- Beranda
- Stories from the Heart
Yaudah 3: Kuliah Kerja Nyata?
...
TS
dasadharma10
Yaudah 3: Kuliah Kerja Nyata?
Selamat datang di thread ketiga yang merupakan lanjutan dari Yaudah Gue Mati Ajadan Yaudah 2: Challenge Accepted.
Sebelumnya, ijinkan gue buat memperkenalkan diri. Bagi pembaca setia kisah gue, pastinya kalian udah enggak asing dengan nama Muhdawi. Tapi bagi pembaca yang baru masuk ke thread ini, pastinya kalian asing dengan nama yang enggak biasa itu. Perkenalkan, nama lengkap gue Muhammad Danang Wijaya. Biasanya orang-orang manggil gue Dawi yang diambil dari singkatan nama gue Muhdawi. Kalian bisa panggil gue Dawi, atau kalo mau ikut-ikutan manggil gue Sawi juga enggak masalah. Gue orangnya idem, apa yang lo mau, kalo gue bisa, pasti gue usahakan. Anyway, langsung aja masuk lebih dalam ke thread ini. Sekali lagi gue ucapkan, selamat datang di thread ini.
Sebelumnya, ijinkan gue buat memperkenalkan diri. Bagi pembaca setia kisah gue, pastinya kalian udah enggak asing dengan nama Muhdawi. Tapi bagi pembaca yang baru masuk ke thread ini, pastinya kalian asing dengan nama yang enggak biasa itu. Perkenalkan, nama lengkap gue Muhammad Danang Wijaya. Biasanya orang-orang manggil gue Dawi yang diambil dari singkatan nama gue Muhdawi. Kalian bisa panggil gue Dawi, atau kalo mau ikut-ikutan manggil gue Sawi juga enggak masalah. Gue orangnya idem, apa yang lo mau, kalo gue bisa, pasti gue usahakan. Anyway, langsung aja masuk lebih dalam ke thread ini. Sekali lagi gue ucapkan, selamat datang di thread ini.
Quote:
Quote:
Spoiler for Sinopsis:
Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 16-10-2018 23:34
andybtg dan 14 lainnya memberi reputasi
11
359.2K
1.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dasadharma10
#1065
PART 70
Mata gue terbuka lebar. Melly, Cassie, Sasha, Dinda, Yansa, sama Bull, anak-anak unit pada ngelihatin gue yang terbaring di kasur kapuk. Enggak, enggak cuma mereka berenam, kayaknya semua lengkap. Ada Luther, Maya sama Echa juga di situ.
Tapi…, kenapa mereka ngelihatin gue kayak gini? Apa ada yang salah dari gue? Jangan-jangan jantung gue memompa darahnya kecepetan lagi? Tapi kenapa gue merasa biasa aja dan enggak penuh keringat? Cassie sama Melly juga enggak kasih gue air putih atau yang lainnya kayak Emil kemarin. Apa kondisi gue enggak seberbahaya waktu itu?
Dengan cekatan gue raba dada sebelah kiri, jantung gue normal, apa mereka enggak sadar? Bahaya juga kena cardiac begini, bisa-bisa mati sambil mimpi tanpa ada yang sadar beneran.
“Mimpi apaan, Bang?” tanya Luther memecah kesunyian.
“Ah–”
“Mimpi enak-enak, ya?” tanyanya lagi sebelum gue sempat menjawab.
“Enak-enak?” kata gue pelan. “Maksudnya?”
“Barusan abang ngigau aneh,” ucap Echa.
“Cardiac arythmia, ya?” tanya gue. “Enggak tau kenapa emang badan gue kadang-kadang gangguan gitu.”
“Cardiac arythmia apanya!” seru Melly menggetok kepala gue pake sendok nasi yang entah dibawanya dari kapan. “Barusan lo ngigau manggil-manggil gue.”
“Gue baru tau kalo namanya cardiac arythmia,” ucap Bull manggut-manggut. “Keren juga nama lain mimpi basah.”
“M-mimpi basah? Si-siapa yang mimpi basah?”
Melly membuka sarung gue dengan cepat, “Kalo bukan lo ya siapa lagi!”
Kentang! Begitu sarung gue dibuka, kelihatan jelas basah di celana gue tembus sampai luar. Udah kayak seni abstrak gitu, pas di jahitan celana bagian selangkangan ada noda berbelok ke arah pangkal. Si Luther waktu ngelihat pertama aja sampai kelihatan kagum.
