- Beranda
- Stories from the Heart
SULAKSMI
...
TS
meta.morfosis
SULAKSMI

PROLOG
“ semoga ini awal yang baik untuk karir gw dalam berwiraswasta...”
yaa...itulah sepenggal kalimat kebahagian yang terucap dari mulut bagus disaat sebuah berita baik terucap dari mulut bapak dan mamah, keinginan bagus untuk mempunyai sebuah usaha sendiri selepas masa perkuliahannya, kini mulai terwujud seiring dengan keinginan mamah yang menginginkan bagus untuk mengelola sebuah rumah yang merupakan rumah peninggalan dari orang tua mamah dan telah lama terbengkalai
kini bersama ketiga sahabat baiknya, bagus berusaha mewujudkan mimpinya itu menjadi sebuah kenyataan, seiring dengan berjalannnya waktu, akan kah semua usaha bagus itu akan membuahkan hasil yang memuaskan, atau kah ada sisi lain dari rumah tersebut yang bagus tidak ketahui dan akan menjadi penghambat usaha bagus untuk mewujudkan mimpinya tersebut....
Note :
* dilarang copy paste tanpa seizin penulis
* apa yang ane tuliskan hanyalah sebuah bentuk karya seni tanpa memperdebatkan nyata/fiksi
* update disesuaikan dengan RL penulis
terima kasih & selamat membaca

@meta.morfosis
Chapter demi chapter :
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
EPILOG
Diubah oleh meta.morfosis 16-01-2019 19:25
bonita71 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
64.9K
197
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
meta.morfosis
#33
Chapter 6
“ duh...ini lagi mang edo, bukannya mendukung saya malah mau menambah yang aneh aneh....” ucap gw dengan mengembangkan senyum
“ sebaiknya sekarang ini kita fokus untuk berpikir bagaimana caranya agar penginapan ini mendapatkan tamu yang pertama....” mendengar perkataan yang terucap dari mulut gw, tampak terlihat, iyan, doni serta mang edo seperti mencoba berpikir solusi dari permasalahan ini
“ gw dan doni nanti akan mencoba memasarkan penginapan ini melalui internet gus, selain itu gw akan memberikan informasi ini kepada teman teman yang lain agar mereka ikut mempromosikan...” terang doni dengan ide briliannya, dan sepertinya apa yang telah doni katakan itu memang salah satu cara paling masuk akal yang bisa gw lakukan saat ini
“ ada ide lain mang edo...?” tanya gw begitu melihat mang edo yang masih asik berpikir dengan ide idenya
“ sepertinya nanti saya akan meminta teman teman kampung yang biasa berada di tempat wisata, kebetulan dari mereka itu sebagian besar bekerja sebagai pengojek motor ataupun pedagang di tempat wisata...” jawab mang edo yang berbalas keceriaan di wajah gw
“ wahhh...itu bagus mang...bagus banget....” ucap gw sambil menepuk nepuk bahu mang edo, terlihat sella masih asik bergelut dengan pc barunya
“ bagaimana sel...lu punya ide apa enggak...?” teriak gw kepada sella
“ ahhh gw enggak ngerti masalah seperti itu gus, lebih baik gw ngurusin masalah administrasi aja deh....” jawab sella tanpa mengalihkan pandangan dari pc
“ lantas bagaimana dengan tempat istirahat kita gus...?” tanya iyan seraya menyulutkan sebatang rokok di bibirnya
“ iya gus...masa kita harus tidur seperti kemarin kemarin lagi sih...sumpah gw enggak tahan dengar suara dengkuran si iyan, belum lagi kalau harus lihat sella tidur...wahhh lama lama gw bisa kacau...” mendengar perkataan doni terlihat sella mencibirkan bibirnya diantara cemberut di wajahnya, hal tersebut berbalas gelak tawa dari mang edo, doni dan iyan
“ untuk sementara ini gw putuskan untuk menggunakan dua kamar itu sebagai tempat istirahat kita, kalau nantinya penginapan ini ramai, gw akan membangun bangunan baru yang akan kita pergunakan sebagai tempat tinggal...” ucap gw memberikan solusi, tampak doni, iyan dan sella terlihat setuju dengan keputusan yang gw buat
“ nanti satu kamar di peruntukan buat sella, sedangkan satu kamar yang lain diperuntukan buat gw, doni dan iyan, sedangkan mang edo, karena penginapan ini belum ramai...bisa berisitirahat di rumah, kecuali kalau ada tamu, mang edo harus menginap disini...” mendengar perkataan gw, terlihat mang edo menganggukan kepalanya
detik waktu yang terus berjalan kini mengantarkan waktu menunjukan pukul sembilan malam, tidak seperti malam malam sebelumnya yang terkesan sunyi dan sepi, suara siaran tv yang sedang menyiarkan acaranya kini terdengar di lantai bawah, begitu juga dengan suara lagu yang terdengar dari pc yang sedang di pergunakan sella, seiring dengan pandangan gw yang memperhatikan doni dan iyan di depan televisi, kini nampak mang edo menuruni anak tangga menuju lantai bawah
