- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#29
Demam
"mas, bangun mas,"
aku tersentak kaget saat seseorang menepuk pundak ku, aku langsung celingak-celinguk kanan kiri, ternyata sudah sepi dan jam menunjukan pukul 07:00, ternyata aku ketiduran sambil bersandar di tembok selepas berzikir solat subuh. oke, saya ngiler, iya netes sedikit masih bersisa di bawah bibir sebelah kanan. hahahahaha
Akhirnya saya beranjak pulang, kok rasanya badan nggereges gini ya, kayanya mau meriang nih. sesaat sebelum sampai rumah saya melihat anak-anak kos yang lain sedang terburu-buru menyiapkan tas dan memanaskan motornya, nampaknya mereka seperti ingin touring tapi kok ga ada yang kasih saya info dan ajak saya ya.
saya masuk kedalam kos berpura-pura seperti acuh, padahal ingin rasanya ditanya dan diberi tahu mau kemana mereka, namun sepertinya mereka kompak sibuk dalam menyiapkan perbekalannya masing-masing. yaudahlalh, nasib memang pasti ga diajak, lagian ga punya uang juga, batinku saat itu. namun tiba-tiba umar yang menurut saya secara basa-basi menegur saya.
"kamu ga ikut jun?"
"emang mau pada kemana?"
"jalan-jalan ke semarang,"
"kok ga ada yang info ya?
"emang iya? ga tau gue mah cuma ikut-ikut aja"
"yaudah gpp mar, lagian lagi ga enak badan kayanya gue," umar pun langsung menempelkan tangannya ke kening saya
"elu demam jun, yaudah istirahat aja"
tiba-tiba samar-samar yang mendengar semua anak berbisik main salah-salahan dan saling tunjuk kenapa ga ada yang memberitahu saya masalah jalan-jalan ini. kebetulan akhir-akhir ini saya memang selalu pulang malam dari kampus karena sering mengikuti kajian lepas magrib yang diadakan masjid kampus. mungkin mereka membahas jalan-jalan ini disaat saya sedang asyik kemasyuk memperdalam keimanan saya sendiri, saya disitu merasa saya yang salah dan egois, karena merasa sering dikucilkan dan tak punya uang, saya menjadi menutup diri dan mencari pergaulan yang lain diluar dari mereka. dan akhirnya mereka pun berangkat meninggalkan saya yang mulai demam.
tak beberapa lama, ringtone HP khas nokia berbunyi menggema dirumah yang sepi, "adikku tersayang"
"halo salamualaikum,"
"Waalaikumsalam kak, kakak lagi ngapain?"
"kakak lagi istirahat aja dek" jawabku sambil menyeruput cairan di hidung yang mulai menetes
"suara kakak ngembeng kakak lagi sakit ya?"
"Sedikit kurang enak badan dek"
"udah kedokter kak? udah minum obat?"
"belum dek, baru kerasa pagi ini, lagian hanya pilek dan meriang biasa"
"kakak istirahat aja, ini kan hari sabtu, ga usah kemana-mana, izin aja part time jobnya"
"memang lagi libur dek, sabtu minggu ini kakak sengaja ambil libur, soalnya mau ngerjain laporan yang belum selesai"
"oh bagus kalau begitu, puji tuhan, kakak mau aku temani?"
"boleh deh dek, kebetulan kakak dirumah sendirian aja" ih kenapa saya jawab boleh ya, apa karena...
"emang yang lain pada kemana? tanyanya penasaran
"pada jalan-jalan kesemarang katanya, paling baru pada pulang besok siang atau sore"
"kakak sendirian? emang ga serem? bukannya waktu itu kakak cerita...
"udah ah dek, kakak tadinya ga inget loh.. adek malah ngingetin"
"hahaha, kakak takut ya?" tanyanya dengan nada mengejek
"enggak lah!" jawab saya tegas.
Akhirnya hari itu adalah hari teleponanan panjang pertama dalam hidup saya dan mungkin saya berhak mendapat rekor MURI. hanya di selingi mungkin 30 menit waktu sholat dan beberapa kali saya menelpon ibu dan ayah untuk menanyakan kabar, hari itu saya menghabiskan waktu untuk menelpon adik kesayangan saya sambil berusaha menyelesaikan laporan yang memang menjadi tujuan awal saya izin dari kerjaan part time saya.
adzan isya pun menyambut,
"dek, kakak mau sholat dulu ya di masjid,"
"iya kak, aku juga mau ke gereja dulu sama ayah, kakak istirahat ya, nanti aku pulang dari gereja aku temani lagi teleponan"
"iya dek, ibadah yang rajin ya biar cepat dapet hidayah dan masuk islam"
"ih kakak apaan sih, hehehe"
aku mematikan teleponnya, dan mulailah kesunyian dan merayap di sekujur tubuh saya. benar-benar hening saat itu, bahkan tetesan air kran wastafel pun terdengar. jantung saya berdegup kencang, sepertinya demam saya semakin parah. saya rasakan badan yang sangat menggigil dan kaki-kaki saya mulai mendingin. haduh rasanya tidak enak sekali. saya segera mencari kaus kaki untuk sekedar sedikit menahan rasa menggigil di kaki yang mulai menjalar keseluruh badan.
