unicorn.phenexAvatar border
TS
unicorn.phenex
Konferensi Internasional: Tak Ada Kaitan Islam dengan Radikalisme
BAGDAD, NNC - Konferensi Internasional Moderasi dan Islam Wasathiyah sedang berlangsung selama dua hari, 26-27 Juni 2018 di Irak. Delegasi dari Australia Dr Salim Salwan sebagai Sekjen Darul Fatwa Australia menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara Islam dengan radikalisme dan ekstremisme. Salim juga mengajak peserta konferensi terus mengembangkan Islam moderat yang menjunjung tinggi toleransi.

"Tidak ada kaitan antara Islam dengan radikalisme dan ekstremisme. Menurutnya Islam tidak mengenal pemahaman seperti itu," kata Salim, seperti dalam keterangan tertulis yang NNC terima Rabu (27/6/2018).

Untuk diketahui, Delegasi Indonesia yang menghadiri konferensi terdiri dari tujuh orang, yaitu: Muchlis M Hanafi (Ketua Delegasi, mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin), Muhyiddin Junaidi (MUI), Ikhwanul Kiram Masyhuri (Alumni Al Azhar), Saiful Mustafa (UIN Maliki Malang/NU), Fathir H Hambali (Alumni Syam), Auliya Khasanofa (Muhammadiyah/UMT), dan Thobib Al-Asyhar (Kemenag). (Thobib)

Delegasi Al-Azhar Mesir, Shaikh Dr Hamid Abu Thalib juga menyambut baik gelaran konferensi ini. Menurutnya, semangat yang diusung sesuai prinsip Al-Azhar yang selalu memegang teguh prinsip moderat dan Islam rahmatan lil ‘alamin. Menurutnya, moderat merupakan karakter yang tidak mungkin dipisahkan dari Islam.

Thalib menambahkan, kontribusi konkrit Al-Azhar dalam mengembangkan Islam moderat adalah memberi beasiswa kepada generasi muda dari puluhan negara. Al-Azhar juga mengirim ratusan ulama ke hampir seluruh negara-negara di dunia untuk menyebarkan moderasi Islam. Al-Azhar juga mengadakan pelatihan bagi imam-imam masjid dan para khatib.

Wakil Delegasi Pelestina Dr Khamis Mahmud Salim juga menggarisbawahi pentingnya memegang teguh pesan bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai rahmat bagi semesta. Juga tentang dakwah dengan hikmah dan bermartabat. Khamis Mahmud juga berharap dukungan dari seluruh kaum muslimin, khususnya persatuan dari negara-negara Arab untuk melindungi Masjidil Aqsha.

Indonesia sendiri mengajak negara-negara Islam bergerak bersama dalam promosi moderasi agama, salah satunya dengan menutup akses pemikiran radikal. Ajakan ini disampaikan oleh Muchlis, pasalnya kesalahpahaman terhadap konsep dasar keislaman menjadi salah satu faktor munculnya ekstremisme dan terorisme. Ideologi dan pemikiran garis keras ini menyebar dalam berbagai literatur dan media, baik cetak maupun elektronik.

"Untuk itu, negara-negara Islam harus merapatkan barisan dan bergandengan tangan untuk meng-counter ideologi tersebut dengan cara serupa dan membentengi generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam kubangan pemikiran radikal," kata Muchlis.

sumber

Setelah dibahas dalam Konfrensi Internasional Moderasi dan Islam Wasathiyah maka diambil kesimpulan bahwa
Tak Ada Kaitan Islam dengan Radikalisme

emoticon-Cool
Diubah oleh unicorn.phenex 30-06-2018 10:37
0
1.4K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Tampilkan semua post
dmcarthurAvatar border
dmcarthur
#13
Yang berhak ngklaim mana agama teroris cuma nastak doang bray,
Yang lain kagak boleh,
emoticon-Stick Out Tongue
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.