Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#7125
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...

“Itu, Yank.. Kamu kenal Teh Yuyun kan, yang punya warung pengkolan tempat aku biasa nongkrong sama anak-anak pas SMA?” Jawab gw yang balik bertanya ke Anggie..

Sesaat, Anggie nampak bingung menatap wajah ini.. Namun, kemudian ia menyunggingkan senyuman..

“Ohh, yang kata nya suka sama kamu ya, Beb?” Tanya Anggie sambil terus menyunggingkan senyuman..

Gw hanya bisa menganggukkan kepala dengan sesekali memandangi sosok Janda pemilik warung yang nampak sedang berjalan menuju ke arah panggung pelaminan..

“Kamu ga usah panik gitu lah, Beb.. Aku yakin dia cuma mo kasih ucapan selamat aja ke kita koq” Kata Anggie mencoba menenangkan diri gw..

Gw kembali menganggukkan kepala sambil menoleh ke arah Rio dan langsung memeluk lehernya hingga kepala sepupu gw itu seketika mendekat..

“Lu mesti tanggung jawab kalo Teh Yuyun sampe macem-macem, Nyet” Ancam gw dengan berbisik, yang dibalas anggukan panik kepala Rio berkali-kali..

“Ya udah.. Gw nemenin lu disini dah, Bree.. Biar sekalian lietin Teh Yuyun, supaya dia ga macem-macem” Jawab Rio seraya melepaskan rangkulan tangan gw dilehernya..

Tak beberapa lama kemudian, sosok yang membuat gw sedikit parno itu datang dengan pakaian sedikit terbuka.. Baju atas Teh Yuyun berwarna merah terang dan terlihat kontras dengan rok mini warna kuning sedikit tinggi, yang memanjakan tiap mata laki-laki dengan kulit putih mulus paha nya.. Dengan wajah yang nampak murung, teh Yuyun perlahan mulai menaiki anak tangga pelaminan dan berjalan menuju kami semua..

Begitu tiba persis di hadapan gw dan Anggie, pemilik warung bertubuh sintal itu menatap wajah gw dari bawah kaki sampai kepala tanpa berkedip sedikit pun.. Wajahnya nampak menyiratkan raut duka teramat dalam.. Hal itu terbukti dari kedua mata Teh Yuyun yang nampak berkaca-kaca dan kelopaknya dipenuhi genangan air mata siap tertumpah.. Perlahan, ia mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna pink dari tas tangannya yang berwarna biru.. Lalu, menyeka kedua indera penglihatannya selama beberapa saat..

Rio yang melihatnya, sempat menyikut lengan gw dan gw balas dengan tatapan tajam.. Sementara Anggie terlihat ikut melempar pandangan ke arah gw dengan tatapan iba.. Setelah selesai mengeringkan genangan air mata, teh Yuyun memasukkan kembali sapu tangannya ke dalam tas dan perlahan menyunggingkan senyuman manis meski terkesan dipaksakan, sambil mengulurkan kedua tangan hendak menyalami gw..

“Selamat ya, Kang.. Akhirnya akang menikah juga.. Teteh bahagia meski ada luka dalam di hati ini” Ucap teh Yuyun sambil menundukkan wajah..

Gw yang mendengar ucapan selamat Teh Yuyun hanya terdiam tanpa bisa menjawab apapun, meski menjabat tangannya.. Cukup lama tangan gw digenggam oleh teh Yuyun, seolah tak mau ia lepaskan.. Rio yang melihat hal tersebut, sempat terdengar berdehem beberapa kali dan berhasil membuat Teh Yuyun melepaskan jabatan tangannya.. Kemudian, janda pemilik warung pengkolan dekat SMA gw itu, melempar pandangan ke arah Anggie dan tanpa diduga langsung memeluk erat isteri gw..

“Teh, saya titip Kang Imam.. Tolong rawat dia sebaik mungkin dan jadi lah isteri Kang Imam yang setia.. Saya ikhlas.. Saya juga ridho melepaskan Kang Imam untuk teteh.. Saya hanya bisa berdo’a supaya pernikahan kalian berdua bisa langgeng, meski hati saya hancur berkeping-keping” Ucap Teh Yuyun sambil terisak dalam pelukan Anggie..