"nyetel lagu ah" batinku
Malam Ini Kusendiri
Tak Ada Yang Menemani
Seperti Malam Malam
Yang Sudah Sudah
Hati Ini Selalu Sepi
Tak Ada Yang Menghiasi
Seperti Cinta Ini
Yang Slalu Pupus
Reff :
Tuhan Kirimkanlah Aku
Kekasih Yang Baik Hati
Yang Mencintai Aku
Apa Adanya...
laguku terputus karena Suara panggilan telepon berbunyi, annisa ku, akhirnya telpon lagi. ternyata lagu itu juga bisa menjadi doa, doaku langung terjawab oleh tuhan dengan mengirimkan kekasih yang baik hati, baper ya... eh?
"salamualaikum"
Waalaikum salam"
".........................." yaelah, diem lagi, sepi lagi, ga ada bahan omongan lagi, "kamu lagi apa?"
"eh anu, aaku lg istirahat aja," jawab ku gagap
"seharian aku telepon sibuk terus ya?"
"emang iya ya?" waduh celaka aku ga sadar, batinku dalam hati "hape aku mati seharian agak lowbat" yah bohong lagi, kenapa mesti bohong sih, yaudahlah yang penting aman dan ga kenapa-kenapa, supaya obrolan ini berlanjut.
"tapi aku telepon dhanin, teleponnya juga sibuk seharian ini" jelasnya dengan nada penasaran
eh apaan sih, detektif banget sampe ngetes telepon si dhanin cuma buat ngecek, hebat banget sih nih perempuan "lah ngapain km telepon dhanin?"
"penasaran aja, setelah aku telepon kamu beberapa kali ga masuk, aku telepon dhanin pun nadanya sibuk, tapi barusan setelah aku telepon dhanin nadanya tidak sibuk, aku telepon kamu langsung di angkat" katanya dengan nada sedikit menginterograsi.
aku ga mau ngomong apa-apa deh takut salah, "kamu lagi ngapain?" tanya ku sambil menyeruput ingus
"kamu pilek?"
"iya badanku agak meriang?"
"sudah minum obat, panasnya berapa?"
Terimakasih pilek, terimakasih sakit, terimakasih ya Allah kau berikan sakit ini akhirnya perhatiannya teralihkan dan saya ga perlu bohong lagi, baru kali ini saya merasa pilek sangat membawa berkah, akan saya simpan beberapa sample pilek hari ini yang bisa jadi didalamnya mengandung enzim keberuntungan yang bisa di ekstrak dan mungkin bisa diperbanyak supaya ga sering salah paham lagi.
"tidak tau berapa panasnya, aku ga biasa minum obat, terakhir minum panyadol jantung aku berdebar kencang banget malah ga bisa tidur" terangku.
"disitu ada siapa? minta teman kamu untuk di pijat dulu"
"aku sendirian, semua teman kos pergi ke semarang"
"mau aku temani?"
"sangat mau" jawabku dengan semangat
"eh..?" jawabnya keheranan mendengar jawabanku yang sangat bersemangat mungkin.
"mau maksudnya nis,"
"yaudah kamu sambil istirahat ya,"
"aku sedang ngerjain laporan praktikum"
"sama dong, aku juga, aku lagi ngerjain tugas makalah kuliah,"
"kamu memang jadinya keterima di jurusan apa?" tanya saya penasaran
"eh, kamu ga tau ya? aku masuk jurusan hukum akhirnya" ungkapnya
saya sebenarnya tahu, di FB nya sudah di update berkuliah di kampus kuning yang sangat diidam-idamkan karena menyanding nama negara tempat saya tinggal dan menambahkan "law faculty" di kategori jurusannya. namun ya karena tidak diberitahu dan tidak mau dianggap terlalu mengkepoin dia, ya bilang aja ga tau pura-pura nanya.
