Bid'ah itu sesat

"cup, ambil tuh, pasang meggernya sesuai jalur," suruh felisiana ketus dengan muka ditekuk.

"oke, hufff," yusuf menghela nafas panjang.

saya sih diam saja, tidak mau bicara macam-macam, takut kesalahan. namun, entah mengapa sudah 3 minggu ini saya rasakan intensitas saya dan felisiana mengobrol sangat berkurang. padahal, seusai nonton The Dark Knight jika di jumlahkan obrolan kalimat yang keluar dari mulutnya lebih banyak mungkin dari pada akumulasi 3 minggu ini. tampangnya pun ketus jika bertemu dengan saya. wajahnya seakan menunjukan keengganan berlama-lama berada di dekat saya.

"drrrttt,"

"aduh, hati hati dong jun," marah felisiana karena tanpa sengaja ujung poin megger menyentuh kulitnya yang membuatnya terkejut karena mengandung tegangan listrik yang lumayan besar,"setelah selesai di tutup itu switchnya, bahaya"

"iya maaf," jawabk ungkapku pelan

"Braakk"
"wis cukuplah, aku wis jengah, kalian niki nopo sih, tiga minggu ga jelas kaya gini, nilai kita bisa jatuh ini," dengan nada agak kencang sambil menggebrak meja praktikum yang kemudian mengalihkan seluruh pandangan peserta praktikum kearah kami bertiga.

saya hanya diam, saya lihat felisiana pun juga diam, kami berdua kompak menundukan kepala. yusuf pun terus memberikan ocehan ceramah-ceramahnya karena mungkin benar ia jengah dengan tingkah kami berdua yang saling mendiamkan. sebenarnya saya ga mendiamkan, saya berusaha membuka obrolan, namun sikap felisiana yang tak acuh lama-lama membuat saya malas juga.

"pokoknya saya ga mau nilai saya jelek cuma karena masalah internal kalian berdua, profesional dikitlah," ungkapnya marah dengan nada jawa sedikit medok hehehe...

"maaf cup," jawab kami berdua kompak dengan nada pelan.

Kepala labratorium tiba-tiba masuk, suasana kelas kembali serius, yusuf pun menghentikan amarahnya dan berusaha kembali fokus kedalam materi praktikum sambil membolak-balikan modul lab. Saya sadar, mungkin felisiana menyukai saya, tapi saya ga menyangka secepat ini, maksudnya, sebesar ini cemburunya. saya kan baru beberapa saat mengenalnya, obrolan intens kami pun baru saat setelah menyaksikan film batman, saya tidak pernah benar-benar menyangka segampang itu felisiana jatuh cinta dengan saya dan begitu besar sehingga menimubulkan dampak cemburu yang sangat signifikan, ngomong apa sih...

"sebaiknya kalian berdamai," ujar ucup seraya merapihkan tas dan memasukan beberapa buku ke dalamnya dan bersiap untuk pulang, "aku ga tau masalah kalian apa, tapi jangan seperti ini, ga enak"

"maaf cup" jawabku

Felisiana hanya diam saja, tidak mengungkapkan satu kata pun. setelah merapihkan barang-barang, kulihat ia bergegas pergi meninggalkan saya dan yusuf. wajahnya masih menunjukan tanda ketidak-senangan.

"kamu kejar tuh, minta maaf jun," suruh ucup kepada saya

"saya bingung cup, minta maaf gimana, masalah mana yang harus saya minta maaf,"

"emang kalian ada masalah apa sih? ga ada yang cerita,"

"sebenernya ga ada masalah apa-apa cup menurut saya,"

"karepmu lah jun", ucap ucup seraya berlalu juga meninggalkan saya yang masih membereskan beberapa item.

lah kok jadi saya yang salah sih, apa-apa saya yang salah, lama-lama males juga berurusan sama perempuan, 11 orang laki-laki di kos ga ada yang beres, sekarang 2 orang yang mulai saya anggap tim pun juga ga ada yang beres, hadeehhh, masjid aja lah cuss, ngadem

pertengkaran yang terjadi
seperti semua salahku
mengapa selalu aku yang mengalah
tak pernahkah kau berfikir
sedikit tentang hatiku
mengapa ku yang harus selalu mengalah
pantaskah hatiku masih bisa bersamamu

"ustad, apakah hukum tahlilan 3 hari, tujuh hari, 40 hari" tanya seorang jamaah seraya mengacungkan tangan.

Ustad dengan jenggot yang lumayan tebal dan keriting dengan lebam hitam di keningnya dan peci putih tiba-tiba tersenyum,"begini, semua perkara ibadah harus kita dasari pada dalil, dan mengenai masalah ini saya mengambil dalil dari kitab Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i"

"Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka, hadis riwayat Annasai No urut 1578 dishahihkan oleh syaikh albani” terangnya seraya membetulkan mikropon didepannya.

"jadi, semua orang yang tahlilan masuk neraka ustad?" timpal orang yang tadi bertanya menanggapi.

"masuk neraka atau surga, semua Hak Allah, namun kalau kita melihat riwayat ini, dimana pada masa rasulullah pun, rasulullah tidak pernah melakukan ini, perkara 7 hari dst tentang peringatan kematian, lebih baik kita menghindari untuk tidak merayakan atau memperingati apapun yang tidak ada contoh dari Rasulullah," kata sang ustad seraya menghela nafas.

