Para ilmuwan di Austria telah menghabiskan 18 bulan melakukan tes ekstensif pada sebuah tengkorak yang telah terbaring di peti mati kedap udara di akademi Mozarteum di Salzburg selama lebih dari satu abad.

Konon itu adalah tengkorak milik Wolfgang Amadeus Mozart atau Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart, yang merupakan seorang komponis musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah.


Referensi pihak ketiga
Ilmuwan ingin membuktikan kebenaran bahwa itu memang benar tengkorak milik Mozart yang selama ini dipercaya oleh banyak orang. Kunci bukti yang para ilmuwan butuhkan adalah sampel DNA yang diambil dari tulang keponakan Mozart, Jeanette, dan nenek dari pihak ibunya, Eva Rosine Pertl, yang digali dari kuburan di pemakaman St Sebastian, Salzburg. Sampel-sampel itu telah dibandingkan dengan DNA dari gigi Mozart.

Dalam film dokumenter "In Mozart: The Search for Evidence", tim ilmuwan tidak dapat menarik kesimpulan apapun dari penelitian itu karena tidak ada hubungan DNA yang dapat ditemukan antara keponakan dan nenek. Ada kemungkinan bahwa Jeanette berasal dari hubungan yang tidak sah.


Referensi pihak ketiga
"Misteri itu terus berlanjut," kata penulis dokumenter, Burgl Czeitschner. "Beberapa orang mungkin mengatakan banyak hal, tetapi hasilnya adalah hasil dan ketegangan yang membuatnya menjadi sangat menarik."

Beberapa ahli yakin bahwa tengkorak itu adalah milik Mozart. Lubang-lubang kecil di giginya menunjukkan rakhitis, penyakit gigi yang dimiliki Mozart sewaktu kecil. Mozart dulunya terus mengeluh sakit gigi. Ada juga fraktur kranial di sisi kiri kepalanya. Juga pernah dilaporkan bahwasanya Mozart mengalami retak kepala dalam sebuah kecelakaan kereta.


Referensi pihak ketiga
Mozart meninggal pada usia 35 tahun dan dimakamkan pada tahun 1791 di Wina. Meskipun diyakini secara luas bahwa Mozart dimakamkan di pemakaman umum, ia sebenarnya dimakamkan di pemakaman dengan hanya empat atau lima kuburan di dalamnya.

Baron Gottfried van Swieten, yang mengurus pemakaman, memerintahkan agar Mozart dimakamkan di "pemakaman kategori ketiga", dengan harga 8 gulden 56 kreutzer, dan 3 gulden untuk mobil jenazahnya. Itu adalah pemakaman yang paling umum yang pantas bagi seorang pria yang layak dalam segala hal pada waktu itu.

50 tahun setelah kematian Mozart, seorang perajin dari Wina, Jacob Hyrtl, menerima tengkorak dari seorang penggali kubur, yang mengklaim itu adalah tengkorak milik Mozart. Pada waktu itu, memang sering ditemukan para pemburu relik akan mengais-ngais kuburan untuk sisa-sisa dari orang terkenal untuk diperjual belikan.

Setelah kematian Jacob, saudaranya, yang merupakan seorang profesor anatomi terkenal di Eropa, Joseph Hyrtl, menemukan tengkorak itu di rumah Jacob, terbungkus sebuah kertas kotor. Dia menunjukkan peninggalan itu kepada seorang rekannya, Ludwig August Frankl, yang memeriksanya dan menggambarkan apa yang dia lihat - tengkorak itu bertumpu pada tikar oval kayu yang dipoles, di bawah penutup kaca, rahang bawahnya diamankan dengan kawat, rahang atas memiliki lima geraham di sisi kanan dan dua geraham di sebelah kiri, rahang bawah memiliki dua geraham di kanan dan tiga di sebelah kiri.

24 tahun kemudian, pada tanggal 8 Januari 1892, deskripsi Frankl diterbitkan di surat kabar Neue Freie Presse dengan judul "ditemukan tengkorak Mozart". Tentu saja ini menyebabkan banyak kontroversi di antara yang orang percaya dan yang tidak percaya. Berbagai surat kabar mengklaim bahwa tengkorak itu memiliki gigi lebih dari yang dijelaskan, dan beberapa yang lain mengklaim bahwa seluruh rahang bawahnya telah hilang.

Dari tahun 1902 hingga 1940 tengkorak itu dipamerkan di rumah tempat Mozart dilahirkan, dan kemudian, relik yang kontroversial itu dipindahkan ke perpustakaan yayasan Mozarteum. Kisah nyata di balik tengkorak tetap menjadi misteri.

Sumber: www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/austria/1507388/Mystery-of-Mozart-skull-unsolved-after-DNA-setback.html