“ kang bagus, semua lampu di kamar lantai atas sudah saya padamkan semua....begitu juga dengan lampu yang ada di wc....” terang mang edo begitu menginjakan kakinya di lantai bawah, mendengar suara mang edo kini tampak doni dan iyan memalingkan pandangannya dari tv ke arah gw
“ gus...itu pintu teras depan kenapa harus dibuka terus sih...dingin tahu gus...” ujar iyan yang berbalas anggukan kepala doni
“ enggak mungkin juga malam ini akan ada tamu gus, lahh kita promo nih penginapan aja juga belum...” seloroh doni dengan polosnya
“ biarin aja yan...namanya juga usaha, kalau yang namanya rezeki itu enggak akan ada yang tahu kapan datangnnya....” mendengar perkataan gw terlihat kegelisahan di wajah mang edo
“ mang edo kenapa...?” tanya gw kepada mang edo, kini terlihat mang edo berjalan menghampiri
“ maaf kang bagus, saya jadi enggak enak untuk ngomongnya....”
“ enggak enak kenapa mang....?” tanya gw kembali
“ tadi pagi itu sebelum saya berangkat ke rumah ini, anak saya di rumah sedang sakit....kalau di perbolehkan, saya ingin pamit pulang sekarang....” jawab mang edo dengan sungkannya
“ ohh begitu, ya udah kalau begitu sebaiknya mang edo pulang aja.....tapi tunggu sebentar mang...” ucap gw sambil berjalan menuju kamar, kini setelah mengambil beberapa lembar uang yang tersimpan di dalam tas, gw kembali melangkah keluar kamar dan menyerahkan uang tersebut kepada mang edo
“ haduh kang....terima kasih...”
“ untuk berobat anak mang edo, tenang mang....ini enggak akan memotong gaji mang edo koq...” canda gw yang berbalas keceriaan di wajah mang edo, setelah kembali berpamitan untuk pulang, terlihat mang edo melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumah, hingga kahirnya terdengar suara mesin motor yang mulai menjauh
lama gw kembali terdiam mengamati angka demi angka yang tertera di dalam kertas, beberapa meja makan bulat berserta beberapa kursi yang menghiasi meja makan tersebut kini seperti menjadi teman setia gw dalam menghitung angka pengeluaran yang telah gw keluarkan selama ini, dan sepertinya kini angka angka tersebut seperti menjadi momok menakutkan bagi gw
“ semoga aja usaha ini berhasil....” ucap gw dalam hati ketika mendapati perhitungan bahwa uang yang telah gw keluarkan untuk modal awal usaha yang sedang gw rintis sekarang ini sudahlah teramat besar
“ gus, gw tidur duluan ya...udah ngantuk banget nih” teriak doni yang beriringan dengan suara dentangan bandul jam yang menunjukan bahwa waktu telah beranjak pada pukul sepuluh malam, isyarat tangan gw yang mengiyakan keinginan doni, kini mengantarkan langkah kaki doni berjalan memasuki kamar
“ lu enggak istirahat juga yan...”ucap gw seraya bangkit dari duduk dan berjalan menuju tempat dimana sella tengah asik memainkan pc barunya, mendapati pertanyaan gw, tampak iyan hanya menggelengkan kepalanya, pandangan matanya tidak berpaling dari layar televisi yang mungkin sedang menyiarkan sebuah acara favoritnya
“ lagi ngerjain apa sih sel...serius banget....” kini terlihat di layar monitor, sebuah program sederhana yang sedang di rancang oleh sella dan sepertinya program tersebut diperuntukan untuk mengatur arus keuangan
“ buat program kecil kecilan gus, bair kita nanti enggak kerepotan kalau penginapan ini udah ramai....” jawab sella sambil menguap, hembusan angin dingin yang masuk melalui pintu teras depan yang masih terbuka, telah memebuat beberapa kali sella memejamkan matanya
“ lebih baik lu istirahat dulu sel, besok baru lu teruskan lagi....” saran gw yang berbalas anggukan kepala sella, seiring sella yang telah memasuki kamarnya, kini gw menggantikan posisi duduk sella dan mencoba menggunakan program sederhana yang telah dibuat sella, selang beberapa saat tampak iyan bangkit dari duduknya dan mematikan televisi yang tengah di tontonnya
“ benar benar calon pengusaha sukses lu gus....udah tahu malam ini enggak bakal ada tamu, masih aja lu buka itu pintu.....” ujar iyan seraya berjalan menghampiri, kini sebuah kursi ditariknya dan dengan santainya iyan menduduki kursi tersebut
“ gw masih belum bisa tidur yan....daripada gw bengong sia sia karena enggak bisa tidur, ya apa salahnya gw menunggu sesuatu yang mungkin aja muncul....”