"tapi kan itu tradisi yang baik ustad?" orang yang bertanya tadi kembali menimpali.

"islam sudah diturunkan dengan sempurna, tidak perlu ditambah tidak perlu dikurang dalam perkara ibadah, andai tahlilan itu baik, rasulullah atau para sahabat pasti sudah mencontohkan, karena mereka lah sebaik-baimnya generasi" ustad itu menerangkan dengan perlahan.

hmmm.. berarti selama ini tradisi tahlilan diwilayahku salah dong? kalau memang benar itu bidah berarti semua orang yang ikut tahlilan akan masuk neraka dong? oh aku baru tau, kayanya aku harus belajar masalah agama lebih dalam lagi sepertinya, tapi yang tahlilan diwilayah saya pun bukan orang-orang yang miskin dalam ilmu agama, bahkan ustad soleh di tempat saya itu lulusan univestias islam madinah S1 dan S2nya. harusnya kalau memang perkara ini salah dia ga akan ikut tahlilan.

berbagai pertanyaan terngiang-ngiang dipikiranku mengenai masalah bid'ah ini, wah ternyata tidak cukup hapalan al-quran saja ya, ada banyak dari agama ini yang harus dikaji.

"ustad saya mau tanya, kalau begitu pakai handphone itu bid'ah dong kan tidak ada dalil dan contoh rasulullah?" tanya seseorang menimpali dengan nada agak sedikit sewot

"iya juga ya" batinku mengangguk-angguk

"apakah handphone itu perkara ibadah? jika tidak, berarti tidak termasuk bid'ah, perkara dalam ibadah yang diada-adakan tanpa tuntunan rasulullah," jawab ustad itu.

"agama islam ternyata ribet tad," celetukku disambut senyum beberapa orang termasuk ustad itu sendiri

"agama islam justru agama yang simple, turuti saja rasulullah tanpa perlu menambah atau mengurangi,"terang ustad itu dengan santai.

"dasar pengajian wahabi ini," teriak seseorang dengan keras yang langsung bangun beranjak meninggalkan kumpulan kajian.

si ustad ini hanya tersenyum dan diam saja, dan langsung melanjutkan materi bagaimana cara sholat sesuai rasulullah dengan berdasarkan dalil shahih, terus terang ini pelajaran baru buat saya. cara sholat yang selama ini saya pelajari saya ambil dari kitab Fiqh karangan entah siapa saya lupa yang jelas covernya berwarna kuning dan hijau dan lumayan tebal isinya lengkap mulai dari tatacara sholat hingga urusan warisan dan jenazah. ada memang cara sholat disana, namun sepertinya tidak selengkap kitab yang dibagikan sesudah ini kepada setiap peserta dengan judul "sifat shalat nabi".

"jadi selama ini sholat saya kurang bener ya," batin saya seraya membolak-balikan kitab yang baru saja dibagikan gratis tersebut," ini kayanya islam yang bener"

"assalamualaikum ustad" tanya seorang perempuan dari balik kelambu disebelah kanan saya, "saya mau bertanya, apakah dosa sebesar apapun akan diampuni oleh Allah?"

Kayanya aku kenal suara ini, batinku

"kecuali syirik, iya insya Allah diampuni karena Ampunan Allah Subhanahuwata'ala sangat luas"

setelah beberapa lama mengajarkan cara-cara sholat seraya mencontohkan gerakan-gerakan sholat sepertinya ustad itu pun sampai pada akhir kajian dan menutup kajian dengan doa kafaratul majelis, namun ustad itu berpesan kepada jamaah pesan yang sangat mengena dihati saya,

"jagalah diri dari perbuatan zina, apalagi kalian masih muda, awalnya mungkin dari berpegangan tangan, lalu berlanjut ke yang lain, jauhi, jika belum siap, puasalah, jika sudah siap nikahilah, itu yang lebih dimuliakan Allah"

hmmm... banyak dosa nih saya, hehehe.

=======================================================================================================

"Eh itu felisiana sama siapa?" batinku yang tiba di depan kos felisiana dan melihat dia menangis sesenggukan dipundah seorang wanita berjilab hijau toska, "kaya kenal", aku langsung agak sedikit menunduk dibalik pagar mengintip dari celah-celah pagar kos felisiana,

"aku sudah bilang, semua laki laki itu sama,"

"maafin aku zi," tangisnya felisiana pecah,

oh ternyata itu fauziyyah, yang dikenalkan ucup waktu kondangan minggu lalu. ya ampun sampai segitunya, saya jadi merasa bersalah, batin saya sambil menghela nafas, tapi...tapi...loh loh? itu, kok mereka berdua berciuman bibir ya? mesra sekali, waduh seraya berpelukan saya melihat fauziyah melumat bibir felisiana layaknya ciuman yang diberikan seorang laki-laki kepada kekasihnya.

"Brug," buku sifat shalat nabi saya jatuh karena saya melongo, kaget dan tercengang melihat kejadian itu. ya ampun apa-apaan ini.

"siapa itu?" tanya fauziyyah seraya melepaskan pelukannya dan berdiri melongkok ke arah saya.

"upss"