- Beranda
- Stories from the Heart
Kumpulan Pengalaman Misteri Dari Kecil Sampai Sekarang
...
TS
awan7892
Kumpulan Pengalaman Misteri Dari Kecil Sampai Sekarang
Chapter 1 : Perkenalan
Perkenalkan nama saya Awan (bukan nama sebenarnya), saya sejak kecil sering mengalami kejadian aneh yang terkadang tidak masuk di logika. Cerita pertama ini saya dapat dari ibu saya, karena tidak mungkin saya ingat kejadian saat bayi. Saya tinggal di suatu desa di salah satu kabupaten di Indonesia.
Pada tahun 1988 Ibu saya hamil anak pertama, namun pada usia kandungan 8 bulan Ibu saya merasa akan melahirkan, saat itu belum ada bidan di desa kalau sekarang sih sudah banyak, dokter juga banyak sekarang. Jadi ayah saya membawa dukun bayi kerumah. Saat itu orang tua saya tinggalnya masih numpang sama mertua, yaitu di rumah orang tuanya ibu saya.
Dukun bayi tersebut membantu persalinan ibu saya, tapi takdir berkata lain, anak pertama ibu saya atau kakak laki-laki saya meninggal ketika dilahirkan. Tahun 1990 ibu saya hamil lagi, tapi kakak kedua saya perempuan juga meninggal ketika dilahirkan pada usia kandungan 7 bulan. Pada akhir tahun 1991 ibu saya kembali hamil. Karena trauma dengan kehamilan-kehamilan sebelumnya ibu saya jadi takut, akhirnya ayah dan ibu saya mengunjungi sesepuh di desa saya.
Sesepuh desa meminta waktu seminggu lagi datang lagi karena dia ingin puasa dulu sebelum memberi saran meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Seminggu kemudian kedua orang tua saya datang lagi. Sesepuh desa bilang jika saya lahir dengan selamat ibu saya harus mengikhlaskan saya untuk dibesarkan oleh orang lain yang sudah tua tapi tidak memiliki anak, nanti jika saya sudah punya adik saya baru boleh diambil lagi.
Setelah itu kedua orang tua saya pulang dan menceritakan hal tersebut ke kakek saya. Akhirnya diputuskan untuk menyetujui saran sesepuh desa. Setelah itu di carilah calon orang tua angkat saya. Ibu Ani (bukan nama sebenarnya) seorang janda ditinggal mati suaminya dan tidak memiliki anak dari desa sebelah tertarik untuk merawat saya dengan perjanjian saya boleh diambil lagi nantinya, dia setuju.
Bulan berganti bulan kandungan Ibu saya semakin besar, pada kandungan berumur 8 bulan setengah di tahun 1992 saya dilahirkan dengan selamat, tentu saja dibantu dengan dukun bayi. Ibu saya cerita kalau dukun bayi dulu memotong ari-ari menggunakan bambu, saya ga tahu gimana cara motongnya.
Saya baca di internet zaman dulu banyak kasus bayi meninggal setelah beberapa hari dilahirkan karena infeksi akibat tidak steril pemotongan ari-arinya. Alhamdulillah saya baik-baik saja sampai sekarang meskipun dipotongnya pakai bambu ari-arinya.
Masih kata internet akibat infeksi tadi jadi meninggal dengan tubuh membiru. Ibu saya cerita kalau bayi meninggal beberapa hari setelah dilahirkan dan membiru berarti habis disedot setan darahnya. Kasian setan zaman dulu dituduh jadi penyebab karena teknologi belum maju saat itu. Setelah saya lahir beberapa hari kemudian saya diserahkan pada Ibu Ani.
Saat itu motor masih merupakan barang mewah, umumnya warga kemana-mana pakai sepeda, begitu juga ayah saya membonceng ibu saya pakai sepeda menuju rumah Ibu Ani. Saat itu jalan aspal cuma di jalan-jalan besar, sedangkan jalan pedesaan masih berupa jalan setapak yg banyak batu-batunya.
Di perjalanan sepeda Ayah saya terjatuh dan saya terlepas dari pelukan Ibu saya. Saya terlempar ke arah batu-batu yang ukurannya cukup besar. Ibu saya pun panik langsung mendekati saya. Alhamdulillah ajaibnya ga ada luka sama sekali dan masih dalam posisi tidur dengan keadaan di bedong. Padahal Ayah dan Ibu saya lecet-lecet. Lalu kedua orang tua melanjutkan perjalanan. Sesampainya di rumah Ibu Ani saya diserahkan.
