. Gw yang mengetahui tanda Sekar akan datang, melemparkan pandangan ke sosok cantik yang muncul persis di sebelah kanan..

“Sekar, tolong bawa kami berdua ke rumah Babeh Misar” Pinta gw ke Sekar Kencana, seraya melirik ke arah Ridho..

“Sebelumnya, aku harus menggali ingatan mu dahulu untuk mengetahui letak rumah kakek tua itu, Kang Mas” Jawab Sekar yang gw balas dengan anggukan kepala..

Perlahan, gw bangkit berdiri dari sofa dan berjalan mendekat ke arah Sekar Kencana.. Ridho yang melihat hal tersebut, tiba-tiba berlari ke arah pintu..

“Kunci motor lu mana? Biar gw masukin dulu ke garasi” Kata Rio yang sudah berada di depan pintu rumahnya..

“Ga usah dimasukin, Bree.. Biarin aja diluar.. Ntar gw minta Bayu Barata buat jagain.. Kalo ga, Jin Penjaga lu aja deh, Naga Saksana yang jaga motor gw”

Ridho nampak termenung sesaat.. Lalu memejamkan kedua mata untuk memanggil Jin Penjaga nya.. Beberapa detik berselang, sosok laki-laki gagah dengan pakaian khas pendekar masa silam muncul persis di hadapan Ridho.. Lalu, ia menganggukkan kepala setelah Ridho mengutarakan maksud.. Sebelum, Naga Saksana melayang keluar rumah, ia sempat tersenyum dan menganggukkan kepala nya ke arah gw dan Sekar sebagai bentuk sapaan..

“Ayo! Gw udah siap nih ke rumah Sang Legenda Bajing Item” Kata Ridho saat sudah berada di sebelah gw..

Sekar Kencana perlahan mengulurkan dua telapak tangannya ke arah gw dan Ridho dengan posisi sedikit berbeda.. Jika Ridho dipegang bahu nya oleh Sekar, namun gw malah dipegang persis dibagian atas kepala.. Hal itu karena Sekar ingin melihat isi kepala gw terlebih dahulu untuk mencari tahu ingatan tentang rumah Babeh Misar..

Angin pagi nan segar terasa sejuk menyapu wajah ini untuk sesaat, namun hal tersebut tak berlangsung lama karena segarnya angin yang berhembus ternyata membawa aroma harum kotoran kambing.. Gw yang yakin bahwa Sekar Kencana telah membawa gw berpindah tempat bersama Ridho ke rumah Babeh Misar, perlahan membuka mata..

Sebuah rumah sederhana beratapkan genting tua tertutup lumut hitam, nampak segan berdiri karena hanya di sanggah tiga tiang kayu lapuk di bagian depan.. Gw tersenyum melihat sebuah balai bambu tak kalah sederhana, yang dahulu menjadi saksi sebagai tempat tidur gw saat tinggal dirumah Babeh Misar..

“Gw ga nyangka di Depok masih ada tempat kek gini, Bree? Antik sih.. Pantesan aja Babeh lu demen tinggal disini.. Asri juga tempatnya, banyak pohon.. Ada kandang kambing juga lagi” Kata Ridho sambil mengedarkan pandangan ke berbagai arah..

“Kang Mas, apakah kau mau aku tetap disini untuk menemani kalian?” Tanya Sekar, yang langsung dilirik oleh Ridho..

“Pulanglah, Sekar.. Yang akan aku temui bukanlah musuh melainkan seseorang yang sudah ku anggap seperti kakek ku sendiri”

Sekar menganggukkan kepala sambil tersenyum.. Lalu, dengan gerakan berputar ia melesat ke atas angkasa dan menghilang disana..

“Ayo, Bree.. Mudah-mudahan Babeh Misarnya lagi ga ke pasar” Ajak gw ke Ridho seraya melangkahkan kedua kaki ke depan..

Belum juga Ridho menjawab ajakan, tiba-tiba indera pendengaran sebelah kiri gw menangkap suara seperti desingan sebuah benda yang bergerak sangat cepat menuju kami dari arah depan.. Tepatnya dari arah gubuk tua milik Babeh Misar.. Kedua mata gw sempat terbelalak begitu melihat segulung kain sarung nampak melesat dengan pola memanjang..

Meski sempat kaget, namun gw menyangka ini adalah sambutan awal dari si Babeh Misar yang merasa kesal karena tak langsung diundang oleh gw.. Dengan sedikit menyalurkan tenaga dalam ke kaki sebelah kanan, gw segera melompat sambil berputar untuk menendang kain sarung yang sudah berjarak sekitar dua tombak lagi..

BUGGGH....

Suara benturan sepatu dikaki kanan gw dengan ujung kain terdengar cukup keras.. Gw yang sudah kembali berpijak diatas tanah, sempat melirik ke arah sepatu yang nampak robek sedikit, dengan pijakan kaki setengah berjinjit.. Wajah gw langsung meringis menahan sakit yang terasa mulai terbit dari kaki..

“Lu ga apa-apa, Bree?” Tanya Ridho, yang membuat gw sempat menoleh ke arahnya saat sedang membuka sepatu dan tertegun melihat kelima jari kaki kanan nampak memar..

“Njiir! Kain sarung nya diisi tenaga dalem tinggi, Bree” Jawab gw sambil terus meringis dan mengurut-urut kelima jari kaki..

Pandangan mata gw sempat melirik ke arah Kain Sarung kumal yang nampak tergeletak diatas tanah tidak jauh dari tempat gw dan Ridho berada..

“Mo gw obatin ga? Ehh, tapi itu Babeh Misar keluar, Bree”

Gw langsung berdiri kembali dan melempar pandangan ke arah rumah Babeh Misar.. Kedua mata gw sempat menangkap raut kemarahan masih tersirat di wajah kakek tua pemilik rumah itu, yang sudah berdiri bertolak pinggang di antara dua tiang, dengan pakaian Bajing Itemnya..

“Bagus.. Akhirnya lu dateng juga, Tong! Gua udah kaga sabar pengen ngepret pala lu” Kata Babeh Misar dengan suara bergetar mengandung amarah..

Gw sempat melirik ke arah Ridho yang sebelumnya menyikut lengan ini.. Namun, pandangan gw lagi-lagi terlempar ke arah Babeh Misar, dan kembali terbelalak saat melihat sosok Kakek Tua tersebut sudah bergerak maju sangat cepat dengan pola langkah zig zag layaknya seekor kelabang..
Diubah oleh juraganpengki 30-06-2018 21:16
itkgid
jenggalasunyi
sampeuk
sampeuk dan 12 lainnya memberi reputasi
11
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.