"oh, alhamdulillah, selamat ya, abis kita udah lama ga ngobrol, kamu masih sendiri?" yaelaahhh nanyain apa sih saya nih, bego banget, kenapa langsung nanya pertanyaan itu sih, astagfirullah, aduh bodoh-bodoh-bodoh batin saya sambil menjedotkan kepala saya ketembok berulang kali.
"masih" jawabnya datar
"..................." diem lagi kan, guoblok sih gua nih, guatelli
"grompyang!!!" tiba tiba terdengar suara peralatan dapur seperti dibanting menyentak suasana hening kami, saya pun langsung terperanjat bangun,
"ada apa jun?
"entahlah, di dapur seperti ada sesuatu yang jatuh, sebentar ya aku mau lihat dulu," ucapku sambil memasukan handphone ke saku celana dan beranjak pergi kedapur.
"eh apa tuh?" batinku, seperti melihat sesuati dari sela-sela jendela kayu diarah dapur, eh kok hilang. tadi aku melihat seperti ada sesuatu
"juna, juna" aku langsung mengambil telepon di saku celana ,"kamu ga apa-apa?"
"aku ga apa apa nis, mungkin tadi kucing," seraya mengambil gelas dan menuangkan air hangat dari dalam termos.
"kamu istirahat aja,"
"iya," tiba-tiba jantung saya berdegup sangat kencang, debaran tidak seperti biasanya, nafas saya mulai tersengal-sengal, kaki saya pun terasa dingin, "kepala aku kaya berputar ya nis," pandangan saya mulai bergoyang, saya lihat termos yang ada dimeja dapur bergerak kekanan dan ke kiri, saya pun berusaha meraih sesuatu untuk dipegang agar saya tidak jatuh.
"Juna, kamu gapapa?" tanyanya dengan suara yang saya rasa semakin pelan, saya mulai kehilangan keseimbangan akhirnya saya putuskan untuk duduk dilantai dan meletakkan hanphone disamping saya, rasanya kaki ini makin dingin menjalar keseluruh tubuh saya, nafaspun terasa makin dingin dan berat, saya rasakan dada saya mulai terasa sakit nyeri.
tiba-tiba ada sosok bayangan hitam yang tinggi besar datang seperti mendekati saya, apa itu, apa itu, tanya saya berkali-kali didalam hati, sayup sayup masih saya dengar annisa memanggil-manggil saya di handphone yang sepertinya makin menjauh, kaki saya terasa seperti melayang.
"mas, bangun mas,"
aku tersentak kaget saat seseorang menepuk pundak ku, aku langsung celingak-celinguk kanan kiri, ternyata sudah sepi dan jam menunjukan pukul 07:00, ternyata aku ketiduran sambil bersandar di tembok selepas berzikir solat subuh. oke, saya ngiler, iya netes sedikit masih bersisa di bawah bibir sebelah kanan. hahahahaha
Akhirnya saya beranjak pulang, kok rasanya badan nggereges gini ya, kayanya mau meriang nih. sesaat sebelum sampai rumah saya melihat anak-anak kos yang lain sedang terburu-buru menyiapkan tas dan memanaskan motornya, nampaknya mereka seperti ingin touring tapi kok ga ada yang kasih saya info dan ajak saya ya.
saya masuk kedalam kos berpura-pura seperti acuh, padahal ingin rasanya ditanya dan diberi tahu mau kemana mereka, namun sepertinya mereka kompak sibuk dalam menyiapkan perbekalannya masing-masing. yaudahlalh, nasib memang pasti ga diajak, lagian ga punya uang juga, batinku saat itu. namun tiba-tiba umar yang menurut saya secara basa-basi menegur saya.
"kamu ga ikut jun?"
"emang mau pada kemana?"
"jalan-jalan ke semarang,"
"kok ga ada yang info ya?
"emang iya? ga tau gue mah cuma ikut-ikut aja"
"yaudah gpp mar, lagian lagi ga enak badan kayanya gue," umar pun langsung menempelkan tangannya ke kening saya
"elu demam jun, yaudah istirahat aja"
tiba-tiba samar-samar yang mendengar semua anak berbisik main salah-salahan dan saling tunjuk kenapa ga ada yang memberitahu saya masalah jalan-jalan ini. kebetulan akhir-akhir ini saya memang selalu pulang malam dari kampus karena sering mengikuti kajian lepas magrib yang diadakan masjid kampus. mungkin mereka membahas jalan-jalan ini disaat saya sedang asyik kemasyuk memperdalam keimanan saya sendiri, saya disitu merasa saya yang salah dan egois, karena merasa sering dikucilkan dan tak punya uang, saya menjadi menutup diri dan mencari pergaulan yang lain diluar dari mereka. dan akhirnya mereka pun berangkat meninggalkan saya yang mulai demam.
tak beberapa lama, ringtone HP khas nokia berbunyi menggema dirumah yang sepi, "adikku tersayang"
"halo salamualaikum,"
"Waalaikumsalam kak, kakak lagi ngapain?"
