- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#6972
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
“Tunggu, Roro Suwastri.. Apa yang kau katakan tadi? Kau memiliki putra? Apakah yang kau sebut itu nama putra ku?” Tanya Jagat Tirta dengan kedua mata masih terbelalak..
Nyi Mas Roro Suwastri tertegun mendengar pertanyaan Jagat Tirta.. Tapi, dengan cepat laki-laki yang sebenarnya masih sangat ia cintai itu, mencengkram kedua lengan nya..
“Roro Suwastri, jawab pertanyaan ku?” Pinta Jagat Tirta dengan nada suara tinggi..
“Kakang, kau menyakiti ku.. Lepaskan.. Aku akan menceritakan semua nya kepadamu” Pinta Nyi Mas Roro Suwastri dengan nada lirih..
Jagat Tirta menganggukkan kepala dan menuruti permintaan Nyi Mas Roro Suwastri dengan perlahan melepaskan cengkraman tangannya.. Sekar Kencana dan Nyi Mas Galuh Pandita serta Bayu Barata nampak saling memandang satu sama lain sambil terdiam.. Seolah, mereka juga sedang menunggu apa yang akan di ungkapkan oleh Nyi Mas Roro Suwastri..
“Seperti yang kalian tahu, aku mengikuti Ayahanda untuk menyertai rombongan Sang Prabu ke alam halus dalam keadaan mengandung buah cinta terlarangku dengan Jagat Tirta.. Aku memang menyamarkan kehamilan ku itu dari semua orang dengan sedikit ilmu panglimunan yang aku miliki.. Namun, ibarat pepatah.. Sepandainya aku menyimpan aib, maka waktu pula yang akan membuka nya.. Kehamilan ku akhirnya terbongkar dan Sang Prabu menyuruh ku untuk melahirkan jauh dari istana.. Persisnya, aku melahirkan disebuah gubuk reot ditemani seorang dayang tua.. Setelahnya aku melahirkan, utusan Sang Prabu yang merupakan tuan senopati datang untuk membawa putera ku Prana Kusuma keluar dari alam halus” Disini, Nyi Mas Roro Suwastri menghentikan penuturannya karena harus menyeka derai air mata yang membasahi pipi..
Sekar yang melihat Nyi Mas Roro Suwastri sedang terisak, memutuskan untuk melangkah mendekat dan memeluknya.. Melihat Sekar Kencana dengan sangat tulus mencoba menghibur Nyi Mas Roro Suwastri lewat pelukan, Jagat Tirta perlahan mengulurkan tangan untuk memegang bahu Sekar.. Namun, dengan cepat Sekar Kencana mengangkat sebelah tangannya sambil menggelengkan kepala.. Seolah sedang memberi tanda, bahwa ia sama sekali tidak mau disentuh oleh Jagat Tirta.. Dilain pihak, Jagat Tirta sendiri hanya bisa menghela nafas panjang melihat reaksi dingin Sekar Kencana yang nota bene adalah isteri sah nya..
“Ente ga jantan si, Bree.. Ketauan udah punya bini, pas cinta pertama nongol malah baper” Ucap gw dalam hati, yang mendukung penolakan Sekar Kencana terhadap suaminya..
Mendadak, Jagat Tirta melempar pandangan tajam nya ke arah gw.. Gw sendiri sempat kaget karena khawatir Jagat Tirta mendengar apa yang barusan gw ucapkan dalam hati.. Tapi, gw mencoba bertingkah setenang mungkin tanpa mengundang kecurigaan.. Dan secara perlahan gw kembali mengalihkan pandangan ke arah Sekar Kencana dan Nyi Mas Roro Suwastri yang masih berpelukan..
“Imam, lu pura-pura bego aja.. Jangan lietin Jagat Tirta.. Ntar dia curiga” Ucap gw dalam hati, sambil terus berpura-pura fokus memandangi Sekar yang masih mengelus-elus punggung Nyi Mas Roro Suwastri..
“Aku merasa sangat rapuh saat itu, Sekar Kencana.. Aku sebagai seorang Ibu yang baru saja melahirkan separuh belahan jiwa, harus merasakan sakitnya rasa kehilangan buah hati.. Aku hanya sempat memeluk putera ku Prana Kusuma untuk sesaat, sebelum akhirnya Ki Larang membawa ia pergi jauh” Ratap Nyi Mas Roro Suwastri dalam pelukan Sekar Kencana..