3 tahun kemudian Ibu saya melahirkan anak perempuan yaitu adik saya. Ibu saya pun datang menemui Ibu Ani, berniat untuk mengambil saya, tapi ibu saya cerita sayanya gamau, jadi diikhlaskan saya untuk Ibu Ani. Pada saat umur saya 5 tahun, Ibu Ani meninggal karena sakit. Pihak keluarga Ibu Ani ga ada yang mau mengurus saya, jadi saya dikembalikan ke kedua orang tua saya.
Itulah sedikit cerita mengenai kelahiran saya, untuk kisah misterinya akan saya lanjutkan di chapter selanjutnya.
Terima Kasih
Index
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Perkenalkan nama saya Awan (bukan nama sebenarnya), saya sejak kecil sering mengalami kejadian aneh yang terkadang tidak masuk di logika. Cerita pertama ini saya dapat dari ibu saya, karena tidak mungkin saya ingat kejadian saat bayi. Saya tinggal di suatu desa di salah satu kabupaten di Indonesia.
Pada tahun 1988 Ibu saya hamil anak pertama, namun pada usia kandungan 8 bulan Ibu saya merasa akan melahirkan, saat itu belum ada bidan di desa kalau sekarang sih sudah banyak, dokter juga banyak sekarang. Jadi ayah saya membawa dukun bayi kerumah. Saat itu orang tua saya tinggalnya masih numpang sama mertua, yaitu di rumah orang tuanya ibu saya.
Dukun bayi tersebut membantu persalinan ibu saya, tapi takdir berkata lain, anak pertama ibu saya atau kakak laki-laki saya meninggal ketika dilahirkan. Tahun 1990 ibu saya hamil lagi, tapi kakak kedua saya perempuan juga meninggal ketika dilahirkan pada usia kandungan 7 bulan. Pada akhir tahun 1991 ibu saya kembali hamil. Karena trauma dengan kehamilan-kehamilan sebelumnya ibu saya jadi takut, akhirnya ayah dan ibu saya mengunjungi sesepuh di desa saya.
Sesepuh desa meminta waktu seminggu lagi datang lagi karena dia ingin puasa dulu sebelum memberi saran meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Seminggu kemudian kedua orang tua saya datang lagi. Sesepuh desa bilang jika saya lahir dengan selamat ibu saya harus mengikhlaskan saya untuk dibesarkan oleh orang lain yang sudah tua tapi tidak memiliki anak, nanti jika saya sudah punya adik saya baru boleh diambil lagi.
Setelah itu kedua orang tua saya pulang dan menceritakan hal tersebut ke kakek saya. Akhirnya diputuskan untuk menyetujui saran sesepuh desa. Setelah itu di carilah calon orang tua angkat saya. Ibu Ani (bukan nama sebenarnya) seorang janda ditinggal mati suaminya dan tidak memiliki anak dari desa sebelah tertarik untuk merawat saya dengan perjanjian saya boleh diambil lagi nantinya, dia setuju.
Bulan berganti bulan kandungan Ibu saya semakin besar, pada kandungan berumur 8 bulan setengah di tahun 1992 saya dilahirkan dengan selamat, tentu saja dibantu dengan dukun bayi. Ibu saya cerita kalau dukun bayi dulu memotong ari-ari menggunakan bambu, saya ga tahu gimana cara motongnya.
Saya baca di internet zaman dulu banyak kasus bayi meninggal setelah beberapa hari dilahirkan karena infeksi akibat tidak steril pemotongan ari-arinya. Alhamdulillah saya baik-baik saja sampai sekarang meskipun dipotongnya pakai bambu ari-arinya.
Masih kata internet akibat infeksi tadi jadi meninggal dengan tubuh membiru. Ibu saya cerita kalau bayi meninggal beberapa hari setelah dilahirkan dan membiru berarti habis disedot setan darahnya. Kasian setan zaman dulu dituduh jadi penyebab karena teknologi belum maju saat itu. Setelah saya lahir beberapa hari kemudian saya diserahkan pada Ibu Ani.
Saat itu motor masih merupakan barang mewah, umumnya warga kemana-mana pakai sepeda, begitu juga ayah saya membonceng ibu saya pakai sepeda menuju rumah Ibu Ani. Saat itu jalan aspal cuma di jalan-jalan besar, sedangkan jalan pedesaan masih berupa jalan setapak yg banyak batu-batunya.