"kakak lagi istirahat aja dek" jawabku sambil menyeruput cairan di hidung yang mulai menetes
"suara kakak ngembeng kakak lagi sakit ya?"
"Sedikit kurang enak badan dek"
"udah kedokter kak? udah minum obat?"
"belum dek, baru kerasa pagi ini, lagian hanya pilek dan meriang biasa"
"kakak istirahat aja, ini kan hari sabtu, ga usah kemana-mana, izin aja part time jobnya"
"memang lagi libur dek, sabtu minggu ini kakak sengaja ambil libur, soalnya mau ngerjain laporan yang belum selesai"
"oh bagus kalau begitu, puji tuhan, kakak mau aku temani?"
"boleh deh dek, kebetulan kakak dirumah sendirian aja" ih kenapa saya jawab boleh ya, apa karena...
"emang yang lain pada kemana? tanyanya penasaran
"pada jalan-jalan kesemarang katanya, paling baru pada pulang besok siang atau sore"
"kakak sendirian? emang ga serem? bukannya waktu itu kakak cerita...
"udah ah dek, kakak tadinya ga inget loh.. adek malah ngingetin"
"hahaha, kakak takut ya?" tanyanya dengan nada mengejek
"enggak lah!" jawab saya tegas.
Akhirnya hari itu adalah hari teleponanan panjang pertama dalam hidup saya dan mungkin saya berhak mendapat rekor MURI. hanya di selingi mungkin 30 menit waktu sholat dan beberapa kali saya menelpon ibu dan ayah untuk menanyakan kabar, hari itu saya menghabiskan waktu untuk menelpon adik kesayangan saya sambil berusaha menyelesaikan laporan yang memang menjadi tujuan awal saya izin dari kerjaan part time saya.
adzan isya pun menyambut,
"dek, kakak mau sholat dulu ya di masjid,"
"iya kak, aku juga mau ke gereja dulu sama ayah, kakak istirahat ya, nanti aku pulang dari gereja aku temani lagi teleponan"
"iya dek, ibadah yang rajin ya biar cepat dapet hidayah dan masuk islam"
"ih kakak apaan sih, hehehe"
aku mematikan teleponnya, dan mulailah kesunyian dan merayap di sekujur tubuh saya. benar-benar hening saat itu, bahkan tetesan air kran wastafel pun terdengar. jantung saya berdegup kencang, sepertinya demam saya semakin parah. saya rasakan badan yang sangat menggigil dan kaki-kaki saya mulai mendingin. haduh rasanya tidak enak sekali. saya segera mencari kaus kaki untuk sekedar sedikit menahan rasa menggigil di kaki yang mulai menjalar keseluruh badan.
"nyetel lagu ah" batinku
Malam Ini Kusendiri
Tak Ada Yang Menemani
Seperti Malam Malam
Yang Sudah Sudah
Hati Ini Selalu Sepi
Tak Ada Yang Menghiasi
Seperti Cinta Ini
Yang Slalu Pupus
Reff :
Tuhan Kirimkanlah Aku
Kekasih Yang Baik Hati
Yang Mencintai Aku
Apa Adanya...
laguku terputus karena Suara panggilan telepon berbunyi, annisa ku, akhirnya telpon lagi. ternyata lagu itu juga bisa menjadi doa, doaku langung terjawab oleh tuhan dengan mengirimkan kekasih yang baik hati, baper ya... eh?
"salamualaikum"
Waalaikum salam"
".........................." yaelah, diem lagi, sepi lagi, ga ada bahan omongan lagi, "kamu lagi apa?"
"eh anu, aaku lg istirahat aja," jawab ku gagap
"seharian aku telepon sibuk terus ya?"
"emang iya ya?" waduh celaka aku ga sadar, batinku dalam hati "hape aku mati seharian agak lowbat" yah bohong lagi, kenapa mesti bohong sih, yaudahlah yang penting aman dan ga kenapa-kenapa, supaya obrolan ini berlanjut.
"tapi aku telepon dhanin, teleponnya juga sibuk seharian ini" jelasnya dengan nada penasaran
eh apaan sih, detektif banget sampe ngetes telepon si dhanin cuma buat ngecek, hebat banget sih nih perempuan "lah ngapain km telepon dhanin?"