“ maksud lu apa gus....?” tanya iyan dengan menunjukan ekspresi rasa takut, hal ini jelas memancing tawa kecil meluncur dari mulut gw
“ maksud gw tamu yan, ahhh pikiran lu suka berpikir yang macam macam seperti adik gw aja....”
“ loh koq jadi adik lu, memangnya vina itu kenapa gus....?” tanya iyan penuh dengan keingintahuan,sebungkus rokok kini dikelaurkan iyan lalu diletakannya di atas meja, mendapati hal tersebut, gw segera mengambil sebatang rokok dan menyulutkannya
“ adik gw itu yan, semenjak gw tinggal bersama mereka, gw sering menemukan adik gw sering melakukan sesuatu yang enggak wajar...”
“ sesuatu yang enggak wajar bagaimana...?” tanya iyan kembali dengan antusias, kini sebatang rokok telah disulutkannya, asap putih yang keluar dari mulutnya tampak bermain main di udara
“ ya seperti layaknya orang gila, kadang tertawa dan berbicara sendiri, bahkan menangis dan ketakutan tanpa sebab, pernah suatu saat di sangat ketakutan sama mamah, dan mengatakan kalau mamah itu jelek dan seram....coba lu bayangin yan...bagaimana gw enggak stres mendengarnya...., hingga akhirnya setelah kejadian itu bapak membawa vina ke seorang ahli yang biasa menangani masalah kejiwaan, entah apa yang telah dilakukan oleh orang ahli tersebut, berangsur angsur apa yang selama itu alami mulai menghilang, tapi sempat sih beberapa kali vina mengatakan kalau dia terkadang masih bisa melihat sesuatu yang bukan manusia.....” terang gw yang berbalas keterkejutan di wajah iyan
“ waduhh seram banget gus...”
“ bukan seram lagi yan, gw paling takut dengan masalah kejiwaan, karena hal tersebut dapat membuat seseorang melakukan sesuatu yang enggak terduga....tapi sukurlah sekarang vina sudah enggak seperti itu lagi...walaupun...seperti yang tadi gw bilang, vina terkadang melihat sesuatu yang sulit untuk diterima akal sehat...”
“ sulit diterima akal sehat....jadi maksud lu yang dilihat vina itu.....” tampak iyan menghentikan perkataannya, dari ekspresi rasa tidak nyaman di wajah iyan, sepertinya iyan memang tidak ingin untuk melanjutkan perkataannya
“ ngomongin yang lain aja deh gus, enggak baik ngomongin hal seperti itu malam malam...” ucap iyan yang berbalas senyuman di wajah gw
“ ahhh susah dah kalau berbicara dengan orang yang sedikit sedikit takut dengan hal seperti itu....yang benar tuh yan, jangan terlalu banyak percaya dengan hal hal yang enggak masuk akal...enggak baik, nanti lu bisa gila....” canda gw seraya bangkit dari kursi
“ lahh mau kemana lu gus...”