Di perjalanan sepeda Ayah saya terjatuh dan saya terlepas dari pelukan Ibu saya. Saya terlempar ke arah batu-batu yang ukurannya cukup besar. Ibu saya pun panik langsung mendekati saya. Alhamdulillah ajaibnya ga ada luka sama sekali dan masih dalam posisi tidur dengan keadaan di bedong. Padahal Ayah dan Ibu saya lecet-lecet. Lalu kedua orang tua melanjutkan perjalanan. Sesampainya di rumah Ibu Ani saya diserahkan.
3 tahun kemudian Ibu saya melahirkan anak perempuan yaitu adik saya. Ibu saya pun datang menemui Ibu Ani, berniat untuk mengambil saya, tapi ibu saya cerita sayanya gamau, jadi diikhlaskan saya untuk Ibu Ani. Pada saat umur saya 5 tahun, Ibu Ani meninggal karena sakit. Pihak keluarga Ibu Ani ga ada yang mau mengurus saya, jadi saya dikembalikan ke kedua orang tua saya.
Itulah sedikit cerita mengenai kelahiran saya, untuk kisah misterinya akan saya lanjutkan di chapter selanjutnya.
Terima Kasih
Index
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Diubah oleh awan7892 28-06-2018 02:36
a.rizzky dan 2 lainnya memberi reputasi
3
5.1K
27
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
awan7892
#18
Chapter 9 : Teror Di Tempat Camping
Saat SMP kelas 7, sekolah mengadakan acara camping. Acara camping dilaksanakan di salah satu kaki gunung di Indonesia.
Sekolah membuat kelompok-kelompok. Kelompok saya sendiri terdiri dari 16 orang dengan komposisi 8 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan.
Tiap kelompok harus menyiapkan perlengkapan masing-masing. Jadi tiap orang sama ketua kelompok dibagi tugas membawa barang yang berbeda-beda.
Yang saya lihat zaman sekarang kalau camping enak yah, sudah disediakan semua sama sekolah, jadi tinggal tidur aja di tempat camping. Meskipun tidak semua sekolah begitu.
Sebelum berangkat segala perlengkapan di cek sama guru yang jadi panitia. Kalau ada kelompok yang kekurangan sesuatu dibantu sama kelompok yang bawanya berlebih atau dibantu panitia.
Setelah pengecekan selesai. Kami pun naik bus. Saya lupa berapa bus yg disediakan. Perjalanan memakan waktu 2 jam.
Sampai di lokasi, tiap kelompok membuat tenda sendiri. Satu kelompok membuat 2 tenda. Tentu saja 2 tenda karena laki-laki dan perempuan tidur di tenda yang berbeda.
Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan. Jam 9 malam waktunya tidur. Jam 1 pagi kami dibangunkan paksa karena ada suatu kegiatan. Kami di suruh berkumpul dan berbaris.
Andi salah satu orang di kelompok saya susah sekali di bangunkan. Oleh karena itu dia ditinggalkan di tenda sendirian.
Sesampainya di lokasi berkumpul. Kami di suruh berbaris per kelompok. Setelah itu di suruh mengecek kelengkapan anggotanya.
Tentu saja kelompok kami ga lengkap. Jadinya kena marah kakak kelas yang jadi panitia. Ketua kelompok di suruh memanggil anggota yang masih di tenda.
Ketua kelompok kami sebut saja namanya Mamat. Mamat menyusul Andi ke tenda.
15 menit waktu berlalu. Tapi Mamat masih belum kembali juga bersama Andi. Kakak kelas meminta salah satu dari kami menjadi sukarelawan menyusul mereka.
Saya mengajukan diri. Di sinilah teror pertama terjadi. Saya menggunakan senter menuju tenda yang jaraknya 5 menit dari tempat berkumpul.
Sesampainya di tenda, hawanya terasa tidak enak. Meskipun memakai jaket hawa dingin tetapi merasuki tubuh.
Saya pun masuk ke tenda. Di dalam tenda hanya ada satu orang sedang tidur. Yang saya lihat itu Andi. Kemana Mamat yang tadi nyusul Andi duluan.
Saya pun membangunkan Andi. Tapi aneh susah sekali di bangunkan. Terus juga tubuhnya dingin sekali kaya es batu. Selain dingin entah kenapa saya merasa sangat merinding.
