Write Down His Name (3)

"RAIN WINTER"

Nama itu dengan segera kutulis tanpa pikir panjang lagi. Aku sudah berpikir terlalu lama. Cukup lama sampai Rain sekarang banyak didekati wanita lain.
Aku sebenarnya tidak bisa benar-benar percaya soal itu.
Apaan?

Kalau hal ini adalah nyata, tentu pagi ini aku tidak akan membaca berita di koran tentang penemuan seorang mayat wanita yang menggantung diri di kamar dan meninggalkan sebuah surat cinta.
Memang hidup ini tidak mungkin semudah itu. Tapi, ya sudahlah. Aku cuma mau iseng saja.

Bukankah setiap minggu membaca ramalan Primbon juga tidak kalah absurdnya?

Baiklah. Aku akan simpan.

Maksudku menyimpan namanya di dalam botol Aladdin ini. Setidaknya bisa kusembunyikan di dalam laciku dan menjadi penyemangatku kalau sedang bosan.

Tapi, kenapa ini? Tiba-tiba aku merasa bulu kudukku merinding.
Si Botak?

Aku terpaksa mengangkat kepalaku. APA?!!!! Seandainya saja aku bisa berteriak. Tapi sayangnya tidak.

Iya.... Dia,.... Si botol sialan itu. Oh, bukan maksudku berkat botol itu. Kini!!!! Rain Winter.. Dia berdiri di depanku!!!