Disebelah gw, Rio terlihat seperti sedang menahan tawa dengan bibir yang sengaja ia lepit ke dalam, setelah melihat dan mendengar ucapan puitisTeh Yuyun.. Namun, sepupu gw itu langsung melemparkan pandangannya ke arah lain, saat Anggie menoleh ke arahnya dan kemudian melirik tegang ke arah gw.. Sedikit rasa kaget terlihat dari raut wajah Anggie, tapi perlahan ia mengusap-usap punggung Teh Yuyun dan mencoba membuatnya lebih tenang..

“Terima kasih atas do’a nya, Teh.. Saya janji akan berusaha menjadi isteri terbaik untuk suami saya” Jawab Anggie sesaat setelah Teh Yuyun melepaskan pelukannya..

Untuk sejenak, Teh Yuyun yang sudah kembali mengeringkan air mata menggunakan sapu tangannya, menatap kami berdua secara bergantian..

“Maaf, saya harus pulang sekarang.. Saya tidak sanggup berada disini lebih lama” Ucap Teh Yuyun, yang langsung setengah berlari menuruni anak tangga panggung pelaminan dan terus berjalan cepat menuju pintu keluar sambil menundukkan kepala dan menutupi mulutnya..

Gw yang melihat sosok Teh Yuyun sudah hilang di balik pintu keluar, akhirnya bisa bernafas lega sambil menyunggingkan senyuman sumringah ke arah Rio..

“Asli, bree.. Gw ga tahan tawa denger ucapan teh Yuyun tadi.. Kalimatnya itu loh, kek seakan-akan lu udah jadi miliknya banget yang terpaksa dikasih ke Anggie.. Pake segala bilang nitip lagi.. Kaco banget kan” Kata Rio sambil sesekali tertawa..

Sebenarnya gw juga merasa lucu kalo inget ucapan Teh Yuyun tadi, tapi gw tidak setega Rio yang hampir keceplosan mentertawakan Janda semok itu.. Perlahan, gw menoleh ke arah Anggie dan sempat heran melihat isteri gw itu sedang tertegun menatap kosong ke arah lenyapnya sosok Teh Yuyun..

“Yank, kamu kenapa bengong?” Tanya gw sambil menarik tangan Anggie dan menggenggam jemari lentiknya yang tertutup sarung tangan tipis berwarna putih..

Sambil menghela nafas panjang, Anggie menoleh ke arah gw dan membuat diri ini tertegun saat melihat ia menyeka air mata nya..

“Koq kamu nangis, Yank?” Tanya gw dengan nada suara terdengar sedikit panik..

Anggie tersenyum kecil untuk menjawab pertanyaan gw.. Lalu memeluk erat lengan gw sambil menyandarkan kepalanya yang tertutup hijab disana..

“Aku pernah ngerasain apa yang Teh Yuyun rasain tadi ke kamu, Beb.. Mungkin hati aku sama hancur nya dengan Teh Yuyun, pas aku lihat kamu berpaling ke cewe yang namanya Viny.. Aku yakin, hari ini pasti ada beberapa orang cewe yang nangis karena kamu nikah sama aku, Beb.. Contoh pertama ya Teh Yuyun tadi.. Dari reaksi nya, aku bisa pastiin kalo dia tuh sayang banget sama kamu” Ucap Anggie yang membuat gw langsung mencubit gemas hidung bangirnya..

“Jangan bercanda deh, Yank.. Emang nya aku siapa sih”

“Tapi, bener juga kata bini lu, Bree.. Tuh lu liet, empat cewe yang dateng barusan.. Mereka kan yang demen sama lu semua” Timpal Rio, membuat gw dan Anggie langsung melempar pandangan ke arah jari telunjuk nya tertuju..