Karena saya kawatir saya segera keluar tenda dan berlari mau laporan. Pas lagi lari saya ketemu kelompok saya sama kakak kelas sedang menuju ke arah saya.
"Awan kamu ga kenapa-kenapa" tanya kakak kelas. "Saya gpp kak, tapi teman saya Andi kayanya sakit di tenda" jawab saya. "kamu beneran kesurupan yah, ini Andi sama Mamat ada disini" ujar Kakak kelas.
Ternyata beneran ada Andi sama Mamat. Mereka cerita setelah saya di suruh jemput Andi dan Mamat. Andi sama Mamat datang duluan, mereka cerita ketemu saya di jalan saat menuju tempat kumpul.
Tapi ketika saya dipanggil malah saya terus jalan sambil mata melotot. Mamat sama Andi mengira kalau saya kesurupan. Jadi mereka segera laporan ke kakak kelas lalu mereka menyusul.
Saya lalu cerita ke mereka kalau saya tidak kesurupan. Saya malah ga ketemu sama Mamat dan Andi di jalan. Di tenda malah ketemu Andi yang saya kira sedang sakit karena tubuhnya dingin.
Setelah itu kami bersama-sama mengecek tenda. Tapi ternyata ga ada orang. Tempat yang tadinya jadi tempat tidur Andi kw cuma basah kuyup, ga tau air dari mana.
Setelah itu pun kegiatan dilanjutkan kembali. Hari kedua kegiatan di siang hari berjalan lancar.
Kami melaksanakan camping 3 hari 2 malam. Malam harinya di hari kedua ada kejadian lagi.
Ada anak dari kelompok lain yang kepalanya bocor. Katanya setelah buang air kecil di bawah pohon jati. Dia ditimpuk batu dari atas.
Jadi dia selesai camping lebih awal. Karena anak-anak kelompok saya penasaran sama lokasi di timpuknya anak itu. Jadi kami bersama-sama kesana.
Teman-teman saya tidak menemukan sesuatu di lokasi kejadian. Tapi saya melihat sesosok makhluk hitam diatas pohon.
Bentuknya seperti monyet, tapi seukuran manusia, mata melotot menatap kami, terus juga bulunya lebat sekali. Dua gigi taring nya panjang keluar dari mulutnya.
Saya yakin itu bukan hewan, soalnya pas saya menyuruh teman saya melihat ke atas pohon. Dia ga melihat apa-apa. Karena teman yang lain juga penasaran, mereka juga melihat ke arah atas pohon.
Mereka juga ga melihat apa-apa. Tapi setelah itu pohonnya bergerak-gerak seperti kena angin yang cukup besar. Padahal pohon lain kondisinya tenang. Akibatnya anak-anak pada lari. Saya juga ikut lari daripada di tinggal sendirian.
Makhluk apa itu. Saya juga ga tahu. Kayanya sih jin penunggu di pohon itu. Saya juga tidak mengerti mengapa hanya saya yang melihat. Padahal saya bukan anak indigo.
Sekolah membuat kelompok-kelompok. Kelompok saya sendiri terdiri dari 16 orang dengan komposisi 8 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan.
Tiap kelompok harus menyiapkan perlengkapan masing-masing. Jadi tiap orang sama ketua kelompok dibagi tugas membawa barang yang berbeda-beda.
Yang saya lihat zaman sekarang kalau camping enak yah, sudah disediakan semua sama sekolah, jadi tinggal tidur aja di tempat camping. Meskipun tidak semua sekolah begitu.
Sebelum berangkat segala perlengkapan di cek sama guru yang jadi panitia. Kalau ada kelompok yang kekurangan sesuatu dibantu sama kelompok yang bawanya berlebih atau dibantu panitia.
Setelah pengecekan selesai. Kami pun naik bus. Saya lupa berapa bus yg disediakan. Perjalanan memakan waktu 2 jam.
Sampai di lokasi, tiap kelompok membuat tenda sendiri. Satu kelompok membuat 2 tenda. Tentu saja 2 tenda karena laki-laki dan perempuan tidur di tenda yang berbeda.
Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan. Jam 9 malam waktunya tidur. Jam 1 pagi kami dibangunkan paksa karena ada suatu kegiatan. Kami di suruh berkumpul dan berbaris.
Andi salah satu orang di kelompok saya susah sekali di bangunkan. Oleh karena itu dia ditinggalkan di tenda sendirian.