"penasaran aja, setelah aku telepon kamu beberapa kali ga masuk, aku telepon dhanin pun nadanya sibuk, tapi barusan setelah aku telepon dhanin nadanya tidak sibuk, aku telepon kamu langsung di angkat" katanya dengan nada sedikit menginterograsi.
aku ga mau ngomong apa-apa deh takut salah, "kamu lagi ngapain?" tanya ku sambil menyeruput ingus
"kamu pilek?"
"iya badanku agak meriang?"
"sudah minum obat, panasnya berapa?"
Terimakasih pilek, terimakasih sakit, terimakasih ya Allah kau berikan sakit ini akhirnya perhatiannya teralihkan dan saya ga perlu bohong lagi, baru kali ini saya merasa pilek sangat membawa berkah, akan saya simpan beberapa sample pilek hari ini yang bisa jadi didalamnya mengandung enzim keberuntungan yang bisa di ekstrak dan mungkin bisa diperbanyak supaya ga sering salah paham lagi.
"tidak tau berapa panasnya, aku ga biasa minum obat, terakhir minum panyadol jantung aku berdebar kencang banget malah ga bisa tidur" terangku.
"disitu ada siapa? minta teman kamu untuk di pijat dulu"
"aku sendirian, semua teman kos pergi ke semarang"
"mau aku temani?"
"sangat mau" jawabku dengan semangat
"eh..?" jawabnya keheranan mendengar jawabanku yang sangat bersemangat mungkin.
"mau maksudnya nis,"
"yaudah kamu sambil istirahat ya,"
"aku sedang ngerjain laporan praktikum"
"sama dong, aku juga, aku lagi ngerjain tugas makalah kuliah,"
"kamu memang jadinya keterima di jurusan apa?" tanya saya penasaran
"eh, kamu ga tau ya? aku masuk jurusan hukum akhirnya" ungkapnya
saya sebenarnya tahu, di FB nya sudah di update berkuliah di kampus kuning yang sangat diidam-idamkan karena menyanding nama negara tempat saya tinggal dan menambahkan "law faculty" di kategori jurusannya. namun ya karena tidak diberitahu dan tidak mau dianggap terlalu mengkepoin dia, ya bilang aja ga tau pura-pura nanya.
"oh, alhamdulillah, selamat ya, abis kita udah lama ga ngobrol, kamu masih sendiri?" yaelaahhh nanyain apa sih saya nih, bego banget, kenapa langsung nanya pertanyaan itu sih, astagfirullah, aduh bodoh-bodoh-bodoh batin saya sambil menjedotkan kepala saya ketembok berulang kali.
"masih" jawabnya datar
"..................." diem lagi kan, guoblok sih gua nih, guatelli
"grompyang!!!" tiba tiba terdengar suara peralatan dapur seperti dibanting menyentak suasana hening kami, saya pun langsung terperanjat bangun,
"ada apa jun?
"entahlah, di dapur seperti ada sesuatu yang jatuh, sebentar ya aku mau lihat dulu," ucapku sambil memasukan handphone ke saku celana dan beranjak pergi kedapur.
"eh apa tuh?" batinku, seperti melihat sesuati dari sela-sela jendela kayu diarah dapur, eh kok hilang. tadi aku melihat seperti ada sesuatu
"juna, juna" aku langsung mengambil telepon di saku celana ,"kamu ga apa-apa?"
"aku ga apa apa nis, mungkin tadi kucing," seraya mengambil gelas dan menuangkan air hangat dari dalam termos.
"kamu istirahat aja,"
"iya," tiba-tiba jantung saya berdegup sangat kencang, debaran tidak seperti biasanya, nafas saya mulai tersengal-sengal, kaki saya pun terasa dingin, "kepala aku kaya berputar ya nis," pandangan saya mulai bergoyang, saya lihat termos yang ada dimeja dapur bergerak kekanan dan ke kiri, saya pun berusaha meraih sesuatu untuk dipegang agar saya tidak jatuh.
"Juna, kamu gapapa?" tanyanya dengan suara yang saya rasa semakin pelan, saya mulai kehilangan keseimbangan akhirnya saya putuskan untuk duduk dilantai dan meletakkan hanphone disamping saya, rasanya kaki ini makin dingin menjalar keseluruh tubuh saya, nafaspun terasa makin dingin dan berat, saya rasakan dada saya mulai terasa sakit nyeri.
tiba-tiba ada sosok bayangan hitam yang tinggi besar datang seperti mendekati saya, apa itu, apa itu, tanya saya berkali-kali didalam hati, sayup sayup masih saya dengar annisa memanggil-manggil saya di handphone yang sepertinya makin menjauh, kaki saya terasa seperti melayang.
Diubah oleh natgeas2 11-07-2018 14:26
0