Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#379
Part 48
Suara alarm hp membuat gw terbangun. Gw celingukan ke 4 sisi ruangan, lalu bergumam "kere amat, jam dinding aja ga ada"

Dengan lemas, gw menegakkan kepala, lalu duduk di kasur tanpa dipan yang semalam mengantar gw menuju alam mimpi. Gw menengok ke sisi kiri, rupanya Zahra sudah terlebih dahulu beranjak dari tempat tidur.

Pikiran gw kosong, masih mencoba mengumpulkan kesadaran yang sempat hilang. Terdengar suara gemerucuk air dari arah belakang rumah. Beberapa saat kemudian, Zahra muncul dengan muka, rambut, tangan dan kaki yang basah karena air wudhu.

"Tunggu ra.." bermaksud untuk mengajak berjamaah. Gw langsung berjalan menuju belakang rumah untuk mengambil wudhu.

=====

"Mau beli sarapan apa masak sendiri mas?" Ia melepas mukenah nya.

"Kalo kamu males masak ya beli aja engga papa" jawab gw tanpa menoleh ke arahnya

Perlahan suara langkah kaki Zahra menjauh, lalu berhenti, kemudian jalan beberapa langkah, berhenti lagi, sesekali terdengar suara benturan alat - alat dapur.

Masih menggunakan sarung, gw menuju depan rumah, menatap salah satu jalan alternatif menuju jogja. Ya, rumah yang gw tempati ini tepat di pinggir jalan raya. Masih sepi, hanya beberapa kendaraan saja yang lewat. Mungkin masih terlalu pagi untuk melakukan aktifitas diluar rumah.

"Mau teh?" Tawarnya

"Boleh, ambilin rokok sama korek ku sekalian di meja" balas gw

Sekitar 10 menit kemudian, Zahra kembali dengan membawa 2 gelas teh hangat dan rokok plus koreknya

Nampaknya ia agak kedinginan, terlihat saat ia memasukkan kedua tangannya di saku jaket, setelah meletakkan apa yg tadi ia bawa.

Ia duduk disamping gw, lalu berkata "kayaknya enak ya punya rumah disini. Hawanya adem"

Gw membathin, "kayak baru ngerasain aja, padahal rumahmu suasananya ga jauh beda"

Sayup - sayup gw mendengar sesenggukan seperti orang menangis.

"Angker juga ini rumah" ucap gw dalam hati

Suara itu semakin terdengar jelas, gw menengok ke arah Zahra, lalu terkekeh pelan. "Kamu nangis kenapa?" Dia enggan menjawab, hanya menggelengkan kepala.

"Kangen rumah?" Tanya gw lagi. Kali ini ia menganggukkan kepala, tapi mulutnya masih bungkam.

Perlahan, matahari mulai menampakkan sinarnya. Suara isak tangisnya pun sudah hilang. Namun tubuhnya masih belum bergerak, seakan enggan lepas dari pelukan gw. Hanya bahunya yang naik turun teratur seiring nafasnya berhembus.

Gw mengintip matanya yg terpejam dari sela rambutnya. "Si donat malah keenakan tidur" gumam gw dalam hati. Dengan hati - hati, gw menyeruput teh yang mulai dingin, Zahra terbangun, lalu melepas pelukannya. Matanya agak sembab, masih tersisa butiran air di sudutnya.

Gw usap pipinya, lalu ibu jari gw menghapus sisa air matanya yang sebagian mulai mengering. "Cuci muka dulu, habis itu aku anter belanja"

Setelah membeli sayur - sayur, gw bergegas mandi. Sedangkan Zahra pergi ke toko sebelah untuk membeli beras.

Gw : Mau masak apa ra? *ngeringin rambut pake handuk
Zahra : Sayur soup mas
Gw : trus ini? *nunjuk adonan di baskom
Zahra : ini bakwan jagung
Gw : aku pakai baju dulu, habis ini biar aku yang goreng bakwannya

Sekitar jam 7, semuanya sudah matang. Lampu merah di rice cooker pun sudah berubah jadi hijau pertanda nasi matang. Engga lama, Mbak Indah dan Mbak Fitri datang ketika gw ngerokok di depan teras

Gw : udah sarapan Mbak?
Mbak Fitri : belum dek, ini mau ngajak kalian
Gw : udah dimasakin sama Zahra kok
Mbak Fitri : udah kayak suami istri aja kalian ini haha

Jam 9, gw baru berangkat ke proyek yang jaraknya sekitar 3 km dari mess. Di sana, gw diajak keliling - keliling di proyek sambil kenalan sama pekerja - pekerja yang ada disana.

"Bang, adek lo cewe?" Tanya seorang pekerja yang sedang memasang bata

"Tau dari mana?" Tanya gw balik.

"Itu.." Dagu nya menunjuk ke seorang cewek yang berjalan ke arah kami

Tangan gw melambai ke arahnya, lalu ia berlari kecil.

Gw : kok ga telepon? Kan bisa tak jemput
Zahra : takut ngeganggu
Gw : orang dari tadi cuma mainan pasir gini
Zahra : ya kan aku gatau

Jam 12 an, para perkerja pada istirahat. Gw juga pamit buat makan siang.

Zahra : tuh ada chat masuk
Gw : biarin dulu, paling dari Okta *lanjut makan

Selesai makan, baru gw buka chat yg tadi masuk, ternyata dari Izal

Izal : ndo, gw tau Shinta dimana
Gw : serius? Dimana?
Izal : Shinta sengaja dipindahin ke luar kota biar jauh dari lo
Diubah oleh congyang.jus 25-06-2018 09:03
rinandya
delet3
japraha47
japraha47 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.