“ perut gw mules yan.....mau ke kamar mandi dulu, lu mau ikut gw....?” dengan berbalas kekesalan di wajah iyan, gw segera beranjak menuju ke kamar mandi
lama gw terdiam dalam sepi, menuntaskan panggilan alam yang gw rasakan malam ini, hingga akhirnya disaat gw hampir menuntaskan semuanya, entah mengapa gw merasakan ada sesuatu yang membimbing pandangan mata gw untuk menatap ke arah langit langit kamar mandi, dan disaat itulah diantara kekosongan pikiran yang mungkin gw rasakan saat ini, telah membuat gw seperti melihat bercak merah pada langit kamar mandi yang berwarna putih....lama gw terdiam menatap bercak merah tersebut, hingga akhirnya gw melihat bercak merah tersebut mulai terlihat basah
“ pasti gw salah lihat...gw salah lihat.....” ucap gw sambil memejamkan mata, setelah beberapa saat dan gw merasa yakin bahwa apa yang tengah gw lihat kali ini hanyalah sebatas imajinasi gw semata, gw kembali membuka pejaman, dan sepertinya nasib baik belum berpihak kepada gw, disaat gw baru saja hendak mengadahkan kepala ini untuk melihat bercak merah tersebut, kini tepat di depan mata gw....secara refleks pandangan mata gw mengikuti butiran air yang terjatuh dari langit kamar mandi ke lantai
panik....itulah gambaran yang bisa gw berikan ketika gw harus melihat butiran air itu jatuh ke lantai kamar mandi dan terpercik di lantai, kini lantai kamar mandi yang semula terlihat putih bersih, tampak ternodai oleh percikan air tersebut, ya...gw bisa memastikan bahwa percikan air tersebut berwarna merah kental, karena warna tersebut terasa sangat kontras sekali dengan warna lantai kamar mandi yang berwarna putih, mendapati hal tersebut, gw yang semula berada dalam posisi jongkok, langsung bangkit dan beringsut ke belakang, hingga tubuh gw ini terasa menyentuh dinding kamar mandi, lama gw terdiam terpaku dalam kepanikan, hingga akhirnya suara ketukan yang terdengar dari arah pintu kamar mandi mengalihkan pandangan mata gw dari percikan yang berada di lantai
“ gus....cepat dong....ada tamu nih...” suara teriakan iyan yang terdengar dari luar kamar mandi, kini seperti memberikan gw sebuah keberanian untuk kembali menatap percikan yang berada di lantai, dan seiring dengan pandangan mata gw yang menatap lantai, kini gw harus menemui kenyataan, bahwa apa yang telah gw alami ini adalah sesuatu yang tidak nyata, karena kini gw hanya melihat lantai kamar mandi yang berwarna putih bersih tanpa ada satu pun noda merah yang mengotorinya
“ siall...apa semua ini terjadi gara gara tadi gw ngomongin yang seram seram ya...” umpat gw begitu mengingat kembali perkataan iyan, kini untuk memastikan bahwa apa yang telah gw alami itu hanyalah sebuah bentuk perwujudan dari pikiran gw yang sedang kosong, gw kembali mengadahkan kepala untuk melihat noda merah yang berada di langit kamar mandi, hingga akhirnya gw menemui kenyataan yang sama dengan apa yang gw lihat di lantai kamar mandi, kini gw sama sekali tidak menemukan noda merah yang mengotori langit kamar mandi
“ gus...lama banget sih, cepetan gus....ada tamu nih, ya udah nanti lu nyusul ke meja penerimaan ya...” teriak iyan kembali dan menyadarkan gw untuk segera menuntaskan panggilan alam yang sempat tertunda ini
rasa tanda tanya atas apa yang telah terjadi kini seperti bercampur baur dengan rasa bahagia yang gw rasakan, sungguh gw benar benar tidak menduga kalau akhirnya penginapan ini akan mendapatkan tamu untuk yang pertama kalinya
“ mungkin tamu yang datang malam ini adalah tamu hasil dari informasi mang edo terhadap kawan kawannya...” ucap gw dalam hati seraya berjalan menuju ke meja penerimaan tamu
“ yan....lu lagi ngapain, mana tamunya...?” tanya gw begitu melihat iyan berdiri di depan pintu dengan pandangan menatap ke halaman depan, dari gerak tubuh yang iyan perlihatkan sepertinya iyan memang sedang mencari sesuatu, untuk sesaat iyan menatap ke arah gw lalu kembali melayangkan pandangannya ke halaman depan
“ yan....!!”
arip1992 dan 9 lainnya memberi reputasi
10