Disana, diantara kerumunan para tamu undangan, wajah gw kembali tertegun menatap empat orang gadis yang datang sebagai tamu tak terduga.. Tasya nampak sedang celingak celinguk mencari seseorang.. Sementara Carla nampak sudah melambaikan tangan ke arah gw sambil bergandengan dengan seorang pemuda berambut sedikit gondrong.. Lalu, Reinata terlihat sedang berjalan beriringan dengan Reno serta sosok gaib berwujud Kakek Tua bertongkat dan bergamis putih terus melayang beberapa tombak diatas mereka.. Hingga akhirnya sosok yang terakhir kali membantu gw melawan Braja Krama itu, melihat keberadaan Ki Larang dan perlahan melayang ke arah Beliau.. Tidak jauh dibelakang Reinata dan Reno, Pak Sugi serta Umi Aisyah pun nampak mulai memasuki pintu bersama anak gadis mereka, Ayu..

“Ciee.. Ciee.. Yang fans nya pada dateng semua jadi diem tertegun” Goda Anggie yang membuat gw langsung menekuk wajah..

Melihat gw berwajah masam, Anggie seketika membujuk diri ini sambil merapatkan tubuhnya dan memegangi kedua pipi gw agar tersenyum..

“Duuh.. Jangan ngambek donk, Beb.. Aku kan cuma bercanda.. Senyum lagi yah.. Ayo donk, senyum lagi.. Biar tambah ganteng” Bujuk Anggie sembari menggoyang-goyangkan wajah gw..

Dengan memegangi tangan Anggie yang sedang menggoyangkan wajah ini, gw mulai memperhatikan sosok Tasya yang nampak mulai berjalan menuju panggung pelaminan..

“Here we go.. The first girl with the broken heart” Goda Anggie lagi sembari mengulum senyuman manis yang gw timpali dengan kembali mencubit hidungnya..

Gw dan Anggie sempat tertawa selama beberapa saat, hingga tanpa kami sadari sosok Tasya ternyata sudah berdiri persis di depan..

“Hei, apa kabar, Sya? Lu udah lama dateng? Ya ampun, makasih yah udah nyempetin buat dateng ke pernikahan gue”Sapa Anggie dengan gaya aneh menyambut Tasya sambil memeluk erat gadis berhijab biru itu..

Tasya sejenak mengulum senyuman dingin menjawab segala macam sapaan Anggie.. Entah lah, gw seperti nya merasa Anggie sedikit over acting di depan Tasya.. Seolah istri gw itu sedang berusaha menampilkan bahwa ia lah gadis yang paling beruntung memenangkan hati ini..

“Gue baru dateng koq, Gie.. Oh iya, selamat yah atas pernikahan kalian” Kata Tasya saat pelukan Anggie sudah terlepas, sambil mengulur tangannya ke arah gw..

Tepat sebelum gw menjabat tangan Tasya, Anggie langsung meraihnya terlebih dahulu.. Gw sempat sama tertegunnya dengan Tasya, saat Anggie lah yang menjabat tangan gadis itu..

“Makasih yah, Sya.. Eeh, lu dateng sendiri? Koq ga bawa pasangan sih?”

Tssya nampak sedikit terkejut dengan pertanyaan Anggie yang terdengar seperti menyindirnya.. Gadis itu nampak menghela nafas panjang sambil tersenyum dan menggelengkan kepala..

“Gue belom punya pacar, Gie.. Hati gue belom bisa move on dari seseorang” Jawab Tasya singkat, yang membuat gw tertegun, terlebih saat ia seperti sengaja melirik gw setelahnya..

“Ohh, gitu.. Saran gue sih, lu lebih baik cepet move on karena gue yakin, cowo yang lu sebut seseorang itu saat ini pasti sedang sangat bahagia” Jawab Anggie dengan sengaja membalas ucapan Tasya lewat sindiran..

Gw yang melihat kedua gadis sedang saling sindir, sempat merasa cemas mereka akan berlanjut dengan saling cakar nantinya.. Akhirnya, gw memutuskan mengambil langkah untuk memisahkan mereka berdua.. Karena jika berlama-lama, hal yang gw cemaskan tadi bukan tidak mungkin bisa terjadi..