“Jadi mimpi yang ratusan lalu sempat menghantui diriku adalah benar dari mu, Roro Suwastri?” Tanya Jagat Tirta dengan pandangan mata berubah sayu..
Nyi Mas Roro Suwastri mengangkat wajahnya dari pelukan Sekar Kencana dan menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Jagat Tirta..
“Aku memang mencoba mengirimkan pertanda dari alam halus untuk memberitahukan mu tentang keberadaan putera kita, Kakang.. Tapi, Ki Larang mengetahui hal tersebut dan mengirimkan tabir berupa halimun untuk menutupi pandangan siapapun yang nantinya sengaja akan mencoba mencari keberadaan Prana Kusuma”
Jagat Tirta nampak menggemeratakkan giginya begitu mendengar kembali nama Ki Larang disebut oleh Nyi Mas Roro Suwastri.. Sementara, Bayu Barata sempat melirik gw yang sedang menunggu saat tepat untuk membuka jati diri ini sebenarnya.. Sejenak, wajah Bayu Barata seolah sedang mencoba membenarkan segala penuturannya tentang sosok Nyi Mas Roro Suwastri ke gw semalam.. Mungkin dalam benak Jin Penjaga gw yang kedua itu, sudah ada kesimpulan tersendiri terkait sebuah kenyataan yang telah diungkapkan Nyi Mas Roro Suwastri..
Baru saja gw ingin menanyakan apa yang sedang dipikirkan Bayu Barata, tiba-tiba sebuah aura berkekuatan tinggi sangat terasa akan muncul di sekitar kami.. Nyi Mas Galuh Pandita yang kesaktiannya berada diatas kami semua, langsung bersiap memegangi dua ujung Selendang Biru yang senantiasa dijadikannya senjata ampuh.. Sementara, Sekar Kencana, Nyi Mas Roro Suwastri dan Jagat Tirta serta Bayu Barata nampak sama bersikap waspada menunggu kemunculan sosok yang aura nya sudah sangat terasa meski wujud nya belum terlihat.. Gw juga tak mau tinggal diam, dan mulai menyalurkan sebagian tenaga dalam ke kedua telapak tangan untuk menggunakan Ajian Tapak Jagat..
Gw semakin meningkatkan kewaspadaan, saat melihat Nyi Mas Galuh Pandita mengangkat dua ujung selendang biru, begitu kepulan kabut tebal nan aneh tiba-tiba muncul dari arah depan, samping kiri dan kanan.. Meski kami semua memang berada di sebuah hutan didaerah pegunungan, namun kemunculan kabut putih nan tebal terasa sangat janggal di siang hari yang cerah seperti saat ini.. Apalagi, kabut tersebut hanya mengepung kami dari tiga bagian saja.. Tanpa menyelimuti ruang kosong yang ditumbuhi puluhan pohon-pohon besar di belakang.. Sudah jelas, ini adalah suatu kesaktian dari sosok misterius yang sebentar lagi akan muncul..
Dari jarak beberapa tombak didepan kami, Jagat Tirta sudah siap dengan menghunus Pedang Jagat Samudera untuk melindungi dua wanita yang ia cintai.. Sementara, Bayu Barata dan Nyi Mas Galuh Pandita merapatkan diri ke gw, dengan posisi bersiap untuk melindungi diri ini..
“Aku merasakan aura tiga sosok Jin yang kesaktiannya cukup tinggi akan segera muncul, Ngger.. Tapi jangan khawatir, aku rasa akan sanggup meladeni tiga jin itu.. Kau siapkan saja ilmu yang kau miliki untuk sekedar berjaga-jaga” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita, yang gw sambut dengan anggukan kepala dan kedua telapak tangan sudah memendarkan sinar putih..
Belum sedetik Nyi Mas Galuh Pandita selesai berucap, pandangan mata gw menangkap tiga sosok bayangan hitam samar mulai muncul dibalik kabut putih misterius yang mengungkung kami dari tiga arah.. Kedua mata gw mulai terpicingkan mencoba menggunakan Ajian Tembus Pandang untuk melihat sosok yang identitasnya masih tersembunyi dibalik kabut..