Tapi tunggu, y-yang barusan gue mimpi basah?! Mimpi basah dijadiin tontonan publik gini?! Apalagi dengan kerennya bilang itu cardiac arythmia! Dosa apa gue?!
Gue segera mengatupkan paha gue buat menutupi selangkangan gue. Dari tadi yang gue ngerasa keren punya sakit dengan nama terkeren langsung jadi terhina gue. Mimpi basah di tempat KKN, mimpi apa gue?!
“Lo mimpiin mbak Melly bang?” tembak Luther yang entah kenapa jadi lebih talkative dari biasanya. “Di pantai apa di taman, Bang?”
Gue lirik muka Melly, terlihat wajah menakutkan yang minta penjelasan. Dari mimik mukanya bisa kebaca sebuah pertanyaan, “Kok berani banget si kampret mimpiin gue soal beginian?!”
“M-Mell,” panggil gue. “I-ini enggak kayak yang lo bayangin … g-gue bisa jelasin.”
“Enggak kayak yang gue bayangin gimana?! Jelas-jelas lo melenguh enggak jelas sambil manggil-manggil nama gue!”
Mata gue terbuka lebar. Melly, Cassie, Sasha, Dinda, Yansa, sama Bull, anak-anak unit pada ngelihatin gue yang terbaring di kasur kapuk. Enggak, enggak cuma mereka berenam, kayaknya semua lengkap. Ada Luther, Maya sama Echa juga di situ.
Tapi…, kenapa mereka ngelihatin gue kayak gini? Apa ada yang salah dari gue? Jangan-jangan jantung gue memompa darahnya kecepetan lagi? Tapi kenapa gue merasa biasa aja dan enggak penuh keringat? Cassie sama Melly juga enggak kasih gue air putih atau yang lainnya kayak Emil kemarin. Apa kondisi gue enggak seberbahaya waktu itu?
Dengan cekatan gue raba dada sebelah kiri, jantung gue normal, apa mereka enggak sadar? Bahaya juga kena cardiac begini, bisa-bisa mati sambil mimpi tanpa ada yang sadar beneran.
“Mimpi apaan, Bang?” tanya Luther memecah kesunyian.
“Ah–”
“Mimpi enak-enak, ya?” tanyanya lagi sebelum gue sempat menjawab.
“Enak-enak?” kata gue pelan. “Maksudnya?”
“Barusan abang ngigau aneh,” ucap Echa.
“Cardiac arythmia, ya?” tanya gue. “Enggak tau kenapa emang badan gue kadang-kadang gangguan gitu.”
“Cardiac arythmia apanya!” seru Melly menggetok kepala gue pake sendok nasi yang entah dibawanya dari kapan. “Barusan lo ngigau manggil-manggil gue.”
“Gue baru tau kalo namanya cardiac arythmia,” ucap Bull manggut-manggut. “Keren juga nama lain mimpi basah.”
“M-mimpi basah? Si-siapa yang mimpi basah?”
Melly membuka sarung gue dengan cepat, “Kalo bukan lo ya siapa lagi!”
Kentang! Begitu sarung gue dibuka, kelihatan jelas basah di celana gue tembus sampai luar. Udah kayak seni abstrak gitu, pas di jahitan celana bagian selangkangan ada noda berbelok ke arah pangkal. Si Luther waktu ngelihat pertama aja sampai kelihatan kagum.
Tapi tunggu, y-yang barusan gue mimpi basah?! Mimpi basah dijadiin tontonan publik gini?! Apalagi dengan kerennya bilang itu cardiac arythmia! Dosa apa gue?!
Gue segera mengatupkan paha gue buat menutupi selangkangan gue. Dari tadi yang gue ngerasa keren punya sakit dengan nama terkeren langsung jadi terhina gue. Mimpi basah di tempat KKN, mimpi apa gue?!
“Lo mimpiin mbak Melly bang?” tembak Luther yang entah kenapa jadi lebih talkative dari biasanya. “Di pantai apa di taman, Bang?”
Gue lirik muka Melly, terlihat wajah menakutkan yang minta penjelasan. Dari mimik mukanya bisa kebaca sebuah pertanyaan, “Kok berani banget si kampret mimpiin gue soal beginian?!”
“M-Mell,” panggil gue. “I-ini enggak kayak yang lo bayangin … g-gue bisa jelasin.”
“Enggak kayak yang gue bayangin gimana?! Jelas-jelas lo melenguh enggak jelas sambil manggil-manggil nama gue!”
JabLai cOY dan pulaukapok memberi reputasi
2