“Oh iya, Mam.. Ibu sama Ayu mana? Aku pengen ketemu mereka juga” Kata Tasya yang membuat gw merasa lega ia lebih dahulu berniat pergi dari hadapan Anggie dengan sengaja menanyakan Ibu, sebelum gw mengambil langkah..

“Ibu ada di ruang belakang panggung pelaminan gw, Sya.. Kalo mau ketemu, ke belakang aja”

Tasya menyunggingkan senyuman manisnya begitu gw selesai menjawab.. Lalu, kembali melempar pandangan ke arah Anggie..

“Lu cantik pake hijab, Gie.. Tapi, posisi nya agak miring tuh” Kata Tasya sambil ngeloyor pergi menuruni anak tangga..

Anggie yang nampak terkejut mendengar ucapan Tasya, langsung panik dan mengambil tempat bedaknya dan segera berkaca di cermin kecil yang ada di sana.. Isteri gw itu sempat menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada yang salah dengan hijabnya..

“Mana sih? Posisi hijab aku ga miring aah.. Iya kan, Beb?” Tanya Anggie sambil terus meyakinkan dirinya didepan cermin kecil dalam tempat bedak..

“Hijab kamu sempurna koq, Yank.. Tasya sengaja ngeledek kamu aja tadi”

Seketika Anggie melotot ke arah gw dan kemudian menggenggam keras tempat bedaknya dengan kedua tangan seraya menggerutu..

“Kelewatan si Tasya.. Sempet-sempetnya dia bikin aku panik dengan sengaja nyindir soal hijab.. Awas aja nanti kalo aku ketemu dia lagi”

Gw sempat tertawa kecil melihat reaksi sebal Anggie.. Namun, tawa ini seketika berubah menjadi ringis kesakitan saat isteri gw itu mencubit keras pinggang sebelah kanan..

“Udah donk, Yank.. Jangan bully aku pake cubitan di hari pernikahan kita” Rengek gw meminta Anggie melepas cubitannya..

Sambil melepit wajah kesal, Anggie melepas cubitannya dan langsung duduk dengan melipat dua tangan di depan dada.. Gw yang tidak mau Anggie cemberut dihari yang paling bahagia buat kami, segera merapat disebelahnya dan berusaha membujuk dengan candaan..

“Kamu kenapa sih bisa jutek banget ke Tasya, Yank? Kamu pasti masih cemburu banget sama dia, iya kan?” Tanya gw seraya mencolek dagu Anggie..

“Asal kamu tahu ya, Beb.. Tasya itu rival aku nomer satu.. Diantara cewe-cewe yang juga suka ke kamu, ga tau kenapa aku paling ga suka lihat Tasya”

“Apa karena aku dulu sempet pacaran sama dia, maka nya kamu bisa segitu jealous nya ke Tasya” Tanya gw lagi sengaja memancing reaksi Anggie..

“Iiih, udah aaah.. Aku ga mau denger nama Tasya lagi” Jawab Anggie sembari membalikkan tubuhnya hingga membelakangi gw..

Gw seketika tertawa cukup keras melihat reaksi lucu isteri gw itu.. Sumpah! Melihat reaksi cemburu Anggie, semakin membuat gw bangga bahwa gadis itu benar-benar sangat mencintai gw dan tak mau kehilangan diri ini..

“Perasaan, dari tadi yang aku lihat isteri aku tuh lemah lembut banget deh.. Kenapa sekarang malah berubah gahar yak?” Sindir gw sambil mendekatkan wajah ke belakang kepala Anggie, agar gadis itu mendengar jelas sindiran tadi..

Anggie langsung merubah posisi dan kembali menghadap gw.. Lamat-lamat, ia menatap wajah ini cukup lama..

“Aku bisa sangat lembut sama kamu, Beb.. Tapi, aku juga bisa sangat kasar kalo aku ngerasa ada orang lain yang berniat merebut kamu.. Aku rasa semua cewe pasti bakal lakuin hal sama kalo ada di posisi aku”

Gw menghela nafas panjang dan mulai menggenggam jemari kedua tangan Anggie.. Lalu mengecupnya kedua punggung tangan gadis itu satu kali dengan sangat lembut..