Sesampainya di lokasi berkumpul. Kami di suruh berbaris per kelompok. Setelah itu di suruh mengecek kelengkapan anggotanya.
Tentu saja kelompok kami ga lengkap. Jadinya kena marah kakak kelas yang jadi panitia. Ketua kelompok di suruh memanggil anggota yang masih di tenda.
Ketua kelompok kami sebut saja namanya Mamat. Mamat menyusul Andi ke tenda.
15 menit waktu berlalu. Tapi Mamat masih belum kembali juga bersama Andi. Kakak kelas meminta salah satu dari kami menjadi sukarelawan menyusul mereka.
Saya mengajukan diri. Di sinilah teror pertama terjadi. Saya menggunakan senter menuju tenda yang jaraknya 5 menit dari tempat berkumpul.
Sesampainya di tenda, hawanya terasa tidak enak. Meskipun memakai jaket hawa dingin tetapi merasuki tubuh.
Saya pun masuk ke tenda. Di dalam tenda hanya ada satu orang sedang tidur. Yang saya lihat itu Andi. Kemana Mamat yang tadi nyusul Andi duluan.
Saya pun membangunkan Andi. Tapi aneh susah sekali di bangunkan. Terus juga tubuhnya dingin sekali kaya es batu. Selain dingin entah kenapa saya merasa sangat merinding.
Karena saya kawatir saya segera keluar tenda dan berlari mau laporan. Pas lagi lari saya ketemu kelompok saya sama kakak kelas sedang menuju ke arah saya.
"Awan kamu ga kenapa-kenapa" tanya kakak kelas. "Saya gpp kak, tapi teman saya Andi kayanya sakit di tenda" jawab saya. "kamu beneran kesurupan yah, ini Andi sama Mamat ada disini" ujar Kakak kelas.
Ternyata beneran ada Andi sama Mamat. Mereka cerita setelah saya di suruh jemput Andi dan Mamat. Andi sama Mamat datang duluan, mereka cerita ketemu saya di jalan saat menuju tempat kumpul.
Tapi ketika saya dipanggil malah saya terus jalan sambil mata melotot. Mamat sama Andi mengira kalau saya kesurupan. Jadi mereka segera laporan ke kakak kelas lalu mereka menyusul.
Saya lalu cerita ke mereka kalau saya tidak kesurupan. Saya malah ga ketemu sama Mamat dan Andi di jalan. Di tenda malah ketemu Andi yang saya kira sedang sakit karena tubuhnya dingin.
Setelah itu kami bersama-sama mengecek tenda. Tapi ternyata ga ada orang. Tempat yang tadinya jadi tempat tidur Andi kw cuma basah kuyup, ga tau air dari mana.
Setelah itu pun kegiatan dilanjutkan kembali. Hari kedua kegiatan di siang hari berjalan lancar.
Kami melaksanakan camping 3 hari 2 malam. Malam harinya di hari kedua ada kejadian lagi.
Ada anak dari kelompok lain yang kepalanya bocor. Katanya setelah buang air kecil di bawah pohon jati. Dia ditimpuk batu dari atas.
Jadi dia selesai camping lebih awal. Karena anak-anak kelompok saya penasaran sama lokasi di timpuknya anak itu. Jadi kami bersama-sama kesana.
Teman-teman saya tidak menemukan sesuatu di lokasi kejadian. Tapi saya melihat sesosok makhluk hitam diatas pohon.
Bentuknya seperti monyet, tapi seukuran manusia, mata melotot menatap kami, terus juga bulunya lebat sekali. Dua gigi taring nya panjang keluar dari mulutnya.
Saya yakin itu bukan hewan, soalnya pas saya menyuruh teman saya melihat ke atas pohon. Dia ga melihat apa-apa. Karena teman yang lain juga penasaran, mereka juga melihat ke arah atas pohon.
Mereka juga ga melihat apa-apa. Tapi setelah itu pohonnya bergerak-gerak seperti kena angin yang cukup besar. Padahal pohon lain kondisinya tenang. Akibatnya anak-anak pada lari. Saya juga ikut lari daripada di tinggal sendirian.
Makhluk apa itu. Saya juga ga tahu. Kayanya sih jin penunggu di pohon itu. Saya juga tidak mengerti mengapa hanya saya yang melihat. Padahal saya bukan anak indigo.
meqiba memberi reputasi
1