Namun gagal.. Jangan kan melihat rupa tiga sosok misterius dibalik kabut, untuk menembus lapisan asap tebal nan aneh yang mengurung kami pun, gw tidak mampu.. Gw hanya bisa melihat siluet postur tubuh ketiga sosok yang masih tersembunyi dalam kabut.. Di arah depan, gw melihat siluet tubuh seorang laki-laki berpostur tinggi tegap dan gagah.. Sementara, dari arah samping kiri menampilkan bayangan sosok laki-laki tinggi kurus.. Dan di arah terakhir, yakni disamping kanan, gw dapat melihat siluet sosok seekor hewan berkaki empat berpostur besar..
Jagat Tirta yang sudah menghunus Pedang Jagat Samudera dengan kedua tangan, tepat di depan dadanya, nampak sangat bersiap sekali untuk menangkis atau membalas serangan dari ketiga sosok misterius yang mulai terlihat berjalan mendekat..
“Siapapun ada nya diri kalian yang bersembunyi dalam kabut, kami semua sama sekali tidak takut dan akan menyerang jika kalian bermaksud buruk.. Lebih baik, tunjukkan siapa sebenarnya diri kalian bertiga” Teriak Jagat Tirta dengan posisi tubuh bergerak-gerak memutar ke arah depan, samping kiri dan kanan..
Satu pun dari kami tidak ada yang mengeluarkan suara.. Semua sudah sangat bersiap menghadapi tiga sosok tamu tak diundang, yang tiap-tiap sosoknya masih tidak jelas terselubung dalam kabut.. Bahkan, Sekar Kencana dan Nyi Mas Roro Suwastri yang tadi saling berpelukan pun, sudah memegangi selendangnya masing-masing dengan wajah sedikit tegang..
“Bedebah! Mereka bertiga tetap tak mau menunjukkan diri.. Baiklah! Aku harus melakukan sesuatu untuk melihat seperti apa wujud ketiga tamu kita itu” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita dengan nada jengkel, yang setelahnya langsung melesat kedepan melewati Jagat Tirta, sambil sempat berputar dan mengibaskan satu ujung Selendang Biru..
WUSHHHH!!! BRAKKKK!!! BRAKK!! BRAKKKK!!!
Serangkuman angin besar tercipta dari kibasan Selendang Biru Nyi Mas Galuh Pandita.. Disusul terdengarnya suara tiga benturan keras saat angin dari Selendang Sakti menyapu kabut putih dari arah samping kanan, depan dan kiri.. Seluruh tanah tempat kami semua berpijak terasa bergetar hebat, saat benturan terjadi.. Pandangan gw sempat membesar menyaksikan gelombang angin yang tercipta dari kibasan Selendang Biru Nyi Mas Galuh Pandita, tidak mampu menghalau tebalnya kabut sedikitpun.. Bahkan serangan barusan seolah membentur tiga dinding gaib sangat kokoh, yang seakan-akan berada dibalik kabut..
Melihat upaya nya tidak membuahkan hasil, Nyi Mas Galuh Pandita nampak kian jengkel dan langsung memutar-mutar ujung Selndang Birunya ke atas.. Dari suara berdesing dan pendaran sinar biru yang keluar dari putaran Selendang, jelas sekali menandakan bahwa sosok isterinya Ki Suta sudah semakin tersulut emosinya..
“Sebaiknya, kau mundur dua tombak ke belakang, Raden” Ucap Bayu Barata yang membuat gw menganggukkan kepala..
Gw yang memang merasa sebentar lagi akan ada benturan kembali yang kemungkinan bisa jauh lebih hebat dari sebelumny, menuruti saran Bayu Barata dan melangkah mundur dua tombak ke belakang.. Sementara di depan, sosok Nyi Mas Galuh Pandita terlihat sudah memutar Selendang Biru nya dengan semakin cepat.. Dari tatapan mata yang berputar dan menyorot tajam ke arah tiga titik Kabut Tebal, Nyi Mas Galuh Pandita nampak sudah sangat siap untuk menyerang..
“Siapapun ada nya kalian yang dengan sama pengecutnya berlindung dalam kabut, aku akan membuat kalian bertiga menyesali tindakan karena telah berani mempermainkan diriku” Ancam Nyi Mas Galuh Pandita dengan suara bergetar mulai teraliri oleh amarah..
Mengetahui tidak ada sedikitpun tanggapan dari ketiga sosok misterius yang ada dibalik kabut, Nyi Mas Galuh Pandita langsung menghentakkan kedua kakinya dan melompat tinggi ke atas sambil bersiap melemparkan Selendang Biru..