“Dengerin aku, Yank.. Terus terang aku ga suka ngeliat reaksi over protektive kamu.. Kasih aku kepercayaan lebih.. Aku janji ga akan ada yang bisa gantiin posisi kamu di hati ini.. Mau Tasya, Ayu atau Reinata sekali pun, ga ada yang bisa nyamain kamu.. Kamu tau kenapa, karena mereka semua ga milikin hati aku yang udah kamu kunci didalam sini” Ucap gw dengan penuh perasaan, sambil menunjuk ke jantung Anggie pada akhirnya..

“Aku mau, kau biasa aja dihadapan siapapun yang setahu kamu pernah dekat sama aku.. Aku mau kamu tetap jadi Anggie yang lembut seperti sebelum Tasya dateng.. Bukan Anggie yang gahar dan suka nyindirin cewe lain”

Anggie nampak menatap gw dengan pandangan berkaca-kaca.. Sebelum gadis itu menangis, gw segera mendekati wajahnya dan mengecup lembut kening Anggie dengan sangat lembut..

“Maafin aku yah, Beb” Ucap Anggie sambil menyeka air mata menggunakan beberapa helai tissue..

“Ehhem..”

Perhatian gw dan Anggie yang sejenak sama-sama larut, mendadak buyar saat mendengar suara seseorang berdehem disebelah kami.. Gw membesarkan kedua mata begitu melihat sosok Reno sudah berdiri disana sambil menggenggam erat jemari Reinata.. Perlahan, gw mengajak Anggie bangkit untuk menerima ucapan selamat mereka berdua..

“Selamat ya, Mam.. Gw seneng bisa dateng ke pesta pernikahan lu” Ucap Reno sambil mengulurkan tangan kanannya yang malah gw balas dengan pelukan erat..

“Thanks, Ren.. Gw juga seneng banget lu bisa sempetin dateng kesini” Jawab gw, yang lalu melempar pandangan ke arah Reinata..

Untuk sesaat, gw menyunggingkan senyuman ke arah Reinata yang nampak sedang tertegun menatap gw dengan pandangan aneh..

“Yank, kamu ga mau kasih ucapan selamat ke Imam dan isterinya” Tegur Reno sambil menggandeng bahu Reinata..

Gadis itu untuk sesaat terlihat tercekat dan kemudian membalas teguran Reno dengan senyuman manis.. Lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah Anggie dan gw..

“Selamat yah” Kata Reinata yang terdengar janggal memberi ucapan tanpa menyebut nama gw dan Anggie..

Sambil mengerutkan dahi karena heran, gw menerima uluran tangan Reinata..

DREEETTT..

Gw dan Reinata sama-sama melepaskan tangan manakala ada sensasi rasa seperti tersengat aliran listrik saat kami berjabatan.. Gw sempat tak sengaja melihat ke arah Sekar Kencana yang nampak membelalakkan kedua matanya menatap ke arah kami.. Aneh.. Benar-benar aneh.. Mengapa sempat ada reaksi sengatan listrik saat gw menjabat tangan Reinata? Dan mengapa pula Sekar Kencana meloto ke arah kami?

Baik Reno dan Anggie nampak sama-sama terkejut melihat reaksi aneh kami barusan.. Tak mau suasana berubah kikuk, gw langsung mengalihkan pembicaraan setelah Anggie balas menjabat tangan Reinata..

“Ohh iya, kapan rencana nya kalian nyusul kita nih?” Tanya gw ke arah Reno yang terlihat langsung menyunggingkan senyuman seraya menoleh ke arah Reinata..

“Lu tau aja kalo gw sama Reinata udah jadian, Mam.. Rencana nya Insha Allah bulan depan perwakilan keluarga gw mau silaturrahmi ke rumahnya Reinata.. Iya kan, Sayang?” Kata Reno yang sempat heran melihat kekasihnya itu nampak tertegun sambil sesekali memandangi telapak tangannya dan gw..