“BERSIAPLAH KALIAN MENERIMA SERANGAN KU!!!” Teriak Nyi Mas Galuh Pandita yang sempat satu kali berputar sebelum melempar senjata nya..
Tiba-tiba..
“TUNGGU, PUTERI BRAJA KRAMA, GALUH PANDITA!!!” Pinta tiga sosok yang suara kerasnya masing-masing berasal dari tiga titik Kabut Tebal..
Untuk sesaat, Nyi Mas Galuh Pandita terkesiap mendengar suara yang terasa tak asing menyebut nama nya berasal dari balik tebal nya kabut.. Nyi Mas Galuh Pandita pun menghentikan gerakan dan mengurungkan serangan pamungkas.. Sosok Ibunda nya Jagat Tirta yang masih melayang-layang beberapa tombak diatas kami, nampak sedang menajamkan penglihatannya ke arah tiga titik kabut tebal.. Lalu, secara perlahan-lahan beliau turun dan berpijak kembali diatas tanah persis di depan putera nya..
Gw yang juga merasa pernah mendengar tiga suara sama dari balik kabut, sempat melihat wajah Nyi Mas Roro Suwastri yang sedang melirik ke arah Sekar Kencana sambil mengerutkan kening dan memasang wajah heran..
“Kalian menyebut nama Ayahanda ku, berarti kalian pun mengenal diriku.. Jika kedatangan kalian memang tidak bermaksud buru, lekas munculah dari balik tebalnya kabut” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita dengan suara yang terdengar tak lagi dipenuhi amarah..
Tak menunggu waktu lama, pandangan mata gw sempat menangkap bayangan seorang laki-laki berpostur tinggi tegap dan gagah yang ada di balik kabut di hadapan kami mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi..
Ajaib, sedikit demi sedikit kabut putih tebal yang mengungkung kami dari tiga arah berbeda perlahan-lahan mulai hilang seperti tersedot ke arah tengah.. Persisnya ke arah telapak tangan sosok bayangan seorang laki-laki gagah yang berada di posisi terhisapnya kabut.. Satu persatu sosok yang sedari tadi tersembunyi dalam pekat nya kabut putih, mulai terlihat..
“Tuan Senopati Kerajaan Padjadjaran” Ucap Sekar Kencana dan Bayu Barata secara bersamaan, begitu melihat sosok Macan Kumbang sedang berdiri di sebelah kanan, saat kabut yang menutupi nya lenyap..
Bersamaan dengan itu, pandangan mata gw membesar saat melihat sosok Kakek Tua bertelanjang dada dengan tubuh kurus kering muncul dari balik kabut yang mulai samar diarah kiri..
“Ada dua sosok jelmaan Ki Larang yang muncul.. Apa sosok yang ditengah itu sosok beliau yang asli?” Tanya gw dalam hati, saat mengetahui ada dua sosok jelmaan Ki Larang sudah nampak dari balik lenyapnya kabut di arah kanan dan kiri..
Pandangan gw langsung terpusat ke sosok ditengah yang nampak masih mengangkat tangan kanan.. Bersamaan dengan itu, sisa-sisa kabut tebal yang sempat beberapa saat menyelimuti sosok misterius terakhir yang ada di tengah, perlahan-lahan mulai menipis dan akhirnya menghilang..
“Ki Larang” Ucap gw lirih, bersamaan terdengar nya suara Nyi Mas Roro Suwastri dan Jagat Tirta yang menyebut nama sama, saat sosok seorang laki-laki gagah dan tampan muncul dari balik kabut yang sudah sempurna lenyap terhisap oleh telapak tangannya..
Nyi Mas Galuh Pandita yang nampak sedikit terkejut melihat kemunculan tiga sosok tak terduga, untuk sesaat mengikatkan kembali dua ujung Selendang Biru nya ke pinggang dan melemparkan pandangan tak suka ke arah sosok Macan Kumbang, sosok Kakek Tua kurus bertelanjang dada dan yang terakhir ke arah sosok laki-laki tampan yang ada dihadapannya..
“Jika saja aku tahu kau yang mempermainkan ku tadi, aku tidak akan menghentikan serangan, Wishnu Karma” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita, dengan air muka memandang remeh ke sosok laki-laki tampan jelmaan Ki Larang..
leobersamage107 dan 13 lainnya memberi reputasi
14