“Yank, kamu kenapa bengong? Jadi kan bulan depan keluarga aku ke rumah kamu?”

“Eh, iya, Yank.. Jadi koq.. Inshaa Allah keluarga Reno bulan depan ke rumah aku.. Do’a in yah biar acara nya lancar” Jawab Reinata yang mengulum senyuman manis ke arah Anggie..

“Iya, aku sama Imam pasti bakal do’a in kalian biar cepet nyusul kita yah” Sahut Anggie sembari memeluk lengan gw..

“Ya udah, kalian makan dulu yah.. Jangan langsung pulang lo, Ren” Kata gw dengan candaan ke arah Reno..

“Siap, Bosskuh.. Mumpung gw belom makan dari kemarin nih”

Gw tertawa mendengar balasan Reno yang membuat Reinata langsung mencubit pinggangnya.. Setelah sempat saling bercanda, Reno pun pamit bersama Reinata untuk turun dari panggung pelaminan.. Dengan Anggie yang menggandeng lengan gw, kami terus melempar senyum memandangi sosok Reno dan Reinata yang nampak sedang menuruni anak tangga..

Sebenarnya dalam benak, gw memikirkan apa yang sedang terjadi dengan Reinata.. Bukan karena ia sudah jadian sama Reno dan akan melangkah ke jenjang lebih serius.. Soal itu gw juga turut berbahagia mengetahuinya,, Tapi, ada dua hal yang membuat gw heran bin bingung.. Yang pertama, mengapa gadis itu nampak aneh dan terasa seperti tidak mengenal gw? Dan yang kedua, mengapa Sekar Kencana tadi sempat melotot begitu kami berdua bersalaman dan sama terkejut saat tersengat suatu tenaga aneh bak listrik.. Aaah, sebodo amat lah.. Ngapain juga gw mikirin sikap aneh Reinata..

“Beb, kamu ngerasa ada yang aneh sama Reinata ga?” Tanya Anggie sambil terus menatap ke arah Reinata yang nampak sedang menoleh ke arah kami, begitu sudah tiba di anak tangga terakhir,,

“Maksud kamu, Yank?”

“Engga sih.. Ga tau cuma perasaan aku aja atau apa, tapi dia kek ga pernah kenal kita yah” Jawab Anggie sambil melemparkan pandangan ke arah lain, persis nya ke arah pintu masuk..

Bersamaan dengan Anggie memandangi pintu masuk, aura sangat kuat namun tak menyiratkan permusuhan terasa muncul dari arah sana.. Segala rasa heran tentang sikap aneh Reinata langsung hilang dalam benak gw, begitu seorang wanita berparas sangat cantik dan berpenampilan elegan dengan gaun panjang terlihat memasuki gedung.. Disebelahnya, nampak seorang laki-laki gagah berjas hitam dengan kaca mata warna sama, dengan gagahnya seperti seorang body guard, memandangi segala penjuru ruangan..

Gw yang sepertinya mengenali wajah kedua sosok itu, tertegun memandangi mereka.. Hingga suara Sekar Kencana terdengar berbicara dalam batin ini..

“Dua tamu istimewa dari Kerajaan Laut Utara akhirnya datang, Kang Mas”

Sontak gw membelalakkan kedua mata begitu mendengar suara Sekar Kencana.. Sambil mengulum senyuman sumringah ke arah Anggie saat berniat memberitahukan siapa yang telah datang, gw lagi-lagi tanpa sengaja memandang ke arah pintu masuk.. Disana, seorang laki-laki tua berpakaian baju pangsi serba hitam nampak sedang melotot memandangi tiap orang dengan sorot mata penuh amarah..

“Astaghfirullah, gw lupa ngundang Babeh Misar.. Mampus dah gw bakal di damprat” Ucap gw lirih saat bertemu pandang dengan sosok Kakek Tua yang sedang menajamkan mata nya persis di depan pintu masuk..
Diubah oleh juraganpengki 18-10-2023 13:57
sampeuk
dodolgarut134
leobersamage107
leobersamage107 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.